BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH.

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH.
Teknologi model farm ialah teknologi produksi pertanian yang dikembangkan
untuk usaha tani di daerah aliran sungai
yang berazaskan konservasi tanah. Inovasi ini
bertujuan untuk merehabilitasi lahan kritis yang sering kena banjir, meningkatkan
pendapatan
pelembagaan
petani
dan
memperluas
kesempatan
cara berusaha tani model tersebut
bekerja.
Upaya
penyebaran
dan
pada dasamya dilakukan dengan
membentuk kelompok-kelompok tani model. D i mana dalam tiap kelompok tani model
yang dibentuk maupun kelompok tani yang terbentuk akibat perkembangan usaha tani
model (non model farm) itu terdapat ketua kelompoknya, yang dikenal sebagai pemuka
tani "model farm" dan pemuka tani non model farm.
. Pemuka-pemuka tani itu akan berfungsi sebagi pintu gerbang masuknya informasi
dan perilaku modernisasi usaha tani bagi para petani anggota kelompok dan warga
masyarakat lain di daerah aliran sungai. Komunikasi, dalam studi ini dilihat sebagai suatu
proses pendiseminasian (penyebar-luasan) informasi inovatif dari suatu sumber informasi
kepada khalayak sasaran yang dituju. Dalam proses ini kedudukan pemuka tani bagaikan
jembatan
yang
menghubungkan
petani
dengan
sumber-sumber
informasi
Sumber
informasi tersebut berasal dari Penyuluh maupun dari instansi-instansi tertentu yang
berkepentingan dengan upaya pendiseminasian teknologi model farm.
- u Dalam mendapatkan inovasi ini, ketua kelompok tersebut dapat memanfaatkan
saluran-saluran komunikasi interpersonal atau pun media massa. Upaya pernuka-pemuka
tani dalam hal menerima atau mencari informasi inovatif di atas, termasuk upaya memilih
saluran komunikasi yang tersedia dan sesuai dengan kondisi lingkungan sosial di daerah
aHran sungai maupun dimensi waktu peka bagi bagi aktivitas tersebut yang secara umum
disebut sebagai perilaku komunikasi.
Perilaku komunikasi petani menjadi lebih penting dalam komunikasi inovasi di
pedesaan. Keadaan geografi dan sosial ekonomi di pedesaan umumnya
menghambat
komunikasi ini. Sumber-sumber informasi inovasi di pedesaan seperti penyuluh dan media
massa jangkauannya terbatas,
sedang di pihak petani sendiri, banyak petani yang tidak
bisa mencema isi informasi akibat tingkat pengetahuannya yang terbatas. Kemiskinan yang
sering dijumpai di pedesaan juga menghambat
penerimaan
inovasi, karena
inovasi
umumnya memerlukan masukan baru. Bantuan kredit pun juga tidak menjangkau petani
miskin, karena tidak mempunyai jaminan. Walaupun begitu, adanya jaringan-jaringan
komunikasi interpersonal di pedesaan memungkinkan terjadinya kontak pribadi antar
penduduk. Efek radiasi seperti dikemukakan Prodipto Roy (1969) bisa terjadi, karena
petani yang terdedah langsung pada sumber inovasi menyebarkannya ke seluruh anggota
masyarakat melalui kotak pribadi.
Berdasarkan pertimbangan itu, perilaku komunikasi petani perlu dipelajari lebih
jauh. Tetapi hal itu belum banyak dilakukan, karena di dalam komunikasi, petani masih
dianggap sebagai penerima pasif saja. Suatu anggapan yang dipengaruhi oleh model-model
komunikasi linier di mana komunikasi berjalan dari sumber ke pemeriksa. '
'
''^
Model-model
dasar
dalam
komunikasi
itu
menganggap
* '
sumber
sebagai
komunikator dan berkembang menjadi model komunikasi massa (satu tahap_ maupun
komunikasi dua tahap yang menganggap khalayak sebagai pasif dan mudah dipengaruhi.
Akibatnya, para pengelola media massa dan agen-agen pembangunan
memperlakukan
khalayak sebagai penerima pasif. Walaupun kemudian berkembang model-model yang
menganggap
komunikasi berlaku dua arah, pandangan
tentang perilaku komunikasi
khalayak masih sering seperti itu. Petani masih dianggap sebagai penerima pasif dalam
komunikasi pertanian. mereka yang merasa sebagai komunikator secara tidak langsung
menggiring petani berkomunikasi secara pasif
Untuk mempelajari perilaku komunikasi yang sebenarnya, sebaiknya dilakukan
penelitian di daerah yang keadaan geografisnya menghambat komunikasi, tetapi ada usahausaha yang sedang dilakukan untuk berkomunikasi dengan petani demi tujuan tertentu.
Keadaan demikian dapat terjadi di daerah aliran sungai Kampar. Topografi yang datar
menyebabkan seringnya banjir, dan didaerah ini sedang dilakukan penyebaran inovasi
pertanian melalui "model farm" dan penyuluhan apertanian walaupun nampaknya jumlah
penyuluh kurang memadai. Penyuluhan melalui model farm dilakukan bagi petani untuk
menghindarkan tanaman para petani jika terjadi musim banjir. Sehingga pada musim banjir
atau musim penghujan tanaman para petani disesuaikan dengan tanaman yang dapat
menghasilkan pada waktu yang relatif pendek waktunya.
Dengan demikian, penelitian mengenai perilaku komunikasi pemuka tani dalam
proses diseminasi teknologi model farm adalah merupakan usaha untuk menelusuri
aktivitas komunikasi ketua-ketua kelompok tani model farm atau pun kelompok tani non
model farm, dalam upaya mengintroduksikan dan penyebaran informasi usaha tani di lahan
yang sering banjir sekitar aliran sungai Kampar. Penelitian seperti ini penting untuk
dipelajari, karena apabila hal tersebut dilakukan dengan cermat, akan dapat memberikan
kontribusi yang mendasar bagi pembangunan maupun modernisasi kehidupan masyarakat
desa di areal lahan sungai Kampar.
2. P E R M A S A L A H A N P E N E L I T I A N .
Keragaman perilaku komunikasi petani ada hubungan dengan keragaman peubahpeubah yang ada pada diri mereka. Peubah-peubah itu abntara lain yang khas secara sosial
ekonomi. Karakteristik itu menggambarkan keadaan sumber daya yang dimilikinya untuk
melakukan komunikasi. Sumberdaya yang dimaksud bisa bersifat ekonomis, hubungan
maupun sikap sosial, kemampuan kognitif, serta kecenderungan-kecenderungan yang lain
akibat keadaan sosial ekonominya. Dengan demikian, usaha untuk mengungkapkan
perilaku komunikasi petani di daerah aliran sungai Kmapar berhadapan dnegan masalah
keragaman karakteristik sosial ekonomi petani, keragaman perilaku komunikasi mereka
dan hubungan antara kedua akeragaman itu.
:•
Dengan adanya ketua-ketua kelompok pada setiap kelompok usaha tani model
diharapkan arus informasi dapat lebih lancar. Pemuka-pemuka tani yang beratribut ketua
kelompok tersebut diharapkan dapat menjadi penjaga gawang untuk menerima informasiinformasi teknologi model farm dari sumber-sumber yang ada dan yang terlihat langsung
dalam memajukan modernisasi di daerah aliran sungai Kampar, sebelum meneruskannya
kepada anggota-anggota kelompoknya. Kadang-kadang, bisa juga bukan ketua kelompok
yang lebih dahulu menerima informasi tersebut, melainkan salah satu anggota kelompok
t
taninya. Informasi tersebut kemudian diteruskan kepada anggota-anggota kelompoknya. •
Tertarik akan keadaan di atas, dan dengan mengacu kepada teori bahwa perilaku
adalah wujud tindakan dari sikap, dipengaruhi oleh persepsi, dan persepsi dipengaruhi oleh
karakteristik-karakteristik individu (Rogers dan Shomaker,1971); maka dapat disimpulkan
: "Bagaimana perilaku pemuka tani model farm dan dampak dalam menerima, mencari dan
menenjskan informasi inovatif itu turut ditentukan oleh karakteristik-karakteristik individu
mereka"
-.i,;,r;; : ;
Atas dasar itu, maka beberapa pertanyaan dapat dirumuskan untuk diselidiki dalam
penelitian ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ialah;
1. Apa karakteristik sosial ekonomi pemuka-pemuka
tani yang beratribut
sebagai
pengurus kelompok tani model farm dan dampaknya di daerah aliran sungai Kampar?
2. Perilaku komunikasi apa yang ditampilkan oleh pemuka tani yang beratribut sebagai
ketua kelompok tani model farm dan dampak di DAS Kampar dalam proses diseminasi
teknologi model farm
3.
Sampai seberapa jauh terdapat hubungan di antara karakteristik-karakteristik sosial
ekonomi pemuka tani yang beratribut sebagai ketua kelompok tani model farm dan
dampak D A S Kampar dan perilaku komunikasi mereka dalam proses diseminasi
teknologi model farm itu
3. T U J U A N K H U S U S P E N E L I T I A N .
M
Penelitian umumnya dilakukan untuk mencari pemecahan dari masalah yang
dihadapi. Pemecahan masalah itu diharapkan akan memberikan gambaran yang sejelasjelasnya
tentang
obyek
atau subyek
penelitian. Dengan
demikian, penelitian
yang
bersangkutan bisa memberikan masukan bagi kegunaan praktis maupun bagi disiplin ilmu
dari penelitian itu sendiri.
Sejalan dengan itu,
^'
pada
' IK •
prinsipnya
•
=SK-I
penelitian
, ' r - r c-: n - :
ini
akan
- -
- ,*
diarahkan
untuk
mendapatkan jawaban yang dapat mengungkapkan perilaku komunikasi pemuka-pemuka
tani yang beratribut sebagai ketua kelompok tani model farm dan dampak di Daerah Aliran
Sungai Kampar dalam mendiseminasikan inovasi teknologi model farm, serta karakteristik-
karakteristik pemuka tani yang bersangkutan yang dapat digunakan untuk memprediksi
perilaku komunikasi mereka. Secara spesifik tujuan penelitian ini ialah;
1. Untuk mengetahui karakteristik-karakteristik sosial ekonomi pengurus kelompok tani
model farm dan dampak di D A S Kampar
; -e j , ;
,
-u :
2. Untuk mengetahui perilaku komunikasi ketua kelompok tani model farm dan dampak
di D A S Kampar dalam proses diseminasi teknologi model farm
'
3. Untuk mengukur derajat hubungan antara karakteristik-karakteristik sosial ekonomi
ketua kelompok tani model farm dan dampak di D A S Kampar dengan perilaku
komunikasi mereka dalam proses diseminasi teknologi model farm.
:v
4. K E U T A M A A N P E N E L I T I A N .
Uraian-uraian
yang
telah
dikemukakan
menunjukkan
bahwa
penelitian
ini
merupakan suatu kebutuhan substansi bagi pembangunan pertanian maupun pedesaan,
khususnya bagi pengembangan daerah-daerah aHran sungai Kampar. D i mana penelitian ini
merupakan
salah satu sisi pelaksanaan komunikasi pembangunan di DAS Kampar.
Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat mengungkapkan
komunikasi yang bagaimana yang terdapat pada pemuka-pemuka
deskripsi perilaku
tani yang beratribut
ketua kelompok tani, baik kelompok tani model farm atau pun dampak di daerah tersebut.
Oleh karena itu, keutamaan penelitian ini ialah;
1. Memberikan input bagi penyuluh dan petugas administrator proyek guna menentukan
strategi komunikasi yang tepat dalam melibatkan pemuka-pemuka tani dalam proses
-
diseminasi teknologi model farm di daerah aUran sungai Kampar.
m dm t>4:n«has!i.ip
2. Memberikan input yang berkaitan dalam pengembangan ketrampilan komunikasi
pemuka-pemuka tani
6
Download