Modifikasi Treadmill Dengan Kontrol Kecepatan Motor Dilengkapi

advertisement
Modifikasi Treadmill Dengan Kontrol Kecepatan Motor Dilengkapi
Monitoring EKG Portable Secara Wireless Melalui PC
( Kontrol Kecepatan Motor )
Achmad Niam Fauzi, Dr. I Dewa Gede Hari W.,ST., MT., Triwiyanto, S.Si., MT.
Jurusan Teknik Elektromedik
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
Abstrak
Treadmill Test adalah uji latih jantung beban dengan cara memberikan stress fisiologi
yang dapat menyebabkan abnormalitas kardiovaskuler yang tidak ditemukan pada saat
istirahat. Hal ini dilakukan dengan memantau elektrokardiograf (EKG) dan denyut jantung
(HR) selama proses treadmill test berlangsung. Pada awalnya treadmill akan berjalan secara
lambat. Kecepatan dan gradient treadmill akan meningkat secara bertahap setiap jangka
waktu 3 menit.
Dengan melihat hal tersebut, peneliti memodifikasi treadmill agar bisa digunakan
sebagai treadmill test dengan menambahkan alat monitoring yang lebih praktis untuk proses
pemantauan Elektrokardiograf (EKG) pengontrol kecepatan treadmill dilakukan secara
wireless menggunakan bluetooth melalui PC untuk mengontrol mikrokontroller agar PWM
yang dihasilkan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Dari hasil pengukuran pada modul , kecepatan motor dapat dikontrol dengan RPM
yang ditentukan, dan dijalankan melalui PC secara wireless, modul juga dapat dibebani
dengan beban maksimal akan tetapi ketika melakukan pengukuran dalam tegangan 230V,
222V, dan 210V kecepatan motor mengalami perubahan, maka dapat disimpulkan bahwa
perubahan tegangan input dari PLN dapat mempengaruhi tingkat kecepatan motor sehingga
dapat menimbulkan error pengukuran yang bervariasi.
Kata kunci : RPM, Motor, PC, Wireless, Tegangan.
PENDAHULUAN
Treadmill Test adalah uji latih jantung
beban dengan cara memberikan stress fisiologi
yang
dapat
menyebabkan
abnormalitas
kardiovaskuler yang tidak ditemukan pada saat
istirahat. Test ini dibutuhkan antara lain untuk
mendiagnosa penyakit jantung koroner karena
pada pemeriksaan EKG istirahat seringkali tidak
didapatkan perubahan yang berarti, padahal dari
keluhan penderita atau dari pemeriksaan lainnya
dokter mencurigai adanya penyakit jantung
koroner. Pada penderita penyakit jantung
koroner, hasil pemeriksaan EKG istirahatnya
bisa saja normal. Kadang keluhan atau gejala
penyakit jantung baru akan timbul pada saat
aktifitas berlebihan, misalnya berlari atau
berolahraga, maka dengan treadmill test dapat
ditemukan adanya kelainannya (Gusri Wahyudi,
2012).
Treadmill Test memungkinkan untuk
mengakses respon jantung terhadap peningkatan
beban kerja dan kebutuhan darah selama
latihan. Hal ini dilakukan dengan memantau
elektrokardiograf (EKG) dan denyut jantung
selama proses treadmill test berlangsung. Pada
awalnya treadmill akan berjalan secara lambat.
Kecepatan dan gradient treadmill akan
meningkat secara bertahap setiap jangka waktu
3 menit. Hasil perekaman berguna untuk
mendiagnosa
penyakit
iskemik
jantung
(menurunnya asupan darah ke otot jantung
karena penyakit arteri jantung) (National Heart
Centre Singapore, 2014).
Pengembangan
treadmill
pernah
dilakukan sebelumya oleh Chasan Arifiyanto
dan Ariek Setyawati tahun 2002 dengan
memodifikasi pengaturan kecepatan dan elevasi
sudut, kemudian dikembangkan lagi oleh Desi
Lastrahadi Putri dan Sudarsih Nur tahun 2003
dengan menambahkan deteksi penyakit asma,
1
dan terakhir Tatik Pujiati dan Inja Prajarisma
tahun 2004 dengan memodifikasi pengaturan
kecepatan treadmill melalui PC dan dilengkapi
monitoring detak jantung.
Dengan melihat hal tersebut treadmill
masih belum bisa digunakan sebagai treadmill
test karena belum ada yang melakukan
monitoring EKG selama proses treadmill
berlangsung. Maka peneliti berencana untuk
memfungsikan serta memodifikasi treadmill
tersebut agar bisa digunakan sebagai treadmill
test dengan menambahkan alat monitoring yang
lebih praktis untuk proses pemantauan
Elektrokardiograf
(EKG)
dengan
memperhatikan kenyamanan pasien yang
sedang menjalani tes treadmill serta mengontrol
kecepatan treadmill secara wireless.
BATASAN MASALAH
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Digunakan untuk pasien dewasa dengan berat
maksimal 70 kg.
Jarak wireless sejauh 3M.
Kecepatan yang disetting yaitu 2,7 km/h, 4
km/h, 5,4 km/h, 6,7 km/h.
Menggunakan Delphi7 sebagai software
control kecepatan treadmill.
Modul wireless menggunakan bluetooth to
serial HC-05.
Komunikasi data hanya bersifat satu arah.
MANFAAT PENELITIAN
1)
Manfaat Teoritis
Untuk
menambah
pengetahuan
mahasiswa Teknik Elektromedik mengenai alat
diagnostik.
2)
Manfaat Praktis
a) Manfaat untuk user
Memudahkan user saat melakukan
monitoring dan mengatur kecepatan motor.
b) Manfaat untuk Pasien
Meningkatkan kenyamanan pasien
saat melakukan treadmill test.
TINJAUAN PUSTAKA
1)
Treadmill
Treadmill merupakan salah satu alat
untuk berolahraga yang paling banyak
digunakan bagi mereka yang sibuk, karena alat
ini bisa digunakan dimana saja dan kapan saja.
Treadmill dibedakan menjadi dua macam yaitu
treadmill manual dan treadmill elektrik. Dalam
dunia kesehatan treadmill digunakan untuk
membuat aktivitas pasien menjadi lebih aktif
sehingga akan memicu kerja jantung.
2)
Treadmill Test
Treadmill test atau tes treadmill
merupakan salah satu tes yang paling sering
dilakukan
untuk
mendiagnosis
apakah
seseorang menderita PJK ( penyakit jantung
koroner ) juga untuk menstratifikasi berat
ringannya PJK ( penyakit jantung koroner ).
Selain itu tes treadmill juga dapat dipakai untuk
mengukur kapasitas jantung, gangguan irama,
dll. Tes ini sebenarnya menilai perubahan
gambar EKG pada waktu jantung diberi beban,
yaitu exercise. Exercise yang diberikan dapat
berupa naik turun tangga, bersepeda statis atau
dengan menggunakan treadmill. Metode yang
biasa digunakan saat ini dengan Bruce Protocol.
( Prof. Dr. Peter Kabo. Mengungkap
Pengobatan
Penyakit
Jantung
Koroner.
Halaman 73. Tahun 2008 ).
RUMUSAN MASALAH
“Dapatkah Treadmill dimodifikasi dengan
pengaturan kecepatan dan monitoring EKG wireless
berbasis PC ?”
TUJUAN PENELITIAN
1) Tujuan Umum
Dimodifikasinya
Treadmill
dengan
pengaturan kecepatan dan monitoring EKG
wireless berbasis PC
2) Tujuan Khusus
a) Membuat rangkaian minimum system
ATMEGA8535 & ATMEGA8.
b) Membuat rangkaian driver motor DC.
c) Memodifikasi mesin treadmill.
d) Membuat
software
kontrol
PWM
menggunakan AVR.
e) Membuat
software
tombol
kontrol
menggunakan Delphi7.
Tabel 1. Tabel Bruce Protokol.
Stage
1
2
3
4
5
6
7
Minutes
3
6
9
12
15
18
21
&Grade
10
12
14
16
18
20
22
Km/h
2,7
4,0
5,4
6,7
8,0
8,9
9,6
MPH
1,7
2,5
3,4
4,2
5,0
5,5
6,0
METS
5
7
10
13
15
18
20
2
Persiapan pasien sebelum treadmill test
yaitu antara lain :
1) Tidak makan dan minum selama empat jam
sebelum latihan.
2) Tidur cukup sebelum latihan.
3) Tidak minum obat-obatan selama satu hari,
kecuali anjuran dokter.
4) Jika
pasien
menggunakan
inhaler,
dianjurkan untuk dibawa.
Pelaksanaan treadmill test :
1) Dokter membersihkan sebagian daerah dada
serta perut dan meletakkan elektroda pada
area tersebut.
2) Pasien diukur heart rate dan tekanan darah
sebelum latihan.
3) Pasien melakukan treadmill test pada
kecepatan pemanasan dan tiap tiga menit
kecepatan dinaikkan.
4) Pengukuran tekanan darah dan heart rate
diambil di menit kedua pada setiap tahap.
5) Perhatikan tekanan darah, heart rate, irama
jantung, pernafasan, perubahan EKG,
ketidaknyamanan pasien pada dada selama
pelaksanaan.
3)
HC-05 Bluetooth To Serial Module
HC-05 bluetooth to serial module
adalah versi pengembangan dari HC-06
bluetooth to serial module. Modul Bluetooth to
Serial HC-05 ini dapat di set sebagai Master
ataupun di Set sebagai Slave, berbeda dengan
Modul HC-06 yang hanya dapat di gunakan
sebagai Slave. Penggunaan utama dari HC-05
bluetooth to serial module ini adalah
menggantikan komunikasi serial via kabel
menjadi nirkabel, disini peneliti menggunakan
piranti tersebut untuk menerima data perintah
yang dikirim dari PC.
4)
Motor DC
Motor DC adalah sebuah motor listrik
yang dapat mengubah energi listrik arus searah (
arus DC ) menjadi tenaga mekanik. Tenaga
mekanik yang diperoleh dari sebuah motor
listrik berupa tenaga putar atau rotasi pada rotor.
Rotasi yang dihasilkan motor dapat digunakan
untuk tenaga penggerak suatu alat atau system
seperti belt pada treadmill.
Prinsip kerja motor DC sama seperti
pada jenis mesin-mesin listrik yang lain, motor
listrik DC juga bekerja berdasarkan prinsip
imbas elektromagnetik. Putaran yang digasilkan
oleh motor DC berasal dari gerak sebuah kawat
berarus yang berada pada suatu medan magnet
yang homogen. Medan magnet berasal dari
magnet tetap dengan kutub U dan S yang
diletakkan pada posisi tertentu pada konstruksi
motor listrik. Letak masing-masing kutub dan
arah aliran arus listrik akan menentukan arah
gerak atau putaran rotor. Kalau sebuah kawat
terletak pada medan magnet homogen, karena
pada kedua sisi kawat yang berseberangan
mengalir arus yang berlawan arah, maka kawat
akan bergerak berputar dengan arah gerakan
lilitan tersebut.
Gambar 1. Gerakan Kawat Berarus Dalam
Medan Magnet.
5)
Sensor RPM
RPM merupakan singkatan dari Rotasi
Per Menit yang digunakan dalam satuan untuk
hitungan putaran objek yang berputar misalnya
motor dan roda. RPM didapat dari hitungan
banyaknya putaran objek dalam satu menit. Alat
ukur RPM berupa RPM meter atau tacometer
ataupun
sebuah
RPM
sensor
untuk
membacanya. RPM sensor misalnya dapat
berupa reflector optocoupler atau encoder
optocoupler. Reflector optocoupler merupakan
RPM sensor dengan memanfaatkan pantulan
cahaya dari putaran reflector yang bersumber
dari sumber cahaya (infrared) pada objek dan
diterima oleh sensor cahaya (photodiode).
Banyaknya pantulan cahaya yang diterima akan
dihitung dan dikonversikan menjadi RPM.
Untuk mengkonversikan banyaknya
pantulan dari reflektor pada objek yang
berputar menjadi satuan RPM maka dapat
digunakan persamaan sebagai berikut :
RPM=jumlah pantulan x
Encoder optocoupler merupakan RPM
sensor
dengan
memanfaatkan
hitungan
banyaknya ada tidaknya cahaya yang mengenai
sensor cahaya dengan melewati lubang encoder
yang berputar. Banyaknya jumlah cahaya yang
melewati
lubang
akan
dihitung
dan
dikonversikan menjadi satuan RPM.
kali ini penulis menggunakan sebuah
sensor dimana kerja sensor tersebut berdasarkan
medan magnet yang mengenainya, sensor ini
disebut dengan reed switch (saklar lidi),
dinamakan demikian karena bentuknya kecil
3
dengan sebuah switch didalamnya berbentuk
seperti lidi.
2)
Diagram Alir Sistem
a) Diagram Alir Transmitter
Gambar 2. Reed Switch.
Gambar 3. Reed Switch Magnetic RPM Sensor.
METODOLOGI
1)
Diagram Blok Sistem
Gambar 5. Diagram Alir Transmitter.
b) Diagram Alir Receiver
Gambar 4. Diagram Blok Sistem.
Gambar 6. Diagram Receiver.
4
3)
Diagram Mekanis Sistem
Step 4 ( 440 RPM )
Gambar 10. PWM Step 2.
Step 3 ( 594 RPM )
Gambar 7. Diagram Mekanis Sistem.
PENGAMBILAN DATA dan PENGUJIAN
1)
Pengukuran Test Point
a) Test Point PWM
Step preparation ( 200 RPM )
Gambar 11. PWM Step 3.
Step 4 ( 737 RPM )
Gambar 8. PWM Step Preparation.
Step 1 ( 297 RPM )
Gambar 12. PWM Step 4.
Gambar 9. PWM Step 1.
5
Tabel 4.6 Tabel Statistik V Motor Saat V
PLN=222V.
b) Test Point Tegangan Motor
Tabel 4.1 V Motor Saat V PLN = 215V.
Ketika V PLN=222V, V Supply=134V
X
28.4V
42,6V
62,4V
83.6V
99,8V
Tabel 4.2 V Motor Saat V PLN = 209V.
Saat V PLN = 215V, V Supply = 129V
X1
X2
X3
X4
X5
28V
29V
29V
29V
28V
43V
44V
44V
43V
41V
62V
62V
63V
62V
61V
82V
83V
83V
83V
84V
100V
99V
99V
99V
98V
X
28.8V
43,0V
62,0V
83.0V
99,0V
Saat V PLN = 211V, V Supply = 127V
X1
X2
X3
X4
X5
29V
29V
30V
29V
30V
43V
44V
44V
44V
42V
61V
62V
63V
62V
62V
85V
84V
85V
83V
83V
99V
101V
99V
100V
100V
X2
X3
X4
200,7
200,6
202,7
309,3
310,9
311,2
467,0
468,2
469,5
609,5
609,8
609,3
734,3
737,1
736,3
STANDAR DEVIASI
2,66
1,88
0,91
0,68
1,51
X
X5
203,0
314,5
468,3
608,1
736,5
201,94
311,44
468,14
609,28
733,74
(UA)
1,19
0,84
0,41
0,31
0,67
PEMBAHASAN
1)
Blok Hardware dan Software
a) Blok Rangkaian Driver Motor DC
Tabel 4.3 V Motor Saat V PLN = 211V.
155V
J5
X
29.4V
43,4V
62,0V
84.0V
99,8V
5V
1
1
STEP
PR
1
2
3
4
RPM
X1
200
202,7
297
311,3
440
467,7
594
609,7
737
730,5
% ERROR
0,97%
4,86%
6,39%
2,57%
0,44%
+
PWM
R4
1k
MG1
MOTOR DC
A
R1
1k
2
STEP
PR
1
2
3
4
STEP
PR
1
2
3
4
STEP
PR
1
2
3
4
D2
ISO1
PC817
LED
2
STEP
PR
1
2
3
4
Saat V PLN = 215V, V Supply =129V
X1
X2
X3
X4
X5
28V
29V
28V
28V
29V
43V
44V
41V
42V
43V
63V
62V
63V
62V
62V
83V
84V
82V
86V
83V
100V
100V
99V
100V
100V
IRFP460
D1
R4
2)
Tabel Pengukuran dan Statistik
10k
R3
1k
Tabel 4.4 Tabel Statistik V Motor
Saat V PLN=230V.
3
1
R2
0,1 ohm
5V
Ketika V PLN=230V, V Supply=138V
STEP
PR
1
2
3
4
STEP
PR
1
2
3
4
RPM
X1
200
234,6
297
345,0
440
510,2
594
662,6
737
745,1
% ERROR
17,38%
16,10%
15,93%
11,81%
1,14
X2
X3
X4
234,8
235,4
234,4
344,9
345,3
345,5
510,2
507,6
511,2
662,2
665,4
665,3
745,2
745,2
745,6
STANDAR DEVIASI
0,38
0,78
1,49
1,61
0,37
X5
234,6
343,5
511,3
665,3
746,0
X
234,76
344,84
510,10
664,16
745,40
(UA)
0,17
0,35
0,06
0,72
0,16
SP
34,76
47,84
70,10
70,16
8,42
Gambar 13. Rangkaian Driver Motor DC.
Rangkaian
Driver
motor
DC
merupakan rangkaian yang berfungsi untuk
mengkontrol kinerja motor sesuai dengan
setting
yang
dibutuhkan
dengan
menggunakan perubahan Duty Cycle PWM.
Frekuensi yang dipakai dalam sinyal PWM
pada modul ini yaitu :
Tabel 4.5 Tabel Statistik V Motor Saat V
PLN=210V.
Ketika V PLN=210V, V Supply=126V
STEP
PR
1
2
3
4
STEP
PR
1
2
3
4
RPM
X1
200
188,4
297
298,6
440
444,4
594
610,1
737
728,9
% ERROR
5,30%
2,13%
0,14%
3,14%
1,70%
X2
X3
X4
190,9
189,2
188,9
287,3
287,6
289,2
440,8
436,8
436,0
613,1
611,9
613,3
723,3
722,6
723,9
STANDAR DEVIASI
0,94
4,63
3,37
1,78
2,53
X5
189,6
290,6
438,8
614,9
723,5
X
189,40
290,66
439,36
612,66
724,44
(UA)
0,42
2,07
1,50
0,79
1,13
SP
10,60
6,34
0,64
18,66
12,56
= 30,518 Hz
Dengan Periode :
T=
=
= 0,032 s
6
SP
1,94
14,44
28,14
15,28
3,26
Besar nilai dan periode duty cycle pada step PR
Besar nilai dan periode duty cycle pada step 3
yaitu :
yaitu :
DC =
=
x 100
DC =
x 100
=
6,66 =
x 100
= 18,82 %
= 6,66 %
DC =
x 100
DC =
x 100
18,82 =
x 100
6,66 x 0,032 = 100 x T.on
0,21 = 100 x T.on
x 100
x 100
18,82 x 0,032 = 100 x T.on
0,6 = 100 x T.on
T.on =
T.on =
T.on = 0,0021 s
T.on = 0,006 s
Besar nilai dan periode duty cycle pada step 1
Besar nilai dan periode duty cycle pada step 4
yaitu :
yaitu :
DC =
x 100
DC =
=
x 100
x 100
=
= 9,01 %
x 100
= 36,47 %
DC =
x 100
DC =
9,01 =
x 100
x 100
36,47 =
9,01 x 0,032 = 100 x T.on
0,29 = 100 x T.on
T.on =
x 100
36,47 x 0,032 = 100 x T.on
1,16 = 100 x T.on
T.on =
T.on = 0,0029 s
T.on = 0,0116 s
Besar nilai dan periode duty cycle pada step 2
yaitu :
DC =
=
x 100
x 100
= 12,94 %
DC =
11,37 =
x 100
x 100
11,37 x 0,032 = 100 x T.on
0,41 = 100 x T.on
T.on =
T.on = 0,0041 s
7
b) Blok Minimum sistem Mikrokontroller
Atmega8535
d) Blok Rangkaian Driver MOC
VCC
VCC
R15
220
R5
1K
R9
1k
U4
SW1
1
6
D4
RESET
J1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
J3
1
2
3
4
5
PROG-8535
VCC
LED
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
2
R11
MOC
VCC
9014
Q2
4
ZERO
CROSS
CIRCUIT
MOC3041
220
DATA1
DATA2
J4
220V
K1
1
2
C9
100nF
5
3
SUPPLY
SUPPLY
4
1
2
RELAY SPDT
ATMEGA-8535
C7
Gambar 16. Driver MOC.
VCC
J2
22pF
Y1
11,0592
C8
BLUETOOTH
1
VCC 2
GND 3
TX 4
RX
Rangkaian ini berfungsi sebagai
saklar otomatis rangkaian suplai motor, jika
proses dimulai maka pin MOC akan
mendapat logika 0 dari mikrokontroller
sehingga transistor Q2 menjadi saturasi dan
menyalakan komponen MOC, ketika MOC
menyala maka akan menyalakan relay untuk
menyalakan suplai motor. Sebaliknya jika
proses selesai maka pin MOC mendapat
logika 1 dari mikrokontroller, sehingga
suplai motor akan mati.
BLUE
22pF
Gambar 14. Minsis Atmega8535.
Rangkaian
minimum
sistem
mikrokontroller
Atmega8535
ini
menggunakan catu daya +5VDC dan
berfungsi sebagai penerima data melalui
serial bluetooth HC-05 yang terhubung ke
PORT RX TX mikrokontroller dan pemberi
perintah ke minimum sistem mikrokontroller
Atmega8 melalui pin DATA1 dan pin
DATA2 dengan output logika 1 dan 0.
c) Blok Minimum sistem Mikrokontroller
Atmega8
VCC
DATA2
J17
J12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
J9
PWM
ALARM
MOC
1
DATA1
VCC
D15
LED
VCC
J18
ATMEGA-8
1
2
R12
C12
1nF
220
MAG
1
2
3
4
5
PROG-8
Gambar 15. Minsis Atmega8.
Rangkaian
minimum
sistem
mikrokontroller Atmega8 ini menggunakan
catu daya +5VDC dan berfungsi sebagai
penerima perintah dari mikrokontroller
Atmega8535 dan menjalankan keseluruhan
program seperti pewaktu, pembacaan RPM,
dan pembangkit sinyal PWM.
2)
Perbandingan Teori dengan Pengukuran
a) Penentuan Kecepatan Motor
16 putaran motor = 1 putaran belt
Panjang belt
= 242,5 cm
= 2,425 m
Step 1 ( 2,7km/jam )
2,7km/jam
= 2700m/jam
2700m
= 1 jam
2700m/60 menit = 1 menit
45m
= 1menit
2,425m
= 16 putaran
45m
= ( 45 x 16 ) / 2,425
45m
= 296,907  297 RPM
Step 2 ( 4km/jam )
4km/jam
= 4000m/jam
4000m
= 1 jam
4000m/60 menit = 1 menit
66,66m
= 1menit
2,425m
= 16 putaran
66,66m
= ( 66,66 x 16 ) / 2,425
66,66m
= 439,818  440 RPM
Step 3 ( 2,7km/jam )
5,4km/jam
= 5400m/jam
8
5400m
5400m/60 menit
90m
2,425m
90m
90m
= 1 jam
= 1 menit
= 1menit
= 16 putaran
= ( 90 x 16 ) / 2,425
= 593,814  594 RPM
Saran
Pengembangan penelitian ini dapat
dilakukan pada bagian mempresisikan rentang
error RPM yang terlalu jauh, kestabilan RPM,
meminimalis
rangkaian
dan
mesin,
menambahkan sistem safety untuk blok mesin,
dan rangkaian, serta interaksi dua arah ke PC.
Step 4 ( 6,7km/jam )
6,7km/jam
= 6700m/jam
6700m
= 1 jam
6700m/60 menit = 1 menit
111,66m
= 1menit
2,425m
= 16 putaran
111,66m
= (111,66 x 16 ) / 2,425
111,66m
= 736,725  737 RPM
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada semua keluarga
besar Teknik Elektromedik Surabaya yang telah
membantu penulis dan memberikan saran-saran
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini. Tidak lupa kepada para dosen, Pak
Dewa, Pak Triwiyanto dan Pak Syaifudin terima
kasih atas bimbingan, saran dan masukkannya.
b) Pengukuran Kecepatan Motor
Ketika V PLN=230V, V Supply=138V
STEP
PR
1
2
3
4
RPM
200
297
440
594
737
X1
234,6
345,0
510,2
662,6
745,1
X2
234,8
344,9
510,2
662,2
745,2
X3
235,4
345,3
507,6
665,4
745,2
X4
234,4
345,5
511,2
665,3
745,6
X5
234,6
343,5
511,3
665,3
746,0
X
234,76
344,84
510,10
664,16
745,40
Ketika V PLN=210V, V Supply=126V
STEP
PR
1
2
3
4
RPM
200
297
440
594
737
X1
188,4
298,6
444,4
610,1
728,9
X2
190,9
287,3
440,8
613,1
723,3
X3
189,2
287,6
436,8
611,9
722,6
X4
188,9
289,2
436,0
613,3
723,9
X5
189,6
290,6
438,8
614,9
723,5
X
189,40
290,66
439,36
612,66
724,44
Ketika V PLN=222V, V Supply=134V
STEP
PR
1
2
3
4
RPM
200
297
440
594
737
X1
202,7
311,3
467,7
609,7
730,5
X2
200,7
309,3
467,0
609,5
734,3
X3
200,6
310,9
468,2
609,8
737,1
X4
202,7
311,2
469,5
609,3
736,3
X5
203,0
314,5
468,3
608,1
736,5
X
201,94
311,44
468,14
609,28
733,74
PENUTUP
Kesimpulan
Secara menyeluruh dapat disimpulkan
hasil dari penelitian yaitu telah dapat dibuatnya
modul treadmill test dengan kontrol kecepatan
melalui PC secara wireless dan dengan
pengiriman data kontrol antara modul dan PC
menggunakan modul bluetooth HC-05 bisa
mencapai jarak 3m. Kinerja masing-masing
rangkaian telah dapat berfungsi denga yang
ditentukan. Tegangan PLN yang berubah ubah
dapat menyebabkan atau mempengaruhi
kestabilan RPM motor.
DAFTAR PUSTAKA
Ardi
Winoto,
2008. Mikrokontroller
AVR
ATmega8/16/32/8535 dan Pemrogramannya
dengan Bahasa C pada WinAVR, Bandung:
Informatika
Bahrudin, Galih, Siti, Tanty, 2012. Terapi Modalitas
Keperawatan
Kardiovaskuler
dan
Aplikasinya, Jakarta : Trans Info Media
Carr, Brown, 1981. Introduction to Biomedical
Equipment Technology, Englewood Cliffs, NJ
: Prentice Hall
Coughlin, Driscoll, Herman, 1992. Penguat
Operasional dan Rangkaian Terpadu Linear
= (Operational Amplifiers and Linear
Integrated Circuits), Jakarta : Erlangga
Haryanto A.G, Hartono Ruslijanto&DatuMulyono
(1999).MetodePenulisandanPenyajianKaryaIl
miah. Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC
Goldschalger, Goldman, Dharma Aji, 1995.
Elektrokardiografi = (Electrocardiography :
Essentials of Interpretation), Jakarta : Widya
Medika
Gusri Wahyudi (2012). Treadmill Test. Kamis, 17
Mei
2012.
(http://yuudi.blogspot.com/2012/05treadmelltest.html?m=1) diakses pada tanggal 26
September 2014, 14:50
National Heart Centre Singapore (2014). Exercise
Stress
Test.
2014.
(http://www.singhealth.com.sg/PatientCare/Co
nditionsandTreatments/Pages/Excersie-Stress-
9
Test.aspx) diakses pada tanggal 26 September
2014, 15:30
Sundana Krisna, 2008. Interpretasi EKG : Pedoman
Untuk Perawat, Jakarta : EGC
Tarwoto, Aryani Ratna, Wartonah, 2009. Anatomi
dan
Fisiologi
Untuk
Mahasiswa
Keperawatan, Jakarta : Trans Info Media
TokoOne (2013). Module Bluetooth Untuk Serial
HC05
(Master
and
Slave).
2013.
(http://tokoone.com/modul-bluetooth-modulserial/) diakses pada tanggal 27 September
2014, 10:23
BIODATA PENULIS
Nama
NIM
TTL
Alamat
Pendidikan
: Achmad Niam Fauzi.
: P27838012078.
: Surabaya, 16 Oktober 1993.
: Jl. Granting Baru 5 No. 25
Surabaya.
: SMA Wahid Hasyim 1
Surabaya.
10
11
Download