BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran Orang Tua Peranan

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Peran Orang Tua
Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang
pimpinan yang terutama. Peranan menurut Levinson (dalam Arisandi, 2011) peran adalah suatu
konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat,
peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang
dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatanî.
Menurut
Biddle
dan
Thomas (dalam Arisandi, 2011) bahwa
peran
adalah
serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang
kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan
bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sangsi dan lain-lain.
Menurut Soekanto (dalam Klara, 2011) bahwa peran adalah aspek dinamis dari
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Ditambahkan oleh Linton (dalam Klara,
2011) bahwa peran adalah the dynamic aspect of status. Dengan kata lain, seseorang
menjalankan perannya sesuai hak dan kewajibannya.
Pengertian peran menurut Merton (dalam Klara, 2011) adalah pelengkap hubungan peran
yang dimiliki seseorang karena meduduki status sosial tertentu. Sedangkan menurut King (dalam
Klara, 2011) bahwa peran merupakan seperangkat perilaku yang diharapkan dari orang yang
memiliki posisi dalam sistem sosial.
6
Palan (dalam Klara, 2011) memberikan definsi tentang peran yakni merujuk pada hal
yang harus dijalankan seseorang di dalam sebuah tim. Namun menurut Alo Liliweri (dalam
Klara, 2011) peran adalah sebuah harapan budaya terhadap suatu posisi atau kedudukan, dimana
pola perilaku yang ditetapkan saat anggota keluarga berinteraksi dengan anggota lainnya.
Menurut Donna (dalam Klara, 2011) bahwa peran adalah kreasi budaya, oleh karena itu budaya
menentukan pola perilaku seseorang dalam berbagai posisi sosial
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peran adalah hak-hak dan
kewajiban-kewajiban yang sesuai dengan status yang disandangnya.
2.2
Peran Orang Tua Dalam Pemenuhan Gizi Anak
Pada umumnya pemenuhan gizi makro masih mendominasi persoalan gizi anak namun
saat ini persoalan lebih bergeser ke upaya pemenuhan kebutuhan gizi makro. Menurut Suleman
(2011) bahwa peran orang tua dalam pemenuhan gizi saat ini adalah menyediakan makanan yang
memenuhi kualitas gizi seimbang, terjangkau dan beragam.
Selain itu dijelaskan pula oleh Suleman (2011) bahwa pemenuhan gizi merupakan
tanggung jawab bersama baik masyarakat dan pemerintah agar mampu meningkatkan kepedulian
masyarakat untuk mempertahankan isu gizi serta asupan nutrisi yang paling tepat.
Upaya pemerintah yang saat ini digalakkan untuk pemenuhan gizi pada anak yakni
melalui program makanan tambahan di sekolah-sekolah. Namun program ini perlu didukung
oleh orang tua dalam hal peningkatan pengetahuan dan kesadaran orang tua dan guru tentang
pemenuhan kebutuhan gizi anak dari konsumsi pangan hariannya (Sindo, 2011).
Pemenuhan energi dan zat gizi dengan benar dan tepat ternyata merupakan modal utama
bagi tercapainya derajat kesehatan yang baik. Apakah itu pada masa bayi, balita, anak remaja
ingga usia lanjut. Banyak bukti telah ditemukan bahwa dalam menjalani kehidupan, pemenuhan
gizi yang benar disertai pola hidup yang sehat dapat memperbaiki kualitas kehidupan seseorang.
Sebaliknya, bila seseorang mempunyai status gizi yang tidak baik, maka kualitas hidup orang
tersebut akan terpengaruh. Misalnya seseorang yang mempunyai status gizi kurang yang dapat
dilihat dari berat badan yang kurus, maka orang tersebut akan mudah sakit dan mempunyai daya
tahan tubuh yang rendah, serta produktifitas yang rendah pula.
Demikian juga seseorang yang kelebihan berat badan dan ditambah usia yang makin
bertambah, orang tersebut akan meningkat factor resikonya terhadap penyakit degeneratif dan
sindroma metabolic misalnya penyakit kencing manis (diabetes), penyakit jantung, kanker, batu
ginjal, gangguan tulang dan sendi, serta penyakit, atau gangguan yang lainnya.
2.3
Hakekat Gizi
a. Pengertian Gizi
Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952-1955 sebagai
terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang
berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca ghizi. Selain itu sebagian orang
menterjemahkan nutrition dengan mengejanya sebagai ”nutrisi”. (Kamus Umum Bahasa
Indonesia Badudu-Zain tahun: 1994:13)
WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada
organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari
makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh
dan menghasilkan energi.
Zat gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan. Makanan setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan. Bahan makanan
diuraikan menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui dinding usus dan
masuk kedalam cairan tubuh. Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih
dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat
dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang (Klara, 2012).
Menurut Harry dan William (dalam klara, 2012) bahwa gizi meliputi pengertian yang
luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai
cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbangkan agar kita tetap sehat. Sedangkan
menurut Tuti Sunardi (dalam Klara, 2012) bahwa gizi adalah sesuatu yang mempengaruhi proses
perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan
kehidupan.
Pengertian gizi menurut Nirmala (dalam klara, 2012) merupakan substansi yang
diperoleh dari makanan dan digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan
jaringan tubuh. Chairinniza (dalam klara, 2012) berpendapat bahwa gizi adalah unsur yang
terkandung dalam makanan, dimana unsur-unsur itu dapat memberikan manfaat bagi tubuh yang
mengkonsumsinya sehingga menjadi sehat.
Menurut Ida (2010) bahwa gizi adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk
pertumbuhan, mempertahankan dan memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh,
dan menyediakan energi bagi fungsi tubuh, atau bisa juga diartikan sebagai komponen
pembangun tubuh manusia. Ditambahkan pula oleh Kurnia (2010) bahwa gizi merupakan zat
hara dalam makanan yang bernilai dan diperlukan makhluk hidup untuk pertumbuhan,
pemeliharaan, dan kegiatan hidupnya.
Menurut Lioni (2010) bahwa gizi merupakan komponen penting yang diperlukan tubuh
untuk tumbuh dan berkembang, sedangkan menurut Joyce, dkk (2001) gizi adalah komponen
kimia dalam makanan yang digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi dan membantu
pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan sel-sel tubuh. Sedangkan menurut Depdiknas (2005:2)
menjelaskan bahwa gizi adalah kandungan zat yang ada dalam makanan dan minuman secara
seimbang.
Dari pengertian gizi di atas dapat disimpulkan bahwa gizi merupakan bagian dari proses
kehidupan dan proses tumbuh kembang anak, sehingga pemenihan kebutuhan gizi secara akurat
turut menentukan kualitas tumbuh kembang, sebagai sumber daya manusia dimasa yang akan
datang.
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan, karena makanan
adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping udara (oksigen). Menurut
Rahman (2011) bahwa terdapat empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah
untuk (a) memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan
tubuh yang rusak,
(b) memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari, (c)
mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang
lain, (d) berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Depdiknas (2005:2) dijelaskan bahwa fungsi gizi adalah sebagai materi yang dapat
menambah dan menurunkan kadar makanan dan minuman dalam tubuh; fungsi gizi yang kedua
adalah sebagai penguat tubuh agar dapat bertahan hidup.
Dijelaskan pula oleh Rahman (2011) agar makanan dapat berfungsi seperti itu maka
makanan yang kita makan sehari-hari tidak hanya sekedar makanan. Makanan harus
mengandung zat-zat tertentu sehingga memenuhi fungsi tersebut, dan zat-zat gizi ini disebut gizi.
Dengan perkataan lain makanan yang kita makan sehari-hari harus dapat memelihara dan
meningkatkan kesehatan.
Djaeni (dalam Rahman, 2011) bahwa dalam perkembangan selanjutnya ilmu gizi mulai
dari pengadaan, pemilihan, pengolahan sampai dengan penyajian makanan tersebut. Dari batasan
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu gizi itu mencakup 2 komponen penting yaitu
makanan dan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan
sekedar makanan tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang
diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelompokkan menjadi 5 macam,
yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Fungsi-fungsi zat makanan itu antara lain
sebagai berikut :
1) Protein
Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati)
dan makanan dari hewan (protein hewani). Fungsi protein bagi tubuh antara lain :
membangun sel-sel yang rusak,
membentuk zat-zat pengatur seperti enziim dan
hormone, membentuk zat inti energi (1 gram proteein kira-kira menghasilkan 4,1
kalori).
2) Lemak
Lemak berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan sebagainya. Fungsi pokok
lemak bagi tubuh ialah menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia (1 gram
lemak menghasilkan 9,3 kalori), sebagai pelarut vitamin A,D,E,K, sebagai pelindung
terhadap bagian-bagiaan tubuh tertentu dan pelindung bagian tubuh pada temperatur
rendah.
3) Karbohidrat
Karbohidrat berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah juga salah satu
pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya sumber karbohidrat ini
berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang
merupakan makanan pokok.
4) Vitamin-vitamin
Vitamin dibedakan menjadi 2, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B)
dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E,K). Fungsi masing-masing vitamin
ini antara lain :
a) Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan
rangsang sinar pada saraf dan mata.
b) Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam
tubuh dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
c) Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim
dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel.
d) Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses
pertumbuhan dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.
e) Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein dan
lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan
trombosit.
f) Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama
kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan
mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.
g) Vitamin E berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta mencegah
keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah.
h) Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam
proses pembekuan darah.
5) Mineral
Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na) dan chlor
(Cl), kalium (K) dan iodium (I). Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian
dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan
jaringan.
Menurut Ramla (2010) bahwa gizi dikelompokkan menjadi 6 kelompok dengan fungsi
yang unik dan spesifik.
1) Karbohidrat.
Di dalam tubuh kita, zat gizi ini adalah sumber utama energi bagi tubuh. Yang perlu
Anda perhatikan, ada dua jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks (zat tepung)
dan gula yang dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Namun, ada juga karbohidrat
lainnya yang terdapat pada serat. Tapi, serat tidak termasuk zat gizi, karena tidak dapat
dicerna dan diserap oleh tubuh. Meskipun, serat sangat membantu pencernaan dan
memberikan perlindungan terhdapat beberapa penyakit.
2) Lemak
Tubuh Anda tentunya tidak dapat membuat semua jenis asam lemak yang diperlukan.
Meskipun begitu, asam lemak dapat diperoleh dari makanan yang Anda konsumsi.
Lemak selain berfungsi untuk menghasilkan energi, juga alat transportasi zat gizi lain
dan bagian dari berbagai sel tubuh.
3) Protein.
Zat gizi ini tentunya dapat juga diubah menjadi energi, bila tubuh Anda kekurangan
karbohidrat dan lemak. Jika hal ini terjadi, protein hanya berfungsi sebagai
pemeliharaan jaringan tubuh. Padahal, protein yang mengandung asam amino ini
bekerja untuk membangun, memperbaiki, dan mempertahankan jaringan tubuh Anda.
Pada prinsipnya, tubuh Anda dapat memproduksi asam amino yang nonesensial.
Sedangkan asam amino yang esensial harus diambil dari makanan.
4) Vitamin.
Setiap jenis vitamin yang masuk ke dalam tubuh, tentunya akan mengatur sendiri
dengan proses yang berbeda. Karena perannya yang aman spesifik, setiap jenis vitamin
tidak dapat menggantikan fungsi vitamin yang lain. Sebab, fungsi vitamin adalah
pemicu berbagai proses dalam tubuh, yang mengawali terjadinya reaksi kimia di dalam
sel-sel tubuh.
5) Mineral
Fungsi mineral sama halnya dengan vitamin. Ia bekerja sebagai pemicu proses, dan
memiliki pembagian tugas yang unik.
6) Air
Tahukah Anda, jika air itu dapat membantu mengatur suhu tubuh kita. Pasalnya, berat
tubuh kita terdiri atas air sebanyak 55% sampai 75%. Peranan air di dalam tubuh kita,
sebagai pengatur proses pengataran zat gizi dan kimia tubuh lainnya ke dalam sel. Dan,
membawa perginya limbah yang dihasilkan tubuh.
Sehubungan dengan pemenuhan zat gizi untuk anak usia dini, maka Ramla (2010)
menggambarkan piramida gizi sebagai berikut.
Gambar 2.1
Piramida Makanan Bergizi
b. Tujuan Pemberian Gizi Seimbang
Pada tahun 1992 diselenggarakan konggres gizi internasional di Roma. Konggres
tersebut membahas pentingnya gizi seimbang untuk menghasilkan kualitas SDM yang
handal. Hasilnya adalah rekomendasi untuk semua negara menyusun PUGS (Pedoman
Umum Gizi Seimbang). Sebenarnya di Indonesia, pada tahun 1950 pernah diperkenalkan
pedoman 4 sehat 5 sempurna, yang kemudian setelah adanya konggres gizi internasional di
Roma dikembangkan PUGS pada tahun 1995.
Menurut Siti (2010:3) bahwa tujuan pemberian gizi seimbang pada anak usia dini
diantaranya adalah agar supaya pertumbuhan dan perkembangan anak maksimal, dapat
memperbaiki gizi anak dan dapat meningkatkan perkembangan anak pada usia selanjutnya.
c. Manfaat Pemberian Gizi Seimbang
Menurut Siti (2010:1) mengatakan bahwa manfaat pemberian gizi seimbang seperti
kalori dibutuhkan untuk memberikan energi pada tubuh kita agar dapat berfungsi dengan
baik. Jumlah kalori dalam makanan tergantung dari banyaknya energi yang terdapat dalam
makanan. Jumlah kalori yang dibutuhkan seseorang tergantung dari usia, tinggi badan, berat
badan, jenis kelamin dan tingkat aktivitas. Seseorang yang lebih banyak mengkonsumsi
kalori daripada yang dibakar dengan aktivitas sehari-hari atau saat olah raga cenderung untuk
memiliki kelebihan berat badan (gemuk).
Dijelaskan pula oleh Siti (2010:1) bahwa manfaat lemak seharusnya terdiri dari 30%
atau kurang dari jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari, dengan lemak jenuh yang tidak
boleh lebih dari 10% dari total lemak. Lemak adalah bentuk dari energi yang membantu
tubuh dalam mengatur suhu tubuh kita dan melindungi jaringan otot dan organ tubuh. Lemak
juga memiliki peran penting dalam 4 larutan vitamin dalam lemak: A, D, E dan K
Kelebihan jumlah kalori dari protein dan karbohidrat akan diubah dan tersimpan
sebagai lemak. Walaupun kita makan makanan yang bebas lemak sekalipun, kelebihan
konsumsi akan menambah lemak tubuh. Satu-satunya cara untuk mengurangi lemak dalam
tubuh adalah dengan memperbaiki pola makan yang rendah lemak dan tinggi serat.
Menurut Siti (2010:2) bahwa protein yang terkandung dalam tubuh kita sebaiknya
berkisar antara 10%-20% dari total kalori yang kita konsumsi per hari. Manfaat protein
sangat penting untuk struktur sel darah merah, agar antibodi bekerja dengan baik, untuk
regulasi enzim dan hormon pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Sodium dikonsumsi
sekurang-kurangnya 3,000 mg sehari. Satu sendok garam meja terdiri dari 2,000 mg sodium.
Perbedaan antara “sodium” dan “garam” memang dapat membingungkan. Sodium adalah
mineral yang ditemukan di bermacam-macam makanan termasuk garam makan (sodium
klorida). Garam makan terdiri dari 40% sodium.
Vitamin dan mineral diperlukan untuk pengaturan fungsi metabolisme tubuh dan
biasanya ditemukan pada makanan yang kita konsumsi. Kebanyakan orang mencari
pemenuhan kebutuhan gizi dengan mengkonsumsi beragam makanan yang tersedia. Bila
seseorang tidak bisa mengkonsumsi bermacam makanan dari kelompok dasar makanan
sebaiknya mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Kecuali untuk kondisi penyakit
tertentu, hanya sedikit orang yang membutuhkan lebih dari 100% Recommended Daily
Allowance dari setiap makanan bergizi. Dosis yang berlebihan pada vitamin dan mineral
dapat membahayakan tubuh (Siti, 2010:3).
Vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan sel baru, kulit sehat, rambut dan jaringan
juga mata. sumber sayuran hijau tua dan kuning, buat-buah bewarna kuning seperti brokoli,
bayam,wortel, kentang manis, labu, dan aprikot, makanan hewani seperti hati, susu, mentega,
keju dan telur. Vitamin D bermanfaat untuk mendorong penyerapan dan penggunaan kalsium
serta fosfat untuk kesehatan tulang dan gigi. Vitamin E dapat melindungi sel darah merah
dan mencegah kerusakan vitamin A dan C. Vitamin K biasanya digunakan untuk
penggumpalan darah yang normal dan sintesis protein pada plasma, tulang dan ginjal (Siti,
2010:3).
Menurut Supariasa (2002:12) bahwa manfaat gisi antara lain adalah memberi energi
(zat pembakar), karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan organik yang mengandung
karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas. Gizi
juga bermanfaat untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun)
dalam hal ini protein, mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara,
dan menganti sel yang rusak. Manfaat gizi juga untuk mengatur proses tubuh (zat pengatur)
seperti protein, mineral, air dan vitamin. Protein bertujuan mengatur keseimbangan air di
dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk
antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang
dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses
oksidasi, fungsi normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh,
seperti dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah,
pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh.
d. Langkah-Langkah Pemberian Gizi Seimbang
Suleman (2011) mengatakan bahwa langkah-langkah dalam pemenuhan gizi seimbang
adalah sebagai berikut:
1) Upayakan untuk mempertahankan berat badan dalam kategori ‘normal’ baik itu
menggunakan parameter Berat Badan Relatif maupun Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan
mengurangi atau menambah asupan energi sehari-hari.
2) Upayakan untuk makan atau menggunakan aneka ragam bahan makanan. Mengkonsumsi
berbagai bahan makanan secara bergantuan akan menurunkan kemungkinan kekurangan
zat gizi tertentu.
3) Memilih sumber hidrat orang kompleks. Tujuannya adalah untuk menjamin kandungan
cukup serat serta tidak terlalu banyak mengkonsumsi refined carbohydrates (missal roti
putih, beras giling sempurna).
4) Membatasi konsumsi lemak secara berlebihan. Dianjurkan penggunaan sumber lemak
nabati yang kaya lemak tak jenuh paling tidak sama dengan sumber lemak hewani agar
dikonsumsi lemak jenuh tidakk berlebihan.
5) Mengurangi konsumsi jajanan yang ‘padat energi’ karena banyak mengandung gula,
terigu, dan lemak.
6) Membiasakan diri untuk mengkonsumsi bahan makanan sprotein hewani laut (sumber
lemak rak jenuh omega 3 dan 6 serta seng) secara bergantian dengan hewani darat
(sumber zat besi) dan protein nabati.
7) Memperbanyak konsumsi sayur dan buah berwarna hijau tua dan orange sebagai sumber
serat dan anti oksidan alami.
8) Menggunakan garam beryodium serta mengkonsumsi air yang terjamin kebersihannya.
Depdiknas (2005:14) menjelaskan bahwa isi program gizi pada anak TK meliputi
pemberian makanan sehat tambahan secara rutin seminggu sekali. Untuk lebih jelasnya
pemberian makanan yang bergizi seimbang kepada anak dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1
Pemberian Makanan Sehat Pada Anak TK
Makanan/Snack
Sarapan pagi
Senin
Juice jeruk +
susu
dan
sepotong roti
panggang
mentega
Juice
apel
dan 1 dus
kecil kismis
Selasa
Roti bakar
dengan selai
Rabu
Juice apel +
sepotong
roti
bakar
dengan
mentega/selai
Jus apel dan
anggur
+
sepotong
keju
1 gelas sirup
buah dan 1
biskuit
Makan Siang
Daging/ayam
+
nasi,
brokoli + Jus
buah dan air
Sup/sayur
kacang
+
kacang hijau
+
buah
segar
Sup
sayuran/ikan/kue
/wortel rebus +
buah + air
Snack Sore
1 Cup jus
buah dengan
keju
dan
macammacam buah
Susu + kue
basah,
buah/biscuit
cokelat
Jus
buah
+
potongan kecil
isi roti
Snack Pagi
Kamis
Cereal susu
dengan satu
buah
pisang/telur
dadar
Sepotong
apel dengan
biskuit
panjang
dengan
olesan selai
keju
Kentang
panggang
manis,
jagung
manis
+
sayur bayam
+
susu
cokelat + air
Minuman
coklat
panas/dingin
+ 1 paket
kecil kismis
Jumat
Susu + 1
buah apel
Jus apel
dan roti
Kacang
buncis
panggang
/ayam
goreng
dengan
mie
+
buah dan
air
Minuman
sari buah
+ 1 buah
pisang +
biscuit
Selingan
minuman
manis
Kacang
panggang
dengan
daging bakar
+ nasi + kue
+ susu
Ikan
panggang +
kentang
goreng + jus
buah/susu
Kentang
panggang
dengan brokoli
rebus + es krim
Daging
buatan
sendiri/
sayuran
susu
+
Nasi
dengan
sup/buah,
sayur dan
susu
2.4 Hakekat Anak Usia Dini
Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan
usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Sujiono, 2009:
7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang
serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Masitoh dkk. (2005:1.12) mengatakan bahwa ada berbagai kajian tentang hakikat anak
usia dini yakni sebagai berikut: (a) anak bersifat unik, (b) anak mengekspresikan perilakunya
secara relatif spontan, (c) anak bersifat aktif dan enerjik, (d) anak itu egosentris, (e) anak
memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal, (f) anak bersifat eksploratif
dan berjiwa petualang, (g) anak umumnya kaya dengan fantasi, (h) anak masih mudah frustrasi,
(i) anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak, (j) anak memiliki daya perhatian yang
pendek, (k) masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial,
menunjukkan minat terhadap teman”.
(l) anak semakin
Bredekamp dan Coople (dalam Aisyah, 2007:1.17-1.23) mengemukakan bahwa prinsipprinsip perkembangan anak usia dini berbeda dengan prinsip-prinsip perkembangan fase kanakkanak akhir dan seterusnya.
Adapun prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak saling berkaitan dan
saling mempengaruhi satu sama lain;
2) Perkembangan fisik/motorik, emosi, social, bahasa, dan kgnitif anak terjadi dalam suatu
urutan tertentu yang relative dapat diramalkan;
3) Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan antar bidang
pengembangan dari masing-masing fungsi;
4) Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap
perkembangan anak;
5) Perkembangan anak berlangsung ke arah yang makin kompleks, khusus, terorganisasi
dan terinternalisasi;
6) Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks sosial budaya
yang majemuk;
7) Anak adalah pembelajar aktif, yang berusaha membangun pemahamannya tentang
tentang lingkungan sekitar dari pengalaman fisik, social, dan pengetahuan yang
diperolehnya;
8) Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan biologis dan lingkungan,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial;
9) Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan social, emosional, dan kognitif
anak serta menggambarkan perkembangan anak;
10) Perkembangan akan
mengalami percepatan bila anak
berkesempatan untuk
mempraktikkan berbagai keterampilan yang diperoleh dan mengalami tantangan
setingkat lebih tinggi dari hal-hal yang telah dikuasainya;
11) Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif, kinestetik, atau gabungan
dari tipe-tipe itu) untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar hal yang berbeda
pula dalam memperlihatkan hal-hal yang diketahuinya;
12) Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar adalam dalam komunitas yang
menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan aman secara fisik dan fisiologis.
Dalam pasal 28 ayat 3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK),
Raudathul Athfal, atau bentuk lain yang sederajat.
Menurut Sujiono (2009: 42), secara khusus tujuan pendidikan anaka usia dini adalah:
1) Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya;
2) Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik kasar
dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik;
3) Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat
berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar;
4) Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan
menemukan hubungan sebab akibat;
5) Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan social, peranan masyarakat dan
menghargai keragaman social dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri
yang positif dan kontrol diri;
6) Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai karya
kreatif.
Pendidikan anak usia dini pelaksanaannya menggunakan prinsip-prinsip (Forum PAUD,
2007) sebagai berikut.
1) Berorientasi pada Kebutuhan Anak: Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa
berorientasi kepada kebutuhan anak.
2) Belajar melalui bermain: Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui
bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil
kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.
3) Menggunakan lingkungan yang kondusif: Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa
sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta
kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
4) Menggunakan pembelajaran terpadu: Pembelajaran pada anak usia dini harus
menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang
dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual.
Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan
jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.
5) Mengembangkan berbagai kecakapan hidup: Mengembangkan keterampilan hidup dapat
dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar
untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.
6) Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar: Media dan sumber
pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja
disiapkan oleh pendidik /guru.
7) Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar: Pembelajaran bagi anak usia
dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat
dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan
kegiatan–kegiatan yang berluang
Download