V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

advertisement
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kelompok panelis terlatih telah dibentuk dengan jumlah panelis
sebanyak 14 orang. Masing-masing panelis memiliki kemampuan baik pada
atribut sensori tertentu. P1 memiliki kemampuan baik dalam mengkuantifikasi
aroma beef. P7 memiliki kemampuan baik dalam mengkuantifikasi atribut
aroma lada, aroma pala, rasa manis dan rasa asin. P8 memiliki kemampuan
baik dalam mengkuantifikasi aroma beef dan aroma pala. P11 memiliki
kemampuan baik dalam mengkuantifikasi aroma beef, aroma lada, dan rasa
manis.
P12 dan P13 memiliki kemampuan baik dalam pengkuantifan rasa
manis. P14 dan P15 memiliki kemampuan baik dalam pengkuantifan aroma
smoke, rasa manis, dan rasa asin. P16 dan P17 memiliki kemampuan baik
dalam pengkuantifan aroma smoke. P18 memiliki kemampuan baik dalam
pengkuantifan aroma lada, aroma smoke, aroma pala, dan rasa asin. P20 dan
P22 memiliki kemampuan baik dalam pengkuantifan aroma lada dan rasa asin.
P21 memiliki kemampuan baik dalam mengkuantifikasi rasa manis dan rasa
asin. Peningkatan kemampuan kuantifikasi pada atribut selain atribut rasa
manis dan asin serta spesialisasi dapat dilakukan perusahaan dalam pengujian
berikutnya untuk menghemat waktu dan biaya pengembangan produk.
Pengkuantifan atribut sosis komersial yang dilakukan menggunakan
QDA menghasilkan nilai intensitas atribut masing-masing sampel. KSSG
memiliki intensitas aroma beef, aroma pala, aroma lada, aroma smoke, rasa
manis dan rasa asin berturut-turut sebesar 10.13 poin, 5.35 poin, 1.96 poin,
9,74 poin, 3.53 poin dan 7.00 poin. FSSG memiliki intensitas aroma beef
sebesar 7.73 poin, aroma pala 7.98 poin, aroma lada 4.43 poin, aroma smoke
6.72 poin, rasa manis 3.98 poin, dan rasa asin 10.45 poin.
BSSG memiliki intensitas aroma beef sebesar 10.23 poin, aroma pala
7.43 poin, aroma lada 2.54 poin, aroma smoke 4.44 poin, rasa manis 5.49 poin
dan rasa asin 7.86 poin. Sampel KSAY memiliki intensitas atribut sensori
masing-masing 5.43 poin, 1.78 poin, 5.49 poin, 1.78 poin, dan 4.85 poin
berturut-turut untuk aroma pala, aroma lada, aroma smoke, rasa manis, dan
61
rasa asin. FSAY memiliki intensitas aroma pala, aroma lada, aroma smoke,
rasa manis, dan rasa asin berturut-turut 5.20 poin, 4.19 poin, 3.96 poin, 2.04
poin, dan 9.69 poin. FICS memiliki intensitas aroma pala, aroma lada, aroma
smoke, rasa manis, dan rasa asin berturut-turut 6.08 poin, 4.46 poin, 6.80 poin,
3.23 poin, dan 11.07 poin.
Biplot sampel sosis sapi menunjukan bahwa tiap sampel sosis sapi yang
diuji memiliki karakter masing-masing yang tidak disamai oleh sampel lain.
FSSG memiliki karakter sebagai sosis sapi dengan atribut aroma lada dan rasa
asin. BSSG dicirikan sebagai sosis sapi dengan atribut rasa manis dominan.
KSSG merupakan sampel yang lebih dekat pada atribut aroma smoke.
Biplot sampel sosis ayam menunjukan tidak terdapat penggerombolan
sampel sosis ayam yang diuji. Tiap sampel memiliki ciri tertentu yang tidak
disamai oleh sampel lain. Menurut panelis, KSAY memiliki intensitas sensasi
yang rendah disemua atribut yang dikuantifikasi. FSAY merupakan sampel
sosis ayam yang cukup jauh dari semua atribut yang dikuantifikasi. Berbeda
dengan KSAY dan FSAY, FICS memiliki karakter cukup jelas. FICS dicirikan
sebagai sampel sosis ayam yang memiliki intensitas rasa manis lebih dominan
dibandingkan dengan atribut yang lain.
Produk acuan yaitu KSSG dan KSAY terbukti memiliki karakter yang
berbeda dengan sampel lain. KSSG memiliki keunggulan karakter diaroma
smoke. KSAY merupakan sampel dengan intensitas rendah di semua atribut
sensori yang dikuantifikasi. Dibutuhkan upaya pengembangan produk untuk
dapat bersaing dan memberikan karakter sensori pada sampel KSAY.
Dari seluruh penelitian dapat disarankan agar perusahaan tempat magang
melatih lebih lanjut kemampuan panelis supaya dapat menghasilkan
kemampuan mengevaluasi diatas 75% untuk setiap jenis atribut sensori yang
diuji.
62
B. Saran
Dari proses penyelenggaraan tema pemetaan produk selama magang
terlihat :
1. Masih ditemukan kemampuan evaluasi atribut sensori yang relative rendah
(kurang dari 75%). Untuk itu, perusahaan perlu meningkatkan kemampuan
panelis dalam evaluasi aroma-aroma tertentu terutama untuk aroma beef,
aroma pala, dan aroma smoke.
2. Panelis kurang memiliki motivasi. Untuk itu, diperlukan satu upaya
peningkatan motivasi dalam melakukan pengujian terutama untuk uji
deskripsi. Sebagai contoh, dapat dilakukan dengan pemberian insentif
diluar gaji bagi penelis dengan kemampuan tinggi.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui sampel sosis dengan
intensitas atribut sensori yang disukai oleh konsumen. Uji penerimaan
konsumen secara hedonik disarankan untuk dilakukan sehingga dapat
diketahui arah pengembangan produk yang bisa memuaskan harapan
konsumen.
63
Download