teologi pembangunan berbasis pengembangan masyarakat

advertisement
242
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
TEOLOGI PEMBANGUNAN BERBASIS
PENGEMBANGAN MASYARAKAT SHALOM
PADA GEREJA KEMAH INJIL INDONESIA
DAERAH KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR
Yunus D. A. Laukapitang1)*
1)
Dosen Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan Kupang
*)
Penulis korespondensi: [email protected]
Abstrak
Transformasi dunia dengan kuasa Kristus yang bangkit. Tahun 2011-2016
dengan Advokasi trasformasi membangun masyarakat damai melalui kuasa
Kristus yang bangkit. Dalam konteks Indonesia secara umum dan masyarakat
Nusa Tenggara Timur, secara khusus jemaat Gereja Kemah Injil Indonesia
Daerah Kupang-NTT yang umumnya berada di pedesaan secara standard
nasional belum mengalami kesejahteraan secara umum dibandingkan dengan
daerah yang lain. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan
prinsip-prinsip pembangunan masyarakat damai secara umum maupun Alkitab
serta pendekatan konsep pengembangan masyarakat sehingga pada akhirnya
bagaimana prinsip-prinsip teologi dan umum yang berhubungan dengan
pengembangan masyarakat dapat diaplikasikan dalam berbagai program
pembangunan gereja bagi jemaat sehingga dapat terjadi perubahan dalam
kehidupan masyarakat menuju masyarakat shalom itu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemahaman yang benar mengenai teologi pembangunan
melalui pendekatan pengembangan masyarakat shalom memberi dampak
secara langsung bagi kemandirian umat GKII Daerah Kupang bila bersatu hati,
pikiran dan tindakan dalam membangun perencanaan strategis bersama untuk
memaksilkan potensi alam, sumber daya sosial, rohani dan manusia untuk
menghadirkan masyarakat shalom pada Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah
Kupang – NTT.
Kata Kunci: Teologi Pembangunan, pengembangan, masyarakat, shalom, GKII,
Kupang
The transformation of the world through the power of the risen Christ. For the
years 2011-2016, a transformation campaign to raise up a community of peace
through the power of the risen Christ. In the Indonesian context in general and
society in East Nusa Tenggara, specifically in the congregation of the Gereja
Kemah Injil Indonesia in the area of Kupang-NTT, that according to national
standard is in a rural area, has not yet experienced prosperity when compared
to other areas. The purpose of this writing is to explain the general and biblical
principles of building a community of peace, along with the approach of the
concept of community development so that, in the end, the general and
theological principles that are related to community development can be
applied in various programs of church planting for the congregation so that it
242
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
will produce change in the lives of the community that will move towards the
aforementioned community of peace. The results of this research show that a
right understanding about community development theology through the
approach of developing a community of peace, has an immediate impact on the
independence of the congregation of the Kupang GKII when they have one
heart, mind, and act in building a strategic plan together to maximize their
natural resources, as well as their social, spiritual and human resources in order
to bring a community of peace to the Gereja Kemah Injil Indonesia Area
Kupang—NTT.
Key words: Theology of Community Development, development, community,
shalom, GKII, Kupang
Pendahuluan
Gereja dalam pemahaman praktis berbicara mengenai organisme
dan organisasi. Secara organisme, gereja adalah setiap pribadi yang
dipanggil keluar dari kegelapan ke dalam terangnya yang ajaib (1 Petrus
2:9-10). Gereja memiliki persekutuan pribadi dengan Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamatnya (Yohanes 1:12; Yohanes 17:3). Secara
organisasi, gereja berbicara mengenai persekutuan pribadi-pribadi dalam
suatu komunitas bersama yang di dalamnya perlu diatur secara tertib.
Dalam hal inilah diperlukan pemimpin secara rohani dengan Kristus
sebagai Kepalanya. Dalam perutusannya gereja diutus oleh Kristus ke
dalam dunia, namun ia bukan berasal dari dunia. Dalam interaksinya
dengan dunia di mana ia hidup dan menyaksikan akan kebesaran Allah.
Pada sisi yang lain, orang percaya yang adalah gereja, diperhadapkan
dengan berbagai masalah sosial, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan
dan berbagai masalah sosial lainnya yang juga menjadi pergumulan
masyarakat secara umum. Dalam kondisi inilah, pada satu sisi orang
percaya dipanggil dalam pengharapan akan kemuliaan Allah di dalam
Kristus suatu kehidupan Surga yang penuh dengan kedamaian. Pada sisi
lain, ia ada di dunia yang penuh dengan penderitaan dan tantangan yang
juga menerpa kehidupannya. Kenyataan tersebut di atas menjadi
perenungan bagi gereja disebutkan:
Gereja Kristen masa kini sudah lama melalaikan peran aktifnya di bidang
sosial. Selain tindakan karitas dalam kegiatan amal yang dilakukan sekalikali dan pe-layanan pendidikan dan kesehatan yang bahkan kehilangan visi
kristianinya, umumnya gereja gagal memberikan pengaruhnya yang positif
dalam kehidupan sosial di masyarakat. Orang-orang Kristen secara salah
menganggap iman Kristen secara salah menganggap iman Kristen hanya
berkenaan dengan kesalehan per-sonal dan tidak berkenaan dengan
kehidupan publik, sehingga tidak merasa berkewajiban untuk memikirkan
tanggungjawab sosialnya. Karena itu, Kuyper mengingatkan kita bahwa
242 Pembangunan Berbasis… (Yunus
JURNAL
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Teologi
D. A. Laukapitang)
243
iman Kristen sejati harus terintegrasi dalam seluruh aspek kehidupan,
termasuk bidang sosial politik. Bagi Kuyper, ketika seorang Kristen hidup
berdasarkan prinsip ajaran Kitab Suci, ia tidak bisa tidak memerhatikan dan
mengusahakan kehidupan sosial yang lebih baik bagi masyarakat di mana ia
1
di-tempatkan.
Juga dijelaskan, ―Dalam konteks modernisasi, gereja memang perlu
membangun diri agar tidak ketinggalan anggota jemaatnya, namun juga
tidak boleh lupa akan tugas dan panggilannya untuk membangun
masyarakat. Mengingat hal ini, maka teologi praktis perlu memberikan
sumbangan pemikiran untuk mengarahkan gereja dalam perencanaan
pembangunan jemaat yang kontekstual.‖2 Gereja hidup dan berkembang
bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk membangun Kerajaan Allah
yang mendatang-kan damai sejahtera, keadilan, dan kebenaran di bumi
ini.3 Gereja yang adalah lembaga yang dibangun oleh Kristus dan
dilengkapi oleh Kristus dengan kuasa-Nya untuk menghadirkan
Kerajaan Allah di bumi menjadi harapan dan sarana di mana Allah
bekerja bagi dan melalui umat-Nya untuk memberkati masyarakat.
Kemiskinan Asia dan perjuangan untuk hidup merupakan seruan
bagi gereja-gereja Asia dan teologi Kristen untuk kembali pada aspirasiaspirasi dasar dari Kekristenan dalam Kitab Suci, hidup Yesus, dan
gereja mula-mula, yang sangat memedulikan hidup manusia dan
keadilan.4 Gereja selalu bergumul dengan dunia di mana ia diutus. Gereja
bergumul dengan teks dan konteksnya, sehingga gereja tetap menjalankan fungsinya menjadi garam dan terang bagi dunia. Yan Aritonang,
mengenai teologi kontekstual menjelaskan:
Dalam rangka mengembangkan teologi yang kontekstual tersebut dijagalah
keseim-bangan antara teks (dalam hal ini isi dan berita Alkitab) dan
konteks. Di satu sisi diupayakan agar teologi itu tetap setia pada teks, dan di
sisi lain diupayakan agar relevan degaan - bahkan memberi penghargaan
kepada – konteks. Namun demi-kian, pengembangan teologi kontekstual ini
bukanlah pekerjaan yang mudah; sebab di satu sisi studi atas teks (Alkitab)
juga terus berkembang, dan sering meng-hasilkan penemuan-penemuan
baru dan mengejutkan, sedang di sisi lain konteks kehidupan dan
keberadaaan gereja termasuk di Indonesia, antara lian di bidang sosial,
politik, ekonomi, budaya (termasuk budaya modern), terus berubah, bahkan
1
x-ix.
2
Abraham Kuyper, Iman Kristen dan Problema Sosial (Surabaya: Momentum, 2004),
Rijnardus A. Van Kooij, Sri Agus Patnaningsing, dan Yam‘ah Tsalatsa A., Menguak
Fakta, Menata Karya Nyata (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 4.
3
Rijnardus A. Van Kooij, Sri Agus Patnaningsing, dan Yam‘ah Tsalatsa A., Menguak
Fakta, Menata Karya Nyata , 6.
4
Tissa Balasuriya, Teologi Siarah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994), 150.
242
244
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
penuh gejolak. Oleh karena itu, tugas dan tantangan dalam berteologi tidak
pernah selesai, bahkan makin intensif, terutama ketika terjadi gejolak dan
perubahan pada akhir-akhir ini.5
Dalam konteks Gereja Kemah Injil Indonesia6 secara nasional
pergumulan untuk menuju kemandirian gereja yang ditandai oleh
kemampuan gereja untuk membiayai segala kebutuhan pelayanan
menjadi pergumulan. Dari data yang diperoleh penulis, disebutkan
berhubungan dengan program kerja BPP GKII 1996-2001, yakni: 7
Program Kerja BPP GKII 1996-2001. Mengacu kepada Anggaran
Dasar Gereja Kemah Injil Indonesia, maka Program Kerja BPP GKII
Periode 1996-2001 dikembangkan berdasarkan pernyataan misi yang
berikut ini: Gereja Kemah Injil Indonesia ada untuk bersekutu,
menyembah, memberitakan Injil dan melayani, membangun serta
mendewasakan jemaat ke arah kemandirian, dalam melaksanakan
Amanat Agung TUHAN Yesus Kristus (Matius 28:19-20).
Fokus utama yang merupakan tujuan ultima yang akan dicapai oleh
BPP GKII periode 1996-2001 ialah ―mengembangkan Gereja Kemah Injil
Indonesia yang mandiri dan misioner‖ yang ditandai oleh:
1. Adanya kesadaran dan pengenalan diri semua anggota GKII sebagai
―tubuh Kristus‖ yang terutus ke dalam dunia.
2. Adanya kemampuan untuk ―membuat keputusan sendiri‖ tanpa
campur tangan pihak luar.
3. Adanya potensi dan daya untuk ―memerintah diri sendiri‖ dengan
membangun organisasi GKII yang berfungsi secara efektif, efesien dan
sehati, mulai dari tingkat jemaat, Daerah, Wilayah sampai pada tingkat
pusat.
4. Adanya daya dan kemampuan untuk mengelola sumber daya manusia
dan materi/ekonomi untuk ―mencukupkan kebutuhan GKII‖ dalam
melaksanakan semua tugas pelayanannya tanpa bantuan pihak luar.
5. Adanya dedikasi serta komitmen semua anggota untuk terlibat dalam
penginjilan dan Misi Dunia, guna memenangkan orang-orang berdosa
bagi kemuliaan TUHAN Yesus dalam lingkungan hidup di mana setiap
anggota GKII berada.
6. Adanya hakikat, mekanisme yang kontekstual dan cara hidup Kristen
semua anggota GKII yang ditandai oleh ―hidup untuk mengabdi‖ dalam
konteks pelayanan di mana GKII berada.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa kemandirian pelayanan
berhubungan erat dengan adanya daya dan kemampuan untuk mengelola
5
Jan S. Aritonang, Belajar Memahami Sejarah di Tengah Realitas (Bandung: Jurnal Info
Media, 2007), 44.
6
Selanjutnya disingkat GKII
7
Program Kerja BPP GKII 1996-2001. Pengantar, 1.
Teologi
D. A. Laukapitang)
245
242 Pembangunan Berbasis… (Yunus
JURNAL
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
sumber daya manusia dan materi/ekonomi (alam) yang Tuhan berikan
kepada setiap jemaat. Ini berhubungan erat dengan pembangunan di
dalam jemaat.
Pernyataan visi dan misi ini juga dicanangkan dalam konsep yang
sama dalam periode pelayanan tahun 2001-2006, yakni:
Visi, yaitu ―GKII ada untuk memuliakan Allah dengan menjadi Gereja
pembawa damai sejahtera guna membangun manusia seutuhnya, dengan
Misi, yang seleng-kapnya berbunyi: ―GKII menerima dari Allah
tanggungjawab untuk membawa damai sejahtera melalui Pekabaran Injil;
Pelayanan Menyeluruh; Pendukungan (Jejaringan) dan Pengutusan.‖ Serta
Fokus, yaitu ―membawa sejahtera‖ atau ―shalom‖.8
Penegasan juga diberikan berhubungan tema konferensi nasional
GKII tahun 2006 serta visi, misi dan fokus pelayanan GKII untuk
periode kerja 2006-2011, oleh ketua umum GKII yakni: 9
Menyambut Konferensi Nasional Gereja Kemah Injil Indonesia
Tahun 2006, BPP GKII mencanangkan tema: ―Transforming the World
through the Power of the Risen Christ,” (Transformasi dunia melalui
kuasa Kristus yang bangkit) dan sub tema: ―GKII dengan roh yang
menyala-nyala siap menjadi alat pembaharuan untuk membawa
sejahtera dalam segala bidang hidup‖ berlandaskan Wahyu 21:5. …
Berdasarkan tema dimaksud, BPP berupaya meletakkan landasan bagi
strategi kepemimpinan dan manajemen dalam Periode Kerja 2006-2011,
yang dibangun di atas Adapun VISI, MISI, dan FOKUS untuk digumuli
bersama dalam KONAS ini. Adapun VISI, MISI dan FOKUS dimaksud
adalah:
- Visi: “GKII ada untuk memuliakan Allah dengan menjadi alat transformasi guna
membawa kesejahteraan bagi manusis seutuhnya” yang dirumuskan dalam
pernyataan
- Misi: ―GKII menerima dari Allah tanggungjawab menjadi alat trasformasi dunia
melalui „Pekabaran Injil, Pelayanan Menyeluruh, Pembangunan Berjejaring dan
Pengutusan‟ dalam membangun masyarakat sejahtera” yang terarah kepada
- Fokus: yaitu ―Shalom” atau ―Transformasi yang membawa
kesejahteraan‖ dalam segala bidang hidup.
Penjelasan visi, misi dan fokus menunjukkan adanya pergumulan
GKII untuk membangun umat menuju kemandirian yang ditandai oleh
damai sejahtera atau ―shalom‖. Hal menarik yang dapat dilihat dari kata
8
Sambutan Ketua Umum Gereja Kemah Injil Indonesia pada Konferensi Nasional
VI Gereja Kemah Injil Indonesia tahun 2006. Dokumen Konas VI GKII. Wisma Kinasih,
20-24 Maret 2006, 2.
9
Kata Pengantar Ketua Umum pada Konferensi Nasioanal VI Gereja Kemah Injil
Indonesia tahun 2006. Dokumen Konas VI GKII. Wisma Kinasih, 20-24 Maret 2006, 16.
242
246
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
pengantar Ketua Umum Badan Pengurus Pusat berhubungan dengan
visi, misi dan fokus mempunyai tujuan yang menjelaskan:
Tema KONAS, Visi, Misi, dan Fokus yang dicanangkan di atas bertujuan guna mendorong semua komponen pemimpin dan warga GKII untuk
memadukan hati, karsa, semangat dan daya guna melangkah memasuki
masa pengabdian baru ke depan. Faktor penting yang diharapkan terjadi
ialah bahwa GKII kiranya melangkah secara simultan dan terkoordinasi
untuk mewujudkan kinerja bersinergi dalam segala bidang kehidupan,
sehingga sejahtera yang didambakan akan terjadi dalam seluruh lapisan
kehidupan umat GKII. Dambaan lain yang tersirat ialah bahwa dengan Visi,
Misi dan Fokus kepemimpinan yang sama, diharapkan bahwa GKII mampu
untuk menjadi alat trasformasi dalam segala bidang kehidupan umum
(sosial, kultural, politik, kesehatan, pertanian, kelautan, teknologi,
komunikasi, dan sebagainya) yang diwujudkan melalui pengabdian bersama
dengan sesama anak bangsa, sehingga kesejahteraan pun diharapkan
terwujud secara merata bagi semua anggota masyarakat.10
Tujuan ini dapat tercapai melalui suatu pendekatan yang dilakukan
adalah pendekatan melalui pengembangan masyarakat. Ini dijelaskan:
Mewujudlangsungkan semua kinerja baik ini, BPP telah mencanangkan
suatu landasan strategis (Manajemen Perencanaan Strategis) sebagai dasar
bagi kinerja bersasaran ke depan, yang perlu kita godok serta gumuli dalam
KONAS ini. Fokus utama dari MPS GKII ini adalah meneguhkan
kepempinan pada semua aras (melatih, mengutus untuk belajar pada aras
tinggi), membangun warga GKII sebagai masyarakat sejahtera dengan
pendekatan community development yang diharapkan dapat mengentaskan
11
tantangan yang dihadapi warga GKII.
Ada suatu optimisme apabila ini dilaksanakan dengan baik memberi
dampak secara positif yakni terwujudnya peradaban shalom. Ditegaskan
pula: ―Pada gilirannya, apabila hal ini dapat kita teruskan secara
konsisten, maka akan ada transformasi yang membawa sejahtera dalam
kehidupan individu, masyarakat, sehingga akan terwujudlah peradaban
shalom (shalom civilization) di mana TUHAN Yesus Kristus akan terus
diagungkan.‖12 Apa yang menjadi harapan ini, pada kenyataannya belum
terwujud secara maksimal dalam kehidupan jemaat GKII secara khusus
di Nusa Tenggara Timur. Kenyataan menunjukkan bahwa dari 65 jemaat
yang ada dalam daerah pelayanan GKII Kupang-NTT ada 57 jemaat
mandiri dan 10 Pos Penginjilan, hanya ada 19,4% yang berada di pusat
10
Kata Pengantar Ketua Umum, 16.
Kata Pengantar Ketua Umum, 17.
12
Kata Pengantar Ketua Umum, 17.
11
242 Pembangunan Berbasis… (Yunus
JURNAL
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Teologi
D. A. Laukapitang)
247
kota dan kabupaten 80,6 %, lainnya ada di pedesaan dengan tingkat kehidupan, pendidikan, ekonomi dan kesehatan pada umumnya masih
minim bila dibandingkan dengan daerah lain yang ada di Indonesia. Satu
indikasi yang dapat dilihat yakni adanya defisit anggaran GKII Daerah
Kupang, pada laporan bendahara I pada Rakerda I September 2012, yakni
Rp. 14.641.511.13 Ini menunjukkan bahwa gereja-gereja belum mampu
membiayai sendiri pelaksanaan pelayanan melalui potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia, sosial dan rohani yang dimilikinya. Untuk
mengatasi kondisi ini dan keadaan umat secara umum pada keputusan
berhubungan dengan anggaran-anggaran. Dua keputusan yang
berhubungan erat dengan pengembangan jemaat yang dapat sebagai titik
tolak dalam merencanakan dan melaksanakan suatu strategi teologi
pembangunan melalui pendekatan pengembangan masyarakat untuk
menghadirkan shalom bagi umat yakni, pada poin e dan h, yakni:
e) Jemaat-jemaat lokal yang mempunyai tenaga ahli akan diinventarisir agar
mereka juga dapat memberdayakan umat untuk memaksimalkan potensi
yang ada dan dapat memberikan pelatihan-pelatihan praktis kepada
Perkauan untuk mencari dana guna menolong anggaran Daerah yang sedang
defisit. h) Daerah membentuk tim pemberdayaan umat untuk
memaksimalkan potensi umat yang dimiliki. Diusulkan ada di bawah kaum
profesional. 14
Pada sisi lain, dalam jemaat-jemaat ini ada potensi-potensi lokal
yang dipunyai sumber daya alam (hutan, tanah, air), sumber daya sosial
yang berupa hasil kebuda-yaan (hasil-hasil kebudayaan lokal, berupa
kerajinan tangan) serta sumber daya manusia yang dapat dimaksimalkan
untuk dapat mengatasi kesulitan-kesulitan kehidupan yang dialami.
Apa yang digumuli oleh Gereja Kemah Injil baik Secara Nasional
maupun Daerah Kupang-NTT untuk meningkatkan derajat kehidupan
umat berhubungan erat dengan apa yang sedang dipikirkan oleh Negara
sesuai dengan tujuan bangsa yang dicanangkan dalam perencanaan
pembangunan jangka panjang Nasional untuk Indonesia dari tahun
2005-2025 ke depan pasal 3, yang dijelaskan sebagai berikut:
RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya
Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk
13
Badan Pelaksana Harian Daerah Gereja Kemah Injil Indonesia, ―Hasil Keputusan
Rakerda I Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Kupang-NTT‖ di Sabu Raijua tanggal 57 September 2012, 6.
14
Badan Pelaksana Harian Daerah Gereja Kemah Injil Indonesia, ―Hasil Keputusan
Rakerda I Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Kupang-NTT‖ di Sabu Raijua tanggal 57 September 2012, 13.
242
248
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial dalam bentuk rumusan visi, misi dan
15
arah Pembangunan Nasional.
Pengertian Teologi Pembangunan
Teologi pembangunan dapat diartikan sebagai ajaran Kristen mengenai suatu proses perubahan secara sadar yang dilakukan oleh
manusia, baik secara pribadi maupun komunitas sebagai ciptaan Allah
dalam penatalayanan ciptaan Allah secara utuh bagi kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan ciptaan dengan melihat kepada Allah
sebagai sumber utama pembangunan.
Rencana Strategis Pengembangan Ekonomi Umat Menuju
Masyarakat Shalom
Kondisi Nyata Gereja Kemah Injil Daerah Kupang-NTT
Secara geografis Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Kupang NTT
adalah daerah kepulauan yakni terdiri dari tiga pulau besar yang di
dalamnya berdiam umat GKII Daerah Kupang-NTT, yang meliputi pulau
Rote, pulau Timor dan pulau Sabu. Dalam struktur pemerintahan
Propinsi Nusa Tenggara Timur umat Gereja Kemah Injil Indonesia
Daerah Kupang-NTT berada dalam wilayah propinsi NTT yang di
dalamnya terdapat dalam 5 kabupaten dan 1 kota yakni, kabupaten
Rote-Ndao, kabupaten Sabu Raijua, kabupaten Kupang, Kabupaten
Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Belu dan Kota Kupang dengan
masalah dan karakteristik daerah yang berbeda.
Gereja Kemah Injil Daerah Kupang dalam upaya untuk
menghadirkan shalom bagi umat yang dilayani diperlukan kemitraan
dengan berbagai pihak untuk saling mendukung mencari jalan keluar
yang dihadapi oleh umat berdasarkan potensi yang dimiliki oleh umat.
Konsep Pengembangan Masyarakat Shalom Dalam Perspektif
Teologi Pembangunan
Pada bagian ini konsep pengembangan masyarakat secara umum
yang coba dije-laskan meliputi pengertian pengembangan masyarakat,
15
―Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025,‖ diakses 5 April 2015,
http://pendanaan.bappenas.go.id/index.php?option=com_rubberdoc&view=doc&id=40
&format=raw.
242 Pembangunan Berbasis… (Yunus
JURNAL
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Teologi
D. A. Laukapitang)
249
aspek-aspek pengembangan masyarakat, tujuan pengembangan
masyarakat, metode-metode pengembangan masyarakat dan prinsipprinsip pengembangan masyarakat.
Pengertian Pengembangan Masyarakat
Development community diartikan, ―promosi kehidupan lebih baik pada
masyarakat setempat, dengan partisipasi aktif, inisiatif maupun kerja
sama seluruh warga masyarakat (pembangunan komuniti; pembangunan
masyarakat setempat).16 Zubaegi menjelaskan, ―Secara substansial
pengembangan masyarakat adalah sebuah proses restrukturisasi
masyarakat dengan cara menawarkan pola-pola swadaya partisipatif
dalam mengelola dan mengorganisasikan kehidupan sosial-ekonomi
sehingga akan lebih memungkinkan memenuhi kebutuhannya sendiri
dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.17 Lebih lanjut ia menulis,
―pengembangan Masyarakat adalah upaya mengembangkan sebuah
kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berdasarkan prinsip
keadilan sosial dan saling menghargai.‖18 Pengembangan masyarakat
adalah komitmen dalam memberdayakan masyarakat lapis bawah
sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata menyangkut masa
depannya.19 ―Pengembangan masyarakat dapat didefinisikan sebagai
metode yang memungkinkan individu-individu dapat meningkatkan
kualitas hidupnya serta memperbesar pengaruhnya terhadap prosesproses yang memengaruhi kehidupannya.‖20
Pengembangan Masyarakat adalah proses bertumbuhnya kemampuan suatu
masyarakat untuk menyelesaikan sendiri segala persoalan mereka dan
untuk memegang kendali atas hidup mereka. Ini menghasilkan
pertumbuhan pribadi secara utuh (jasmani, jiwani, rohani, dan sosial) dan
perbaikan dalam berbagai bidang kehidupan mereka, baik secara pribadi
21
maupun secara bersama-sama.
Pengembangan masyarakat dalam pengertian yang sama dengan
perkembangan atau pembangunan masyarakat, Soetomo memberikan 4
konsep dasar yakni: 22
16
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1993), 147.
M. Zubaegi, Pengembangan Masyarakat Wacana & Praktik (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), vi.
18
M. Zubaegi, Pengembangan Masyarakat Wacana & Praktik, 4.
19
Zubaegi, 4.
20
Ibid., 5.
21
Gary T. Hipp, Pengembangan Masyarakat dan Pemuridan Perpaduan antara Kaidah
Kencana dan Amanat Agung (Bandung: Kalam Hidup, 2005),30.
22
Soetomo, Pembangunan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), 25.
17
242
250
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
1. Perkembangan atau pembangunan masyarakat pada dasarnya
merupakan proses perubahan.
2. Perkembangan atau pembangunan masyarakat adalan proses
terciptanya hubungan yang harmonis antara kebutuhan masyarakat
dengan potensi, sumber daya dan peluang.
3. Perkembangan atau pembangunan masyarakat merupakan proses
peningkatan kapasitas masyarakat untuk merespons berbagai persoalan
yang berkembang.
4. Perkembangan atau pembangunan masyarakat merupakan proses
yang bersifat mutidimensi.
Pengembangan masyarakat adalah salah satu metode pekerjaan
sosial yang tujuan uta-manya untuk memperbaiki kualitas hidup
masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada
mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi sosial.23 Dalam
pemahaman konsep dijelaskan pula: 24
Pengertian pengembangan masyarakat, dalam pemahaman konsep
terdiri dari dua kata yakni pengembangan dan masyarakat.
Pengembangan atau pembangunan merupakan usaha bersama dan
terencanan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia, yaitu
ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial budaya. Masyarakat dapat
diartikan dalam dua konsep, yakni:
1. Masyarakat sebagai sebuah ―tempat bersama‖, yakni sebuah wilayah
geografi yang sama.
2. Masyarakat sebagai ―kepentingan bersama‖, yakni kesamaan
kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengembangan masyarakat adalah suatu komitmen yang lahir dari
kesadaran akan keterbatasan kehidupan untuk dapat menolong diri
sendiri melalui proses pengembangan potensi yang ada di dalam
masyarakat secara partisipatif dan berkelanjutan menuju kepada
kesejahteraan hidup secara utuh dan mandiri.
Aspek-aspek Pengembangan Masyarakat
Aspek-aspek pengembangan masyarakat dalam pemahaman umum
dapat dijelaskan:
Sejarah menunjukkan bahwa ketika orang berbicara tentang
―pengembangan‖, mereka pada umumnya berpikir tentang pengembangan
ekonomi. Mereka akan memu-satkan pembicaraan pada hal-hal seperti
23
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial (Bandung: Refika Aditamam 2005) ,37.
24
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan, 39.
242 Pembangunan Berbasis… (Yunus
JURNAL
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Teologi
D. A. Laukapitang)
251
pendapatan per kapita, Hasil Kotor Nasional, dan pengalihan informasi
teknik. Akan tetapi, ―pengembangan masyarakat‖ memiliki wawasan yang
lebih luas yang mencakup bidang-bidang sosial, politik, dan budaya dari
proses pengembangan. Penekanan utamanya adalah pada pengem-bangan
25
pribadi-pribadi dalam masyarakat.
Penjelasan ini menunjukkan bahwa pengembangan masyarakat
adalah suatu kesatuan yang utuh dalam pelaksanaan pembangunan. Ini
sejalan dengan apa yang menjadi kebutuhan manusia yang mempunyai
dimensi yang utuh.
Kehidupan masyarakat memiliki banyak dimensi yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kesejahteraan masyarakat tidak melulu hanya
pemenuhan kebutuhan ekonomi, tetapi juga berarti pemenutuhan
kebutuhan social politik, budaya dan religi. Krisis lingkungan terjadi karena
pengembangan ekonomi yang membesar-besarkan kecenderungan
konsumtif manusia, sebaliknya krisis ekonomi dapat terjadi karena
kemiskinan sumber daya alam atau konflik social politik. Karena itu,
pengembangan masyarakat secara holistik memiliki enam dimensi yang satu
sama lain sering kali sulit dipisahkan atau dibedakan.26
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat menunjukkan aspek-aspek
dari pengembangan masyarakat. ―Adapun aspek-aspek dari
pengembangan masyarakat tersebut, yakni, ―pengembangan sosial
(social development), pengembangan ekonomi (economic development),
pengembangan politik (political development), pengembangan budaya
(cultural development), pengembangan lingkungan (enviromental
development), pengembangan individu/spiritual (personal/spiritual
development).‖27
Aspek Pengembangan Sosial
Dalam pengembangan aspek sosial, ini lebih banyak dititik beratkan
pada pengembangan sosial dari masyarakat yang perlu dikembangkan
sebagai sarana pendukung sosial dalam proses perubahan secara sosial.
Adapun kegiatan-kegiatan yang meliputi aspek pengembangan sosial ini
meliputi: 28
25
Gary T. Hipp, Pengembangan Masyarakat dan Pemuridan Perpaduan antara Kaidah
Kencana dan Amanat Agung (Bandung: Kalam Hidup, 2005), 29-30.
26
Partisipasi, Pemberdayaan dan Demokratisasi Komunitas, Reposisi Participatory Rural
Appraisal (PRA) (Bandung: Studio Driya Media, 2003), 10.
27
Partisipasi, Pemberdayaan dan Demokratisasi Komunitas, Reposisi Participatory Rural
Appraisal (PRA) (Bandung: Studio Driya Media, 2003), 11-14.
28
Partisipasi, Pemberdayaan dan Demokratisasi Komunitas, Reposisi Participatory Rural
Appraisal (PRA), 11.
242
252
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Pengembangan sosial dalam praktiknya, meliputi beberapa kategori
kegiatan sebagai berikut:
- Kegiatan pelayanan sosial (isu-isu yang muncul, misalnya kurangnya
fasilitas rekreasi/olahraga, kurangnya rumah penampungan, rumuh
kumuh, perlunya panti jompo, kenakalan remaja, dan sebagainya).
- Pusat kegiatan masyarakat (yaitu pengembangan sarana kegiatan dan
organisasi untuk interaksi sosial, misalnya: pendidikan non-formal,
latihan, forum politik lokal, penelitian, kelompok diskusi,
rekreasi/olahraga, dan sebagainya. Terutama untuk kebutuhan anakanak dan generasi muda)
- Kegiatan perencanaan sosial (misalnya, pembentukan komite
masyarakat yang terlibat dalam penentuan prioritas kegiatan/program
sosial di lingkungan masyarakatnya).
- Kegiataan animasi sosial (kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan
interaksi anggota masyarakat sehingga mereka memiliki perasaan
kolektivitas dan kesiapan untuk berpartisipasi membangun
masyarakatnya).
Mengenai pelayanan sosial sebagai bagian dari pengembangan
masyarakat, juga dijelaskan yakni: 29
Pengembangan masyarakat meliputi berbagai pelayanan sosial yang
berbasis masyarakat mulai dari pelayanan preventif untuk mencegah
anak-anak terlantar atau diperlakukan salah (abused) sampai pelayanan
kuratif dan pengembangan untuk keluarga yang berpendapatan rendah
agar mereka mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
Aspek Pengembangan Ekonomi
Mengenai pengembangan ekonomi (economic development) dijelaskan:
Pengembangan ekonomi dalam konsep pengembangan masyarakat,
merupakan pandangan alternatif terhadap ekonomi global yang
didominasi oleh industri besar (kapitalistik). Karena itu, gagasan
utamanya adalah pengembangan ekonomi masyarakat yang bermanfaat
bagi masyarakatnya sendiri (otonomi ekonomi).
Secara garis besar, pengembangan ekonomi dalam praktiknya,
meliputi dua kategori kegiatan sebagai berikut: 30
- Pengembangan ekonomi tradisional (yaitu pengembangan ekonomi
lokal untuk berpartisipasi dalam pengembagan ekonomi yang lebih luas,
misalya: menarik investor dari luar, mengembangkan industri lokal,
pengembangan pariwisata).
29
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial (Bandung: Refika Aditamam 2005), 37.
30
Partisipasi, Pemberdayaan dan Demokratisasi Komunitas.Reposisi Participatory Rural
Appraisal (PRA) (Bandung: Studio Driya Media, 2003), 11.
242 Pembangunan Berbasis… (Yunus
JURNAL
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Teologi
D. A. Laukapitang)
253
- Pengembangan ekonomi alternatif (yaitu pengembangan ekonomi
yang berbasis pada otonomi ekonomi, misalnya: mengembangkan
koperasi, bank masyarakat, usaha simpan pinjam dan alat tukar lokal).
Pemerintah dalam upaya pengembangan ekonomi kedua-duanya
didorong untuk dapat terjadi, baik pengembangan ekonomi tradisional
maupun ekonomi alternatif sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah
bagi peningkatan pendapatan asli daerah untuk mendukung
pelaksanaan pembangunan di daerah.
Aspek Pengembangan Politik
Pengembangan politik (political development) dalam aspek
pengembangan masyarakat dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Dalam banyak literatur, pengembangan politik seringkali disebut
pengorganisasian masyarakat (community organizing), dalam paparan
ini, pengembangan politik merupakan bagian dari konsep
pengembangan masyarakat (community development).
- Pada pengembangan politik, isu pemberdayaan sangat mengemuka
karena itu dalam program-program yang dilaksanakan, penting untuk
melakukan analisis sosial (analisis kekuasaan), baik dalam level makro
maupun mikro. Tujuan programnya adalah untuk mengembangkan
kapasitas masyarakat secara keseluruhan di dalam arena politik yang
lebih luas, serta mengembangkan kemampuan individu dan kelompokkelompok masyarakat untuk berperan serta dalam politik lokal.
- Pengembangan politik lokal dalam praktiknya, meliputi kegiatan sbb:
- Penyadaran masyarakat (terutama untuk penyadaran kritis tentang
keterhubungan individu dengan struktur yang lebih luas).
- Pengorganisasian masyarakat (terutama untuk mengembangkan
struktur politik lokal yang lebih otonomi yang menegakkan demokrasi
dan kese-taraan antargolongan, etnis, gender).
Pengembangan politik yang lebih luas, meliputi kegiatan sebagai
berikut: 31
a. Pengorganisasian masyarakat (terutama untuk mengembangkan
kemampuan dalam melakukan aksi sosial dalam arena politik yang lebih
luas: regional, nasional, bahkan international).
b. Aksi sosial (yakni aksi-aksi untuk memengaruhi dan berhubungan
dengan arena politik yang lebih luas, misalnya: menyampaikan aspirasi
mengenai kebijakan nasional yang akan berpengaruh terhadap lokal.
Suatu contoh menarik yang dilaksanakan dewasa ini dalam
hubungannya dengan aspek pengembangan politik dilaksanakan oleh
Institut Leimena yakni, diskusi warga. Dijelaskan:
31
Partisipasi, Pemberdayaan dan Demokratisasi Komunitas.Reposisi Participatory Rural
Appraisal (PRA) (Bandung: Studio Driya Media, 2003), 12.
242
254
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Diskusi warga adalah sebuah bentuk diskusi dalam kelompok-kelompok
kecil, di mana orang bertemu secara berkala untuk bersama-sama belajar
hak dan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Mereka juga belajar
bagaimana menanggapi masalah yang dihadapi dalam masyarakat, bangsa
dan negara ini, sebagai warga ne-gara yang bertanggung jawab. Diskusi
warga adalah langkah sederhana untuk ikut mempersiapkan warga negara
yang dapat memimpin perubahan-perubahan besar demi kesejahteraan
bersama.32
Ini menunjukkan upaya mempersiapkan masyarakat bagi suatu
perubahan pemahaman akan hak dan tanggung jawab warga negara
dalam pembangunan bangsa.
Aspek Pengembangan Budaya
Aspek pengembangan masyarakat dalam pengembangan budaya
(cultural development) dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Dalam era komunikasi dan informasi yang terbuka dan tanpa batas
saat ini, sulit bagi suatu masyarakat untuk tetap mempertahankan
kebudayaan lokalnya yang unik. Dalam globalisasi kebudayaan itu,
seringkali terjadi pengolong-golongan budaya, misalnya: budaya yang
lebih tinggi dan rendah, budaya maju dan terbelakang, budaya
tradisional dan modern, dsb. Sehingga memunculkan inferioritas pada
suatu kelompok budaya tertentu.
- Pengembangan kebudayaan adalah bagian yang penting dalam
pengembangan masyarakat, yaitu untuk menumbuhkan sikap kritis
terhadap identitas budaya, menghargai dan bangga pada identitasnya
sendiri, menghargai keberagaman budaya dan dapat hidup
berdampingan dalam perbedaan (keberagaman) tersebut.
Pengembangan budaya dalam praktiknya, meliputi kegiatan sebagai
berikut: 33
- Mempertahankan dan menghargai budaya lokal (lokal culture)
dengan menghidupkan kembali elemen-elemen penting kebudayaan
lokal agar timbul perasaan identitas kebudayaan dan kebanggaan
terhadapnya. Tetapi harus dipertimbangkan agar tidak dimunculkan
budaya elitis dan budaya yang tidak relevan dengan keseluruhan nilai
(visi) masyarakat.
- Mempertahankan dan menghargai budaya asli (indigenous culture)
dengan kegiatan yang sama seperti di atas, tetapi isu ini dianggap khusus
32
―Apa itu Diskusi Warga,‖ diakses 2 April 2015,
http://www.leimena.org/id/page/v/114/apa-itu-diskusi-warga.
33
Partisipasi, Pemberdayaan dan Demokratisasi Komunitas, Reposisi Participatory Rural
Appraisal (PRA) (Bandung: Studio Driya Media, 2003), 12-13.
242 Pembangunan Berbasis… (Yunus
JURNAL
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Teologi
D. A. Laukapitang)
255
karena masyarakat asli seringkali menjadi kelompok yang tersingkir oleh
ekspansi budaya lain.
- Mengembangkan penghargaan terhadap keberagaman budaya
(multiculturalism) dengan memperkenalkan prinsip-prinsip keadilan
dan hak-hak asasi manusia sebagai nilai-nilai yang lebih universal dalam
menjalankan kehidupan masyarakat yang multi-budaya.
- Mengembangkan budaya partisipatif (partisipatory culture) sebagai
alternatif dari budaya tradisi (terutama bertujuan untuk mendorong
masyarakat luas untuk berpartisipasi dan menghidupkan kegiatankegiatan kebudayaan daripada hanya sekedar sebagai penonton).
Kenyataan yang dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat saat ini
yakni digalakkannya berbagai sanggar-sanggar budaya lokal untuk
mengembangkan kecintaan terhadap budaya-budaya asli masyarakat
yang sarat nilai kemanusiaan.
Aspek Pengembangan Lingkungan
Aspek pengembangan masyarakat dalam bidang pengembangan
lingkungan (environmental development) dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Pengembangan lingkungan adalah upaya untuk memperbaiki
lingkungan secara menyeluruh (bukan berdasarkan isu-isu spesifik,
seperti: isu polusi, isu sampah/limbah, isu kesehatan lingkungan, dan
sebagainya).
- Kegiatan-kegiatan pengembangan lingkungan antara lain:
penyadaran, pendidikan, pengorganisasian masyarakat, perencanaan,
dan sebagainya yang berkaitan dengan upaya mengembangkan
pembangunan (sosial ekonomi) yang ramah lingkungan dan
menggunakan prinsip berkelanjutan.34
Adanya upaya masyarakat untuk mengembangkan bank sampah,
yakni mengelola sampah baik organik maupun anorganik untuk dapat
dimanfaatkan kembali, baik berupa pupuk organik untuk tanaman
holtikultura maupun sampah anorganik dari limbah plastik yang
mempunyai nilai ekonomis untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Aspek Pengembangan Individu/Spiritual
Aspek pengembangan masyarakat di bidang pengembangan
individu /spiritual (personal/spiritual development), dapat dijelaskan sebagai
berikut: 35
34
Partisipasi, Pemberdayaan dan Demokratisasi Komunitas, Reposisi Participatory Rural
Appraisal (PRA) (Bandung: Studio Driya Media, 2003), 13-14.
35
Partisipasi Pemberdayaan dan Demokratisasi Komunikasi Reposisi Participatory Rural
Appraisal (PRA), 14.
242
256
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
- Pengembangan individu dalam konsep pengembangan masyarakat,
lebih banyak dianggap sebagai bagian dari masalah karena
menumbuhkan
individualisme
dan persaigan bebas, serta
mempopulerkan idiom: ―Saya bisa lakukan apa saja yang saya mau.” Hal
ini berarti tidak mengindahkan realitas struktur masyarakat, adanya
keterbatasan lingkungan adanya perbedaan individu, serta mendorong
sikap yang eksploitatif dan menyalahkan orang yang tidak mampu
berkompetisi.
- Justru karena itu, pengembangan individu dalam pengembangan
masyarakat menjadi penting, yaitu untuk memenuhi kebutuhan individu
melalui jaringan dan interaksi dalam masyarakatnya, ketimbang melalui
profesionalisme dan kesuksesan pribadi.
Marnia Nes dalam kaitan dengan pengembangan individu dalam
hubungan dengan pengembangan masyarakat menulis:
Mahatma Gandhi, pejuang keadilan dari India, berpendapat bahwa dalam
kehi-dupan manusia, pertumbuhan dan perkembangan aspek material dan
non material harus berjalan seimbang dan harmonis. Hanya pertumbuhan
yang mencakup aspek spiritual dan material inilah yang benar-benar
bernilai bagi manusia. Kecenderungan atas kemajuan material yang tidak
terbatas dapat menjadi rintangan bagi pencapaian kemajuan kemanusiaan.
Pemenuhan kebutuhan material tanpa dibarengi dengan peningkatan
kualitas akal budi akan menimbulkan keserakahan, persaingan yang tidak
sehat, kesewenang-wenangan dari pihak-pihak yang dominan,
ketidakadilan dan sebagainya.36
Penjelasan-penjelasan ini menunjukkan aspek pengembangan
individu/spiritual menjadi hal terpenting sebagai penyeimbang dalam
setiap aspek pengembangan masyarakat karena bersentuhan langsung
dengan pribadi yang melaksanakan pembangunan.
Tujuan Pengembangan Masyarakat
Tujuan pengembangan masyarakat berhubungan dengan perubahan
kehidupan dari masyarakat ke arah yang lebih baik dalam standar
kemanusiaan. Standar kemanusiaan dapat menjadi berbeda dari berbagai
penilaian. Namun setidaknya masyarakat tersebut sejahtera, tercukupi
segala kebutuhan dasarnya. Ia dapat mengelola kehidupan dengan
memaksimalkan potensi yang ada padanya baik potensi sumber daya
manusia, sumber daya sosial dan sumber daya alam dan rohani yang
36
Marnia Nes ―Pembangunan Manusia‖ dalam Kumpulan Bahan Bacaan Pelatihan
Dasar PEMDA. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
(Jakarta: Kementeriaan Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, nd), 14.
242
JURNAL
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Teologi Pembangunan Berbasis… (Yunus
D. A. Laukapitang)
257
dimilikinya. Manusia mandiri menjadi tujuan pengembangan
masyarakat.
Fokus pembangunan bukan lagi kepada ekonomi, sosial dan
teknologi, melainkan pada manusia itu sendiri. Pembangunan menurut
paradigma pemanusiaan adalah pembangunan manusia itu sendiri untuk
menjadi manusia utuh dan merdeka atau secara ekonomi produktif dan
secara sosial efektif.37 Manusia sebagai tujuan pengembangan dari
masyarakat juga ditegaskan oleh A. Yewangoe, yakni:
Saya tertarik oleh wawancara Radio Nederland dengan Prof. Dr. Edi
Swansono, 27 November 1993. Dia menegaskan pentingnya manusia sebagai
sentral. ―Bukan membangun ekonomi, kita bukan membangun gedung, jalan
bahkan industri,‖ kata Swasono ―tetapi manusia‖ Dalam hubungan ini dia
mengemukakan dua kata kunci, yaitu partisipatoris dan emansipatoris.
Yang dimaksud dengan yang per-tama adalah kemampuan pembangunan itu
sendiri menggerakkan rakyat untuk ikut di dalamnya. Mereka bukan hanya
penonton. Atau yang paling tragis, bukan sebagai yang digeser dan digusur.
Sedangkan kata kedua bermakna bahwa pembangunan mestinya
mengangkat manusia ke taraf sederajat dengan orang-orang lainnya. Tidak
boleh pembangunan menempatkan manusia pada divisi-divisi.
Pembangunan tidak boleh bersifat sektarian, yang menempatkan manusia
Indone-sia pada kelompok yang menikmati hasil-hasil pembangunan dan
kelompok yang tidak mendapatkan apa-apa. Pada hemat saya,
pembangunan manusia merupakan dasar yang teguh di atas pembangunanpembangunan lainnya asalkan pemba-ngunan manusi tidak diartikan secara
dangkal. Pembangunan manusia meliputi komitmen, konsistensi,
konsekuensi menjalankan pekerjaan, disiplin dan keteladanan. Semua unsur
ini dilandasi oleh penghormatan yang tinggi terhadap harkat dan martabat
38
manusia sebagai gambar Allah (4 Desember 1993).
Tujuan pengembangan masyarakat tidak terlepas dari perspektif
pengembangan masyarakat atau arah dari pengembangan masyarakat itu
sendiri. Adapun perspektif pengembangan masyarakat secara umum
terdapat dua perspektif ini dapat digambarkan ini dapat memberikan
gambaran yang luas mengenai suatu pendekatan yang baik dalam
melakukan suatu upaya bagi terlaksananya suatu proses pengembangan
masyarakat dalam suatu wilayah. Adapun perspektif tersebut adalah: 39
37
Parwoto ―Paradigma Pembangunan‖ dalam Kumpulan Bahan Bacaan Pelatihan Dasar
PEMDA. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (Jakarta:
Kementeriaan Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, nd), 9-10.
38
A. A. Yewangoe, Iman, Agama dan Masyarakat dalam Negara Pancasila (Jakarta: BPK.
Gunung Mulia, 2011), 231.
39
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2005), 41.
242
258
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Tabel 1. Pendekatan, Perspektif dan Tujuan Pengembangan Masyarakat
Pendekatan
Profesional
(Tradisional,
Netral,
Teknikal)

Radikal
(Trans
formasional)

Perspektif
Perawatan masyarakat 
Pengorganisasian
masyarakat.

Pembangunan
masyarakat.
Tujuan / Asumsi
Meningkatkan inisiatif dan
kemandirian masyarakat.
Memperbaiki pemberian pelayanan
sosial dalam kerangka relasi sosial yang
ada.

Meningkatkan kesadaran dan inisiatif
masyarakat.
Memberdayakan masyarakat guna
mencari akar penyebab ketertindasan
dan diskriminasi.
Mengembangkan strategi dan
membangun kerjasama dalam
melakukan perubahan sosial sebagai
bagian dari upaya mengubah relasi
sosial yang me-nindas, diskriminatif,
dan eksploitatif.
Aksi masyarakat
berdasarkan kelas
Aksimasyarakat
berdasarkan gender
Aksi masyarakat
berdasarkan ras


Dari penjelasan ini bahwa pada dasarnya tujuan dari kedua pendekatan
ini adalah baik, bagi keseyahteraan masyarakat, hanya pendekatan atau
cara yang perlu diperhatikan sehingga lebih manusiawi dan bagi seorang
Kristen memuliakan Allah.
Perencanaan Strategis Pengembangan Masyarakat Shalom GKII
Pembangunan jemaat adalah proses yang berlangsung terus menerus
atau berkesinambungan. Pengamatan, pengambilan komitmen untuk
berubah, mempersiapkan dan melakukan penelitian, analisis masalah,
refleksi teologis dan perencanaan strategis berlanjut kembali dalam
evaluasi (pengamatan dan seterusnya). Seluruh proses dalam
pembangunan jemaat kontekstual dapat digambarkan sebagai berikut:
Proses transformasi dalam pembangunan jemaat akan terjadi terusmenerus seperti yang digambarkan dalam model sistem terbuka. Jemaat
terus-menerus melakukan proses berdialog secara kritis dengan diri
sendiri dan dengan konteks masyarakat sambil terus menggumuli
kehendak Allah. Proses pembangunan jemaat kontekstual tidak boleh
berhenti dalam sebuah titik kepuasan. Kesediaan jemaat untuk terus
berproses dalam gerak perubahan menjadikan kehidupan jemaat dinamis
dan tidak stagnan, terus mencari kehendak Allah dalam perjalanan dan
karya gereja serta memberi dampak dalam kehidupan masyarakat.40
Prinsip dasar pengelolaan kekayaan (aset daerah meliputi tiga hal
utama: 1) Adanya perencanaan yang tepat; 2) Pelaksanaan/pemanfaatan
40
Rijnardus A. Van Kooij, Sri Agus Patnaningsih, Yam‘ah Tsalata A. Menguak Fakta,
Menata karya Nyata (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2007), 148-149.
242 Pembangunan Berbasis… (Yunus
JURNAL
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Teologi
D. A. Laukapitang)
259
secara efisien dan efektif, dan 3. Pengawasan (monitoring).41 Ini yang
coba dibuat sebagai acuan sederhana memberi arah bagi pengembangan
ekonomi GKII ke depan untuk 2015-2020 sebagai perencanaan strategis
tingkat menengah.
Dasar Hukum GKII Daerah Kupang telah menggumuli kondisi nyata
umat yang perlu diberi pendampingan untuk mengembangkan potensi
sumber daya alam yang Tuhan berikan adapun dasar hukum yang
berhubungan erat dengan pengembangan ekonomi umat, keputusan
Komisi B Bidang Program Kerja GKII Point 4. Pemberdayaan Jemaat
yakni, ―mengaktifkan dan meningkatkan koperasi daerah.‖ Pada bagian
B, rekomendasi point c, BPD GKII terpilih bermitra dengan donasi dari
dalam dan luar negeri demi kemajuan dan kesejahteraan GKII Daerah
Kupang-NTT.42 Hasil Keputusan Rakerda I GKII Daerah Kupang-NTT
di Sabu Raijua Tanggal 5-7 september 2012. Hasil Komisi C,
kelembagaan menjelaskan:
Keputusan nomor 11 yakni, BPD mendata kembali gereja-gereja secara
terpadu. Dibuat tim sensus di setiap perwakilan dan diberikan SK oleh
Daerah. sebelum tim turun, harus dilaksanakan pelatihan oleh BPD
bekerjasama dengan dinas terkait. Diharapkan setiap gereja mempunyai
data statistik yang akurat. BPD membuat format baku untuk keseragaman
pendataan. Keputusan yang berhubungan dengan anggaran-anggaran. Point
e disebutkan: Jemaat-jemaat lokal yang mempunyai tenaga ahli akan
diinventarisir agar mereka juga dapat memperdayakan umat untuk
memaksimalkan potensi yang ada dan dapat memberikan pelatihanpelatihan praktis kepada Perkauan untuk mencari dana guna menolong
anggaran Daerah yang sedang defisit. Point h. Daerah membentuk tim
43
perberdayaan umat untuk memaksimalkan potensi umat yang dimiliki.
Juga ditegaskan dalam rapat kerja III GKII Daerah Kupang di Mizpa
juga diputuskan: Hasil keputusan komisi B. Angka Romawi III bidang
Keuangan point 2. Mendata potensi jemaat agar diakomodir oleh Daerah,
STTIKK, dan Komisi Kaum Profesional, untuk meningkatkan sumber
daya lokal dalam pemanfaatan lahan Daerah, Usaha Mikro kecil dan
Menengah (UMKM), sehingga dapat menutupi defisit angaran.44
41
238.
42
Mardiasmo, Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah (Yogyakarta: ANDI, 2004),
Badan Pelaksana Harian Daerah GKII, ―Hasil Keputusan Konfrensi Daerah
Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Kupang-NTT‖ (Kupang: STTIK 14-17 Juli 2011).
43
―Hasil Keputusan Rakerda I GKII Daerah Kupang-NTT‖ di Sabu Raijua Tanggal
5-7 September 2012.
44
―Hasil Keputusan Rapat Kerja III GKII Daerah Kupang –NTT‖ di GKII Mizpa
TDM Kupang, 5-7 September 2013.
242
260
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Untuk mempersiapkan jemaat bagi peningkatan ekonomi
berdasarkan potensi lokal yang dimiliki, juga dalam rapat kerja III di
Mizpa telah diambil keputusan sebagai berikut:
Hasil Pleno Komisi C, bidang kelembagaan dan kemitraan nomor 4 point 3.
Yakni BPHD mengupayakan terobosan dalam hal pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan ekonomi jemaat. Point 4. BPHD menjalin kerjasama dengan
pihak ketiga untuk meningkatkan kualitas hamba-hamba Tuhan secara
holistik melalui pelatihan setiap tahun pada bulan Juli di kompleks STTIK
Kupang, hal-hal teknis diatur kemudian.45
Berdasarkan keputusan-keputusan itulah perencanaan strategis ini
disusun sebagai suatu masukan bagi peningkatan ekonomi pada GKII
Daerah Kupang-NTT.
Perencanaan Strategis Model Sederhana
Analisis SWOT 46
Strength/Kekuatan
1. Gereja Kemah Injil Indonesia punya Badan
Hukum yang resmi pada Negera Republik
Indonesia.
2. Mempunyai lembaga pendidikan
teologi.
3. Kemitraan Pelayanan dengan
NPAC- Hongkong
4. Adanya sumber daya manusia
yang berkompeten di bidang pendidikan,
kesehatan, ekonomi, pembangunan dan
lingkungan hidup dengan tingkat pendidikan
yang baik.
5. Adanya kantor Gereja yang represtatif
6. Potensi sumber daya alam, sosial
dan rohani yang dimiliki oleh umat.
Opportunities/Peluang
1. Dana pemberdayaan yang disiapkan
pemerintah pusat kepada setiap desa
2. Pembentukkan Kelompok Usaha bersama
dalam gereja
3. Berjejaring dengan pemerintah.
45
Weakness/Kelemahan
1. Jumlah KK miskin cukup tinggi
2. Penataan sistim keuagan gereja
yang belum seragam
3. Pemanfaatan potensi sumber daya
alam, manusia, sosial, dan belum
Optimal.
4. Program yang belum menyentuh
kebutuhan dasar jemaat.
5. Jemaat belum mempunyai
keterampilan untuk memaksimalkan
potensi yang ada.
6. Budaya konsumtif yang masih tinggi
Threats/Ancaman
1. Masyarakat ekonomi Asean
2. Bahaya sekularisme akibat
perkembangan tekonologi dan informasi.
3. Adanya masyarakat dari luar NTT yang
masuk dengan kemampuan ekonomi dan
ketrampilan
4. Kurang pemahaman jemaat/pekerja
mengenai tanggungjawab gereja dalam
bidang ekonomi bagi pengembangan
masyarakat shalom.
―Hasil Keputusan Rapat Kerja III GKII Daerah Kupang –NTT‖ di GKII Mizpa
TDM Kupang, 5-7 September 2013.
46
Model perencanaan strategi ide diambil dari model perencanaan Strategis Pusat
Pengembangan Anak IO 628-GKII Siloam Oebobo.
242
Teologi Pembangunan Berbasis… (Yunus
JURNAL
D. A. Laukapitang)
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
261
Pernyataan Visi dan Misi
Pernyataan Visi (nama gereja) Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah
Kupang-NTT. Visinya: ―Advokasi Transformasi membangun Masyarakat
Damai.‖ (Mendefiniskan 4 pertanyaan yang digabungkan. Mengapa kita
ada? Siapa kita? Apa yang kita lakukan terus-menerus hari ini? Apa
dampak dari pelayanan kita?). Sedangkan misinya: ―GKII Daerah
Kupang-NTT menerima dari Allah tanggungjawab menjadi alat
trasformasi dunia melalui ‗Pekaranan Injil, Pelayanan menyeluruh,
pembangunan berjejaring dalam membangun masyara-kat sejahtera‖
yang terarah kepada fokus yaitu ―Shalom‖ atau ―Transformasi yang
membawa kesejahteraan‖ dalam segala bidang kehidupan.
Pernyataan Nilai-Nilai Utama (Core Values)
(Nilai-nilai utama adalah ciri, sifat, kepercayaan atau karakter yang
dianggap patut oleh orang-orang yang ada dalam organisasi itu yang
memengaruhi prioritas, budaya dan cara pikir orang-orang).
Tabel 2. Definisi Nilai-nilai Utama (Core Values)
Core Values
1. Integritas
2. Tanggung Jawab
3. Loyalitas
4. Kejujuran
5. Kerjasama
6. Penatalayanan
7. Kesetiaan
8. Kemandirian
9. Keberlanjutan
Pernyataan/definisi
Pelayanan yang berintegritas adalah seorang pribadi yang
bertanggung jawab terhadap sebuah pelayanan dan
mencapai keberhasilan
Kesunguhan hati dalam melaksanakan pekerjaan yang
dipercayakan dan pantang menyerah dalam menghadapi
tantangan apapun
Rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan dana serta
mengasihi dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan
yang ditekuni.
Sikap hati yang tulus ikhlas dan transparan dalam
melaksanakan pelayanan dengan takut akan Tuhan.
Membangun kebersamaan dalam suatu pelayanan dengan
berbagai pihak sehingga dapat menjadi kekuatan yang
utuh untuk mencapai tujuan bersama.
Pelayanan yang ditata denga baik akan mencapai hasil
yang maksimal.
Tidak pantang menyerah dan tuntas dalam melaksa-nakan
tugas yang dipercayakan.
Dapat melaksanakan tugas yang diberikan dengan
kemampuan sendiri dan kemampuan yang dimiliki dapat
menjadi berkat bagi orang lain serta berkelanjutan
Melaksanakan program pembangunan yang memberi
dam-pak hasil yang berlanjutan baik bagi generasi
sekarang dan yang akan datang.
Goals
(Tema Strategis (misalnya 3-6) yang akan menolong organisasi mencapai
tujuan akhirnya, yaitu mencapai visi yang ditentukan).
262
242
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Tabel 3. Tema Strategis dan Pernyataan Goal
Tema Strategis
1. Kemandirian
ekonomi
2. Sumber daya alam
3. Sumber daya
manusia (SDM)
4. Sumber daya sosial
5. Sumber daya
rohani
6. Jejaring
7. Lembaga ekonomi
mandiri
8. Pusat Pelatihan
Kemandirian umat
Terpadu
Pernyataan Goal
Gereja Kemah Injil Daerah Kupang mempunyai lembaga
keuangan mandiri yang dapat menolong gereja-gereja
menumbuhkan kemandirian ekonomi umat melalui unitunit usaha produktif sesuai potensi yang dimiliki oleh umat
dalam setiap gereja lokal.
Mengidentifikasi potensi sumber daya alam yang dimilikii
oleh setiap gereja lokal untuk dapat dikembangkan sebagai
sumber dana tetap menuju kemandirian ekonomi umat
dalam setiap gereja lokal.
Adanya peningkatan Sumber daya manusia secara
kompeten dengan potensi yang khas lebih untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan dalam setiap gereja lokal menuju
kepada kemandirian pelayanan
Menumbuhkan kembangkan kearifan-kearifan lokal yang
dimiliki oleh umat sebagai kekuatan sosial dalam setiap
gereja lokal dalam mendukung program-program
pemberdayaan umat bagi kemandirian pelayanan
Menumbuhkan pengajaran firman Allah yang kuat bagi
pengembangan iman umat dalam melaksanakan pelayanan
dalam gereja lokal dalam menghadapi tantangan zaman ini
Membangun jejaring dengan lembaga milik negara, swasta
dan Lembaga suadaya masyarakat maupun gereja dalam
konteks lokal, regional, nasional maupun asing dalam
mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh gereja
dalam mendukung berbagai program yang menghadirkan
masyarakat shalom
Membangun kekuatan ekonomi umat dalam tingkat lokal
dan daerah melalui lembaga ekonomi mandiri baik secara
kecil yakni koperasi maupun lembaga keuangan mikro
lainnya untuk memberikan dukungan dana bagi setiap
kegiatan ekonomi produktif yang dilakukan oleh gereja.
Gereja Kemah Injil Daerah Kupang memiliki pusat pelatihan
kemandirian umat secara terpadu sebagai wadah yang
secara konsisten melatih dan mempersiapkan umat dengan
berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang dapat
diaplikasikan secara nyata dalam memaksimalkan segala
potensi yang ada menuju kepada kemandirian dalam segala
bidang kehidiupan.
Objektif dan Strategi
Objektif harus SMART= specific (spesifik), measurable (terukur), achieveable
(dapat dicapai), realistic (realistis), dan time-based (berdasarkan jangka
waktu tertentu).
Goal 1: Kemandirian ekonomi: Gereja Kemah Injil Daerah Kupang
mempunyai lembaga keuangan mandiri yang dapat menolong gerejagereja menumbuhkan kemandirian ekonomi umat melalui unit-unit
242
JURNAL
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Teologi Pembangunan Berbasis… (Yunus
D. A. Laukapitang)
263
usaha produktif sesuai potensi yang dimiliki oleh umat dalam setiap
gereja lokal.
Tabel 4. Objektif dan Strategi Kemandirian Ekonomi
Objektif (SMART)
1.1. Lembaga Keuangan
mandiri
1.2. Menumbuhkan
kemandirian ekonomi umat
1.3. Unit-unit usaha produktif
1.4. potensi yang dimiliki oleh
umat dalam setiap gereja
lokal.
Strategi (dengan cara apa/ metode)
1.1.1. Melalui pembentukkan koperasi dalam
setiap gereja lokal
1.1.2. Pembentukkan Tim sosialisasi manfaat
koperasi
1.1.3. Pembentukkan koperasi Induk pada
tingkat Daerah ‖Koperasi Kemah Sejahtera‖.
1.1.4. Pengurusan badan Hukum Koperasi
1.1.5. Pembangunan Sistem Kerja koperasi
1.1.6. Seminar kewirausahaan bagi setiap
pendeta dan majelis pada setiap perwakilan dan
gereja lokal
1.2.1. Seminar mengenai pandangan Alkitab
mengenai pengembangan ekonomi umat menuju
kemandirian pelayanan gereja secara holistik.
1.2.2. Pelatihan teknologi hasil pertanian,
peternakan dan perikanan sesuai dengan potensi
dari setiap gereja lokal.
1. Terbentuknya unit-unit ekonomi produktif di
dalam setiap jemaat lokal sesuai dengan potensi
yang dimiliki umat.
2. Adanya sistim manajemen yang dapat
mengontral dan mengawasi perkembangan
setiap unit-unit ekonomi produktif dalam setiap
gereja lokal dari tingkat perwakilan hingga
daerah.
1.4.1. Adanya data bass pada setiap gereja lokal,
perwakilan hingga daerah mengenai potensi yang
dimiliki oleh setiap gereja lokal yang dapat
diakses dengan mudah. Sebagai dasar pijakan
untuk melakukan perencanaan pengembangan
ekonomi umat dan informasi baik kepada
pemerintah maupun badan-badan sosial baik
dalam maupun luar negeri yang dapat membantu
pengembangan ekomi jemaat dalam setiap gereja
lokal dan daerah.
Goal 2: Sumber Daya Alam: Mengidentifikasi potensi sumber daya alam
yang dimilikii oleh setiap gereja lokal untuk dapat dikembangkan
sebagai sumber dana tetap menuju kemandirian ekonomi umat dalam
setiap gereja lokal.
Tabel 5. Objektif dan Strategi Sumber Daya Alam
Objektif (SMART)
2.1. Mengidentifikasi
Strategi (dengan cara apa/ metode)
2.1.1. Pembentukkan Tim identifikasi SDA
242
264
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
potensi sumber daya
alam yang dimilikii
oleh setiap gereja
lokal
2.2.Pengembangan
Sumber Daya Alam
sebagai sumber dana
tetap bagi
pengembangan
ekonomi umat.
2.3.Kemandirian
ekonomi umat dalam
setiap gereja lokal.
2.1.2. Perancangan dan pembuatan perangkat untuk
identifikasi potensi sumber daya alam gereja lokal
2.1.3. Pelaksanaan identifikasi potensi SDM
2.1.3. Tersedianya data sumber daya alam dalam bentuk hard
copy dan soft copy yang dapat diakses dengan mudah bagi
perencanaan pengembangan SDA dalam setiap gereja lokal
dan pada tingkat Daerah
2.2.1. Adanya pelatihan-pelatihan ketrampilan bagi
pengembangan ekonomi jemaat secara tetap oleh Daerah
setiap 3 bulan sekali.
2.2.2. Adanya program untuk penaman pohon pada lahanlahan tidur milik jemaat dengan pohon-pohon umur
panjang yang bernilai ekonomi bermitra dengan pemerintah
dan swasta setiap tahun.
2.2.3. Terbentuknya kelompok-kelompok pencinta dan
penyelamat lingkungan dalam setiap gereja lokal nama
disesuaikan dengan kondisi dan budaya setempat.
2.3.1. Terbentuknya kelompok-kelompok usaha produktif
milik gereja yang dikordinir dengan baik oleh BPJ bidang
pengembangan ekonomi umat.
Goal 3: Adanya peningkatan Sumber Daya Manusia secara kompeten
dengan potensi yang khas lebih untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
dalam gereja.
Tabel 6. Objektif dan Strategi Sumber Daya Manusia
Objektif (SMART)
3.1. Peningkatan sumber daya manusia
secara kompeten
3.2. Program Beasiswa Untuk Program
teknologi hasil pertanian, peternakan,
perikanan.
Strategi (dengan cara apa/metode)
3.1.1. Melalui pembentukan Pusat
Pelatihan dan pengembangan
kemandirian ekonomi umat di STTIK
Kupang setiap bulan Juli
3.1.2. Melakukan MOU dengan
Undana dan Poli Tani serta lembaga
pemerintah lainnya untuk pelatihanpelatihan bagi jemaat sesuai kekhasan
jemaat lokal.
3.1.3. Program magang pada pusat
pelatihan pertanian
3.2.1. Mencari pemuda/pemudi yang
mempunyai pangilan untuk melayani
jemaat dalam bidang ekonomi.
3.2.2. Mencari sumber dana bagi
program beasiswa.
Goal 4: Menumbuhkan kembangkan kearifan-kearifan lokal yang
dimiliki oleh umat sebagai kekuatan sosial dalam setiap gereja lokal
dalam mendukung program-program pemberdayaan umat bagi
kemandirian pelayanan
242 Pembangunan Berbasis… (Yunus
JURNAL
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Teologi
D. A. Laukapitang)
265
Tabel 7. Objektif dan Strategi
Objektif (SMART)
1.1. Identifikasi Kearifan-Kearifan Lokal
yang dimiliki umat
1.2. Program –program pemberdayaan
umat bagi kemandirian pelayanan
Strategi (dengan cara apa/metode)
1.1.1. Membuat pendataan
Ketrampilan dan kemampuan seni
yang dimiliki oleh umat.
1.1.2. Program pelatihan Menenun bagi
genesi muda.
1.2.1 Program pengembanan kapasitas
kaum peremuan
1.2.1. Program usaha produktif
keluarga
Goal 5: Menumbuhkan pengajaran firman Allah yang kuat bagi
pengembangan iman umat dalam pelayanan gereja secara holistik dalam
melaksanakan pelayanan dalam gereja lokal dalam menghadapi
tantangan zaman ini.
Objektif (SMART)
2.1. Pengajaran Firman
Strategi (dengan cara apa/ metode)
2.1.1. Pelatihan pelayanan praktis dalam
setiap gereja lokal.
2.1.2. Pembuatan renungan harian
daerah ‖Batu Hidup‖ sebagai sarana
pendewasaan umat dan peluang
ekonomi pelayanan baru
2.1.3. Penekankan pengajaran firman
berhubungan dengan kerja dan
pembangunan ekonomi.
Goal 6: Membangun jejaring dengan lembaga milik negara, swasta dan
Lembaga suadaya masyarakat maupun gereja dalam konteks lokal,
regional, nasional maupun asing dalam mengembangkan segala potensi
yang dimiliki oleh gereja dalam mendukung berbagai program yang
menghadirkan masyarakat shalom.
Tabel 8. Objektif dan Strategi Membangun Jejaring
Objektif (SMART)
6.1. Membangun jaringan
Strategi (dengan cara apa/ metode)
6.1. Pembuatan Website Resmi Daerah
6.2. Pembuatan profil Gereja Kemah Injil Daerah
Kupang-lengkap dengan potensinya.
Goal 7: Lembaga ekonomi mandiri: Membangun kekuatan ekonomi umat
dalam tingkat lokal dan daerah melalui lembaga ekonomi mandiri baik
secara kecil yakni koperasi maupun lembaga keuangan mikro lainnya
242
266
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
untuk memberikan dukungan dana bagi setiap kegiatan ekonomi
produktif yang dilakukan oleh gereja.
Tabel 9. Objektif dan Strategi Lembaga Ekonomi Mandiri
Objektif (SMART)
7.1. Membangun lembaga kekuatan
ekonomi umat.
Strategi (dengan cara apa/metode)
2.1.1. Membangun Koperasi Daerah
2.1.2. Mengalang kerja sama Dengan
berbagai lembaga untuk menguatkan
koperasi-koperasi milik gereja.
2.1.3. Pelatihan keuangan mitro bagi
jemaat
Goal 8: Pusat Pelatihan Kemandirian Umat Terpadu: Gereja Kemah Injil
Indonesia Daerah Kupang memiliki pusat pelatihan kemandirian umat
secara terpadu sebagai wadah yang secara konsisten melatih dan
mempersiapkan umat dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan
yang dapat diaplikasikan secara nyata dalam memaksimalkan segala
potensi yang ada menuju kepada kemandirian dalam segala bidang
kehidupan.
Tabel 10. Objektif dan Strategi Pusat Pelatihan Kemandirian Umat
Terpadu
Objektif (SMART)
2.1. Pendirian Pusat Pelatihan
Kemandirian Umat
Strategi (dengan cara apa/ metode)
2.1.1. Kantor GKII Daerah Kupang sebagai pusat
pelatihan
2.1.2. STTIK Kupang sebagai pusat pelatihan
Kemandirian ekonomi jemaat
Perencanaan strategis ini akan dilanjutkan bersama dalam tim yang
dibentuk oleh Badan Pengurus GKII Daerah Kupang sehingga menjadi
panduan yang lengkap bagi pengembangan ekonomi GKII Daerah
Kupang menuju masyarakat shalom.
Kesimpulan
Pertama, teologi pembangunan adalah ajaran Kristen mengenai
suatu proses perubahan secara sadar yang dilakukan oleh manusia baik
secara pribadi maupun komunitas sebagai ciptaan Allah dalam
penatalayanan ciptaan Allah secara utuh bagi kelangsungan kehidupan
ciptaan dengan melihat kepada Allah sebagai sumber utama pelaksana
pembangunan.
Kedua, dasar teologi pembangunan dalam pelaksanaannya
berhubungan erat dengan lima aspek yakni 1) perciptaan manusia
sebagai gambar dan rupa Allah yang diberi kemampuan untuk bekerja
Teologi
D. A. Laukapitang)
267
242 Pembangunan Berbasis… (Yunus
JURNAL
JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
memaksimalkan potensi yang dimiliki, baik potensi sumber daya
manusia, sumber daya sosial, sumber daya alam dan sumber daya rohani
untuk menghasilkan suatu perubahan sebagai hasil dari pelaksanaan
pembangunan; 2) mandat pembangunan dalam Kejadian 1:26-28 dan
Kejadian 2:15 yang memberikan pemahaman bahwa kuasa yang
diberikan kepada manusia adalah kuasa untuk memelihara
keberlanjutan kehidupan di bumi; 3) Pelanggaran manusia terhadap
perintah Allah yang diberikan dalam Kejadian 2:16-17 telah memberi
dampak kondisi manusia secara utuh mengalami dampak dari dosa; 4)
Perjanjian Allah dalan sejarah manusia sejak dari Kejadian 3:15 hingga
kedatangan Kristus yang pertama dan kedua kali yang berhubungan
dengan perjanjian akan kemuliaan Allah, kehadiran kerajaan Allah di
bumi menjadi dasar untuk melaksanakan pembangunan mengha-dirkan
kerajaan Allah di tengah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh umat
manusia saat ini; 5) Karya Kristus menjadi teladan dalamm pelaksanaan
teologi pembangunan sebagai pelaksanaan yang menyentuh seluruh
aspek kehidupan manusia baik secara jasmani maupun rohani.
Kepustakaan
Abraham Kuyper, Iman Kristen dan Problema Sosial. Surabaya: Momentum,
2004.
―Apa itu Diskusi Warga.‖ Diakses 2 April 2015.
http://www.leimena.org/id/page/v/114/apa-itu-diskusi-warga.
Aritonang, Jan S. Belajar Memahami Sejarah di Tengah Realitas. Bandung:
Jurnal Info Media, 2007.
Badan Pelaksana Harian Daerah Gereja Kemah Injil Indonesia. ―Hasil
Keputusan Rakerda I Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah KupangNTT.‖ Sabu Raijua, 5-7 September 2012.
Badan Pelaksana Harian Daerah GKII. ―Hasil Keputusan Konfrensi
Daerah Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Kupang-NTT.‖
Kupang: STTIK 14-17 Juli 2011.
Balasuriya, T. Teologi Siarah. Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1994.
Dokumen Konas VI GKII. Wisma Kinasih, 20-24 Maret 2006.
Hasil Keputusan Rakerda I GKII Daerah Kupang-NTT. Sabu Raijua, 5-7
September 2012.
Hasil Keputusan Rapat Kerja III GKII Daerah Kupang –NTT. GKII Mizpa TDM
Kupang, 5-7 September 2013.
Hipp, Gary T. Pengembangan Masyarakat dan Pemuridan Perpaduan antara
Kaidah Kencana dan Amanat Agung. Bandung: Kalam Hidup, 2005.
Ketua GKII. ―Sambutan Ketua Umum Gereja Kemah Injil Indonesia.‖
Konferensi Nasional VI Gereja Kemah Injil Indonesia tahun 2006.
242
268
JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 2, Oktober 2016
Kooij, Rijnardus A. V., Sri Agus Patnaningsing, dan Yam‘ah Tsalatsa A.,
Menguak Fakta, Menata Karya Nyata. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.
Kumpulan Bahan Bacaan Pelatihan Dasar PEMDA. Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan. Jakarta:
Kementeriaan Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya,
nd.
Mardiasmo. Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah (Yogyakarta: ANDI,
2004.
Partisipasi, Pemberdayaan dan Demokratisasi Komunitas, Reposisi Participatory
Rural Appraisal (PRA). Bandung: Studio Driya Media, 2003.
Soekanto, S. Kamus Sosiologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1993.
Soetomo. Pembangunan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), 25.
Suharto, E. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika
Aditamam 2005.
Zubaegi, M. Pengembangan Masyarakat Wacana & Praktik. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013.
―Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.‖
Diakses 5 April 2015.
http://pendanaan.bappenas.go.id/index.php?option=com_rubberdoc
&view=doc&id=40&format=raw.
Yewangoe, A. A. Iman, Agama dan Masyarakat dalam Negara Pancasila Jakarta:
BPK. Gunung Mulia, 2011.
Download