novena ibu kita santa klara

advertisement
NOVENA
UNTUK MENGHORMATI
IBU KITA SANTA KLARA
Beberapa Kebajikan Terpenting
Dari St. Klara, Ibu Serafin Kita
Renungan Dan Penerapannya
Dapat dipergunakan untuk mempersiapkan diri
merayakan Hari Raya Santa Klara
tgl 3 – 11 Agustus
atau pada kesempatan-kesempatan yang lain
Digarap kembali oleh:
Pater Avellinus van Vlijmen OFM
Rektor Suster-suster Klaris
Hoogcruts, pada Pesta Sakramen Yang Mahakudus
1948
Diterjemahkan oleh: Pater Alfons S. Suhardi OFM
Biara St. Klara
Pacet – Cianjur
2011
BEBERAPA KEBAJIKAN TERPENTING
DARI KLARA, IBU SERAFIN KITA
RENUNGAN DAN PENERAPANNYA
Renungan dan penerapan ini diuntai dalam bentuk sebuah novena sebagai persiapan bagi hari
rayanya. Diterbitkan atas permintaan seorang biarawati dari biara St. Klara di Pescia.
Pengantar
Pada mulanya naskah ini diterbitkan bagi para religius anggota Ordo Santa Klara, atas permintaan
salah seorang puteri mereka sebagai ungkapan syukur atas rahmat yang mereka terima berkat
novena ini. Karena bahannya diambil berdasarkan pada kaul-kaul meriah, pastilah hal itu sesuai
dengan para religius yang bersifat pingitan kepausan. Kendati dimaksudkan sebagai persiapan
bagi pesta St. Klara dari tgl 3 hingga 11 Agustus, novena ini dapat dipergunakan juga pada
kesempatan lain selama sembilan hari berturut-turut.
Novena ini diadakan di kapel atau di hadapan patung St. Klara, dan setiap renungan dan sapaan
ditutup dengan 5 x Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan, disertai dengan antifona dan doa
dari St. Klara. Demi terkabulnya apa yang dimohonkan, novena ini haruslah dijiwai dengan
kepercayaan yang penuh pada perantaraannya yang dahsyat.
2
HARI PERTAMA
St. Klara menghinakan semua keduniawian; dia membiarkan rambut kepalanyanya dicukur dan
mempersembahkan diri sebagai Pengantin Ilahi di depan altar Santa Perawan Maria.
St. Fransiskus memberikan jubah Ordo kepadanya
Renungan
Juga dalam hidup rohani, suatu permulaan yang baik sangatlah penting; untuk sebagian, hal itu
mempermudah dan meneguhkan tugas-tugas kehidupan kita. Mereka yang memperoleh
keistimewaan telah mendapatkan pendidikan dalam hal takut akan Tuhan pada masa mudanya,
biasanya senantiasa dipenuhi dengan ketakutan yang penuh rahmat ini sampai pada hari
kematiannya. Bagi kita hal itu diperkuat oleh Kitab Suci: orang tidak akan menyimpang dari jalan
yang telah dilaluinya sejak masa mudanya. Si penabur menentukan sendiri apa yang dia panen.
Semenjak masa kanak-kanaknya, Klara telah bertekun dalam pengabdiannya kepada Tuhan. Dan
sejalan dengan bertambahnya tahun-tahun umurnya, di dalam dirinya pun bertumbuh
kesalehannya. Ketika selanjutnya dia berkenalan dengan Fransiskus, dia lalu mengambilnya
sebagai bapa pembimbingnya. Berkat dorongan semangat dari Fransiskus, Klara pun
meninggalkan segala sesuatu demi mengikuti Kristus dalam Jalan Salib-Nya. Dan hal itu
dilakukannya dengan radikal. Dia meninggalkan rumah orang tuanya. Dia tanggalkan rambutnya
yang lembut terurai itu dan pada malam Hari Minggu Palma dengan sepenuh hati dia
mempersembahkan di depan altar, yang diberkati bagi Ratu Para Malaikat, cinta keperawanannya
kepada Yesus, sang Pengantinnya. Dan setelah pakaian indahnya digantinya dengan pakaian yang
miskin, dia pun menarik diri dari dunia untuk hidup dalam ketersembunyian sebuah biara.
Para pengantin Yesus adalah sekaligus perawan dan ibu. Mereka adalah perawan berkat
kemandulan badani yang mereka lakukan dengan bebas; mereka adalah ibu berkat kesuburan
rohani, yang memberikan kepada hidup mereka anak-anak rohani. Generat virgo filias, Perawan
telah melahirkan banyak anak perempuan. – Sekarang ini, puteri-puteri rohani St. Klara menjadi
sedemikian tak terhitung lagi, sehingga dia, setelah Bunda Tuhan, menjadi yang paling subur dan
paling penuh kemuliaan di antara semua ibu rohani yang ada.
Sapaan kepada Ibu Klara
Betapa patut diteladani, bagaimana engkau telah meninggalkan dunia, demi menjadi putri pertama
dari bapa orang-orang miskin. Betapa menariknya langkah-langkahmu yang pertama pada jalan
kemiskinan dan matiraga. Quam pulchri sunt gressus tui, betapa indahnya langkah-langkahmu
itu! Dan dengan langkah yang tegap engkau maju terus pada jalan itu sampai pada pengosongan
diri sepenuhnya.
Maka, pada persimpangan jalan hidupmu, penyangkalan radikalmu terhadap dunia itu tidak lain
merupakan langkah selanjutnya yang konsisten dari penyangkalan batinmu terhadap hal-hal
duniawi dan fana, sehingga dalam pergaulanmu dengan Tuhan, dalam sikap kanak-kanak dan
perawan, lambat laun hal-hal duniawi dan fana itu kehilangan daya tariknya. Secara batiniah
engkau telah melepaskan diri dari hal-hal yang menyenangkan manusia di dunia: dari rambut
kepalamu yang indah terurai dan dari pesona indahnya pakaian para bangsawan. Ketika Tuhan
memanggilmu untuk melepaskan diri dari keduanya, maka hal itu pun merupakan kebahagiaan
bagimu. Dengan jalan itu engkau boleh mempersembahkan keperawananmu kepada Pengantin
Ilahimu. Selanjutnya, dalam pakaianmu yang miskin sederhana itu, kecantikan batinmu pun akan
berkenan pada-Nya.
Juga berlaku bagi panggilan kami dalam Ordo yang telah engkau dirikan ini, apa yang pernah
dikatakan Kristus kepada para murid-Nya: “Bukan kamu yang telah memilih Aku, melainkan
Akulah yang telah memilih kamu”. (Yoh 15:16) Betapa sering, mungkin kami telah berpikir-pikir
3
perihal suara suci dari Tuhan, yang telah membuat kami meninggalkan semua hal demi untuk
mengikuti-Nya. Yang seorang sudah mendengar suara itu dalam doa-doa yang saleh dari ayah dan
ibunya untuk dapat mempersembahkan salah seorang anaknya kepada Tuhan. Bagi yang lain,
suara itu merupakan sebuah pengingkaran atas kesenangan-kesenangan duniawi. Yang lain lagi
pada mulanya telah membuatnya berjuang seperti Yakob yang telah bergumul melawan malaikat.
Tetapi bagi semuanya, mengikuti suara tersebut sungguh merupakan hal yang manis memukau.
Pastilah, kenang-kenangan yang manis dari masa-masa bayi kehidupan membiara kami, telah
berkembang bersama-sama dengan pertumbuhan jiwa kami.
Dalam anggaran dasarmu, engkau telah dengan cermat menggariskan apa yang telah diminta oleh
Tuhan dari mereka yang mau mengikuti-Nya tanpa syarat dalam kemiskinan, ketaatan dan
kemurnian. Bagi kami, anggaran dasarmu itu merupakan suara dari Yesus sendiri. Karena itu,
mintalah bagi kami rahmat, supaya kami, seturut contoh keibuanmu, dapat senantiasa
mendengarkan suara Yesus dengan semakin sempurna, sebagaimana telah kami janjikan dalam
profesi kami.
Doa
Selanjutnya didoakan
5 kali Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan,
demi mengikuti contoh St. Klara dalam hormatnya kepada sengsara Tuhan dan Sakramen Yang
Mahakudus.
Sesudah itu Antifon:
Salve Sponsa Dei, Virgo Sacra, planta Salam Pengantin Tuhan, Perawan Suci,
tanaman Saudara-saudara Dina:
Minorum:
Tu vas munditiae, tu praevia forma Engkau, tempayan kesucian, engkau
contoh hidup bagi Saudari-saudarimu:
Sororum:
Klara, dengan doa-doamu hantarkan kami
pada kerajaan orang-orang kudus.
Clara, tuis precibus duc nos ad regna
V. Doakanlah kami ya Bunda Klara nan
polorum.
V. Ora pro nobis beata Mater Clara
suci
R. Supaya kami layak menikmati janjijanji Kristus.
R. Ut digni afficiamur promissionibus
Christi
Oremus:
Marilah berdoa:
Famulos tuos qauesumus Domine,
beatae Virginis tuae Clarae, votivam
commemorationem recensentes coelestium gaudiorum sua facias interventione participes et tui Unigeniti
cohaeredes. Qui tecum vivit et regnat in
saecula saeculorum. Amen.
Kami mohon kepada-Mu ya Tuhan,
buatlah hamba-hamba-Mu ini, yang
merayakan peringatan Klara, Perawan
Suci-Mu, dapat ambil bagian dalam
menikmati kebahagiaan surgawi dan tetap
bersatu pada Yang Terlahir dari-Mu,
Yesus Kristus, yang hidup dan bertakhta
bersama-Mu sepanjang segala masa.
Amin.
Di sini ditambahkan seruan:
Terpujilah Yesus Kristus dan Ibu-Nya yang Mahasuci.
Doa-doa tersebut didoakan juga selama hari-hari berikutnya.
4
HARI KE DUA
St. Klara mendorong para putrinya
untuk tetap setia pada kemiskinan yang telah mereka janjikan
sebagai putri-putri rohani dari seorang ibu yang miskin.
Kemiskinan St. Klara
Renungan
“Serigala mempunyai liang, burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai
apa-apa untuk meletakkan kepalanya.” (Mat 8:20). Bagi-Nya kemiskinan merupakan mata uang
yang paling jitu untuk memperoleh Kerajaan Surga. Bila orang mengosongkan diri demi
memperoleh Kehidupan kekal, maka dia pun akan memperoleh harta dalam Surga.
Anak muda yang dinasehati oleh Yesus mengenai hal ini, telah mengundurkan diri. (lih Mrk
10:17-22) Tidak ada yang lebih mudah mempesona orang dari pada uang. Kendati demikian,
Yesus tidak kekurangan jiwa-jiwa yang mulia dan murah hati, yang, seperti Petrus, telah
meninggalkan segala-galanya demi Dia, untuk mengikuti-Nya dalam kemiskinan-Nya. Pada masa
perdana Gereja, orang-orang Kristen memandang harta benda mereka sebagai milik bersama.
Namun, bila terjadi pertobatan masal yang melibatkan segenap anggota kelompok masyarakat,
maka ketersediaan dan keterbukaan batin bagi Kekristenan tidak jarang juga absen. Bila
demikian, maka cita-cita kemiskinan Injili sudah mulai kehilangan daya tariknya dan
kesederhanaan Kristen terus menerus didesak oleh kemewahan dan kelimpahan. Namun, pada
saat-saat kehidupan batin Gereja merosot, muncullah – seringkali bahkan dengan campur tangan
Tuhan yang nyata – suatu usaha meningkatkannya dengan penghayatan cita-cita yang lebih tinggi.
Demikianlah Tuhan telah membuat Fransiskus menghayati kembali kecintaan akan kemiskinan
Injili dan membimbing pelaksanaannya dalam Gereja sampai terbentuknya pembaruan
kesederhanaan Kristiani. Demikian juga Klara, disemangati oleh Fransiskus, menjalani
kemiskinan dan matiraga yang radikal dan dengan jalan itu dia pun menjadi ibu dari para putri
rohani yang jumlahnya terus menerus bertambah.
Klara sama sekali tidak pernah malu akan kehidupannya yang miskin. Kemiskinan adalah
kekayaan dalam mata Tuhan dan hal itu memberikan sosok nilai yang sama sekali istimewa pada
hidupnya. Ketika dia mulai menghuni San Damiano sebagai biaranya yang pertama, dia pun
memperdalam fondasinya pada suatu kemiskinan yang radikal: kehidupan dirinya dan semua
putri-putrinya hanyalah ditopang pada derma dari para orang beriman. Sri Paus memandang
kehidupan yang keras sedemikian itu tidak dapat dipertanggung-jawabkan dan menghendaki
untuk membatasi kaulnya perihal masalah ini. Namun dengan penuh kebebasan dan terus terang
Klara menjawab bahwa, bila Sri Paus berkehendak memberikan kepadanya suatu keistimewaan,
maka hendaknya dia mengijinkan kehidupan yang semacam ini, sambil mohon pengampunan atas
segala dosa-dosanya.
Betapa kita, pada gilirannya, menjadi pasti dalam kesucian kita, bila kita dengan kekuatan rahmat
Allah, selalu lebih bertarak demi cinta kita kepada Tuhan. Namun betapa kita akan bertambah
takut, bila kita menjadi tidak taat pada apa yang telah kita janjikan kepada Tuhan.
Sapaan kepada Ibu Klara
Beribu-ribu kali terberkatilah, Ibu yang manis, yang dengan penuh kebijaksanaan telah
memberikan tempat pertama kepada kemiskinan injili di dalam Anggaran Dasar Ordomu. Dengan
jalan itu engkau telah memperkenalkannya kepada kami sebagai suatu harta karun yang tak
ternilai, yang dapat dipergunakan untuk membeli harta Surgawi. Mengenai hal ini, saya telah
mengambil keputusan menanggalkan diri dari semua hal-hal yang berlebihan. Saya juga mau
menekan setiap kerinduan akan hal-hal yang sedemikian itu di dalam diriku sendiri. Karena,
5
sebagaimana dikatakan oleh St. Theresia, memiliki hal-hal semacam itu tidaklah dapat
dipersatukan dengan kemiskinan, yang harus menjadi tanda pengenal kehidupan kita.
Demi cinta kepada Tuhan, saya pun mau menanggung segala ketidak-nyamanan yang ditimbulkan
oleh kemiskinan itu. Juga dalam segala sesuatu yang sangat diperlukan, saya akan memilih apa
yang kurang menarik hati dan yang tidak akan merangsang kecenderungan untuk mencari diri
sendiri.
Semakin seorang religius dapat berkekurangan dalam hidupnya, menjadi semakin kayalah
baginya dalam kehidupan kekal. Sudah dalam hidupnya di dunia ini dia telah memiliki seratus
kali lipat di dalam kasih pada Dia yang bagi-Nyalah religius itu telah meninggalkan segala
sesuatu. Dan tanpa Dia, hati insaninya akan tetap dingin dan kosong, kendati berada di dalam
kelimpahan hal-hal duniawi.
Doa
Seperti pada hari pertama.
6
HARI KE TIGA
Bila kepada Klara diberitakan kata-kata kehidupan kekal sebagai suatu anugerah, maka dia pun
membiarkan diri seutuhnya dipimpin oleh Kebijaksanaan Ilahi.
Kerendahan hati St. Klara
Renungan
Dalam pelajaran sekolah milik Yesus, kerendahan hati merupakan pelajaran yang pertama.
“Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati” (Mat 11:29). Suatu perbuatan
kerendahan hati, yang dilakukan dalam rangka mengikuti Dia, memiliki nilai yang jauh lebih
tinggi secara tak terhingga, daripada pengetahuan dan ilmu yang dapat diberikan oleh dunia
kepada kita. Dari semua kebajikan, kerendahan hati merupakan kebajikan yang pertama dan yang
paling penting. Dia adalah dasar dan padanyalah bangunan dari kesempurnaan kita harus
dibangun. Karena tanpa kerendahan hati, kita membangunnya di atas pasir, yang akan hancur
menghadapi badai pencobaan.
Klara yakin sepenuhnya akan hal ini. Kata-kata Yesus ini selalu terbayang di depan jiwanya:
“Yang merendahkan diri, akan ditinggikan” (Mat 23:12). Dan berkat ajaran Fransiskus dalam
melaksanakan kerendahan hati itu, dia, dalam kesempatan-kesempatan yang dialaminya,
menunjukkan bahwa dia secara sempurna memiliki kebajikan yang memikat hati ini. Selama tiga
tahun, dengan teguh hati dia menolak menerima kedudukan sebagai Abdis. Dia hanya menjadi
Abdis karena desakan ketaatannya dan kewibawaan yang ditimbulkannya, hanya dia pakai untuk
merendahkan dirinya sendiri. Bila sesama suster-susternya duduk, dia pun tetap berdiri, layaknya
seorang hamba yang tetap siap melayani tuan-tuan puterinya. Dia menawarkan diri untuk
membersihkan kaki-kaki para putrinya dan dengan kerendahan hati yang dalam, dia mencuci dan
mencium kaki-kaki itu. Semerbak kesuciannya merembes masuk ke dalam istana Kepausan,
namun setiap pujian dari kewibawaan yang tinggi itu tidaklah mengakibatkan sesuatu di dalam
dirinya, selain kesadaran yang lebih mendalam bahwa hanya Tuhan sajalah yang sedang berkarya
di dalam dirinya. Dalam keyakinan batinnya, kesombongan merupakan induk dari setiap dosa,
sebagaimana kebajikan hanya dapat berakar dalam sikap kerendahan hati. Sikapnya yang tetap
menempatkan Tuhan pada tempat yang tinggi dalam rahmat-rahmat yang sempat dia terima,
hanya dapat dijelaskan dalam rangka kerendahan hatinya yang mendalam.
Sapaan kepada Ibu Klara
Ibuku yang manis. Di surga engkau telah memperoleh kecantikanmu berkat kerendahan hatimu.
Karena hal ini telah menghiasimu dengan mahkota yang tak ternilai dan takkan layu, yang telah
engkau raih di dunia ini berkat kerendahan-hatimu. Selama hidupmu di dunia ini, engkau telah
memahami sepenuhnya kata-kata sang Guru. “Yang merendahkan diri, akan ditinggikan” (Mat
23:12). Karena itu engkau selalu mengusahakan untuk lebih merendahkan diri dan, di dalam
kegiatan-kegitan kehidupan membiara, engkau selalu memilih apa yang paling tidak menarik dan
dengan demikian engkau menempatkan diri di latar belakang saja.
Karena itu, saya mohon kepadamu, supaya contohmu yang cemerlang itu mencerahkan jiwaku,
sehingga saya pun dapat mendalami kebajikan yang berharga ini. – Padamkanlah percikan api
pengagungan diri dalam hatiku, supaya dapat tetap selamanya setia pada semboyan keibuanmu.
Matikanlah manusia lama dalam diriku, yang telah terbalut dengan jubahmu yang baru dan karena
itu menjadi manusia yang baru.
Karena itu, berkat kasih bagi Yesus Kristus dan mengikuti contohmu, saya mau merendahkan diri
sedalam-dalamnya, karena sampai wafat di Salib, Yesus Kristus telah merendahkan diri-Nya
bagiku, orang yang tak berguna dan berdosa ini. Demi mencapai tujuan itu, saya mau menerima
setiap penghinaan, dan setiap kritik dalam hidupku. Karena kerendahan hati itu terungkap
7
terutama dalam menyerahkan diri pada pandangan, pendapat dan kemauan atasan, maka saya
berjanji untuk taat secara buta dengan jalan melaksanakan dengan penuh cinta kasih perintahperintahnya. Dengan demikian saya mengharapkan dapat mengambil bagian dalam kemuliaan,
yang telah ditentukan oleh Tuhan bagi orang yang rendah hati.
Doa
Seperti pada hari pertama.
8
HARI KE EMPAT
Tanaman kecil dan lemah dari St. Fransiskus telah bercabang-cabang ke seluruh dunia dan
menghasilkan buah-buah yang mengherankan. Itu terjadi berkat kemurnian keperawanan yang
telah dijanjikan Klara atas dukungan Fransiskus. Dia telah mengembang-biakkan diri dengan
keturunan rohani dan tak kan pernah kehilangan kesuburannya.
Kemurnian keperawanan St. Klara
Renungan
Untuk pertumbuhannya, sebatang tanaman selalu membutuhkan pemeliharaan dari seorang
tukang kebun yang cakap. Supaya benih bertarak keperawanan yang telah bersemi di dalam
hatinya dapat tumbuh dan berkembang, maka dia pun dipindahkan ke dalam biara San Damiano
oleh tangan Fransiskus yang penuh kasih. Dan dalam lingkup biara inilah dia memperoleh
pertumbuhan dan buah-buah yang sedemikian menakjubkan, sehingga kemudian putri-putri
rohaninya menjadi berlipat ganda tak terhitung jumlahnya. Dan tanaman itu pun tak kenal layu,
akan tetap tumbuh berkembang dalam hati ibunya dalam penyerahan diri pada Tuhan dengan
iman yang kokoh tak terpatahkan.
Dalam nyala semangat anak-anaknya, orang pun masih selalu menemukan kembali pelajaranpelajaran yang penuh keselamatan dari hati ibu Klara. Kemurnian keperawanan membuat ciptaan
lebih mendekatkan diri pada Tuhan. Karena itu para perawan yang dipersembahkan kepada Tuhan
dapat dibandingkan dengan para malaikat di surga: bahkan hal ini dapat membuat para malaikat
itu iri hati pada perawan itu. Juga malaikat-malaikat itu adalah perawan, namun, sebagaimana
dikatakan oleh St. Bernardus, mereka itu perawan secara alami; mereka tidak mempunyai tubuh
yang menghalang-halanginya. Tetapi mereka yang memiliki tubuh dan telah mempersembahkan
keperawanannya, harus terus menerus berjuang melawan kodrat dirinya. Dalam hal ini para
malaikat itu lebih layak, sedangkan para perawan itu telah menimbulkan ketakjuban. Karena itu,
seperti dikatakan oleh St. Ambrosius, bila keadaan keperawanan dihormati sebagai kemartiran
tanpa darah, hal itu bukanlah karena kemurnian itu sendiri mendapatkan siksaan, tetapi karena hal
itu telah membuat orang menjadi martir di dalam perjuangan yang harus dia perjuangkan demi
keperawanan itu.
Tetapi, demikian janji Klara pada putri-putrinya, haruslah sedemikian besar upah yang telah
dijanjikan Tuhan bagi hati yang perawan dan betapa upah ini mendorong dan memperkuat kita
dalam berjuang memperoleh kebajikan yang teguh dan mantap.
Sapaan kepada Ibu Klara
Kami memberikan salam kepadamu, ya Ibu Klara yang kudus, pengantin dan perawan nan setia
dari Kristus, tanaman istimewa dalam kebun Serafin, bejana rohani kemurnian hati, yang menjadi
subur berbuah dalam begitu tak terbilang banyak orang dan yang boleh berkembang bagaikan
bunga leli tanpa noda, sebagaimana engkau sendiri.
Dalam ajaran-ajaranmu yang suci, engkau telah mengingatkan kami akan upah yang dinantikan
oleh para perawan yang bijaksana dalam bangsal pernikahan.
Namun dengan penuh ketakutan aku pun berpikir akan perawan-perawan yang bodoh, yang
karena ketidak-setiaan mereka pada Pengantin Pria yang perawan itu, harus dihukum di dalam
sebuah neraka kekal karena kelekatan mereka pada dosa.
Karena itu aku pun mohon kepadamu, hendaklah berkat pemeliharaan keibuanmu, saya selalu
dijauhkan dari apa saja yang akan memikat panca inderaku. Palingkanlah mataku dari apa saja
yang dapat merangsang kesia-siaanku. Averte oculos meos ne videant vanitatem. Pada pihakku
sendiri, saya kerap terlena dalam kesenangan indrawi, tenggelam dalam hal-hal yang merangsang
9
perasaanku. Saya berniat untuk tidak berbicara perihal hal-hal yang berbahaya. Sudah menjadi
keputusanku untuk, dengan bantuan Tuhan, tetap berjaga, dan berjuang supaya, melalui
kemartiran tanpa darah, dapat diperbolehkan memperoleh mahkota keperawanan.
Doa
Seperti pada hari pertama.
10
HARI KE LIMA
St. Klara melakukan pertobatan yang bagi dirinya sendiri meluruskan jalan ke arah Tuhan dan
bagi dunia merupakan contoh cemerlang akan kesederhanaan dan keugaharian.
Sikap Pertobatan St. Klara
Renungan
Sikap pertobatan merupakan tindak penolakan akan dosa dan tindak matiraga demi hukumanhukuman denda yang sudah selayaknya dia tanggung. Kendati dosanya sudah diampuni oleh
Tuhan, namun bagi manusia masih tetap ada kenyataan bahwa dia telah tersesat. Dia masih tetap
harus menyesali hal itu dan bila Tuhan telah melepaskan tangan-Nya yang menghukum, manusia
masih harus menghukum dirinya sendiri.
Sikap pertobatan akan membuat orang menghindarkan diri dari dosa. Hal itu berarti bahwa di
dalam diri kita harus terdapat ketakutan yang hidup dan dihayati seperti anak-anak, untuk tidak
menghina Tuhan dan mengekang kecenderungan alami pada dosa, dengan jalan matiraga secara
suka rela, sebagaimana dikatakan oleh Paulus: castigo corpus meum et in servitutem redigo:
„Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya‟ (1 Kor 9:27). Karena itu, kehidupannya
yang murni dan tak bernoda – yang kita kagumi ada dalam diri Klara – merupakan sebab yang
terdalam bagi pertobatannya. Dalam ketakutannya akan dosa yang sekecil apa pun, dia tidak berhenti
mendera dan menyiksa tubuhnya yang lemah itu. Demikianlah dia menyalibkan kodratnya yang penuh
dosa, demi menyerupai Dia, yang telah menebus dosa-dosa kita dengan menyalibkan tubuh-Nya yang
tak bercela itu. Selama masih hidup di dunia, di bawah pakaiannya yang mewah itu, Klara
mengenakan pakaian kasar. Dan untuk mematikan cita rasa akan hal-hal yang enak-enak, dia
berpantang diri akan bumbu-bumbu rempah-rempah yang lezat-lezat. Secara diam-diam dia
memberikannya kepada orang-orang miskin dan khususnya kepada makhluk-makhluk yang renta.
Selama hidup membiaranya, dia mengenakan jubah yang dibuat dari bahan yang kasar, dan berikat
pinggang dengan seutas tali dengan tiga belas simpul. Dia berjalan dengan kaki telanjang dan dia tidur
berkasurkan setumpuk carang-carang batang anggur. Setengah tubuhnya ditutupi dengan pakaian tapa
terbuat dari bulu onta dan ikat pinggang pertobatan. Pakaian pertobatan semacam itu dia kenakan
selama empat puluh tahun. Bahkan seorang yang sehat dan kokoh tidak akan tahan mengenakan itu
semua kendati hanya selama beberapa hari.
Dia menjalani masa Adven dan masa Puasa dengan hanya makan roti dan air, serta berpantang dari
rempah dan bumbu mana pun pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Di samping itu, selama dua puluh
delapan tahun dia menanggung segala macam ketidak-nyamanan dengan wajah yang selalu penuh
kegembiraan, karena baginya tidak ada hari yang lebih indah, dari pada hari-hari saat Tuhan
mengunjungi manusia.
Sapaan kepada Ibu Klara
Ibuku yang suci, betapa malunya aku, bila aku merenungkan cara hidupmu yang keras itu. Surga
telah menganugerahimu dengan berbagai macam berkat dan jiwamu menjadi murni tak bercela.
Kendati demikian engkau tidak henti-hentinya menyakiti dan menyalibkan ragamu bagaikan
pendosa yang terbesar. Kelelahan karena berjaga malam, tidak tidur, telah membuat tubuhmu
tidak mampu lagi untuk bangkit. Kendati demikian engkau tetap bermati raga secara badaniah
dengan berpuasa, mengenakan pakaian pertobatan dan ulah tobat yang berat.
Engkau pun memohon kepada Tuhan, supaya Tuhan berkenan mengijinkanmu ambil bagian
dalam Salib-Nya yang berat itu, tetapi ijinkanlah saya merindukan, agar Tuhan, untuk beberapa
saat saja, membuat keajaiban bagiku: yakni membebaskan daku dari penderitaan badaniah yang
tak seberapa. Betapa besar tanggung-jawab yang akan kutanggung pada saat kematianku, bila saja
saya tidak mampu menghargai hal itu.
11
Karena itu saya memutuskan, dengan rahmat Tuhan, untuk memikul salib pertobatan dengan
penuh ketabahan. Saya mau menguasai kecenderunganku untuk mencari yang mudah-mudah saja
dan dengan jalan mati raga memberikan silih pada apa yang telah saya lakukan secara keliru
selama hidupku.
Pertobatan menutup pintu neraka dan membuka pintu surga.
Hai neraka, betapa mengerikan engkau! Hai Surga, betapa engkau mempesona!
Ibuku yang suci, hindarkanlah aku dari neraka dan, demi Belaskasihan Tuhan, perolehlah bagiku
surga.
Doa
Seperti pada hari pertama.
12
HARI KE ENAM
Dalam cintanya pada Salib, St. Klara mengajari putri-putri rohaninya untuk bersama dia
meratapi Yesus yang tersalib.
Devosi St. Klara terhadap Sengsara Suci
Renungan
Klara mendengarkan suara Tuhan dan menyucikan dirinya pada siraman rahmat-Nya.
Demikianlah Tuhan menuntunnya untuk memberikan bimbingan, terutama melalui contohnya.
Demi menyucikan dirinya sendiri, dia mencari kekuatan dalam cintanya kepada Yesus yang
tersalib. Dalam hal ini pun dia membimbing khususnya putri-putri rohaninya.
Karena kecintaannya pada Salib, maka dalam saat-saat ekstase rohaninya dia lebih suka tinggal di
Golgota. Didorong oleh cucuran air mata dan berkat kekuatannya yang menguduskan, Klara
mendorong putri-putri rohaninya untuk mencari perlindungan dalam luka-luka Yesus.
Dalam cintanya pada Salib terletak juga penolakannya atas manusia lama yang berdosa dan dalam
matiraganya yang terus menerus diperbarui, dia lambat laun mengubah orang-orang lain menjadi
orang-orang yang diperbarui dalam Yesus Kristus.
Sering kali dia juga tinggal di taman Getsemani. Sambil mencari apa yang baginya pahit bagaikan
mur, dicampurnyalah – demi untuk mengurangi penderitaan Yesus – air mata kepedihannya
sendiri dengan keringat kematian Tuhan Yesus Kristus.
Di ruang pengadilan Pontius Pilatus, tampaklah di depan Klara anggota-anggota tubuh Yesus,
kendati tidak bersalah, terkoyak-koyak oleh hantaman cambuk. Kepala yang dimahkotai duri telah
menyobek hatinya. Demikian juga segala macam penderitaan-Nya sangat menyakiti hati Klara.
Salib menjadi bahan pembicaraannya sehari-hari. Dia mengetahui hal itu dari kitab Wahyu Santo
Yohanes sebagai sebuah buku yang dimeteraikan dengan tujuh meterai, yang di dalamnya ada
tertulis nama-nama jiwa-jiwa terpilih dan yang ditebus dengan Darah-Nya.
Sebagaimana Paulus di antara orang-orang Korintus hanya mengenal Kristus yang tersalib,
demikian pula Salib merupakan pengetahuan Klara yang tertinggi dan satu-satunya. Non enim
judicavi me scire aliquid inter nos, nisi Jesum Christum et hunc crucifixum: “Sebab aku telah
memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang
disalibkan” (1 Kor 2:2)
Sapaan kepada Ibu Klara
Air mata manis dari Klara mengajar saya untuk meratapi sengsara Tuhanku Yesus Kristus. Dan
pengajaran yang menyelamatkan ini tertera dalam di hatiku, bahwa siapa yang ingin mengambil
bagian dalam Kerajaan Surga, harus juga mengambil bagian dalam perjalanann-Nya yang penuh
penderitaan menuju ke Kalvari. Hanya melalui jalan inilah orang dapat merayakan kemenangan
atas segala kesulitan hidup. Dan bila orang menyimpang dari jalan ini, akan terjerumus ke dalam
jurang.
Mengikuti contohmu, ya Ibu yang suci, saya hanya akan melalui jalan yang penuh dengan mur
yang pahit dan bersama denganmu di depan, saya pun akan menemukan bahwa kami pertamatama harus berubah rupa bersama dengan Yesus di gunung Tabor, bila kami dalam sebuah
permenungan yang sungguh-sungguh akan penderitaan Yesus, menyerupakan diri pada-Nya
dalam penderitaan-Nya.
Mohonkanlah bagiku pada Yesus yang begitu engkau cintai, supaya Yesus sudi datang tinggal
dalam hatiku dan berkat luka-luka-Nya yang kudus, saya dapat menangkal apa pun jua yang akan
memisahkanku dari Yesus.
13
Semoga paku-paku yang telah menembusi tangan dan kaki-Nya, memakukan saya juga pada
salib-Nya untuk selamanya, sehingga Sang Penyelamatku yang tersalib itu akan tetap hidup di
dalam diriku. Semoga duri-duri, yang telah melukai kepala-Nya itu, juga menancap pada hatiku,
supaya hatiku dapat sepenuhnya menyatu dengan Yesus karena sudah meninggalkan setan.
Semoga anggur asam yg telah membasahi bibir Yesus, menetesi bahkan kesenangan dan
hiburanku yang paling wajar sekalipun.
Ibuku yang baik hati, mohonkanlah bagiku kebahagiaan itu, sehingga saya layak untuk disebut
putrimu yang sejati.
Doa
Seperti pada hari pertama.
14
HARI KE TUJUH
Ketika kota Asisi dikepung oleh tentara-tentara Sarasin dan biara St. Klara terancam oleh orangorang yang bengis itu, maka, berkat doa-doa dan air matanya, Klara memperoleh anugerah:
berhasil mempertahankan biaranya dan membebaskan kota Asisi itu sendiri.
Devosi Kepada Sakramen yang Mahakudus
Renungan
Yesus yang secara nyata dan sesungguhnya hadir dalam Sakramen Yang Mahakudus merupakan
sumber kehidupan dan kesucian. Dia hadir di sana bagaikan sebuah tungku cinta yang menyalanyala. Dari sanalah semua orang kudus Gereja Tuhan telah menimba nyala dan kehangatan cinta
mereka.
Dalam kebajikan-Nya yang dalamnya tak terduga itu, Yesus adalah sekolah kehidupan bagi
semua orang kudus. Dia adalah kebahagiaan mereka yang tertinggi dan tak terbagikan. Mereka
telah Dia penuhi dengan rasa muak terhadap kenikmatan duniawi yang penuh dosa. Dia adalah
keselamatan mereka dalam perjuangan mereka melawan kekuatan-kekuatan neraka. Dia
sepenuhnya memiliki segala sesuatu yang dapat dimohon dan diterima oleh semua orang kudus
itu.
Sejak saat masa mudanya Klara telah diresapi dengan devosi yang besar pada Sakramen yang
Mahakudus. Sudah sebagai anak-anak dia merasa diri tertarik pada Yesus dan dengan
bertambahnya tahun-tahun umurnya, semakin besarlah kebahagiaan yang dialaminya bila berada
bersama dengan Yesus.
Begitu dia tinggal di San Damiano, maka gereja biara itu pun menjadi tempat kediamannya yang
paling indah. Selama berjam-jam, sampai jauh malam, berlututlah dia di depan tabernakel, untuk
menunjukkan cintanya kepada-Nya yang hadir dalam rupa Sakramen.
Kendati dia sendiri miskin, namun Yesus dalam gereja-Nya tidak boleh kekuarangan sesuatu pun.
Bahkan pada tempat tidur semasa sakitnya pun dia tetap memintal, menjahit dan membordir untuk
Yesus.
Maka, ketika kota Asisi dikepung oleh orang-orang Sarasin, demikian juga biara Klara terancam
oleh mereka itu, bergegaslah dia bersama dengan para putrinya ke gereja untuk mohon
pertolongan pada Raja segala raja. Dan ketika dia mendengar dari Tabernakel kata-kata “Aku
akan menolongmu”, maka dibukanyalah tabernakel itu dengan penyerahan diri yang tinggi,
diambilnya Sibori Kudus dalam tangannya dan diulurkannya tangan yang memegang Sibori itu
untuk mengusir orang-orang Sarasin itu. Dan Yesus pun berbuat sesuatu baginya, karena seketika
itu juga orang-orang yang ganas itu merosot tanpa daya dari tembok kota yang sedang mereka
panjat.
Perayaan Misa Kudus juga setiap hari memberikan suatu semangat yang baru. Beberapa kali dia
diperkenankan menyaksikan Yesus dalam Hosti Kudus. Dalam kesadaran akan kedinaan dan
ketidak-layakannya, dia pun berkeberatan menerima Raja Besar itu dalam hatinya, tetapi
bukankah Raja itu adalah Pengantin Prianya. Karena itu pun Klara meraih-Nya dengan cintanya
yang menyala-nyala, yang nampak dalam sinar matanya, dalam pancaran rohani seluruh
keberadaannya.
Sedemikian dalam dan kuatnya kerendahan hati dan cintanya akan devosi pada Sakramen
Mahakudus, sehingga seluruh hidupnya, sepenuhnya berada di antara para Kudus Tuhan.
15
Sapaan kepada Ibu Klara
Ibu yang kudus, betapa saya harus malu, bila saya menyadari persiapanku untuk menyambut
Sakramen Yang Mahakudus. Kendati saya tidak usah terpana sampai meneteskan air mata seperti
engkau, namun saya haruslah merindukan Yesus dengan cinta dan kegembiraan kudus. Kendati
demikian, betapa hatiku, yang dijadikan tempat tinggal oleh Yesus, sering kali dingin dan bebal.
Tetapi, mengapa dalam diriku hanya menyala begitu sedikit cinta kasih yang telah menyerap
engkau itu. Dalam diriku tidak terdapat kerendahan hati yang nyata. Saya begitu sedikit
memikirkan kekurangan rohani saya, ketidak-sempurnaan hidupku, yang karenanya saya tidak
pantas menerima Dia, yang begitu kudus tanpa batas. Betapa terdapat pertentangan antara Yesus
dan diriku: sejauh dalam Tubuh-Nya terdapat luka-luka-Nya yang mulia, sedangkan saya selalu
enggan dan takut menyalibkan kodrat tubuhku yang penuh dosa.
Padahal Yesus bahkan telah menghadirkan diri dalam Sakramen yang Mahakudus sebagai
peringatan akan sengsara dan kematian-Nya. Sedangkan saya begitu sedikit menyadari adanya
cinta kasih yang telah menyerahkan sengsara dan kematian-Nya itu. Yang lebih menjadikan saya
malu ialah: di mana Yesus masih melangkah lebih jauh dengan mentakhtakan diri dalam
Sakramen yang Mahakudus karena cinta-Nya dan Dia pun terus mencintaiku sampai akhir,
cintaku pada-Nya masih tetap tidak sempurna, sama sekali tidak sepenuh hati, begitu sedikitnya
saya ikut prihatin terhadap penolakan yang Dia alami pada begitu banyak orang.
Ibu yang suci, bila dalam hal itu saya sudah tidak pantas menamakan diri sebagai putri rohanimu,
betapa kurang pantasnya lagi aku menerima Yesus dalam hatiku. Hanya kerinduan-Nya yang
begitu nyata saja yang dapat memenangkan saya mengatasi ketakutan itu. Karena Dia datang
kepadaku bukan karena saya ini suci, melainkan karena Dia mau membuat saya menjadi suci.
Karena itu saya sampai pada keputusan yang serius untuk setiap hari semakin lebih menghargai
rahmat yang besar ini. Di dalamnya saya akan meresapi bahwa makanan para malaikat itu harus
memperdalam dan memperteguh hidupku dan terlebih lagi harus memperbanyak cinta kasihku.
Sebagai ibu rohaniku, engkau telah memimpinku dalam hal ini. Dengan semangat keibuan akan
mendukung saya supaya bersamamu saya boleh sempat mengagungkan cinta kasih Yesus yang
terungkap sepenuh-penuhnya.
Doa
Seperti pada hari pertama.
16
HARI KE DELAPAN
Hamba Allah, bentara cinta, Serafin dari Asisi (Fransiskus) telah mendorong Klara untuk
mencintai Tuhan, yang karena cinta-Nya kepada manusia Dia sendiri telah menjadi manusia.
Cinta Kasih St. Klara
Renungan
Cinta mengidentifikasikan diri dengan apa yang dicintainya. Bila cinta itu mengarah pada yang di
bawahnya, maka dia pun menjadi satu dengan orang-orang berdosa; bila cinta itu mencari yang
berada di atasnya, maka dia menjadi satu dengan Tuhan. Karena itu berbahagialah jiwa, yang
dengan mengikuti jejak Ibunya yang suci, telah mempersembahkan jiwanya seutuhnya kepada
Tuhan.
Tatapan Tuhan di surga bertujuan cinta kasih. Tidak adanya hal itu mengakibatkan kebencian
kekal di neraka. Sekilas saja pancaran sinar Kemuliaan, di mana nampak Kesucian Tuhan, akan
membangkitkan cinta di neraka, sedemikian besar sehingga neraka akan berubah menjadi surga.
Betapa membangun dan penuh pengajaran, bila orang merenungkan cinta kasih Klara dalam
hidupnya. Perjuangannya demi kesempurnaan sama sekali tidak menutup kebajikan mana pun.
Sebaliknya, saling keterikatan dan jiwa keduanya, itulah cinta baginya.
Seluruh hidupnya nampak dihayati dalam pertobatan, namun apa yang mendorongnya ke arah itu,
adalah cinta, sebagaimana cinta itu telah menguasai segenap tindak perbuatannya. Karena itulah
seluruhnya patut mendapatkan martabat yang begitu tinggi. Orang merasakan cinta itu bila dia
mendengarkan Sabda Tuhan, dan dalam kerinduannya untuk menjadi martir. Bila dia berbicara
perihal Tuhan, atau bila mendengar saja orang lain berbicara tentang Tuhan, maka hati Klara
terpukau dan sering kali lalu berubah menjadi ekstase.
Dalam membimbing putri-putri rohaninya, usahanya sama sekali diarahkan untuk menjiwai
mereka dengan cinta murni kepada Tuhan. Namun cinta semacam itu haruslah didahului dengan
memutuskan diri dari cinta diri dan pamrih diri. Hal itu menuntut pelepasan diri dari segala
ciptaan, menjauhkan diri dari apa saja yang mempersulit pelepasan diri ini. Jadi hal itu tidaklah
mungkin tanpa matiraga rohani dan jasmani, tanpa menekan kodrat-kodrat kita yang rendah. Kita
harus meninggalkan baik diri kita sendiri maupun apa yang ada di luar kita demi untuk belajar
dari Yesus: pertama-tama kita harus sepenuhnya menemukan Yesus dan Yesus datang untuk
hidup di dalam diri kita dan kita boleh hidup di dalam Yesus. “Qui manet in caritate, in Deo
manet et Deus in eo” = Barang siapa tinggal dalam kasih, dia tinggal dalam Tuhan dan Tuhan
dalam dia.
Sapaan kepada Ibu Klara
Kendati saya tidak layak mencintai sebagaimana engkau mencintai, namun saya mohon
kepadamu, supaya berkat perantaraanmu, juga dalam hatiku dapat menyala sesuatu dari cinta
yang lembut, teguh dan mulia, yang telah menjiwaimu demi hormat dan kemuliaan Tuhan. Satu
percikan saja dari cintamu itu sudahlah cukup untuk memurnikan hatiku dari kedosaanku, dapat
bertahan diri dalam perjuangan yang berkobar-kobar melawan setan dan untuk dapat
mempersembahkan hidupku demi kemuliaan Tuhan.
Permohonanku kepadamu, ialah supaya cintaku ini dapat berkembang, terutama supaya dapat
menjawab cinta Tuhan dalam memanggilku untuk menghayati hidup membiara. Sama sekali tidak
patutlah saya sampai kehilangan Tuhan. Dia memanggilku supaya rahmat-rahmat-Nya yang
istimewa itu dapat dipermuliakan dalam diriku dengan jalan membuat diriku sebesar mungkin
serupa dengan-Nya.
17
Karena ada kemiripan dengan Tuhan, maka saya pun mengambil keputusan untuk menaati
peraturan-peraturan hidup membiara, di mana diuraikan keempat kaulku. Selanjutnya peraturan
itu memuat kewajiban-kewajiban yang telah saya terima bersama dengan profesiku pada Ordo
dan pada sesama suster. Akhirnya dari diriku dimintanya untuk hidup bersma dengan mereka,
yang selama hidupnya tidak memperoleh keistimewaan itu dan bahkan tersesat sama sekali dari
Tuhan.
Keserupaan dengan Tuhan ini juga dimungkinkan bagiku terjadi setiap hari. Pertama-tama dengan
merayakan Ekaristi dan menyambut Komuni Kudus. Saya menemukan bayanan keserupaan itu
juga dalam suara-suara teguran dari atasan, dalam contoh dukungan dari para sesama suster.
Setiap meditasi, setiap pelajaran rohani, setiap retret mengingatkan saya pada hal itu. Akhirnya
saya memiliki Sakramen Pengakuan Dosa untuk memurnikan diriku dari segala kekuranganku.
Karena itu, betapa bagiku, dalam keadaanku sekarang ini, perjuangan untuk menyerupakan diri
dengan Tuhan menjadi dipermudah, tetapi dengan bertambahnya tahun kehidupan religiusku
muncullah pertanyaan padaku, yang harus diberikan jawaban pada waktu pengadilan Tuhan: saya
menjawab dengan menunjukkan bahwa Tuhan telah memilih aku ke dalam Ordo Santa Klara. Bila
dalam hal ini saya dapat menjawab hanya dengan keragu-raguan dan ketidak-pastian, hal itu
terjadi, sayangnya, karena cintaku masih begitu tidak sempurna.
Karena itu, ya Ibu yang suci, doakanlah saya, perolehlah bagiku, supaya saya boleh belajar
mencintai Yesus, sebagaimana engkau telah mencintai-Nya.
Doa
Seperti pada hari pertama.
18
HARI KE SEMBILAN
Klara telah menyalibkan dirinya pada salib Yesus. Karena itu dia boleh meninggal dunia sambil
mendekap salib supaya dapat ambil bagian dalam iring-iringan para perawan dari Anak Domba
dalam kemuliaan-Nya.
Kematian St. Klara
Renungan
Betapa kita salah mengenal saudara maut, bila kita menggambarkannya sebagai sesuatu yang
menakutkan. Kematian tidaklah bengis. Dia itu baik dan manis, karena dia menutup kehidupan
duniawi kita dan menyingkapkan kehidupan kekal sebagai ganjaran yang besarnya melampaui
batas, yang telah dipersiapkan oleh Tuhan bagi para hamba-Nya.
Dalam hal ini Klara mengabdikan hidupnya selama 42 tahun dengan disertai penyerahan diri yang
kudus pada Tuhan untuk menyambut saat kematiannya. Sewaktu ikatan duniawi dari tubuhnya
mulai terurai, dia mendorong perpisahan itu berjalan sepenuhnya dalam pengharapan memperleh
kebahagiaan yang telah dipersiapkan baginya oleh Sang Pengantin Ilahinya. Tuhan, demikian dia
berusaha untuk menyemangati dirinya sendiri, Tuhan, yang telah mencipatakan, membimbing dan
menguduskan engkau, akan membimbing engkau juga sampai pada akhir jalan hidupmu.
Si anak terutama merasa aman dalam pelukan tangan ibunya. Karena itu dalam saat kematiannya,
nampaklah kepadanya Sang Ibu Tuhan, sebagai Ratu para perawan dan Dia pun dengan
pelukannya yang lembut membawa jiwa Klara ke tempat penghunian orang-orang yang terberkati.
Demikianlah orang-orang benar milik Tuhan meninggal dunia dan kematian itu bagi mereka
merupakan suatu keuntungan: kehidupan duniawinya meluluhkan diri dalam kehidupan kekal
yang penuh kebahagiaan. Tentulah Tuhan memberikan rahmat yang cukup pada saat kematian
setiap orang yang berdosa, tetapi cinta ini tidaklah mengecualikan cinta utamanya bagi orangorang benar: bagi-Nya mereka itu kaya dan mahal dan karena itu Dia mengutus para kudus dan
para malaikat-Nya untuk menyambut jiwa orang benar dan mengantarnya ke surga, di mana dia
boleh untuk selamanya berdiam di pangkuan Abraham.
Demikianlah yang terjadi pada Klara, ketika dia meninggal sebagai orang yang benar. Mereka
yang mengikuti Klara dalam jalan kebenarannya, akan boleh juga mengikutinya di Surga.
Sapaan kepada Ibu Klara
Bila saya merenungkan perpindahan yang penuh berkat dari tempat pembuangan ini ke Rumah
Tuhan, Sang Bapa, maka hatiku pun penuh dengan kebahagiaan perihal perubahan sosok yang
mengagumkan, yang telah terjadi padamu. Pakaian yang lusuh yang telah harus melindungi
tubuhmu yang kurus terhadap udara dingin dan beku, menjadi dimuliakan dan berubah menjadi
mantol murni bercahaya dari orang-orang benar. Kerendahan hatimu telah mengangkatmu sampai
pada Surga yang tinggi, di mana engkau, berkat kemiskinan dan tirakatmu, boleh ambil bagian
dalam kerajaan Allah. Berkat keperawananmu yang murni, engkau pun boleh mengikuti Sang
Anak Domba dari dekat, dalam pakaian putihmu dan ranting palma, yang telah bertunas pada
duri-duri matiragamu. Bersama dengan Yesus engkau telah meminum pialah penderitaan dan
dengan jalan itu engkau telah mempersiapkan tempat dalam Kerajaan-Nya. Yesus berada dalam
Sakramen Yang Mahakudus, Roti yang hidup, yang telah turun dari Surga. Karena itu selanjutnya
engkau boleh hidup untuk selamanya, supaya dengan cinta serafinmu, engkau dapat mengulangulang kidung para Serafin: Kudus, kudus, kudus Tuhan segala kuasa.
Bila saya merenungkan kemuliaanmu seperti ini, saya pun menyadari, bahwa kemuliaan tersebut
merupakan mahkota bagi hati keibuanmu, bahwa putri-putrimu yang telah engkau terima dan
lahirkan secara rohani, boleh ambil bagian dalam kemuliaanmu itu. Juga di surga, seorang anak
19
tidaklah dipisahkan dari ibunya. Karena itu saya mau hidup dan mati sebagai anakmu dengan
berpegangan pada Anggaran Dasar yang telah engkau tinggalkan bagiku dan yang menyerap
rohmu secara sepenuhnya. Saya pun memperbarui kesetiaanku pada hal-hal yang berkat jasamu
telah saya profesikan dalam keempat kaul, sehingga engkau dapat secara sempurna tetap hidup
dalam diriku sampai pada saat kematianku.
Namun, dalam kelemahanku, tidak dapatlah saya melepaskan diri dari pengantaraan-keibuanmu.
Perolehlah bagiku rahmat yang diperlukan untuk menjadikan jalan hidupmu semakin lebih murni
terukir dalam hidupku, sehingga dapat semakin menjadi mirip denganmu, karena engkau boleh
dimuliakan dalam diriku, sebagaimana Tuhan telah dimuliakan dalam dirimu.
Saya mohon hal ini kepadamu tidak hanya untuk diriku sendiri, tetapi bagi semua sesama
susterku, karena mereka semua telah dipersatukan dalam Tuhan bersama dengan engkau. Semoga
juga merupakan buah hasil yang utama dari novena ini.
Karena itu kami mau hidup dan mati sebagaimana engkau, dengan luka Yesus dalam jiwa kami
dan di dalam pelukan tangan Ibu Yang Berduka-cita.
Doa
Seperti pada hari pertama.
TE DEUM LAUDAMUS
Ad Majorem Dei Gloriam
DOA IBU KLARA YANG SUCI
PADA SAKRAMEN YANG MAHAKUDUS
Tuhan, jangan sampai jiwa-jiwa orang beriman yang menyerahkan diri pada-Mu, terlempar pada
kemarahan setan-setan. Berilah perlindungan bagi para perawan hamba-Mu, yang telah engkau
tebus dengan darah-Mu yang maha kasih.
20
Download