BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Manajemen Strategis
2.1.1 Pengertian Manajemen
Perlu adanya kajian umum yaitu pengertian manajemen secara harfiah dan
uraian khusus tentang pendapat para ahli sebelum mengenal lebih jauh tentang
manajemen terkait strategi dan implementasinya. Manajemen sendiri belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Menurut beberapa pendapat ahli,
Menurut Umar (2005,31), manajemen merupakan bagian dari manajemen
keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Menurut
David (2010,192), manajemen dibagi dalam aktivitas pokok yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf dan pengontrolan didalam suatu
organisasi. Sedangkan menurut Stoner, Freeman, & Gilbert (2005, 272), manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Jadi, manajemen adalah suatu kegiatan manajerial mencangkup proses
perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan kerja dan pengontrolan
yang melibatkan sejumlah sumber daya manusia yang ada dalam suatu
organisasi/perusahaan dengan tujuan agar proses dan kegiatan manajemen tersebut
dapat memaksimalkan kinerja dan mendorong pencapaian tujuan perusahaan.
2.1.2 Pengertian Strategi
Menurut Chaffey dan Smith (2008:40), strategi merangkum bagaimana cara
agar mencapai tujuan. Strategi dipengaruhi oleh kedua prioritas tujuan (menjual,
melayani, berbicara dan menyimpan) dan tentu saja, jumlah sumber daya yang
tersedia, serta harus berpikir tentang e-strategic pemasaran sebagai saluran strategi di
mana saluran elektronik dan media digital lainnya mendukung komunikasi dan
saluran distribusi. Hal ini jelas membutuhkan bagaimana prioritas saluran yang harus
digunakan.
2.1.3 Manajemen strategis
Menurut Philip Kotler dalam (AR & Usman, 2009, hal. 38) mendefinisikan
manajemen strategi antara lain merupakan salah satu proses manajerial yang
berguna untuk mengembangkan serta mempertahankan kesesuaian yang layak
diantara target dan sumber daya perusahaan dimana peluang-peluang pasar selalu
mengalami perubahan. Adanya manajemen strategi betujuan untuk mempertajam
bisnis dan produk yang dimiliki perusahaan sehingga keduanya mampu
berintegrasi
dan
melebur
menghasilkan
keuntungan
dan
pertumbuhan
perusahaan.
Sedangkan menurut (David & David, 2015, hal. 37), mendifinisikan
manajemen strategi sebagai seni dan pengetahuan mengenai perumusan,
impelementasi, dan evaluasi keputusan cross-functional yang memampukan
organisasi untuk mencapai tujuannya. Yang artinya manajemen strategi berfokus
pada manajemen yang terintegrasi, marketing, keuangan atau accounting,
produksi atau operasional, research dan development, dan informasi sistem untuk
mecapai kesuksesan dalam organisasi.
Pendapat lain tentang manajemen strategi oleh (Robbins & Coulter,
2012, hal. 253) merupakan apa yang dilakukan oleh seorang manager untuk
mengembangkan strategi perusahaan. Ini merupakan tugas yang penting
meliputi
semua
(merencanakan),
fungsi
manajemen
organizing
(mengatur),
dasar
diantaranya
leading
planning
(memimpin),
dan
controlling (mengawasi). Strategi perusahaan meliputi perencanaan untuk
setiap kegiatan bisnis yang dilakukan, bagaimana untuk bersaing dengan
baik, dan bagaimana perusahaan bisa menarik dan memberikan kepuasaan
kepada customer guna mencapai tujuan perusahaan.
2.2 Proses Manajemen Strategi
Menurut (David & David, 2015, hal. 39), dalam proses manajemen strategi
terdiri dari 3 tahap:
1) strategy formulation,
2) strategy implementation, dan
3) strategy evaluation
Strategy formulation meliputi pengembangan visi dan misi perusahaan,
pengidentifikasian kesempatan dan ancaman eksternal perusahaan, mempertajam
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, pencapaian tujuan jangka panjang,
menghasilkan strategi alternatif, dan memilih beberapa strategi untuk mecapai tujuan
tersebut. Dalam permasalahannya, strategy formulation meliputi penentuan bisnis
baru apa yang bisa dirintis, usaha apa yang perlu disingkirkan, bagaimana cara
mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasional kerja atau melakukan
perbedaan, apakah memasuki pasar global, apakah melebur atau melakukan joint
venture dengan perusahaan lain, dan bagaimana untuk menghindari pengambil alihan
kekuasaan
Strategy implementation membutuhkan suatu perusahaan dalam mencapai
tujuan setiap tahunnya, merencanakan kebijakan-kebijakan dalam perusahaan,
memotivasi pekerja, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang
diformulasi bisa dilaksanakan. Dalam strategy
implementation juga mencakup
pengembangan strategi pendukung budaya, membentuk struktur organisasi yang
efektif, mengalihkan usaha pemasaran, mempersiapkan budget, mengembangkan dan
menggunakan sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi pada pekerja
dengan pelaksanaan organisasional.
Strategy evaluation merupakan tahap terakhir dalam manajemen strategi.
Tiga aktivitas fundamental dalam tahap ini adalah:
1) Meninjau faktor internal dan eksternal yang mendasari manajemen strategi
yang berlangsung
2) Mengukur prestasi perusahaan, dan
3) Mengambil tindakan pengkoreksian
Strategy evaluation diperlukan karena kesuksesan yang pada saat ini dicapai
tidak menjamin kesuksesan yang sama dimasa depan. Dan dalam keberhasilan suatu
perusahaan selalu muncul masalah-masalah baru dan beragam. Perusahaan yang
sudah besar dan dewasa pasti sempat mengalami kegagalan.
2.3 Jenis-jenis Strategi Alternatif
Menurut David dan David (2015:136), strategi alternatif yang dapat
dijalankan perusahaan terbagi menjadi 4 jenis dikelompokkan menjadi 11 tindakan.
Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun
strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh, sehingga harus
ditetapkan strategi yang menjadi prioritas utama untuk dijalankan.
Strategi alternatif yang dapat dijalankan perusahaan dapat dilihat pada
berikut:
2.3.1 Strategi Integrasi
a. Integrasi ke depan
Integrasi ke depan (forward integration) berkaitan dengan usaha untuk
memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor
atau pengecer.
Enam pedoman integrasi ke depan dapat menjadi sebuah strategi yang
efektif:
-
Ketika distributor organisasi saat ini menjadi sangat mahal, atau
tidak dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan
distribusi perusahaan
-
Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas begitu terbatas
untuk menawarkan keunggulan kompetitif bagi perusahaanperusahaan yang melakukan integrasi ke depan
-
Ketika sebuah organisasi berkompetisi di industri yang tengah
tumbuh dan diharapkan akan terus berkembang pesat, ini menjadi
sebuah faktor karena integrasi ke depan mengurangi kemampuan
organisasi untuk mendiversifikasi industri dasarnya
-
Ketika sebuah organisasi memiliki baik modal maupun sumber
daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis baru
pendistribusian produk-produknya sendiri
-
Ketika keuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi, ini
menjadi pertimbangan karena organisasi dapat meningkatkan
kemampuan memprediksi permintaan untuk outputnya melalui
integrasi ke depan
-
Ketika distributor atau peritel yang ada saat ini memiliki margin
laba yang tinggi, situasi ini menyiratkan bahwa sebuah perusahaan
dapat mendistribusikan produknya sendiri secara menguntungkan
dan menetapkan harganya secara kompetitif melalui integrasi ke
depan
b. Integrasi ke belakang
Integrasi ke belakang (backward integration) adalah sebuah strategi
yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas
pemasok perusahaan. Strategi tersebut sangat tepat ketika pemasok
perusahaan yang ada saat ini tidak bisa diandalkan, terlampau mahal, atau
tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
Tujuh pedoman integrasi ke belakang dapat menjadi sebuah strategi
yang efektif:
-
Ketika pemasok organisasi saat ini menjadi sangat mahal atau
tidak dapat diandalkan atau tidak mampu memenuhi kebutuhan
perusahaan akan onderdil, komponen, barang rakitan, atau bahan
mentah
-
Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak
-
Ketika industri bersaing di sebuah industri yang berkembang
pesat, ini merupakan faktor karena strategi jenis integratif
mengurangi kemampuan organisasi untuk melakukan diversifikasi
di industri yang tengah mengalami kemerosotan
-
Ketika organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya
manusia untuk mengelola bisnis pemasokan bahan mentahnya
sendiri yang baru
-
Ketika keuntungan dari harga yang stabil sangat penting, ini
menjadi faktor karena organisasi dapat menstabilkan biaya bahan
mentahnya dan biaya-biaya lain yang terkait dengan produknya
melalui integrasi ke belakang
-
Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, yang
menunjukkan bahwa bisnis pemasokan produk atau jasa di suatu
industri layak untuk dikembangkan
-
Ketika organisasi perlu mengakuisisi atau memperoleh sumber
daya yang dibutuhkannya secara cepat
c. Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal (horizontal integration) mengacu pada strategi
yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas
pesaing perusahaan.
Lima pedoman integrasi horizontal dapat menjadi sebuah strategi yang
efektif:
-
Ketika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik di
suatu wilayah atau kawasan tertentu tanpa bertentangan dengan
aturan pemerintah yang melarang “penguasaan substansial” untuk
menghambat persaingan
-
Ketika organisasi bersaing di sebuah industri yang sedang
berkembang
-
Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan
kompetitif yang besar
-
Ketika organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya
manusia yang dibutuhkan untuk mengelola dengan baik organisasi
yang berekspansi
-
Ketika
pesaing
melemah
karena
kurangnya
keterampilan
manajerial atau kebutuhan sumber daya tertentu yang dimiliki
sebuah organisasi
2.3.2 Strategi Intensif
a. Penetrasi Pasar
Penetrasi
pasar
(market
penetration)
adalah
strategi
yang
mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada
di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar.
Lima pedoman penetrasi pasar dapat menjadi sebuah strategi yang
efektif:
-
Ketika pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa
tertentu
-
Ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini dapat dinaikkan
secara signifikan
-
Ketika pangsa pasar pesaing utama menurun sementara total
penjualan industri meningkat
-
Ketika korelasi antara pengeluaran penjualan euro dan
pemasaran euro secara historis tinggi
-
Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan
kompetitif yang besar
b. Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar (market development) meliputi pengenalan
produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang
baru.Enam pedoman pengembangan pasar dapat menjadi sebuah strategi
yang efektif:
-
Ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat
diandalkan, tidak mahal, dan berkualitas baik
-
Ketika organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya
-
Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum muncul
jenuh
-
Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia
yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi
-
Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih
-
Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang
menjadi global dalam cakupannya
c. Pengembangan Produk
Pengembangan produk (product development) adalah sebuah strategi
yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau
memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Lima pedoman
pengembangan produk dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:
-
Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di
tahap kematangan dari siklus hidup produk, gagasannya disini
adalah menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk
baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positif
mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini
-
Ketika organisasi berkompetisi di industri yang ditandai oleh
perkembangan teknologi yang cepat
-
Ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik
dengan harga bagus
-
Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat
pertumbuhan tinggi
2.3.3 Strategi Diversifikasi
a.
Diversifikasi Terkait
Diversifikasi terkait adalah sebuah strategi untuk menambah produk
atau jasa yang baru namun masih berkaitan.
Enam pedoman diversifikasi terkait dapat menjadi sebuah strategi
yang efektif:
- Ketika organisasi berkompetisi di sebuah industri yang tidak
mengalami pertumbuhan atau yang pertumbuhannya lambat
- Ketika menambah produk yang baru namun terkait akan secara
signifikan mendongkrak penjualan produk saat ini
- Ketika produk yang baru namun terkait dapat ditawarkan dengan
harga yang sangat bersaing
- Ketika produk yang baru namun terkait memiliki tingkat penjualan
musiman yang dapat mengimbangi puncak dan jurang penjualan
yang ada saat ini di perusahaan
- Ketika produk organisasi yang ada saat ini sedang dalam tahap
penurunan dari siklus hidup produk
- Ketika organisasi memiliki tim manajemen yang kuat
b.
Diversifikasi Tak Terkait
Diversifikasi tak terkait adalah sebuah strategi untuk menambah
produk atau jasa yang baru namun tidak berkaitan. Sepuluh pedoman
diversifikasi tak terkait dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:
- Ketika pendapatan dari produk atau jasa yang saat ini dimiliki
organisasi akan meningkat secara signifikan dengan penambahan
produk baru yang tidak terkait.
- Ketika organisasi bersaing di sebuah industri yang sangat kompetitif
dan/
atau
tidak
mengalami
pertumbuhan
sebagaimana
diindikasikan oleh margin laba dan pengembalian industri yang
rendah
- Ketika saluran distribusi organisasi saat ini dapat digunakan untuk
memasarkan produk-produk baru kepada konsumen yang ada
- Ketika produk baru memiliki pola penjualan kontrasiklis bila
dibandingkan dengan produk organisasi saat ini
- Ketika industri dasar suatu organisasi mengalami penurunan dalam
penjualan dan laba tahunan
- Ketika organisasi memiliki modal dan talenta manajerial yang
dibutuhkan untuk bersaing dengan baik di industri baru
- Ketika organisasi memiliki peluang untuk membeli bisnis tak terkait
yang menarik secara investasi
- Ketika ada sinergi financial antara perusahaan yang diakuisisi dan
mengakuisisi
- Ketika pasar yang ada sudah jenuh dengan produk organisasi saat ini
- Ketika aksi antitrust dapat didakwakan terhadap organisasi yang
secara historis telah berkonsentrasi pada satu jenis industri
2.3.4 Strategi Defensif
a.
Penciutan
Penciutan
(retrenchment)
terjadi
manakala
sebuah
organisasi
melakukan pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan asset
untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. Atau dengan artian lain
yaitu strategi menonaktifkan beberapa bagian perusahaan yang kurang
maksimal. Lima pedoman penciutan dapat menjadi sebuah strategi yang
efektif:
-
Ketika sebuah organisasi memiliki kompetensi khusus yang jelas
namun gagal untuk secara konsisten memenuhi maksud dan
tujuannya dari waktu ke waktu
-
Ketika organisasi merupakan salah satu pesaing terlemah di suatu
industri tertentu
-
Ketika organisasi ditandai oleh ketidakefisiensian, profitabilitas
yang rendah, semangat kerja karyawan yang buruk, dan tekanan
dari pemegang saham untuk memperbaiki kinerja organisasi
-
Ketika organisasi gagal untuk memanfaatkan peluang eksternal,
meminimalkan ancaman eksternal, mengambil keuntungan dari
kekuatan internal, dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke
waktu, itu artinya ketika manajer strategis organisasi telah gagal
menjalankan tugasnya
-
Ketika organisasi tumbuh membesar terlampau cepat sehingga
reorganisasi internal besar-besaran dibutuhkan
b.
Divestasi
Divestasi (divestiture) adalah menjual satu divisi atau bagian dari suatu
organisasi. Divestasi sering digunakan untuk mendapatkan modal guna
akuisisi atau investasi strategis lebih jauh.
Enam pedoman divestasi dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:
-
Ketika sebuah organisasi menjalankan strategi penciutan dan
gagal untuk mencapai perbaikan yang diperlukan
-
Ketika suatu divisi membutuhkan lebih banyak sumber daya agar
lebih kompetitif dari yang dapat disediakan oleh perusahaan
-
Ketika
suatu
divisi
bertanggung
jawab
terhadap
kinerja
keseluruhan organisasi yang buruk
-
Ketika suatu divisi tidak mampu menyesuaikan diri dengan bagian
organisasi yang lain, ini bisa merupakan akibat dari pasar,
konsumen, manajer, karyawan, nilai-nilai, atau kebutuhan yang
secara radikal berbeda
-
Ketika sejumlah besar dana dibutuhkan dalam waktu dekat dan
tidak dapat diperoleh dengan cara lain
-
Ketika
tindakan
antitrust
pemerintah
mengancam
sebuah
organisasi
c.
Likuidasi
Likuidasi (liquidation) adalah menjual seluruh asset perusahaan, secara
terpisah-pisah sesuai dengan nilai yang terlihat untuk menutup semua kredit
atau
hutang.
Likuidasi
merupakan
pengakuan
kekalahan
dan
konsekuensinya bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara emosional.
Tiga pedoman likuidasi dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:
-
Ketika sebuah organisasi sudah menjalankan strategi penciutan
dan divestasi, namun tak satu pun berhasil
-
Ketika satu-satunya alternatif suatu organisasi adalah menyatakan
diri bangkrut. Likuidasi merepresentasikan cara yang paling
sistematis dan terencana untuk mendapatkan sebesar mungkin
uang tunai dari penjualan asset perusahaan. Sebuah perusahaan
dapat secara legal menyatakan dirinya bangkrut dan kemudian
melikuidasi divisi-divisinya untuk memperoleh modal yang
diperlukan
-
Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan
kerugian mereka dengan menjual asset organisasi
2.4 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan
dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya
pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru
usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan
masyarakat. Strategi pemasaran bukanlah perencanaan keseluruhan perusahaan,
rencana perusahaan haruslah berorientasi pasar. Berikut ini beberapa pengertian
strategi pemasaran: Menurut Kotler & Amstrong (2008:45), strategi pemasaran
adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan
mendapatkan keuntungan dari hubungannya dengan konsumen. 10 Menurut Kotler
(2008:46), dalam upaya untuk mendapatkan kepuasan konsumen di tengah
persaingan, perusahaan harus mengerti terlebih dahulu apa kebutuhan dan keinginan
konsumennya. Sebuah perusahaan menyadari bahwa perusahaan tidak dapat
memenuhi keinginan konsumen yang sangat berbeda-beda. Perusahaan menyiapkan
strategi pemasaran dengan memilih segmen konsumen terbaik yang dapat
menciptakan keuntungan yang sebesarnya. Proses ini meliputi market segmentation,
market targeting, positioning.
2.5
Model Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five-Forces Model)
Menurut Porter seperti yang dikutip David (2009, p145) Model Lima
Kekuatan Porter tentang analisis kompetitif adalah pendekatan yang digunakan
secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri. Intensitas persaingan
antar perusahaan sangat beragam dari satu industri ke industri lain.
Menurut Porter, hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat dipandang
sebagai perpaduan dari lima kekuatan:
1) Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan yang paling
hebat dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh sebuah
perusahaan dapat berhasil hanya sejauh ia menghasilkan keunggulan
kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.
2) Potensi masuknya pesaing baru Perusahaan baru kadang masuk ke industri
dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah, dan sumber
daya pemasaran yang substansial. Oleh karenanya, tugas penyusun strategi
adalah mengidentifikasi perusahaan-perusahaan baru yang berpotensi
masuk ke pasar, memonitor strategi perusahaan saingan baru, menyerang
balik jika diperlukan, dan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada.
Ketika ancaman perusahaan baru yang masuk ke pasar kuat, perusahaan
yang telah ada umumnya memperkuat posisi mereka dan mengambil
tindakan untuk menghambat perusahaan baru tersebut, seperti dengan
menurunkan harga, memperpanjang garansi, menambah fitur, atau
menawarkan paket-paket pendanaan.
3) Potensi pengembangan produk-produk pengganti Hadirnya produk-produk
pengganti meletakkan batas tertinggi (plafon) untuk harga yang dapat
dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk pengganti. Besarnya
tekanan kompetitif yang berasal dari pengembangan produk pengganti
biasanya ditunjukkan oleh rencana pesaing untuk memperluas kapasitas
produksi, selain angka penjualan dan pertumbuhan laba mereka. Kekuatan
kompetitif produk pesaing bisa diukur dengan penelitian terhadap pangsa
pasar yang berhasil diraih produk itu, dan juga dari rencana perusahaan
tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penetrasi pasar.
4) Daya tawar pemasok. Daya tawar pemasok memengaruhi intensitas
persaingan di suatu industri, khususnya ketika terdapat sejumlah besar
pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang
bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah lain sangat tinggi.
Perusahaan mungkin saja menjalankan strategi integrasi ke belakang untuk
memperoleh kontrol atau kepemilikan dari pemasok. Strategi ini sangat
efektif manakala pemasok tidak dapat dipercaya, terlalu mahal, atau tidak
sanggup memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten.
5) Daya tawar konsumen Ketika konsumen berkonsentrasi atau berbelanja
atau membeli dalam volume besar,
merepresentasikan
kekuatan
besar
daya tawar mereka dapat
yang
memengaruhi
intensitas
persaingan di suatu industri. Daya tawar konsumen menjadi lebih tinggi
ketika produk yang dibeli adalah standar atau tidak terdiferensiasi. Daya
tawar konsumen dapat menjadi kekuatan terpenting yang memengaruhi
keunggulan kompetitif. Konsumen memiliki daya tawar yang semakin
besar dalam kondisi-kondisi berikut:
•
Jika mereka dapat dengan mudah dan murah beralih ke merek atau
pengganti pesaing.
•
Jika mereka menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual.
•
Jika penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen.
•
Jika mereka memegang informasi tentang produk, harga, dan biaya penjual
•
Jika mereka memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa
membeli produk.
Gambar 2.1 Model Lima Kekuatan Porter
Sumber: David, 2011, p146
2.6 Produk
Untuk meraih pasar yang diinginkan sebuah perusahaan memulainya dengan
produk atau jasa yang dirancang untuk memuaskan keinginan pasar, para manajer
harus merencanakan, mengembangkan, dan mengelola produk perusahaan sesuai
dengan segmen pasar yang akan dituju. Suatu produk dirancang untuk memenuhi
kebutuhan dari pasar sasaran yang telah dirancang dan biasanya merupakan suatu
titik awal dalam membuat suatu bauran pemasaran. Seorang manajer pemasaran
tidak dapat menentukan harga, strategi promosi, atau strategi saluran distribusi
sebelum perusahaan menentukan produk yang akan dijual, lebih jauh lagi, saluran
distribusi yang baik, promosi yang mengesankan, dan harga yang terjangkau tidak
berarti banyak apabila penawaran produknya tidak dilaksanakan dengan baik. Titik
awal untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan menciptakan produk yang
tepat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar sasarannya.
Definisi produk menurut Kotler (2007 : 23) adalah :
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Sedangkan menurut Buchari Alma (2007 :
139) pengertian produk adalah “Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud
maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya.”
Dari dua pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk dapat dimiliki,
digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan
konsumen melalui ciri-ciri yang dimiliki baik yang nyata maupun yang tidak nyata.
2.7 Pengembangan Produk
Adapun menurut Ulrich – Eppinger ( 2008:2) dalam buku “Product Design
and Development” pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang
dimulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap
produksi. Ulrich mengatakan bahwa perusahaan melakukan pengembangan produk
dengan tujuan:
1. Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas
2. Untuk menambah omzet penjualan
3. Untuk memenangkan persaingan
4. Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama
5. Untuk mencegah kebosanan konsumen
6.
Untuk
menyederhanakan
produk,
pembungkus
Dan
perusahaan
memerlukan strategi untuk membantu dalam proses pengembangan
produk mereka seperti :
- Memperbaiki produk yang sudah ada
- Memperluas lini produk
- Merubah produk yang sudah ada
- Meniru strategi pesaing
- Menambahkan produk baru yang tidak ada hubungan dengan lini
produk.
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:309), pengembangan
produk adalah mengembangkan konsep produk menjadi produk nyata untuk dapat
memastikan bahwa ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa
dikerjakan.Pengembangan produk merupakan strategi pemasaran yang memerlukan
penciptaan produk baru yang dapat dipasarkan, proses merubah aplikasi untuk
teknologi baru ke dalam produk yang dapat dipasarkan. Pengertian pengembangan
produk meliputi:
1. Produk baru yaitu:
a. produk yang benar-benar inovatif dan unik
b. produk pengganti yang benar-benar berbeda dan produk yang sudah ada
c. produk imitatif, yaitu produk yang baru bagi perusahaan tertentu tetapi
bukan baru di dalam pasar
d. produk yang menggunakan bahan baku baru sama sekali
2. Pengembangan produk:
a. riset pemasaran
b. rekayasa
c. desain
3. Modifikasi produk, yaitu memperbaiki produk yang sudah ada yang
meliputi kualitas, fitur, dan style yang tujuannya meningkatkan penjualan.
Modifikasi produk menciptakan tiga dimensi, yaitu:
a. perbaikan mutu (quality improvement)
b. perbaikan cirri-ciri khas (feature Improvement)
c. perbaikan gaya enent (style improvement)
4. Merchandising, yaitu semua aktivitas perencanaan baik dari produsen
maupun pedagang yang dimaksudkan untuk menyesuaikan antara produkproduk yang dihasilkan dengan permintaan pasar.
Pengembangan produk adalah suatu proses penemuan ide untuk barang dan
jasa termasuk merubah, menambah atau merumuskan kembali sebagian dari sifatsifat pokok yang sudah ada dalam segi corak, merek dan kuantitas. Pengembangan
produk dilaksanakan dengan tujuan untuk melayani pasar yang telah ada sekarang
dengan lebih meningkatkan penjualan, memenuhi usaha menemukan barang baru
yang lebih baik, serta melaksanakan aktivitas-aktivitas dari teknik penelitian,
perekayasaan dan perancangan produk.
Strategi pengembangan produk dikemukakan oleh Swastha (2010:29-30):
1. Memperbaiki bentuk-bentuk yang telah ada. Dalam strategi ini perusahaan
tetap menggunakan teknologi dan fasilitas yang ada untuk membuat variasi
baru dari produknya.
2. Memperluas lini produk. Semua ditujukan untuk menawarkan lebih banyak
alternatif pilihan kepada pembeli tentang produknya.
3. Menambah model yang ada. Disini perusahaan menambah beberapa variasi
baru pada produknya.
4. Meniru strategi pesaing. Beberapa pengusaha berpendapat bahwa hubungan
antara biaya pengembangan produk dengan laba yang akan diperoleh pada
waktu mendatang adalah tidak pasti.
5. Menambah produk yang tidak ada kaitannya dengan lini yang ada.Strategi
ini dianggap mahal karenaproduk baru sering menggunakan proses produksi
baru, demikian juga fasilitas-fasilitas untuk promosi dan distribusinya.
2.7.1 Tahap-Tahap Pengembangan Produk
Proses pengembangan produk untuk setiap perusahaan adalah berbeda,
tergantung produk serta tingkat kompleksitasnya, dan umumnya kegiatan-kegiatan
ini lebih membutuhkan daya analisis intelektual dan manajemen organisasi. Proses
pengembangan produk yang terstruktur serta terdefenisi dengan baik, sangat
diperlukan perusahaan dalam merancang produk-produk yang akan dijual ke pasar.
Tahap-tahap pengembangan produk baru seperti yang dikemukakan oleh
Kotler dan Keller (2009:287-306), yaitu:
1. Penciptaan Ide
Proses pengembangan produk baru dimulai dengan pencarian ide. Ide produk
baru bisa berasal dari interaksi dengan berbagai kelompok dan menggunakan
teknik yang menghasilkan kreativitas. Untuk menghasilkan arus ide-ide baru
yang berkesinambungan, perusahaan harus dengan agresif menggali banyak
sumber-sumber gagasan.
2. Penyaringan Ide
Tujuan dari penyaringan adalah untuk menciptakan sejumlah ide-ide yang
baik dan mengesampingkan yang jelek sedini mungkin dan membuang ide
yang buruk seawal mungkin. Ide yang dapat bertahan dapat disaring lebih
lanjut menggunakan proses pemeringkat sederhana dan jika manajemen
merasa bahwa ide produk amat cocok dengan keterampilan pemasaran dan
pengalaman pemasaran, maka perusahaan akan meningkatkan peringkat ide
produk secara keseluruhan.
3. Pengembangan dan Pengujian
Konsep ide yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep produk yang
dapat diuji. Kita dapat membedakan antara ide produk,konsep produk, dan
citra produk. Ide produk adalah ide untuk produk dimana perusahaan dapat
melihat kemungkinan produk dapat ditawarkan ke pasar. Konsep produk
adalah versi terinci dari suatu ide yang dinyatakan dalam istilah-istilah yang
berarti bagi konsumen. Citra produk adalah gambaran tertentu yang
konsumen peroleh dari suatu produk aktual atau potensial.
Dalam pengujian konsep mensyaratkan bahwa berbagai konsep produk diuji
pada kelompok konsumen sasaran yang tepat, kemudian reaksi konsumen
tersebut dikumpulkan. Konsep-konsep ini dapat disajikan secara simbolis
atau secara fisik. Jika konsep yang diuji semakin menyerupai produk akhir,
pengujian konsep ini dapat semakin diandalkan.
4. Pengembangan Strategi Pemasaran
Setelah uji konsep berhasil, manajer produk baru akan mengembangkan
rencana strategi tiga bagian awal untuk memperkenalkan produk baru ke
pasar, yaitu:
a. Bagian pertama
Menggambarkan ukuran pasar sasaran, struktur, dan perilaku;
positioning produk yang direncanakan, lalu penjualan,pangsa pasar,
dan tujuan laba yang dicari dalam beberapa tahun pertama.
b. Bagian kedua
Mengikhtisarkan rencana harga produk, strategi distribusi, dan
anggaran pemasaran yang direncanakan selama tahun pertama.
c. Bagian ketiga
Rencana strategi pemasaran menggambarkan tujuan penjualan dan
laba jangka panjang serta strategi bauran pemasaran sepanjang waktu.
5. Analisis Bisnis
Setelah manajemen mengembangkan konsep produk dan strategi pemasaran,
manajemen dapat mengevaluasi daya tarik bisnis dari proposal. Manajemen
harus mempersiapkan penjualan,
biaya, dan proyeksi laba untuk menentukan apakah mereka memuaskan
tujuan perusahaan. Jika ya, konsep dapat beralih ke tahap pengembangan.
6. Pengembangan Produk
Jika konsep produk dapat melewati ujian bisnis, konsep ini berlanjut ke
litbang untuk dikembangkan menjadi suatu produk fisik. Selanjutnya ke
bagian produksi untuk dibuat, diberi merek dan kemasan yang menarik.
7. Pengujian Pasar
Setelah manajemen puas dengan kinerja fungsional dan psikologis, produk
siap dikemas dengan nama merek dan kemasan dalam uji pasar. Dalam
pengaturan autentik, pemasar dapat mempelajari seberapa besar pasar yang
ada dan bagaimana konsumen dan penyalur bereaksi untukmenangani,
menggunakan, dan membeli kembali produk.
8. Tahap Komersialisasi
Memperkenalkan produk baru ke pasar merupakan kegiatan penyelesaian
rencana pemasaran, pengkoordinasian kegiatan perkenalan dengan fungsifungsi bisnis, pelaksanaan strategi pemasaran serta pengontrolan peluncuran
produk.
Organisasi dan dukungan manajemen puncak yang kondusif guna mencapai
tujuan spesifik produk baru serta tujuan korporasi. Pengembangan produk perlu
adanya kelompok kerja pengembangan (tim pengembangan produk) yang:
1. bertanggung jawab untuk mengubah produk yang diinginkan pasar ke
pencapaian suksesnya produk di pasar.
2. produk yang dihasilkan harus:
a. marketability (kemampuan produk untuk dipasarkan)
b. manufacturability (kemampuan produk untuk diproduksi)
c. serviceability (kemampuan purna jualnya)
Penggunaan ketiga hal tersebut akan membentuk rekayasa terpadu
(concurren engineering) yang merupakan kelompok yang mewakili semua bidang
yang terkait langsung.
2.8 Strategi SWOT
SWOT adalah akronim dari strengths (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunities (peluang), threats (ancaman). Menurut Fred R. David (2006:8), semua
organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada
perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Berikut
adalah penjelasan tentang SWOT menurut Fred R. David (2006: 47):
1. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain
yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang
dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan
adalah
kompetisi
khusus
yang
memberikan
keunggulan
kompetitif
bagiperusahaan di pasar.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja
perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya
keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat
merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu
sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan
antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang
bagi perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau
yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang
baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
Freddy Rangkuti (2006:19) juga mengatakan hal yang serupa yaitu Analisis
SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) dengan faktor internal kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness).
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan
analisisdalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah
sebagaikerangka/panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif
dasaryang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
Tabel 2.1 Matriks Analisa SWOT (Kuncoro, 2005, p52)
STRENGTH (S)
WEAKNESS (W)
Daftar semua kekuatan
Daftar semua
yang dimiliki
kelemahan yang
dimiliki
OPPORTUNITIES(O)
Strategi SO
Strategi WO
Daftar semua peluang
Gunakan semua kekuatan
Atasi semua kelemahan
yang dapat
yang dimiliki untuk
dengan memanfaatkan
diidentifikasi
memanfaatkan peluang
semua peluang yang
yang ada
ada
THREATS(T)
Strategi ST
Strategi WT
Daftar semua ancaman
Gunakan semua kekuatan
Tekan semua
yang dapat
untuk menghindar dari
kelemahan dan cegah
diidentifikasi
semua ancaman
semua ancaman
Sumber: (Kuncoro, 2005, p52)
2.9 Matriks Ansoff
Matriks Ansoff adalah kerangka pengembangan produk atau pasar yang
merupakan
alat
perencanaan
protfolio
untuk
mengidentifikasi
kesempatan
pertumbuhan melalui penetrasi pasar, pengembangan produk ,atau diversifikasi.
Dalam buku karangan Kotler dan Keller yang berjudul Marketing Management
(2009:85) susunan perencanaan portfolio dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Ansoff's
Product - Market Expansion Grid).
Gambar 2.2 Ansoff’s Matrix
a.Market Penetration
Merupakan strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan
penjualan dari produk yang sekarang ada ,untuk segmen pasar yang sekarang ada
tanpa mengubah produknya.
b.Market development
Merupakan strategi bagi pertumbuhan perusahaan dengan mengidentifikasi dan
mengembangkan segmen pasar yang baru untuk
produk perusahaan yang
sekarang sudah ada.
c.Product development
Merupakan strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk
yang baru atau yang sudah dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang ada.
d.Diversification
Merupakan strategi untuk pertumbuhan perusahaan melalui memulai atau
mengakuisisi bisnis diluar produk dan pasar yang suda ada bagi perusahaan.
2.10
Rerangka Pemikiran
PT. Bina Dwipantara
Wisata
Analisis Internal
(Kekuatan dan
Kelemahan)
Analisis Eksternal
(Peluang dan
Ancaman)
Analisa 5 Porter
Matriks Evaluasi
Faktor Internal
(IFE)
Matriks Evaluasi
Faktor Eksternal
(EFE)
Matriks KekuatanKelemahan-PeluangAncaman
(SWOT)
Matriks InternalEksternal
(IE)
Matriks Ansoff
Strategi Bisnis
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Sumber: Penulis
Download