AR_0100 - balitbang riau

advertisement
BUDIDAYA PERTANIAN TERPADU TERNAK, TANAMAN, DAN
PERIKANAN TANPA LIMBAH DALAM RANGKA PENINGKATAN
PRODUKTIFITAS LAHAN KERING
Oleh : Sudiono
Pertanian terpadu merupakan bagian dari sistem pertanian berkelanjutan, yang
disosialisasikan untuk tujuan membangun perekonomian pedesaan yang tangguh di sektor
pertanian, melalui persiapan sumber daya manusia pertanian yang handal dimasa depan.
Untuk itu petani harus mampu mengembangkan jiwa kepemimpinan, kewirausahaan,
motivasi kerja dan bersifat mandiri. Banyak pendapat menyatakan bahwa pembangunan
berkelanjutan dapat diwujudkan dengan memperkuat kemampuan menciptakan lingkungan
kerja dibidang pertanian secara terpadu dan berkesinambungan, sehingga perlu pula digali
dan dikembangkan kemampuan, keterampilan, dan pegetahuan kontak tani dalam berbagai
aktifitas pertanian.
Indikator petani sebagai sumberdaya manusia yang handal terlihat dari kemampuan
mereka mengenal lingkungan fisik dan sosial ekonomi budaya, manajemen teknologi
budidaya, serta aktivitas dalam organisasi dan jaringan kerjasama kelompok tani.
Kelompok yang aktif terdiri dari orang-orang yang terorganisir karena kesamaan dalam
kepentingan, yang biasanya diorganisasikan secara baik. Pertanian terpadu terdiri dari
komponen-komponen yang beragam, maka dalam menciptakan adanya keserasian antara
komponen yang terkait, diperlukan pula keterlibatan suatu tim yang beragam
kompetensinya, yang mana keanggotaan kelompoknya memiliki keahlian yang dibutuhkan
sesuai program pengembangan dan pengelolaan potensi wilayah dan sumberdaya alam
yang dimiliki. Pengembangan tersebut dapat mencakup berbagai komponen penyusun
utama pertanian terpadu, baik dari bidang perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan,
pengolahan produk dan pemasaran produksi, atau kemungkinan pengembangan komponen
pendukung seperti pusat pelatihan, agrowisata dll.
Pengertian sederhana pertanian terpadu dapat pula dimaknai dengan upaya petani
secara individu untuk menerapkan teknis-teknis pertanian yang menerapkan sistem zero
waste dalam usaha tani, dimana limbah dari suatu kegiatan dapat menjadi input kegiatan
lainnya, seperti keterpaduan antara tanaman dengan tanaman, tanaman dengan ternak, serta
1
tanaman, ternak dan perikanan serta usaha-usaha lainnya, dan lebih luas lagi dapat
menciptakan suatu keterpaduan komponen-komponen pertanian terpadu yang saling
berkaitan erat membentuk suatu kesatuan yang fungsional dalam mewujudkan
pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Menurut Reijntjes, et al (1999) pertanian
terpadu adalah pelaksanaan kegiatan pertanian yang berbasis prinsip-prinsip ekologi dasar,
yang dapat diraih melalui adanya jaminan kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan
tanaman, dengan melakukan aktifitas pengelolaan bahan organik untuk mengoptimalkan
ketersediaan dan daur unsur hara, menambah unsur hara, serta membatasi hilangnya unsur
hara, melakukan olah tanah konservasi, mengelola kesehatan tanah, serta meminimalkan
kerugian karena serangan hama dan penyakit tanaman.
Pemanfaatan sumberdaya lahan untuk berbagai aktifitas kehidupan selalu
dihubungkan dengan peningkatan efektifitas pelestarian lingkungan, termasuk kegiatan
pembangunan pertanian. Kondisi tersebut sudah menjadi kebutuhan utama, mengingat
selama revolusi hijau berlangsung tujuan dari pembangunan pertanian masih bertumpu
pada perbaikan sektor ekonomi. Kegiatannya tidak memihak kepada dampak yang diterima
lingkungan sekitarnya, seperti, air, udara dan tanah (khususnya penurunan kesuburan dan
kesehatan tanah), serta munculnya berbagai produksi pertanian yang non higienis yang
disinyalir dapat menimbulkan penyakit degenerative bagi konsumen.
Salah tujuan dari kegiatan ini adalah mempelajari strategi pengembangan pertanian
terpadu tanpa limbah. Strategi yang perlu dilakukan oleh pemerintah Provinsi Riau untuk
penumbuhan terpadu pertanian adalah: (1) Meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia di bidang pertanian, (2) Meningkatkan produktivitas sektor pertanian, (3)
Meningkatkan daya saing produk pertanian dan (4) memperbaiki manajemen sektor
pertanian.
2
Sumber :
Reijntjes, S.J., D. Andow, M.A. Altieri. 1999. Pertanian masa depan, Pengantar untuk
Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Kanisius. Yogyakarta.
Balitbang Provinsi Riau, Kajian Pengembangan Budidaya Pertanian Terpadu Ternak,
Tanaman, dan Perikanan Tanpa Limbah Di Provinsi Riau Dalam Rangka
Peningkatan Produktifitas Lahan Kering. 2013. Pekanbaru : Balitbang Provinsi
Riau
3
Download