bab i ekosistem hutan - Sertifikasi Guru Rayon UNS

advertisement
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
TEKNIK REHABILITASI DAN REKLAMASI HUTAN
BAB I
EKOSISTEM HUTAN
DR RINA MARINA MASRI, MP
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017
BAB I
EKOSISTEM HUTAN
Ekosistem adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi di suatu tempat yang
mengadakan interaksi secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungan biotik dan
abiotic secara timbal balik. Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan dan binatang yang
hidup dalam lapisan dan di permukaan tanah serta berada pada suatu kawasan yang
membentuk suatu kesatuan ekosistem dalam kondisi keseimbangan dinamis.
Ekosistem hutan adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi binatang dan
tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam lapisan dan di permukaan tanah dan terletak pada
suatu kawasan serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam
keseimbangan yang dinamis yang mengadakan interaksi baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan lingkungannya dan antara yang satu dan yang lainnya tidak dapat
dipisahkan. Sumber : http://ayu-ulss.blogspot.co.id/2013/12/ekosistem-hutan.html
Gambar 1. Ekosistem hutan
(http://3.bp.blogspot.com/OInW73GkWGo/USnHksABAgI/AAAAAAAACGk/6dSAIaRVQ4U/s320/rainforest.jpg )
Ekosistem hutan tersusun atas komponen hidup (biotik) dan komponen tidak hidup (abiotic).
Komponen biotik meliputi semua jenis mahluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan
dan mikroorganisme. Komponen biotik berdasarkan perannya dapat dikelompokkan menjadi
3 golongan, yaitu :
1

Produsen. Produsen juga dikenal sebagai organisme autotroph, yaitu organisme yang
mampu membuat makanan sendiri dengan mensintesis bahan anorganik maupun
bahan organic sederhana dengan bantuan energi matahari melalui proses
fotosintesis. Contohnya : tumbuhan hijau.

Konsumen. Konsumen juga dikenal sebagai organisme heterotroph, yaitu organisme
yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Organisme ini memanfaatkan
bahan-bahan organic sebagai makanannya dan bahan makanan tersebut disediakan
oleh organisme lain. Konsumen dibedakan berdasarkan makanannya, yaitu :
a. Herbivora (pemakan tumbuhan), misalnya kambing, sapid dan kerbau.
b. Karnivora (pemakan daging), misalnya srigala, harimau dan singa.
c. Omnivora (pemakan tumbuhan dan daging), misalnya ayam, tikus, kera dan
manusia.

Pengurai (decomposer)
Organisme ini merombak dan menguraikan bahan organic dari organisme mati
(bahan organic kompleks). Organisme menyerap sebagian hasil penguraian dan
melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.
Organisme yang termasuk pengurai adalah jamur dan bakteri.
Gambar 2. Komponen Produsen, Konsumen dan Pengurai dalam Ekosistem
(Sumber : http://4.bp.blogspot.com/HY_HEzPwyCM/UYUKKpeoTGI/AAAAAAAACMg/duSEOJ5Ceu8/s1600/rantai+m.jpg)
2
Komponen abiotic meliputi komponen tidak hidup sebagai berikut :
1. Tanah, merupakan tempat hidup bagi organisme.
2. Air, berperan penting dan berpengaruh terhadap ekosistem.
3. Suhu, berpengaruh terhadap ekosistem.
4. Kelembaban, berpengaruh terhadap kecepatan penguapan air dari permukaan tubuh
organisme.
5. Angin, berperan dalam penyebaran biji dan spora serta berpengaruh terhadap
kelembaban.
6. pH (derajat keasaman tanah atau air), berpengaruh terhadap distribusi tumbuhan
dalam tanah dan dalam air tawar.
7. Cahaya matahari, dapat mempengaruhi ekosistem.
8. Ketinggian, dapat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tertentu.
9. Garis lintang, secara tidak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di
permukaan bumi.
Gambar 3. Komponen Biotik dan Abiotik dalam Ekosistem
(Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-QALKqJCVqsM/VW2tUWHrAI/AAAAAAAADIM/Yoj6iiO64H4/s640/komponen%2Bpenyusun%2Bekosistem.jpg)
3
Satuan Mahluk Hidup dalam Ekosistem Hutan
Mahluk hidup membutuhkan lingkungan sebagai tempat hidup. Lingkungan merupakan suatu
kondisi eksternal yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organisme di suatu
wilayah. Kemampuan bertahan hidup (survival) suatu organisme atau mahluk hidup
bergantung pada kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan sekitar. Organisme ada yang
hidup berkelompok atau sendiri (soliter) dalam suatu lingkungan. Fenomena di lapangan
menandakan bahwa di dalam ekosistem didapati satuan-satuan mahluk hidup. Satuan-satuan
mahluk hidup, yaitu :
a. Individu. Individu adalah satu mahluk hidup, misalnya seekor semut, burung dan
sebatang pohon.
b. Populasi. Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat berkembangbiak
serta berada pada tempat yang sama dalam kurun waktu yang sama. Contoh populasi
adalah sekelompok domba di lapangan penggembalaan.
c. Komunitas. Komunitas adalah kumpulan beberapa macam populasi yang menempati
daerah yang sama pada waktu yang sama. Contohnya adalah komunitas hutan jati,
padang rumput dan hutan pinus.
d. Ekosistem. Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya yang
membentuk suatu hubungan timbal balik di antara komponen-komponennya.
Komponen suatu ekosistem mencakup seluruh mahluk hidup dan mahluk tidak hidup
yang terdapat di dalamnya.
e. Bioma. Bioma adalah suatu ekosistem darat yang khas dan luas cakupannya.
f. Biosfer. Biosfer adalah berbagai bioma di permukaan bumi yang saling berhubungan
dan membentuk system yang lebih besar.
4
Gambar 4. Satuan-Satuan Mahluk Hidup (Individu, Populasi, Komunitas, Ekosistem, Bioma,
Biosfer)
Sumber : (https://3.bp.blogspot.com/-JWMX3fFaMdE/VmaszEcqRVI/AAAAAAAAAN8/aecqR3vcZE/s640/Tingkat%2BOrganisasi%2Bdalam%2BEkosistem.jpg)
Ekosistem berdasarkan proses pembentukannya dibedakan menjadi ekosistem buatan dan
ekosistem alami. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa
campur tangan manusia. Contohnya rawa, sungai dan laut. Eksosistem buatan adalah
ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Contohnya ekosistem sawah, kebun, kolam,
waduk dan akuarium.
Gambar 5. Ekosistem Alami
Sumber : (http://3.bp.blogspot.com/-Q_OE7hDgiLw/TylQMwKLhFI/AAAAAAAAADw/tNzS7h8a54/s1600/nmm.bmp)
5
Gambar 6. Ekosistem Buatan
Sumber : (http://2.bp.blogspot.com/qUYuc4JUfA0/VXEp_2E8zrI/AAAAAAAADLI/McDQvsX8uBY/s640/ekosistem%2Bbuatan%2B%2Bsawah.jpg)
Jenis-Jenis Ekosistem Hutan
Ekosistem hutan secara garis besar dibagi menjadi 3, yaitu : ekosistem hutan jarum,
ekosistem hutan gugur daun dan ekosistem hutan hujan tropis.
a. Ekosistem Hutan Jarum.
Pengelompokan hutan jarum karena biji-bijinya diproduksi di dalam cone atau
kerucut. Hutan cemara, cedar, larch dan pinus yang luas berada di wilayah bersuhu
dingin dan keras dan dengan musim panas yang singkat dan curah hujan yang rendah.
Contohnya : hutan jarum di utara Amerika, Eropa, Asia dan wilayah-wilayah
pegunungan. Mayoritas hutan pohon jarum berdaun jarum (permukaan daun sempit
yang bermakna air yang hilang sedikit akibat evaporasi) dan selalu berdaun hijau
(tidak pernah menggugurkan daunnya) sehingga dapat menghasilkan makanan
sepanjang tahun. Pohon-pohon hutan jarum tidak banyak menyediakan banyak
makanan untuk kehidupan binatang karena daunnya berbentuk jarum yang keras
6
serta dahan-dahannya jarang. Hanya ada sedikit tumbuhan di hutan jarum yang
tumbuh di permukaan tanah karena tanahnya tidak subur dan kekurangan sinar
matahari (terhalang oleh pepohonan).
Kehidupan di hutan jarum terbatas. Suhu udara terlalu dingin bagi bakteri dan cacing
tanah, sehingga dekomposisi sisa-sisa tumbuhan menjadi lambat, tanahnya berada di
sisa-sisa tumbuhan yang tidak terdekomposisi sehingga mengandung sedikit humus,
daur nitrogen dan mineral tidak efektif. Sebagian binatang telah berinteraksi untuk
hidup di dalam hutan sepanjang tahun, misalnya rusa besar yang berkelana jauh
mencari makanan sedangkan beruang dan tupai tidur (berhibernasi) di musim dingin
dan hidup dari lemak yang dikumpulkan dari makanan musim panas. Musim panas
yang hangat dan singkat memperlihatkan aktivitas. Serangga berkembang biak
dengan cepat dan menjadi persediaan makanan bagi burung-burung yang bersamasama berimigrasi ke utara untuk membuat sarang. Pohon cemara berkembang cepat
untuk memanfaatkan sinar matahari.
Gambar 7. Ekosistem Hutan Jarum
Sumber : (http://1.bp.blogspot.com/Hi1WLV4SVTs/VHMmQoQLPlI/AAAAAAAAOXU/6dZ64kUvw9M/s1600/taiga.jpg)
b. Hutan Gugur Daun
Kata gugur daun menggambarkan pohon-pohon yang menggugurkan daunnya
setahun sekali. Pohon-pohon gugur daun merupakan tumbuhan berbunga yang
7
biasanya berbunga setahun sekali pada musim semi. Hutan gugur daun bisa
ditemukan di wilayah-wilayah dengan suhu sedang dengan curah hujan yang tinggi
sepanjang tahun. Banyak wilayah di Eropa, Asia bagian timur dan Amerika bagian
timur pernah mempunyai hutan pohon gugur daun, seperti : ekosistem beech (pohon
berkulit halus berwarna abu-abu), maple dan pohon ash. Hutan gugur daun
mempunyai daun yang lebar dan besar untuk menyerap banyak sinar matahari untuk
berfotosintesis. Daun-daunnya berguguran sebelum musim dingin, sebelum angin
kencang dan hawa dingin yang merusaknya. Setiap pohon menyediakan rumah dan
makanan bagi komunitas satwa liar besar. Tanah subur dengan banyak sinar matahari
memungkinkan beragam jenis tumbuhan untuk tumbuh.
Tumbuh-tumbuhan hutan gugur daun menyediakan makanan untuk kehidupan
binatang. Daun-daun yang berguguran setiap tahun dan sekumpulan pengurai
membuat tanah kaya akan humus, nitrat dan mineral. Kegiatan binatang di musim
dingin lebih banyak dibandingkan di hutan pohon jarum tetapi kehidupan masih jauh
lebih banyak pada musim semi dan musim panas yang hangat dan cerah. Banyak
kehidupan tumbuhan, serangga, burung dan mamalia.
Gambar 8. Ekosistem Hutan Gugur Daun
Sumber : (http://andimanwno.files.wordpress.com/2009/02/hutan-gugur-01.jpg)
8
c. Hutan Hujan Tropis.
Hutan hujan tropis merupakan hutan yang didominasi oleh kumpulan pohon – pohon
tinggi yang tumbuh sangat rapat dan mempunyai daun lebar yang selalu hijau. Hutan
hujan tropis ini terletak pada daerah yang mempunyai suhu dan mempunyai tingkat
curah hujan yang tinggi yaitu sekitar 1800 mm sampai 2000 mm per tahun. Ciri ciri
hutan hujan tropis yang paling khas adalah adanya tingkat keanekaragaman spesies
yang tinggi yang tumbuh dan berkembang di dalamnya.
Hutan hujan tropis yang besar membentang mengelilingi ekuator dan menutupi
sebagian besar wilayah Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika Tengah, Asia
Tenggara dan Australia Utara. Hutan Hujan Tropis merupakan ekosistem dunia yang
paling kompleks yang mengandung sumber kekayaan hutan ini berkembang kompleks
yang mengandung sumber kekayaan hutan hujan ini berkembang di wilayah-wilayah
yang selalu bercurah hujan dan bersuhu tinggi. Selama ratusan tahun hutan hujan
tropis telah mengembangkan habitat satwa liar terkaya di dunia wilayah permukaan
bumi yang tertutup oleh hutan hujan tropis hanyalah kurang dari pada 10 %, tetapi
spesies binatang dan tumbuhan yang ada di dalamnya mencapai hingga 50 % sampai
70 %. Hutan hujan terbesar di dunia adalah hutan Amazon di Brazil.
Gambar 9. Ekosistem Hutan Hujan
9
Sumber : (http://www.belajarbiologi.com/wp-content/uploads/2014/06/ekosistem-hutanhujan-di-kalimantan.jpg)
Semua hutan hujan mempunyai susunan yang sama, yaitu lima lapisan utama, setiap
lapisan mempunyai kehidupan tumbuhan dan binatang sendiri.
1. Lapisan Atas Kanopi.
Lapisan kanopi terdiri atas beberapa pohon tertinggi yang ketinggiannya
mencapai 9,144 meter sampai dengan 15,24 meter di atas rata-rata tinggi
pepohonan di bawahnya. Lapisan atas kanopi terdapat elang jambul dan burung
pemangsa lainnya mengawasi binatang-binatang yang akan dimangsa.
2. Lapisan Kanopi.
Ketinggian pohon mencapai 30,48 sampai dengan 39,69 meter dari tanah dan
beberapa di atasnya mempunyai ketebalan 9,144 meter. Lapisan kanopi
merupakan atap yang selalu hijau yang terbentuk oleh gabungan dedaunan dan
cabang-cabang puncak pohon. Sebagian besar tumbuhan dan binatang hutan
terdapat di lapisan kanopi untuk mendapatkan matahari yang berlimpah.
3. Lapisan Bawah Kanopi.
Lapisan bawah kanopi terdiri atas puncak-puncak pohon yang kurang tinggi dan
hanya mendapatkan sedikit sinar matahari, seperti : palma dan pohon-pohon
muda yang berjuang tumbuh. Lapisan bawah kanopi relatif tipis dibandingkan
dengan lapisan kanopi serta mempunyai komunitas kehidupan tumbuhan dan
binatang sendiri.
4. Lapisan Semak.
Lapisan semak terdiri dari belukar dan pohon-pohon kecil. Lapisan semak
bergantung pada sinar matahari yang menembus lapisan atas dan jika tidak ada
sinar matahari yang mencapai lapisan semak maka lapisan semak akan tipis dan
jarang.
5. Lapisan Bawah.
10
Lapisan bawah terdapat pakis dan rerumputan yang membentuk lapisan di
permukaan tanah. Binatang yang tinggal di lapisan bawah adalah tapir dan
beragam serangga.
Gambar 10. Lapisan-Lapisan Hutan
Sumber : (http://4.bp.blogspot.com/
nqbU8NHArYk/UWPacjWcgtI/AAAAAAAACho/2WPgBmAMjzE/s1600/hutan-hujan.jpg)
Letak Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terletak pada daerah sekitar khatulistiwa, yaitu pada daerah Asia Selatan
dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik,
Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan.
Struktur Hutan Hujan Tropis
Berdasarkan struktur hutan yang dimilikinya, hutan hujan tropis memiliki empat lapisan yang
masing – masing lapisan merupakan habitat dari flora dan fauna dan termasuk di dalamnya
adalah flora dan fauna yang dilindungi. Lapisan – lapisan tersebut adalah :

Lapisan Tajuk Kanopi (emergent) yaitu lapisan yang berada pada ketinggian lebih dari 30
m dari permukaan tanah. Lapisan ini dapat berdiri sendiri-sendiri atau berkelompok tetapi
11
tidak banyak. Lapisan tajuk kanopi mempunyai ciri pohon yang rapat oleh cabang dan
daun sehingga sinar matahari tidak dapat masuk kedalam hutan. Selain ciri tersebut, ciri
lain dari lapisan ini adalah adanya tumbuh – tumbuhan yang merambat, menggantung,
dan menempel pada dahan-dahan pohon, seperti rotan, anggrek, dan jenis paku-pakuan.
Sedangkan fauna yang terdapat pada daerah ini adalah burung elang, kupu – kupu,
kelelawar dan monyet.

Lapisan Kanopi atas (upper canopy) yaitu lapisan yang berada ketinggian antara 24–36 m
dari permukaan tanah. Pada lapisan ini cahaya matahari dapat masuk dengan mudah,
tetapi hanya pada bagian atas saja. Fauna yang terdapat pada daerah ini adalah berbagai
jenis burung, serangga, kelelawar dan primata. Lapisan ini merupakan sumber makanan
bagi beberapa hewan, hal ini menyebabkan beberapa hewan tersebut tidak pernah turun
ke lantai hutan. Berdasarkan penelitian, lapisan Kanopi Atas ini merupakan habitat dari
50% dari semua spesies flora yang ada.

Lapisan Bawah kanopi (understory) yaitu merupakan lapisan yang terletak antara kanopi
dan lantai hutan (forest floor) dan terdiri dari pohon-pohon muda atau pohon-pohon yang
tertekan pertumbuhannya. Lapisan bawah kanopi ini merupakan habitat dari sebagian
besar serangga, burung, ular, kadal, dan predator seperti jaguar, boa dan macan tutul.

Lapisan Lantai hutan (forest floor) yaitu merupakan lapisan yang terhalang cahaya
matahari. Jadi didalamnya cukup gelap. Jenis flora yang dapat hidup hanya flora yang
dapat tumbuh hanya sedikit atau tanpa cahaya matahari sama sekali dan juga terdapat
flora dengan jenis yang dapat tumbuh keatas hingga mencapai lapisan tajuk kanopi
dengan cara melilit dan mengait cabang. Jenis – jenis flora yang tumbuh pada lingkungan
di lapisan ini adalah seperti jamur dan kapang. Sedangkan jenis fauna yang hidup pada
daerah ini merupakan jenis organisme pengurai seperti rayap dan cacing tanah.
Jenis Hutan Hujan Tropis
Jenis Hutan hujan Tropis dibagi menjadi berbagai jenis berdasarkan berbagai aspek, misalnya
berdasarkan ketinggian tempat, berdasarkan iklim di Indonesia, berdasarkan Physiognomi,
berdasarkan sosiologi vegetasi dan juga berdasarkan lingkungan azonal.
12
1. Berdasarkan Ketinggian tempat
Berdasarkan ketinggian tempat terdapatnya hutan dari permukaan laut, hutan hujan
tropis dapat dibedakan menjadi 3 zona, yaitu :
Hutan Hujan Tropis Zona 1
Zona 1 ini terletak pada ketinggian 0 – 1000 m dari permukaan laut. Zona 1 ini disebut
juga dengan hutan hujan bawah. Penyebaran hutan hujan bawah di Indonesia ini meliputi
wilayah Indonesia Bagian Barat hingga Indonesia Bagian Tengah yaitu di daerah sekitar
Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, dan juga Indonesia Bagian Timur seperti
pada daerah Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi dan Maluku.
Pada wilayah Zona 1 ini banyak tumbuh jenis flora menurut ketinggian dan iklim yaitu
seperti jenis anggota famili Dipterocarpaceae terutama anggota genus Dipterocarpus,
Shorea, Vatiea, Cotylelobium, Dryobalanops, dan Hopea. Selain spesies pohon anggota
family Dipterocarpaceae tersebut, ada juga spesies pohon lain dari anggota famili
Myrtaceae, Myristicaceae, Lauraceae, dan Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota genus
Agathis, Kompasia, dan Dyera.
Pada ekosistem zona 1 yang ada pada wilayah Jawa dan Nusa Tenggara, tumbuh jenis
spesies pohon anggota genus Altingia, Bischofia, Castanopsis, Ficus, dan Gossampinus,
serta spesies-spesies pohon dari famili Leguminosae. Sedangkan pada ekosistem zona 1 di
wilayah Sulawesi, Maluku, dan Irian,didominasi oleh spesies pohon Palaquium spp.,
Koordersiodendron pinnatum, Intsia spp., Diospyros spp., Canarium spp., dan Pometia
pinnata. Selain berbagai jenis pohon yang mendominasi, ada juga spesies – spesies
tumbuhan merambat yang juga banyak dijumpai seperti anggota famili Apocynaceae,
Araceae, dan berbagai spesies rotan.
Hutan Hujan Tropis Zona 2
Zona 2 ini terletak pada ketinggian 1000 – 3300 meter dari permukaan laut. Zona 2 ini
disebut juga dengan hutan hujan tengah. Zona 2 ini menyebar pada daerah Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulawesi, sebagian Indonesia Timur, Aceh dan Sumatera Utara. Jenis flora
yang mendominasi adalah dari genus Quercus, Castanopsis, Nothofagus, dan anggota
famili Magnoliaceae.
13
Jenis ekosistem pada wilayah ini mempunyai ciri khasnya pada masing – masing wilayah.
Misalnya seperti di Aceh dan Sumatera Utara yang mempunyai tumbuhan khas berjenis
pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah mempunyai tumbuhan khas berjenis Albizzia
montana dan Anaphalis javanica, lalu tumbuhan khas di Jawa Timur adalah spesies
pohon Cassuarina spp., di Sulawesi yang khas adalah genus Agathis dan Podocarpus serta
pada wilayah Indonesia Timur, terdapat genus Trema, Vaccinium dan Podocarpus
imbricatus.
Hutan Hujan Tropis Zona 3
Zona 2 ini terletak pada ketinggian 3300 – 4100 meter dari permukaan laut. Zona 3 ini
disebut juga dengan hutan hujan atas. Wilayah zona 3 ini hanya terdapat pada daerah
Irian Jaya dan sebagian Indonesia Barat. Jenis flora yang ada umumnya berupa kelompok
hutan yang terpisah – pisah oleh padang rumput dan belukar. Pada ekosistem di wilayah
Irian Jaya ini banyak mengandung spesies pohon Conifer yaitu pohon yang daunnya
menyerupai jarum, genus Dacrydium, Libecedrus, Phyllocladus dan Podocarpus, spesies
pohon Eugenia spp, dan Calophyllum. Sedangkan pada daerah Indoensia Barat, terdapat
Leptospermum, Tristania, Phyllocladus.
2. Berdasarkan Iklim Indonesia
Berdasarkan iklim yang terdapat di Indonesia, Hutan Hujan tropis terbagi menjadi 4 yaitu:
(a) Hutan Tropis Basah – Hutan ini memiliki tingkat dan manfaat curah hujan yang tinggi.
Wilayah hutan ini terdapat pada daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku
Utara dan Papua. Jenis tanaman yang tumbuh adalah seperti pohon Meranti, pohon
keruing, pohon kapur, pohon kayu besi dan pohon kayu hitam.
(b) Hutan Muson Basah – Jenis hutan muson basah memiliki curah hujan sekitar 1250
mm – 2000 mm per tahun. Wilayah penyebarannya ada pada daerah Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Hutan ini memiliki musim kemarau antara 4 – 6 bulan. Jenis pohon
yang tumbuh adalah seperti pohon kayu jati, pohon mahoni, pohon sonokeling,
pohon pilang dan kelampis.
14
(c) Hutan Muson Kering – Hutan Muson Kering memiliki curah hujan kurang dari 1250
mm per tahun dan memiliki musim kemarau antara 6 – 8 bulan. Wilayah hutan muson
kering ini terdapat pada daerah Jawa Timur bagian ujung, Bali, Lombok dan Sumbawa.
Jenis pohon yang tumbuh pada wilayah ini umumnya adalah kayu jati dan Eukaliptus.
(d) Hutan Sabana – Jenis Hutan Sabana memiliki curah hujan kurang dari 1000 mm per
tahun dan musim kemarau antara 4 sampai 6 bulan. Wilayah ini terdapat pada daerah
Flores, Sumba, dan Timor. Didalamnya merupakan wilayah bioma sabana. Jenis
vegetasi yang tumbuh adalah kelompok semak belukar yang diselingi oleh padang
Ketergantungan dalam Ekosistem Hutan
Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya.
Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat
saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati
dengan non-hayati membentuk system ekologi yang disebut ekosistem. Ekosistem berisi
rantai makanan, aliran energi dan siklus biogeokimia.
Rantai Makanan
Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui
sederetan organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi mengenal tiga
macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit dan rantai saprofit.
1. Rantai Parasit. Rantai parasite dimulai dari organisme besar hingga organisme yang
hidup sebagai parasite. Contoh organisme parasite antara lain cacing, bakteri dan
benalu.
2. Rantai Saprofit. Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai.
Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai saprofit tidak berdiri sendiri tapi saling
berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
3. Rantai pemangsa. Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau
sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat sebagai
herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa
15
herbivora sebagai konsumen II dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora
maupun herbivora sebagai konsumen III.
Gambar 11. Rantai Makanan
Sumber : (http://kliksma.com/wp-content/uploads/2015/05/Contoh-Rantai-Makanan.jpg)
Aliran Energi
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi diperoleh
organisme dari makanan yang dikonsumsi dan digunakan untuk aktivitas hidup. Cahaya
matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan. Tumbuhan berklorofil
memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Organisme yang menggunakan energi
cahaya matahari untuk mengubah zat an-organik disebut kemo-autotrof. Energi yang
tersimpan dalam makanan inilah yang digunakan untuk oleh konsumen untuk melakukan
aktivitas hidupnya. Pembesaran energi yang tersimpan dalam makanan dilakukan dengan
oksidasi (respirasi).
Golongan organisme autotrof merupakan makanan penting bagi
organisme heterotroph, yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri,
misalnya manusia, hewan dan bakteri tertentu. Makanan organisme heterotroph berupa
bahan organik yang sudah jadi.
Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi
yang lain, dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer, konsumen tingkat
tinggi sampai saproba di dalam tanah.
16
Gambar 12. Aliran Energi
Sumber : (https://funbiologyfun.files.wordpress.com/2012/01/aliran-energi-danmineral.jpg?w=560)
Manfaat Hutan bagi Kehidupan
Hutan telah dijadikan lahan untuk mencari nafkah hidup sejak zaman dahulu. Kearifan lokal
manusia untuk melindungi dan melestarikan hutan dan lingkungan pun telah lama agar
hutan dapat tetap menjadi primadona penopang kehidupan. Hutan memiliki manfaat yang
langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan manusia.
A. Manfaat Langsung
1. Sumber bahan atau konstruksi bangunan (rumah, jembatan, kapal, perahu,
bantalan kereta api, tiang listrik, plywood, particle board, panel-panel dan lainlain.
2. Sumber bahan pembuatan perabot rumah (meubel, ukiran, piring, sendok,
mangkok, dan lain-lain).
3. Sumber bahan pangan (sagu, umbian, sayuran, dan lain-lain).
4. Sumber protein (madu, daging, sarang burung, dan lain-lain).
5. Sumber pendukung fasilitas pendidikan (pinsil dan kertas).
6. Sumber bahan bakar (kayu api, arang, dan lain-lain).
17
7. Sumber oksigen (pernafasan manusia, respirasi hewan).
8. Sumber pendapatan (penjualan hasil hutan kayu dan non kayu).
9. Sumber obat-obatan (daun, kulit, getah, buah/biji).
10. Habitat satwa (makan, minum, main, tidur).
Gambar 13. Manfaat Langsung Hutan
Sumber : (http://leuserantara.com/wp-content/uploads/2014/11/illegal-logging-darimalaysia.jpg)
B. Manfaat Tidak Langsung
1. Pengatur system tata air (debit air, erosi, banjir, kekeringan).
2. Kontrol pola iklim (suhu, kelembaban, penguapan).
3. Kontrol pemanasan bumi.
4. Ekowisata (rekreasi, berburu, camping, dan lain-lain).
5. Laboratorium plasma nuftah (taman nasional, kebun raya, dan lain-lain).
6. Pusat pendidikan dan penelitian.
7. Sumber bahan pendukung industry-industri kimia (pewarna, terpen, kosmetik,
obat-obatan, tekstil, dan lain-lain).
8. Menghasilkan devisa lewat progam CDM dan REDD.
18
Gambar 14 . Manfaat tidak langsung hutan
Sumber : (http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2010/01/g8.jpg)
Hutan merupakan suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup dalam
lapisan dan permukaan tanah, yang terletak pada suatu kawasan dan membentuk ekosistem
yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamis. Proses-proses yang berhubungan, yaitu :
1. Hidrologis. Hidrologis artinya hutan merupakan gudang penyimpanan air dan tempat
menyerapnya air hujan maupun embun yang mengalirkannya ke sungai-sungai yang
memiliki mata air di tengah-tengah hutan secara teratur menurut irama alam. Hutan
juga berperan untuk melindungi tanah dari erosi serta daur unsur haranya.
Gambar 15. Proses Hidrologis
19
Sumber :
(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/af/Watercyclebahasaindonesia
high.jpg/300px-Watercyclebahasaindonesiahigh.jpg)
2. Iklim. Iklim artinya komponen ekosistem alam yang terdiri dari unsur-unsur hujan
(air), sinar matahari (suhu), angina dan kelembaban yang sangat mempengaruhi
kehidupan yang ada di permukaan bumi, terutama iklim makro maupun mikro.
Gambar 16. Proses Iklim
Sumber :
(http://karangploso.jatim.bmkg.go.id/images/artikel/Pertanyaan_yang_Sering_Diajukan_me
ngenai_Perubahan_Iklim/gambar_2.jpg)
3. Kesuburan tanah. Kesuburan tanah artinya tanah hutan merupakan pembentuk
humus utama dan penyimpan unsur-unsur mineral bagi tumbuhan lain. Kesuburan
tanah sangat ditentukan oleh faktor-faktor, seperti jenis batu induk yang
membentuknya, kondisi selama dalam proses pembentukan, tekstur dan struktur
tanah yang meliputi kelembaban, suhu dan air tanah, topografi wilayah, vegetasi dan
jasad-jasad hidup. Faktor-faktor tersebut yang kelak menyebabkan terbentuknya
bermacam-macam formasi hutan dan vegetasi hutan.
20
Gambar 17. Proses Kesuburan tanah
Sumber : (http://images.slideplayer.info/7/1885915/slides/slide_3.jpg)
4. Keanekaragaman genetic. Keanekaragaman genetik artinya hutan memiliki kekayaan
dari berbagai jenis flora dan fauna. Jika hutan tidak diperhatikan dalam pemanfaatan
kelangsungannya maka dapat terjadi erosi genetik karena semakin berkurang habitat
flora dan fauna.
Gambar 18. Proses Keanekaragaman Genetik
Sumber : (http://www.pelajaransekolahonline.com/wpcontent/uploads/2016/02/Keanekaragaman-Gen-Jenis-dan-Ekosistem-300x207.jpg)
5. Sumberdaya alam. Sumberdaya alam artinya hutan mampu memberikan sumbangan
hasil alam yang cukup besar bagi devisa negara, terutama di bidang industry. Hutan
juga memberikan fungsi kepada masyarakat di sekitar hutan sebagai pemenuhan
kebutuhan sehari-hari. Produksi hutan selain kayu adalah damar, kopral,
gondorukem, terpentin, kayu putih dan rotan serta tanaman obat-obatan.
21
Gambar 19. Sumberdaya Alam Hutan
Sumber :
(http://www.rmoljakarta.com/images/berita/normal/807572_06420931052015_eksploitasi_
hutan1.jpg)
6. Wilayah wisata alam. Wilayah wisata alam artinya hutan mampu berfungsi sebagai
sumber inspirasi, nilai estetika, etika dan sebagainya.
Gambar 20. Wisata Alam Hutan
Sumber : (http://www.segmennews.com/wp-content/uploads/2015/12/Wisata.jpg)
Fungsi Hutan
Hutan memiliki tiga fungsi, yaitu :
1. Fungsi konservasi.
2. Fungsi lindung.
3. Fungsi produksi.
22

Hutan konsevasi terdiri dari :
a. Kawasan hutan suaka alam.
b. Kawasan hutan pelestarian alam.
c. Taman buru.

Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi
hasil hutan.

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan system penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan
tanah.

Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai
fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya,
yang berfungsi juga sebagai wilayah system penyangga kehidupan.

Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan system penyangga kehidupan, pengawetan,
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan lestari sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya.

Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu.
Pelestarian Ekosistem Hutan
Peranan keanekaragaman mahluk hidup dalam ekosistem adalah sebagai penyeimbang
dalam ekosistem. Tindakan-tindakan yang dapat merusak keanekaragaman mahluk hidup.
Perusakan hutan misalnya penebangan hutan secara liar dapat merusak struktur tanah,
merusak tumbuhan kecil akibat tertimpa oleh pohon besar yang ditebang dan satwa liar
kehilangan tempat hidupnya. Penggunaan pestisida, misalnya penggunaan pestisida secara
berlebihan tidak hanya membunuh hama saja, tetapi juga membunuh organisme lainnya.
Perburuan liar harimau dan ular untuk diambil kulitnya, gajah untuk diambil gadingnya dan
badak untuk diambil culanya akan membuat hewan-hewan tersebut terancam punah.
23
Pelestarian hutan dipelihara dengan cara :
1. Reboisasi, yaitu menanam kembali hutan-hutan yang telah gundul. Contohnya
reboisasi di Gunung Kidul, reboisasi di Lampung, reboisasi di Lebak, dan lain-lain.
2. Tebang pilih, yaitu menebang pohon dengan kriteria-kriteria tertentu. Contohnya
menebang pohon jati yang diameternya sudah 75 cm.
3. Antisipasi kebakaran hutan. Contoh untuk menghindari kebakaran hutan dapat
dilakukan dengan memberi pengarahan kepada masyarakat agar tidak membakar
lahan di sekitar hutan. Pemberian pelatihan kepada masyarakat tentang cara-cara
pemadaman kebakaran hutan jika ada kebakaran hutan.
4. Pencegahan cara ladang berpindah atau perladangan berpindah-pindah. Para petani
tidak ingin rumit tentang kesuburan tanah. Para petani akan mencari lahan pertanian
baru ketika tanah yang ditanami sudah tidak subur lagi dan tanpa tanggung jawab
membiarkan ladang terbengkalai dan tandus. Lahan pertanian sebaiknya dibuat
menetap dengan menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanah yang sudah tidak
produktif lagi.
5. Penempatan penjaga hutan/polisi kehutanan/jagawana. Penempatan satuan
pengamanan hutan yang jujur dan menggunakan teknologi serta persenjataan yang
lengkap diharapkan mampu menekan maraknya aksi pengrusakan hutan oleh oknumoknum yang tidak bertanggung jawab. Para pelaku kejahatan hutan harus diberikan
sangsi yang tegas dan dihukum seberat-beratnya. Hutan adalah asset/harta suatu
bangsa yang sangat berharga dan harus dipertahankan keberadaannya untuk anak
cucu di masa yang akan datang.
6. Penetapan daerah perlindungan alam. Contoh daerah perlindungan alam di
Indonesia:
a. Taman hutan raya dan hutan wisata.
b. Cagar alam.
c. Taman nasional.
7. Rehabilitasi satwa langka. Upaya merehabilitasi orang utan yang dipelihara oleh
perorangan dan disita oleh negara kemudian dikembalikan lagi ke habitatnya. Upaya
24
rehabilitasi dilakukan terlebih dahulu sebelum orang utan dikembalikan ke habitatnya
agar orang utan dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan hutan sebagai habitat
aslinya. Pusat rehabilitasi orang utan, yaitu : di Samboja, Tanjung Pinang dan Bukit
Lawang. Penangkaran satwa dan tumbuhan langka dapat dilakukan di kebun binatang
atau tempat penangkaran tertentu. Jika populasi di tempat penangkaran sudah
berlebih maka sebagian populasi dikembalikan lagi ke habitat aslinya. Tumbuhan
langka dapat ditangkarkan di kebun raya atau tempat konservasi alam alam lain dan
pembiakan dilakukan di luar habitat aslinya.
Macam- Macam Ekosistem Hutan
Jenis hutan di bumi berbeda antara satu dengan yang lainnya, para ilmuwan
mengelompokkannnya berdasarkan kategori- kategori tertentu seperti berdasarkan letak
geografisnya, sifat musimnya, ketinggian tempatnya, kondisi tanahnya, dan juga dominasi
pepohonannya. Secara umum, berikut merupakan jenis- jenis hutan:
Berdasarkan letak geografisnya
Letak geografis suatu benda merupakan kedudukan suatu benda di bentang alamnya. Letak
geografis hutan ini bisa dilihat dari dimana letak hutan itu. Letak geografis ini bisa dilihat dari
iklim yang berada di suatu wilayah letak hutan itu berada, bisa juga dilihat dari batasan atau
kanan kiri dari hutan tersebut, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan alam.
Berdasarkan letak geografisnya, hutan ini dibedakan menjadi 3 macam, yakni:
1. Hutan tropis, yaitu hutan yang letaknya berada di wilayah atau daerah khatulistiwa. Hutan
ini mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
a) Terletak di wilayah yang mempunyai iklim tropis;
b) Pohon- pohon di hutan ini biasanya berukuran tinggi dan mencapai beberapa meter;
c) Daun- daun pohon di hutan ini sangat lebat, saking lebatnya hingga terkadang
menghalangi cahaya matahari yang masuk dan membuat tanah di bawahnya lembab;
d) Tumbuhan yang hidup di hutan ini terdiri dari berbagai jenis;
e) Mendapatkan curah hujan yang sangat cukup sepanjang tahun.
25
2. Hutan temperate, yaitu hutan yang berada di wilayah yang mempunyai empat musim.
Hutan ini mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
a)
Terletak di wilayah yang mempunyai empat musim, yakni musim panas, musim gugur,
musim semi, dan musim semi;
b)
Biasanya wilayah tersebut mempunyai iklim sub tropis;
c)
Mendapatkan curah hujan yang tidak sebanyak hutan tropis.
3. Hutan boreal, yaitu hutan yang terletak di daerah lingkaran kutub- kutub Bumi. Karena
letak hutan ini yang berada di wilayah lingkaran kutub Bumi, maka wilayah hutan ini akan
ditutupi oleh es atau salju. Hutan ini juga disebut sebagai bioma taiga. Beberapa ciri yang
dimiliki oleh hutan ini adalah sebagai berikut:
a)
Terletak di antara daerah yang memiliki iklim sub tropis dengan daerah iklim kutub
atau iklim dingin;
b)
Terdapat perbedaan variasi suhu yang sangat mencolok, yakni antara musim panas dan
juga musim dingin;
c)
Pertumbuhan tanaman terjadi ketika musim panas, yakni selama tiga hingga enam
bulan;
d)
Ditumbuhi flora atau tumbuhan yang bersifat homogen atau berseragam;
e)
Tumbuhan yang dominan tumbuh disana adalah tumbuhan yang memiliki daun runcing
seperti jaru (tumbuhan konifer), yang tampak selalu hijau sepanjang tahunnya;
f)
Dihuni oleh berbagai fauna khas, yakni srigala, burung, beruang hitam, moosem ajak,
dan lynx.
Berdasarkan Sifat Musimnya
Musim merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam hutan. Hal ini karena
musim tersebut akan menentukan kondisi dalam hutan itu. Berdasarkan sifat yang dimiliki
musimnya, hutan dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
26
1. Hutan Hujan, yaitu hutan yang memiliki curah hujan yang tinggi. Hujan yang menyirami
hutan ini bersifat rutin dan sepanjang tahun. Hutan ini memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
a)
Tingkat curah hujan yang dimiliki sangat tinggi, yakni antara 200 hingga 450 cm/ tahun;
b)
Mendapatkan penyinaran matahari sepanjang tahun;
c)
Suhu yang berada di sekitar lingkungan antara 21 hingga 30 derajat Celcius;
d)
Pepohonan yang berada di hutan ini tumbuh tinggi menjulang hingga mencapai 55 m,
dan membentuk tudung atau kanopi;
e)
Terdapat beberapa tanaman rambat seperti rotan dan anggrek yang menempel di
pepohonan untuk mendapatkan sinar matahari;
f)
Dihuni beberapa fauna yang hidup di sekitar kanopi pohon, seperti macan tutul, jaguar,
babi hutan, serta beberapa serangga.
2. Hutan selalu hijau atau evergreen forest, yakni hutan yang selalu terlihat jikau sepanjang
tahun. Hutan yang demikian ini biasanya memiliki vegetasi tumbuhan yang tahan
terhadap air yang sedikit.
3. Hutan musim atau hutan gugur (deciduous forest), adalah hutan yang ditumbuhi oleh
berbagai macam tanaman yang menggugurkan daunnya ketika musim gugur tiba. Hutan
gugur ini merupakan hutan yang berada di wilayah yang mempunyai empat musim. Agar
lebih jelas mengenal jenis hutan ini, berikut adalah ciri- ciri dari hutan gugur:
a) Curah hujan merata di sepanjang tahunnya, yakni sekitar 75 hingga 100 cm/ tahun
b) Tumbuhan yang hidup di hutan ini didominasi oleh tumbuhan berdaun yang lebar
c) Terdapat di daerah yang mempunyai empat musim, yaitu musim dingin, musim semi,
musim panas, dan musim gugur
d) Apabila musim dingin tiba, maka air di hutan ini akan membeku
e) Ketika musim dingin, tumbuhan tidak melakukan fotosistesis karena air tidak dapat
diserap dengan baik
f) Binatang yang berada di hutan ini adalah binatang yang melakukan hibernasi ketika
musim dingin
27
g) Selain hewan yang melakukan hibernasi pada musim dingin, beberapa hewan lagi akan
membentuk jaringan lebak di bawah kulitnya, dan ada pula yang bermigrasi ke tempat
lain
h) Berada di wilayah yang mempunyai iklim sub tropis, yaitu yang terletak di 23,5ᵒ garis
lintang utara/ lintang selatan
i) Ketika musim panas tiba, maka radiasi sinar matahari, curah hujan, dan kelembaban
akan meninggi
j) Sebaliknya, radiasi sinsr matahari, curah hujan, dan tingkat kelembaban akan turun
apabila musim dingin tiba
k) Ketika musim dingin tiba, daun- daun di pohon akan berubah menjadi merah atau
coklat karena tumbuhan tidak melakukan fotosintesis (tidak dapat menyerap air)
l) Tanda musim panas tiba adalah salju atau es mulai mencair.
4. Hutan Sabana atau savannah forest, adalah hutan yang terletak di kawasan yang memiliki
musim kemarau panjang. Hutan sabana ini adalah wilayah padang rumput yang diselingi
oleh beberapa pohon. Untuk mengenal lebih dalam mengenai hutan sabana ini, mari kita
lihat beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hutan sabana ini:
a) Curah hujan di hutan ini adalah antara 90 – 150 cm/ tahun;
b) Musim kemarau berlangsung lebih lama di hutan ini;
c) Berupa padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon;
d) Flora yang hidup di hutan ini seperti tumbuhan gerbang, rumput, Acacia, Aucalyptus
e) Fauna yang hidup di hutan ini seperti gajah, macan tutul, kijang, zebra, singa, kuda, dan
beberapa jenis serangga,
Berdasarkan ketinggian tempatya
Ketinggian tempat merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi keadaaan hutan. Jenis
hutan berdasarkan ketinggian tempatnya:
1. Hutan pantai atau beach forest, adalah hutan yang berada di wilayah pantai atau
berdekatang dengan pantai. Hutan ini mempunyai ketinggian yang sama dengan
28
ketinggian pantai. Biasanya, hutan pantai ini terdiri atas pohon- pohon kelapa atau
cemara;
2. Hutan dataran rendah atau lowland forest, adalah hutan yang berada di wilayah dataran
rendah;
3. Hutan pegunungan bawah atau submountain forest, adalah hutan yang hutan yang ada di
wilayah pegunungan bagian bawah;
4. Hutan pegunungan atas atau mountain forest, adalah hutan yang etrletak di wilayah
pegunungan;
5. Hutan kabut atau mist forest;
6. Hutan elfin atau alpine forest.
Berdasarkan Kondisi Tanah
Berdasarkan kondisis tanah, ekosistem hutan dibedakan menjadi:
1. Hutan tanah kapur atau limestone forest, adalah jenis hutan yang memiliki jenis
tanah berupa tanah kapur atau tanah gamping. Tanah kapur bukan merupakan tanah yang
mudah ditumbuhi pepohonan. Maka dari itu jenis pepohonan yang tumbuh di hutan kapur
ini merupakan pepohonan tertentu. Biasanya jenis pohon yang dapat bertahan di tanah
kapur adalah pohon jati.
2. Hutan rawa gambut atau peat swamp- forest, adalah jenis hutan yang tanahnya berupa
rawa gambut. Hutan ini mempunyai ciri- ciri khusus yang hanya dapat kita temui pada
hutan ini. Hutan rawa air- tawar atau hutan rawa yang dikenal sebagai freshwater swampforest.
3. Hutan kerangas atau hutan health forest.
29
Berdasarkan Pepohonan yang Mendominasi
Jenis hutan juga dapat dilihat dari pepohonan yang tumbuh mendominasi dalam hutan
tersebut. Berdasarkan pepohonan yang mendominasi, jenis hutan ini contohnya adalah:
1. Hutan pinus (pine forest)
2. Hutan jati
3. Hutan ekaliptus
4. Hutan dipterokarpa, dan lain sebagainya.
Kategori hutan ini bisa terjadi pada satu hutan saja. Artinya, satu hutan bisa masuk ke dalam
lebih dari satu kategori. Hutan ini merupakan kekayaan alam harus dijaga kelestariannya.
30
Download