UU NO. 14/2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

advertisement
KOMISI INFORMASI REPUBLIK INDONESIA
2010
KOMISI INFORMASI PUSAT
REPUBLIK INDONESIA
I. Pengantar Umum
II. Materi Pengaturan UU KIP
III. Peran Komisi Informasi
IV. Materi Pengaturan dalam JUKNIS
Pengantar Umum
1. MALE
2. Akses yg
murah, cepat,
utuh, dan
akurat
3. Proaktif
4. Penyelesaian
sengketa yg
cepat
kompeten,
independen
5. Sanksi bagi
penghambat
Pengecualian bersifat ketat,
terbatas, dan tidak mutlak



Efektif berlaku pada 30 April 2010.
Peraturan pemerintah akan mengatur:
◦ Jangka waktu pengecualian;
◦ Ganti rugi oleh badan publik negara.
Petunjuk pelaksana & petunjuk teknis
pelaksanaan UU KIP merupakan tuags
dan sedang dipersiapkan oleh Komisi
Informasi Pusat.





Menjamin hak konstitusional warga negara;
Mendorong partisipasi dan peran serta
masyarakat dalam proses pengambilan
kebijakan;
Mewujudkan penyelenggaraan negara yang
baik; transparan, efektif, efisien dan
akuntabel;
Mengetahui alasan pengambilan suatu
kebijakan publik;
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa;
1.
2.
3.
4.
MALE: Maximum Access, Limited Exemption;
1.Informasi terbuka seluas-luasnya.
2.Pengecualian informasi bersifat ketat, terbatas, dan
tidak mutlak melalui uji konsekuensi dan
kepentingan publik, masa retensi, penghitaman
dan pengaburan.
Informasi harus dapat diperoleh cepat, tepat
waktu, biaya ringan, dan cara sederhana;
Penyelesaian sengketa yang cepat, kompeten,
dan independen;
Sanksi bagi penghambat keterbukaan
informasi publik.
a.Ruang Lingkup Badan Publik
b. Hak dan kewajiban
c. Kategori Informasi
d. Mekanisme Penyelesaian
sengketa
e. Sanksi



Siapa yang dikenai kewajiban membuka
informasi (Badan Publik)
Hak dan kewajiban
Kategori informasi
 Informasi yang dapat diakses oleh publik




Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
yang
yang
yang
yang
diumumkan secara berkala
diumumkan secara serta merta
tersedia setiap saat
tersedia melalui mekanisme permintaan
 Informasi yang dikecualikan/rahasia

Penyelesaian sengketa informasi

Sanksi
 Internal badan publik
 Komisi Informasi
 Pengadilan





Eksekutif, Legislatif, Yudikatif;
Badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya
berkaitan dengan penyelenggaraan negara
yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari APBN/APBD;
Organisasi non pemerintah yang menerima
dana dari APBN/APBD, Sumbangan
Masyarakat, atau Luar Negeri;
Partai Politik;
BUMN dan/atau BUMD.



Memperoleh informasi:
 Melihat & mengetahui
informasi;
 Menghadiri pertemuan badan
publik yang sifatnya terbuka;
 Mendapat salinan informasi;
 Menyebarluaskan informasi.
Mengajukan permintaan
informasi .
Mengajukan gugatan ke
pengadilan jika
memperoleh hambatan
dalam memperoleh
informasi.
Hak Publik


Menggunakan
informasi sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundangundangan;
Mencantumkan
sumber darimana ia
memperoleh informasi
publik.
Kewajiban Publik



Menolak memberikan informasi
yang dikecualikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan; (penolakan atas dasar
substansi)
Menolak memberikan informasi
apabila tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan; (penolakan atas dasar
prosedural)
Mengecualikan informasi publik
untuk diakses secara ketat dan
terbatas berdasarkan prinsip





consequential harm test,
balancing public interest test
dan non-permanence.


Hak Badan Publik
Menyediakan, memberikan, dan/atau
menerbitkan/mengumumkan informasi
publik yang berada di bawah
kewenangannya;
Menyediakan informasi yang akurat,
benar, dan tidak menyesatkan;
Menunjuk Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi (PPID) dalam rangka
pelayanan informasi publik;
Menunjuk pejabat fungsional dan/atau
petugas informasi yang akan membantu
pelaksanaan tugas PPID.
Membangun dan mengembangkan
sistem informasi dan dokumentasi untuk
mengelola informasi publik secara baik
dan efisien sehingga dapat diakses
dengan mudah;
Membuat pertimbangan tertulis dari
setiap kebijakan yang diambil dalam
rangka pelayanan informasi publik;
Melaporkan pelaksanaan UU KIP setiap
tahunnya (Pasal 11 (1) h dan Pasal 12).
Kewajiban Badan Publik
KATEGORI INFORMASI
1.
Informasi yang Dapat Diakses oleh
Publik:
a.
Wajib Disediakan dan Diumumkan:
b.
Disediakan atas dasar permintaan.
◦ Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan
secara berkala
◦ Informasi Yang harus diumumkan secara serta
merta
◦ Informasi Publik yang Wajib Tersedia Setiap Saat
2. Informasi yang
dikecualikan/dirahasiakan



Disediakan/diumumkan secara rutin, teratur,
dan dalam jangka waktu tertentu setidaknya
setiap 6 bulan sekali;
Penyebarluasan informasi disampaikan dengan
cara yang mudah dijangkau masyarakat dan
dalam bahasa yang mudah dipahami;
Mencakup:




informasi berkaitan dengan Badan Publik (profil,
kedudukan, kepengurusan, maksud & tujuan didirikannya
badan publik);
informasi kegiatan dan kinerja Badan Publik;
informasi ttg laporan keuangan;
informasi lain yang diatur dalam peraturan perundangundangan.




Wajib diumumkan tanpa penundaan;
Menyangkut ancaman terhadap hajat hidup
orang banyak dan ketertiban umum;
Informasi aktif. Artinya informasi yang wajib
diumumkan seketika terjadinya keadaan yang
dapat mengancam hajat hidup orang banyak
dan ketertiban umum;
Misal: informasi tentang bencana, kerusuhan
massal, dll.



Informasi pasif. Artinya, untuk memperolehnya harus
dilakukan dengan mengajukan permintaan;
Wajib dan rutin disediakan badan publik;
Informasi yang wajib tersedia setiap saat mencakup :
• Daftar seluruh informasi dalam penguasaan badan
publik;
• Keputusan badan publik dan pertimbangannya;
• Kebijakan badan publik dan dokumen pendukungnya;
• Rencana proyek dan anggaran tahunannya;
• Perjanjian badan publik dengan pihak ketiga;
• Informasi dalam pertemuan yang bersifat terbuka
untuk umum;
• Prosedur kerja yang berkaitan dengan layanan publik;
• Laporan layanan akses informasi;
• Informasi lain yang telah dinyatakan terbuka untuk
diakses publik berdasar putusan Sengketa Informasi
Publik.


Pengecualian informasi bersifat ketat, terbatas, dan
tidak mutlak:
◦ Bersifat ketat artinya, pengecualian informasi
dilakukan dengan pengujian secara seksama dengan
mempertimbangkan berbagai aspek legal,
kepatutan, dan kepentingan umum.
◦ Bersifat terbatas artinya, alasan pengecualian hanya
didasarkan pada ketentuan pasal 17 UU KIP, dan
dengan memperhatikan jangka waktu pengecualian
informasi.
◦ Informasi yang telah dikecualikan dapat dinyatakan
terbuka untuk melindungi kepentingan umum yang
lebih besar.
Metode uji dalam pengecualian informasi:
◦ Uji konsekuensi bahaya (consequential harm test )
◦ Uji kepentingan publik (balancing public interest
test)

Informasi yang apabila dibuka dapat merugikan:
◦ Penegakan hukum;
◦ Hak Atas Kekayaan Intelektual & persaingan
usaha sehat;
◦ Pertahanan & keamanan;
◦ Kekayaan alam;
◦ Ketahanan ekonomi nasional;
◦ Kepentingan hubungan luar negeri;
◦ Informasi perlindungan privasi, wasiat;
◦ Memo atau surat intra dan antar badan publik
yang menurut sifat dikecualikan;
◦ Tidak boleh diungkap berdasar undang-undang.
Maksimal 10 hari kerja
+
perpanjangan 7 hari kerja
Permohonan
Memberi:
 Tanda bukti
penerimaan
permintaan
 Nomor
pendaftaran
PPID
Mencatat:
 Nama
 Alamat
 Subyek
 Format
 Cara
penyampaian
informasi
yang diminta
Saat menerima permintaan (langsung/elektronik)
Saat pengiriman informasi (surat).
Pemberitahuan tertulis
&
Pemberian informasi
 Informasi berada dibawah penguasaannya/tidak;
 Memberitahu keberadaan info yang diminta jika di
Badan Publik lain dan tidak berada di bawah
penguasaannya;
 Menerima/menolak permintaan jika diterima
(sebagian/seluruhnya) dicantumkan informasi yang
diminta;
 Menghitamkan/mengaburkan dokumen yang
mengandung informasi yang dikecualikan
 Alat penyampaian dan format informasi;
 Biaya dan cara pembayaran;
 Pemberitahuan perpanjangan waktu dan alasannya
jika pemberian informasi tidak dapat dilakukan dalam
10 hari.
◦ Penolakan permintaan
informasi dengan alasan
pengecualian;
◦ Tidak disediakannya informasi
berkala;
◦ Tidak ditanggapinya
permintaan informasi;
◦ permintaan informasi tidak
ditanggapi sebagaimana
diminta;
◦ tidak dipenuhinya permintaan
informasi;
◦ Pengenaan biaya perolehan
yang tidak wajar; dan/atau
◦ Penyampaian informasi yang
melebihi waktu yang diatur
dalam UU KIP.
Obyek Sengketa
Tahap
badan
II. Tahap
III. Tahap
I.
keberatan di internal
publik
Komisi Informasi
Pengadilan
Tahapan
Pelaksanaan
Keputusan oleh
Menerima
Puas
30 hari
Peminta
PPID
PPID
Atasan
PPID
Tanggapan/
Keputusan
Tidak menerima
Tidak Puas
30 hari
14 hari
Pengajuan
permohonan
penyelesaian sengketa
ke Komisi Informasi
Pelaksanaan
Putusan
Putusan Komisi
Informasi
(final & mengikat)
14 hari
Pengajuan
permohonan PSI ke
Komisi Informasi
Komisi
Informasi
Sepakat
100 hari
Mediasi
Adjudikasi
Menerima
Putusan
14 hari
Tidak
menerima
Tidak terjadi
kesepakatan
Kedudukan Komisi Informasi:
1. Komisi Informasi Pusat di Ibukota Negara
2. Komisi Informasi Provinsi di Ibukota Provinsi
3. Komisi Informasi Kab/Kota di Ibukota Kab/Kota (jika diperlukan)
14 hari
Gugatan ke
Pengadilan
PSI terkait Badan Publik Negara
1
Gugatan ke
Pengadilan
Pengadilan
Tata Usaha
Negara
14 hari
Menerima
P
Tidak
menerima
U
S
Tidak
menerima
A
N
Kasasi
2
Mahkamah
Agung
T
U
Pengadilan
Negeri
Pelaksanaan
Putusan
14 hari
Menerima
PSI terkait Badan Publik non-negara
Pelaksanaan
Putusan
Putusan
(final &
mengikat)
◦ Sengaja menggunakan informasi secara melawan hukum dipidana 1 tahun penjara
dan/atau denda maksimal 5 juta; (Pasal 51)
◦ Sengaja tidak menyediakan informasi yang harus diumumkan berkala, tersedia
setiap saat, dan serta merta yang mengakibatkan kerugian orang lain dipidana 1
tahun kurungan dan/atau denda maksimal 5 juta; (Pasal 52)
◦ Sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusak, menghilangkan dokumen
yang dilindungi negara dan/atau terkait dengan kepentingan umum dipidana 2
tahun penjara dan/atau denda maksimal 10 juta; (Pasal 53)
◦ Sengaja dan tanpa hak mengakses/memperoleh/memberikan informasi yang
dikecualikan dipidana 2 th penjara dan denda maksimal 10 juta serta 3 tahun
penjara dan denda maksimal 20 juta untuk kerahasiaan pertahanan dan keamanan
dan ketahanan ekonomi nasional; (Pasal 54)
◦ Sengaja membuat informasi yang tidak benar atau menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian orang lain dipidana 1 tahun penjara dan/atau denda
maksimal 5 juta; (Pasal 55)
◦ Delik pidana dalam UU KIP adalah delik aduan.
Peran Komisi Informasi

Komisi Informasi Pusat (7 orang)

Komisi Informasi Provinsi (5 orang)

Komisi Informasi Kabupaten/Kota (5 orang)
◦ Telah terbentuk pada tanggal 2 Juni 2009
◦ Bertanggungjawab kepada Presiden dan menyampaikan
laporan kepada DPR
◦ Wajib dibentuk selambat-lambatnya 30 April 2010
◦ Bertanggungjawab kepada Gubernur dan menyampaikan
laporan kepada DPRD Tk. I
◦ Dibentuk bila dianggap dibutuhkan
◦ Bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota dan
menyampaikan laporan kepada DPRD Tk. II





Memeriksa dan memutus permohonan penyelesaian
sengketa yang menyangkut Badan Publik pusat
Memeriksa dan memutus permohonan penyelesaian
sengketa yang menyangkut Badan Publik Provinsi atau
Kabupaten/Kota bila KI di tingkat tersebut belum
terbentuk;
Menetapkan kebijakan umum nasional pelayanan
informasi publik;
Menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis;
Menetapkan prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa
melalui Mediasi dan/atau Adjudikasi non-litigasi untuk
Komisi Informasi


Memeriksa dan memutus permohonan
penyelesaian sengketa yang menyangkut
Badan Publik Provinsi atau Kabupaten/Kota;
Menetapkan kebijakan khusus
(JUKLAK/JUKNIS) untuk tingkat Provinsi atau
Kabupaten/Kota umum berdasarkan
kebijakan nasional yang dikembangkan oleh
Komisi Informasi;
Materi Pengaturan dalam
JUKNIS







Pengaturan untuk memperjelas ruang lingkup Badan Publik;
Pengaturan lebih lanjut mengenai ruang pengelolaan dan
pelayanan informasi;
Pengaturan lebih lanjut mengenai tugas dan wewenang PPID;
Pengaturan mengenai informasi pengecualian terutama
metode uji konsekuensi dan uji kepentingan.
Pengaturan lebih lanjut mengenai hubungan Komisi Informasi
Pusat dan Daerah;
Pengaturan lebih lanjut mengenai penyelesaian sengketa di
tingkat Komisi Informasi;
Pengaturan lain yang dianggap perlu untuk memberi arahan
bagi Badan Publik dan masyarakat dalam melaksanakan UU.
Untuk memperjelas pengaturan dalam UU KIP,
maka Komisi Informasi Pusat sebagai lembaga
independen dan bertugas menjalankan UU KIP,
mengatur lebih lanjut dalam Peraturan Komisi
Informasi Pusat untuk sesuai dengan perintah
UU KIP (Pasal 1:4, 23, 26 UU KIP).


Pasal 1 angka 4, Pasal 22 ayat (9), Pasal 23, Pasal
26 ayat (1) huruf b dan c memerintahkan Komisi
Informasi untuk menjalankan UU KIP, salah
satunya dengan memberi tugas menetapkan
kebijakan umum pelayanan informasi publik,
serta petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis;
Pasal 9 ayat (6), Pasal 11 ayat (3) dan pasal 22 (9)
UU KIP memerintahkan kepada Komisi Informasi
Pusat untuk menetapkan pembuatan petunjuk
teknis pengelolaan dan pelayanan informasi yang
wajib disediakan, diumumkan, dan diberikan
berdasarkan permintaan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Asas dan Tujuan
Badan Publik
Informasi yang wajib disediakan dan
diumumkan
Informasi yang dikecualikan
Standar pelayanan informasi
Tata cara pengelolaan keberatan
Laporan dan Evaluasi
Penyusunan SPO Pengelolaan & Pelayanan
Informasi
Ketentuan Peralihan
Penutup

Asas:
1. Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses
oleh setiap Pengguna Informasi Publik.
2. Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan
terbatas.
3. Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap
Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat waktu,
biaya ringan, dan cara sederhana.
4. Informasi Publik yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai
dengan undang-undang, kepatutan, dan kepentingan
umum didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi
yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada
masyarakat serta setelah dipertimbangkan dengan
saksama bahwa menutup Informasi Publik dapat
melindungi kepentingan yang lebih besar daripada
membukanya atau sebaliknya.

Tujuan
1. memberikan standar bagi badan publik dalam
melaksanakan kegiatan pengelolaan dan
pelayanan informasi publik;
2. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan
informasi di lingkungan Badan Publik untuk
menghasilkan layanan informasi yang berkualitas;
3. menjamin pemenuhan hak warga negara untuk
memperoleh akses informasi publik;
4. menjamin terwujudnya tujuan penyelenggaraan
keterbukaan informasi sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.

Ruang Lingkup:
◦ Peraturan Komisi memberi lampiran tentang daftar
Badan Publik di tingkat Pusat sebagai gambaran
tentang badan yang termasuk kategori badan
publik sebagaimana dimaksud UU KIP.
◦ Penetapan badan publik dalam Lampiran Peraturan
ini dapat ditinjau ulang oleh Komisi Informasi.
◦ Penetapan badan publik dalam Lampiran Peraturan
ini tidak mengurangi independensi Komisi
Informasi dalam menetapkan badan publik yang
belum termasuk dalam Lampiran menjadi badan
publik sebagaimana dimaksud UU KIP.

Kewajiban Badan Publik:
◦ Dalam Peraturan ini ditegaskan kembali mengenai kewajiban
badan publik sebagaimana dimaksud UU KIP, hanya saja dalam
peraturan ini lebih dijabarkan mengenai kewajiban pengelolaan
dan penyediaan, dan pengumuman informasi menurut masingmasing kategori informasi.
◦ Menegaskan kembali, sekaligus merinci tugas dan kewajiban
badan publik (dalam hal ini pimpinan badan publik) dalam rangka
pengelolaan dan pelayanan informasi.
◦ Menegaskan kembali, sekaligus merinci tugas, kewajiban, dan
PPID, kewenangan PPID, kewenangan pelimpahan kewenangan
PPID, serta tanggungjawab pelaksanaan tugas PPID.
◦ Merumuskan Petugas Informasi yang akan membantu PPID, serta
merumuskan lingkup tugas, kewajiban, dan tanggungjawabnya
dalam rangka pengelolaan dan pelayanan informasi.


-
Disediakan & Diumumkan Berkala
Sekurang-kurangnya 6 bulan sekali
Diumumkan serta merta
Seketika/tanpa penundaan (informasi yg berkaitan
dengan dampak terhadap hajat hidup orang banyak)
- BP yang melakukan kegiatan langsung
- BP yang memberi izin dan/atau perjanjian kerja
(wajib memberikan informasi serta merta & memiliki SPO
Keadaan Darurat)

-
Disediakan setiap saat
Semua informasi yg dalam kategori pasal 11 UU KIP
(informasi yang wajib tersedia setiap saat)
Semua informasi secara lengkap yang termasuk
informasi berkala dan tersedia setiap saat
1.
2.
3.
Pengecualian informasi mendasarkan pada uji konsekuensi dan uji
kepentingan publik
Mekanisme penghitaman dan pengaburan informasi yang
dikecualikan
Tata cara pengecualian informasi


PPID memiliki kewenangan untuk melakukan Uji
Konsekuensi
Informasi dikecualikan apabila terdapat konsekuensi
bahwa dibuka suatu Informasi dapat merugikan:
◦ Penegakan hukum;
◦ Hak Atas Kekayaan Intelektual & persaingan usaha
sehat;
◦ Pertahanan & keamanan;
◦ Kekayaan alam;
◦ Ketahanan ekonomi nasional;
◦ Kepentingan hubungan luar negeri;
◦ Informasi perlindungan privasi, wasiat;
◦ Memo atau surat intra dan antar badan publik yang
menurut sifat dikecualikan;
◦ Tidak boleh diungkap berdasar undang-undang.
1.
2.






Badan publik wajib melakukan uji kepentingan publik sebelum
menyatakan suatu informasi termasuk informasi yang dikecualikan
atau dapat diakses oleh publik.
Uji kepentingan publik didasarkan pada alasan antara lain:
Memastikan agar masyarakat dapat berpartisipasi secara efektif
dalam pembuatan keputusan yang memiliki dampak serius pada
publik;
Memastikan agar masyarakat mendapat informasi mengenai
kemungkinan bahaya bagi kesehatan dan keselamatannya serta
upaya-upaya yang memadai untuk mencegahnya;
Memastikan agar pihak yang berwenang bertindak secara adil
terhadap masyarakat;
Memastikan agar masyarakat tidak mengalami kerugian akibat
penyalahgunaan wewenang;
Memastikan bahwa pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dapat
diketahui oleh publik;
Memastikan akuntabilitas Badan Publik.


Badan publik dapat mengatur lebih lanjut tata cara
pengecualian informasi sesuai Peraturan ini.
Tata cara pengecualian informasi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) sekurang-kurangnya memuat:
◦ Klasifikasi informasi yang dikecualikan serta perlakuan
terhadap masing-masing klasifikasi tersebut;
◦ Tata cara permintaan izin kepada pihak yang memiliki
informasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 huruf g
dan h Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik;
◦ Tata cara pengecualian informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak dapat melebihi jangka waktu pelayanan
informasi sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.
◦ Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
berlaku bagi informasi sebagaimana dimaksud Pasal 17
huruf g dan h Undang-Undang Keterbukaan Informasi
Publik.
1.Pengumuman;
2.Penyediaan informasi
berdasarkan prosedur
permintaan atau
permohonan informasi
3.Biaya Perolehan Informasi






Biaya perolehan informasi ditetapkan seringan mungkin;
Standar biaya perolehan informasi ditetapkan terdiri
dari biaya penyalinan dan biaya pengiriman;
Penetapan biaya dilakukan berdasarkan pertimbangan
standar biaya yang berlaku umum di wilayah setempat;
Standar biaya perolehan informasi ditetapkan dengan
surat keputusan pimpinan badan publik;
Biaya perolehan informasi diumumkan kepada publik.
Badan publik menetapkan tata cara pembayaran biaya
perolehan.
 Pengajuan
Keberatan
 Formulir Keberatan
 Surat Tanggapan Keberatan
 Jangka Waktu






Alasan pengajuan keberatan sebagaimana diatur pasal 35
ayat (1) UU KIP.
Pengajuan keberatan disampaikan kepada atasan PPID
melalui PPID atau petugas informasi.
Pengajuan keberatan dilakukan secara lisan maupun
tertulis.
Pengajuan keberatan dapat dilakukan melalui berbagai
media komunikasi.
Dalam hal pengajuan keberatan dilakukan secara lisan,
maka PPID dan/atau petugas informasi wajib menuangkan
dalam formta tertulis dalam formulir keberatan.
Pengajuan keberatan dapat dilakukan oleh kuasa pengaju
keberatan dengan memperlihatkan surat kuasa.
Formulir keberatan sekurang-kurangnya
memuat:







Nomor registrasi;
Tanggal diterimanya keberatan;
Identitas lengkap pengaju keberatan;
Alasan pengajuan keberatan sebagaimana
Pasal 35 (1) UU KIP;
Waktu pemberian tanggapan atas keberatan
yang diajukan;
Nama dan tanda tangan pengaju keberatan;
Nama dan tanda tangan petugas yang
menerima pengajuan keberatan.


Tanggapan atasan PPID diberikan secara tertulis.
Tanggapan atasan PPID setidaknya memuat:
◦ Tanggal pembuatan surat tanggapan atas keberatan;
◦ Nomor surat tanggapan atas keberatan;
◦ Tanggapan/jawaban tertulis Pimpinan Badan Publik atas
keberatan yang diajukan;
◦ Perintah atasan PPID yang bersangkutan apabila
keberatan dikabulkan baik sebagian atau seluruhnya;
◦ Jangka waktu pelaksanaan perintah keputusan atasan
PPID.




Badan publik wajib membuat dan mengumumkan laporan
tahunan tentang pelaksanaan pelayanan informasi;
Badan publik wajib menyampaikan laporan tahunan tersebut
kepada Komisi Informasi sesuai dengan tingkat kewenangannya
dengan tembusan kepada Komisi Informasi Pusat;
Pengumuman laporan tahunan dilakukan paling lambat satu
bulan setelah tahun pelaksanaan anggaran berakhir;
Laporan tahunan badan pubik setidaknya memuat:
◦
◦
◦
◦
◦
◦
Gambaran umum kebijakan pengelolaan dan pelayanan informasi;
Gambaran umum pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan informasi;
Rincian materi laporan pengelolaan dan pelayanan informasi;
Rincian tentang penyelesaian sengketa informasi;
Hambatan pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan informasi;
Rekomendasi dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan dan
pelayanan informasi publik.


Komisi Informasi melakukan evaluasi
pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan
informasi;
Evaluasi dilaksanakan selambat-lambatnya
satu bulan sejak berakhirnya jangka waktu
penyampaian laporan tahunan.

Standar prosedur operasional sekurang-kurangnya memuat
ketentuan sebagai berikut:
◦ Kejelasan tentang orang yang ditunjuk sebagai PPID
◦ Kejelasan tentang orang yang ditunjuk sebagai pejabat fungsional
dan/atau Petugas Informasi apabila diperlukan;
◦ Kejelasan pendelegasian tugas, tanggung jawab, dan kewenangan PPID
apabila dibutuhkan;
◦ Kejelasan tentang atasan PPID yang bertanggung jawab atas keberatan
yang diajukan oleh pemohon informasi;
◦ Kejelasan pendelegasian tanggung jawab atas keberatan dan/atau
penyelesaian sengketa informasi apabila dibutuhkan;
◦ Standar pengelolaan dan pelayanan informasi serta tata cara pengelolaan
keberatan di lingkungan internal Badan Publik;
◦ Tata cara pembuatan laporan tahunan tentang pengelolaan dan pelayanan
informasi.


Bagaimana kelayakan penerapan RAPERKI
Bagaimana mengoptimalkan
/mengharmoniskan RAPERKI dengan aspek
pelayanan publik







Asas dan Tujuan
Program dan Kegiatan Organisasi
Nama,alamat, susunan kepengurusan, dan
perubahannya;
Pengelolaan dan penggunaan dana yang bersumber
dari APBN dan/atau APBD,sumbangan masyakat,
dan/atau sumber luar negeri;
Mekanisme pengambilan keputusan organisasi
Keputusan-keputusan organisasi;dan/atau
Informasi lain yang ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan
Download