kimling - Civitas UNS

advertisement
Resume Materi Kimia Lingkungan
Rabu, 7 Maret 2017
Pada zaman dahulu oksigen tidak ada , sekarang oksigen menjadi no. 1 setelah N.
Dihasilkan oleh mikroba yang tersimpan dalam kerak bumi, inti bumi, nikel dan besi.
Berdasarkan Hipotesis Gaia yang berbunyi “ keseimbangan rasio O dan CO2 untuk organisme
sebagai penentu iklim.
Reaksi:
CO2 + H2O + hv (energi matahari)  [CH2O] + O2
Namun hipotesis tersebut rusak ketika muncul antropogenik. Bahwa Anthrosper sudah
banyak aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan, seperti pembakaran, kegiatan
indudtri, transportasi.
Ozon sekarang ada di statosfer. Perubahan iklim terjadi pula di stratosfer karena
adanya pemanasan global. Atmosfer karbondioksida adalah kontributor terbesar dari
pemanasan global karena kimia dan aktivitas manusia. Faktor lain yang menyebabkan
pemanasan global antara lain, kebocoran gas alam (pertambangan dan pengolahan minyak
yang merupakan penyebab terbesar pemanasan global), peternakan, kegiatan mikroba tanah.
Akibat pemanasan global yaitu perubahan iklim yang sangat drastis, kekeringan, bumi
diibaratkan analogi Canoe, El-nino (gelombang panas).
Efek Rumah Kaca?
Bagaimana bisa terjadi?
Sinar matahari masuk ke permukaan bumi hanya 51% diserap oleh bumi lalu 5%
dipantulkan oleh atmosfer dipantulkan sebagai radiasi inframerah karena ada gas rumah kaca
(CO2, metana, CFC, NO) dan 5% tertahan menjadi penyebab global warming. Selain itu
disebabkan juga disebabkan pula karena partikel diudara mengandung karbon, jelaga, dan
timbal.
Hujan Asam?
adalah hujan yang lebih asam dari biasanya yaitu < 5.6. Penyebabnya kareana adanya
polutan sekunder yaitu SO2 dan NO2.
Reaksinya:
SO2 + H2O ↔H+ + HSO3Akibat yang ditimbulkan dari efek rumah kaca adalah menimbulkan bercak kuning yang
menyerang klorofil, korosi, marmer larut atau rusak.
Kerusakan Ozon?
Disebabkan karena CFC memutus rantai ozon tersebut.
Reaksinya:
CFCl3 + uv  CFCl2 + Cl∙
Cl∙ + O3  ClO + O2
O2 + uv energi  2O
ClO + 2O  O2 + Cl∙
Cl∙ + O3  ClO + O2
Sinar UV-A pendek.
Sinar UV-B paling berbahaya karena mematikan.
Sinar UV-C panjang.
Green chemistry adalah tren dari teknologi dalam pengembangan produk kimia atau,
bahan kimia atau sebuah manufacturing process yang ramah lingkungan dengan melibatkan
sedikit mungkin unsur-unsur yang beracun/berbahaya bagi lingkungan (environmental
pollutant/hazardous substances).
12 Prinsip dasar kimia ramah lingkungan (Green Chemistry):
1. Mencegah daripada menanggulangi. Lebih baik sedikit mungkin menghasilkan limbah
buangan daripada membersihan produk-produk buangan itu.
2. Pemilihan metode yang tepat. Proses sintesis didesain agar pencampuran bahan-bahan
awal (raw material) dan aditif seminimal mungkin.
3. Pemilihan bahan baku. Bahan baku (raw material) atau intermediet pada proses suatu
sintesis sebaiknya bukan bahan baku dengan tingkat racun yang tinggi rerhadap mahluk
hidup dan lingkungan.
4. Functionality of product. Hendaknya dipertimbangkan target senyawa yang akan disintesis
mewakili fungsi yang diinginkan tetapi dengan kategori racun rendah.
5. Penggunaan bahan-bahan tambahan (solvent, additive, separating agent) seminimal
mungkin, lebih baik dihindarkan, kalaupun ada bukan yang berbahaya.
6. Penggunaan energi yang minimal. Proses sintesis diusahakan tidak pada kondisi ekstrim.
7. Pilihan bahan dasar. Ditinjau dari segi asupan/reservoire sebaiknya dipilih penggunaan
bahan dasar yang dapat beregenerasi (renewable).
8. Pemilihan langkah-langkah sintesis. Proses sintesis sebaiknya sesederhana mungkin, tidak
terlalu rumit/beralur panjang dan banyak menggunakan teknik blocking, protection/masking,
karena hanya akan menambah jumlah bahan kimia yang dipakai dan memperbanyak coproducts yang tidak diinginkan.
9. Jika proses katalitis, pilihlah katalisator yang efisien/efektif, mudah digunakan kembali dan
sesuai dengan porsi stoikiometrinya.
10. Produk-produk yang disintesis sebaiknya adalah senyawa yang mudah terurai secara
biodegradable atau fotolikatalitik, jangan yang sulit terurai di lingkungan sehingga menjadi
polutan pada proses siklus lingkungan.
11. Pengembangan metode analisa. Sejalan dengan proses yang berlangsung perlu dibuat
metode analisa yang sistematik guna mengawasi keseimbangan dari komposisi-komposisi
senyawa dalam siklus lingkungan, secara kualitatif dan kuantitatif.
12. Reagen dan co-reagen yang digunakan sebaiknya dipilih yang optimal dan mudah untuk
penanganannya agar kemungkinan-kemungkinan kecelakaan (ledakan, keracunan bahanbahan volatil atau kebakaran) dapat diminimalisasi atau direduksi.
Download