DownloadRakor Mendag dan Pemerintah Daerah

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Rakor Mendag dan Pemerintah Daerah
Kawal Harga dan Stok Barang Pokok Jelang Puasa dan Lebaran 2017
Jakarta, 22 Maret 2017 – Kementerian Perdagangan terus memantau dan memastikan ketersediaan stok,
kelancaran distribusi, dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok masyarakat menjelang Puasa dan Lebaran
2017/1438 H. Upaya ini dilakukan bersama-sama para Kepala Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan
seluruh Indonesia melalui rapat koordinasi (rakor) yang berlangsung hari ini, Rabu (22/3), di Kantor Kementerian
Perdagangan, Jakarta.
"Kemendag berupaya mengantisipasi sejak dini potensi kenaikan harga barang kebutuhan pokok menjelang hari
besar keagamaan nasional. Secara alamiah kenaikan harga terjadi akibat kenaikan permintaan. Ini yang harus
diantisipasi dengan ketersediaan stok," ungkap Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat memimpin rakor.
Hal ini sejalan dengan mandat Presiden Joko Widodo kepada Menteri Perdagangan untuk mengendalikan stok
dan harga pangan domestik.
Dalam rakor tersebut dibahas identifikasi ketersediaan pasokan dan harga barang kebutuhan pokok di tingkat
nasional dan di daerah; serta identifikasi kesiapan pemerintah daerah untuk menghindari terjadinya kekurangan
pasokan, gangguan distribusi, dan aksi spekulasi atau penimbunan barang kebutuhan pokok secara tidak wajar di
daerah masing-masing.
Mendag menjelaskan dari hasil pantauan dalam kurun waktu sebulan terakhir, tercatat harga barang kebutuhan
pokok cenderung stabil bahkan turun, terutama untuk cabe rawit merah, cabe merah besar, dan cabe merah
keriting, masing-masing turun 13,85%; 13,88%; dan 10,54%. "Harga barang pokok dalam sebulan terakhir relatif
stabil, bahkan cenderung turun. Kami akan terus memastikan harga barang pokok tetap stabil dan pasokan
terjaga," tegas Mendag.
Kemendag, lanjutnya, telah membangun sistem informasi harga dan pasokan yang terintegrasi. Hingga saat ini
telah dilakukan pemantauan harga barang pokok dan barang penting di 165 pasar rakyat yang ada di 34 ibu kota
provinsi dan 48 kab/kota secara harian.
Untuk tahun 2017 titik pantauan akan ditambahkan. "Tahun ini, selain titik pantuan harga tersebut, Kemendag
juga melakukan pantauan ketersediaan stok/pasokan 18 komoditas di 84 pasar rakyat, serta pasokan cabe dan
bawang merah di 10 pasar induk dan 6 sentra produksi," tegasnya.
Selain itu, Kemendag juga akan memanfaatkan Sistem Informasi Perdagangan Antar Pulau (SIPAP) untuk
mendukung implementasi program Tol Laut. "Pemanfaat SIPAP dapat mendorong perdagangan antarpulau yang
saling menguntungkan," imbuhnya.
Untuk meningkatkan upaya yang dilakukan Pemerintah Pusat, dalam rakor ini Mendag meminta Pemerintah
Daerah untuk turut memantau dan melaporkan perkembangan harga harian secara intensif di pasar pantauan
pada H-14 Puasa s/d H+2 Lebaran, serta jumlah stok barang kebutuhan pokok yang dimiliki pedagang di pasar
pantauan. "Laporan perkembangan harga dan jumlah stok barang pokok diperlukan untuk mengetahui perkiraan
kebutuhan stok harian barang kebutuhan pokok di pasar," jelas Mendag.
Dalam rakor tersebut, beberapa Kepala Dinas memaparkan laporan harga dan stok saat ini kepada Mendag.
Paparan ini menjadi masukan bagi Kemendag untuk melakukan pemantauan ke depannya. Mendag mengimbau,
jika terjadi kenaikan harga yang di luar kewajaran, Pemerintah Daerah diminta mengambil langkah-langkah
koordinatif untuk menstabilkan harga.
Keamanan dan kelancaran distribusi barang di daerah masing-masing pun menjadi perhatian utama Kemendag.
"Pemerintah Daerah diharapkan dapat mencarikan solusi alternatif distribusi apabila terjadi hambatan atau
gangguan kelancaran distribusi di tingkat regional dan nasional seperti pasar tumpah, kerusakan jalan, dan
hambatan lainnya," imbaunya.
Mendag juga meminta ditingkatkannya koordinasi antarinstansi di daerah untuk menjaga keamanan produk
pangan yang beredar, khususnya K3L; memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok untuk menghindari
keresahan masyarakat melalui kegiatan Operasi Pasar dan Pasar Murah di lokasi-lokasi permukiman masyarakat
berpendapatan rendah selama Puasa dan Lebaran; serta menjaga keamanan dan kelancaran distribusi pasokan
barang kebutuhan pokok yang didukung kesiapan moda angkutan barang.
Untuk menjaga kenyamanan pasar bagi masyarakat dalam memperoleh kebutuhan pokok, Mendag meminta agar
tidak ada lagi lapak-lapak di depan pasar. Ke depannya, kata Mendag, pasar harus dijalankan dengan manajemen
yang modern.
"Revitalisasi pasar rakyat yang menjadi program Kemendag juga dimaksudkan untuk mendukung kelancaran
logistik dan distribusi barang kebutuhan masyarakat, serta mendorong penguatan pasar dalam negeri," pungkas
Mendag.
Upaya-Upaya yang Sudah Dilakukan
Upaya-upaya lain yang sudah dan akan terus dilakukan Kemendag dalam menjaga ketersediaan pasokan barang
kebutuhan pokok yaitu optimalisasi peran BUMN sebagai penyangga dan stabilisator harga pangan. Mendag
menyebutkan upaya tersebut seperti memaksimalkan peran Perum BULOG dalam stabilisasi harga dan pasokan
beras, serta penyediaan alternatif pasokan yang lebih murah ke pasar, misalnya penyediaan daging beku.
Selain itu, Kemendag juga sudah memotong rantai distribusi. "Kemendag dan Kementan bekerja sama dengan
BUMN dan BUMD melakukan langkah optimalisasi distribusi secara langsung dari daerah yang berlebih
pasokannya ke daerah yang kekurangan," imbuh Mendag.
Pada Desember 2016 Kemendag memfasilitasi penandatanganan Nota Kesepahaman pendistribusian daging beku
antara Perum BULOG dengan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) (harga eceran Rp80.000/kg).
Sedangkan pada Januari 2017, Kemendag memfasilitasi Nota Kesepahaman pendistribusian gula antara produsen
gula dan distributor gula (harga eceran gula Rp12.500/kg).
Mendag juga meminta dengan tegas kepada pelaku usaha untuk tidak menaikkan harga secara tidak wajar dan
tidak menimbun barang dalam rangka spekulasi. "Pengawasan akan dilakukan secara terpadu bekerja sama
dengan aparat keamanan untuk menindak tegas para pelaku usaha yang menimbun barang dan melakukan
spekulasi harga," tegasnya.
Jaga Inflasi Volatile Food
Kemendag bertekad menjaga agar inflasi 2017 dapat sesuai target. Inflasi volatile food 2017 diupayakan berada di
bawah 5% dengan menjaga stabilitas pasokan dan harga barang pokok. Inflasi tahun 2017 ditargetkan sebesar
4% + 1%. Namun, ada tantangan yang dihadapi yaitu kebijakan energi yang akan diimplementasikan di 2017.
"Tingkat inflasi yang terjaga sangat penting dalam menjaga stabilitas dan gerak ekonomi suatu bangsa, karena
inflasi yang tinggi akan mengurangi kepercayaan investor, meningkatkan biaya produksi bagi dunia usaha,
mengurangi daya saing produk ekspor, dan meningkatnya suku bunga oleh perbankan. Untuk itu, Kemendag akan
berupaya optimal menjaga tingkat inflasi di bawah 5%," jelas Mendag.
Dalam lima tahun terakhir (2012-2016) inflasi mencapai titik tertinggi saat Puasa dan Lebaran, tahun ajaran baru,
serta Natal, dan Tahun Baru. Inflasi tertinggi dicapai pada Juli 2013 dan Desember 2014 masing-masing sebesar
3,29% dan 2,46%.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Luther Palimbong
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Indrasari Wisnu Wardhana
Plt. Direktur Bahan Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3858210, 021-3858171
Email: [email protected]
Download