informasi publik - BKD Provinsi Jawa Tengah

advertisement
Keterbukaan Informasi
Publik
Menuju Good and Clean
Governance
di Badan Publik
H. Rahmulyo Adiwibowo, SH, MH
Ketua Komisi Informasi
Provinsi Jawa Tengah
Semarang, 14 Februari 2017
H. RAHMULYO ADIWIBOWO, SH, MH.
Ketua KIP Jateng 2010 – 2014 & 2014 - 2018
B
I
O
D
A
T
A
H:
O:
P:
E:
W:
JL. Panda Tengah No. 8 Semarang
Jl. Tri Lomba Juang No. 18 Semarang
081328349754
[email protected]
kipjateng.jatengprov.go.id
PENDIDIKAN FORMAL
PEKERJAAN
1. SD Negeri 02 Pagi Jakarta Utara
2. SMP N 34 Jakarta Utara
3. STM 7 PGRI Mangga Besar Jakarta
Barat
4. Fak.Hukum Universitas Pekalongan
5. Magister Ilmu Hukum Universitas
Diponegoro
1. Pekerja Sosial / LSM
2. Advokat / Pengacara
3. Ketua KIPP Kar Pekalongan Pemilu
1999
4. Ketua KPU Kota Semarang Pemilu 2004
5. Anggota Panwas Prov Jateng Pemilu
2009
6. Ketua KIP Jateng 2010 – 2014
7. Ketua KIP Jateng Periode II 2014 - 2018
ORGANISASI
1.
2.
3.
Anggota KNPI Jateng 2010
Wakil Ketua MPW PP Jateng
2009
Wakil Sekretaris Badan
Pengawas BAZ Kota Semarang
FILOSOFI KETERBUKAAN
INFORMASI PUBLIK
– Majelis Umum PBB Tahun 1964 mengadopsi Resolusi 59 (1) yang menyatakan bahwa
“Kebebasan informasi adalah hak asasi yang fundamental dan merupakan tanda dari
seluruh kebebasan yang akan menjadi titik perhatian PBB”.
– Pasal 19 Deklarasi Universal HAM PBB yang menyatakan bahwa : “Setiap orang
mempunyai hak atas kebebasan mengemukakan pendapat dan gagasan; hak ini
mencakup hak untuk memegang pendapat tanpa campur tangan, dan mencari,
menerima dan menyebarkan informasi dan gagasan melalui media apapun tanpa
mempertimbangkan garis batas negara.”
– Pasal 28 F UUD 1945 yang menyatakan bahwa : “Setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia.”
FILOSOFI KETERBUKAAN
INFORMASI PUBLIK (2)
Rezim
Ketertutupan
Rezim
Keterbukaan
1.
2.
3.
Akses yg murah, cepat,
utuh, dan akurat
Penyelesaian sengketa yg
cepat kompeten,
independen
Sanksi bagi penghambat
Pengecualian bersifat ketat,
terbatas, dan tidak mutlak
KOMISI INFORMASI
Lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan
Undang-Undang KIP dan peraturan pelaksanaannya,
menetapkan petunjuk teknis standar layanan
informasi publik dan menyelesaikan sengketa
informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi
nonlitigasi.
WEWENANG KOMISI INFORMASI

Memanggil dan /atau mempertemukan para pihak yang bersengketa;

Meminta catatan atau bahan yang relevan yang dimiliki oleh badan publik
terkait untuk mengambil keputusan dalam upaya penyelesaian sengketa
informasi publik;

Meminta keterangan dan menghadirkan pejabat Badan Publik atau pihak
yang terkait sebagai saksi dalam penyelesaian sengketa informasi publik;

Mengambil sumpah setiap saksi yang didengar keterangannya dalam
ajudikasi nonlitigasi penyelesaian sengketa informasi publik;
TUJUAN UU KIP
 Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik,
program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan
pengambilan suatu keputusan publik;
 Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
 Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan
pengelolaan Badan Publik yang baik;
 Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan
efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;
 Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
 Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau
 Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk
menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
GOOD GOVERNANCE
Pasal 3 UU 14 Tahun 2008 ttg
Keterbukaan Informasi Publik
• Mewujudkan penyelenggaraan negara
yang baik, yaitu yang transparan, efektif
dan efisien, akuntabel serta dapat
dipertanggungjawabkan
Pasal 1 UU 28 Tahun 1999 ttg
Penyelenggaraan
Negara
yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi , dan
Nepotisme
• Pejabat Negara yang menjalankan
fungsi eksekutif, legislatif, atau
yudikatif dan pejabat lain yang fungsi
dan tugas pokoknya berkaitan
dengan penyelenggaraan negara
sesuai dengan peraturan per UU an
Pasal 3 UU 28 Tahun 1999 ttg
Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi , dan Nepotisme
•Asas-asas penyelenggaraan negara yang baik,
yaitu: Asas Kepastian Hukum; Asas Tertib
Penyelenggaraan Negara; Asas Kepentingan
Umum;
Asas
Keterbukaan;
Asas
Proporsionalitas; Asas Profesionalitas; dan
Asas Akuntabilitas
ASAS- ASAS GOOD GOVERNANCE / TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara.
Asas Tertib Penyelenggara Negara adalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan
keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara.
Asas Kepentingan Umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,
akomodatif, dan selektif.
Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetapmemperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
Penyelenggara Negara.
Asas Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
DI BIDANG KEPEGAWAIAN
•
Perencanaan dan pengembangan pegawai yang objektif dan transparan yaitu melaksanakan kegiatan
mll tahapan dalam manajemen kepegawaian meliputi penyusunan formasi, pelaksanaan pengadaan
pegawai secara objektif, dan transparan, penempatan sesuai dengan kompetensinya dan
pengembangan PNS berbasis kompetensi.
•
Pelaksanaan Mutasi Kepegawaian yang akurat dan terukur yaitu dengan cara pengukuran kompetensi
dasar dan kompetensi bidang melalui wawancara dan diumumkan secara terbuka.
•
Peningkatan kualitas pegawai melalui pengukuran kompetensi dan penilaian kinerja yaitu digunakan
sebagai bahan pertimbangan karier untuk penataan PNS dalam jabatan sesuai dengan
kompetensinya.
•
Peningkatan disiplin dan kesejahteraan serta pelaksanaan netralitas pegawai yaitu PNS sebagai unsur
ASN diharapkan menjadi teladan bagi masyarakat harus bebas dari pengaruh politik praktis dan tidak
diskriminatif dalam memberikan pelayanan kpd masyarakat serta harus memiliki loyaalitas dan
semangat pengabdian yg tinggi dlm melaksanakan tugasnya.
•
Pengelolaan sistem informasi kepegawaian yang akurat dan terintegrasi yaitu kebijakan pemerintah
tentang implementasi e-gov menekankan untuk menggunakan teknologi informasi di instansi
pemerintah pusat maupun daerah yang lebih komprehensif danterintegrasi. Penyelenggaraan
birokrasi harus dirubah selaras dgn perubahan yg terjadi ditingkat paradigmatik yaitu menjadi
pemerintahan menuju good governance.
GOOD GOVERNANCE
DI BIDANG KEPEGAWAIAN
 Profesionalisme
 Transparansi
 Akuntabilitas
 Penegakan etika dan moral
dalam
penyelenggaraan
pelayanan publik
THE RIGHT MAN ON THE
RIGHT PLACE
(penempatan seseorang sesuai
dengan keahliannya)
CONTOH DI BIDANG
KEPEGAWAIAN
– Dalam Proses rekrutmen ASN harus diumumkan secara terbuka, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 proses rekrutmen harus adil, transparan, akuntabel, dan sesuai dengan
kebutuhan.
 proses perekrutan pegawai harus terus menerus dan berkesinambungan
berdasarkan analisis jabatan dan analisis kebutuhan yang mengacu pd visi misi
organisasi dgn tujuan agar tidak adanya tumpang tindih pegawai dalam satu unit
organisasi dan agar jml pegawai dan jml lembaga organisasi seimbang, efektif dan
efisien.
 Proses rekrumen dengan melalui tes CAT, diharapkan agar bisa lebih murni, lebih
objektif, lebih transparan dan sesuai dgn visi misi organisasi.
INFORMASI PUBLIK
Informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim,
dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang
berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan
negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan
Badan Publik lainnya yang sesuai dengan UndangUndang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan
kepentingan publik
KATEGORI INFORMASI
Informasi yang dapat diakses
oleh publik
Informasi yg wajib disediakan &
diumumkan secara berkala
 Disediakan/diumumkan secara rutin,
teratur, dan dalam jangka waktu
tertentu setidaknya setiap 6 bulan
sekali;
 Penyebarluasan
informasi
disampaikan dengan cara yang
mudah dijangkau masyarakat dan
dalam
bahasa
yang
mudah
dipahami;
Informasi yg wajib diumumkan
secara serta merta
 Wajib
diumumkan
tanpa
penundaan;
 Menyangkut ancaman terhadap
hajat hidup orang banyak dan
ketertiban umum;
 Informasi aktif; artinya informasi
yang wajib diumumkan seketika
terjadinya keadaan yang dapat
mengancam hajat hidup orang
banyak dan ketertiban umum.
Misalnya:
informasi
tentang
bencana, kerusuhan massal, dll.
Informasi yang dikecualikan/
dirahasiakan
Informasi yg wajib tersedia
setiap saat
 Wajib dan rutin disediakan
badan publik;
 Informasi pasif; artinya,
untuk memperolehnya
harus dilakukan dengan
mengajukan permintaan;
 Pengecualian informasi bersifat ketat, terbatas,
dan tidak mutlak:
1.Bersifat ketat artinya, pengecualian informasi
dilakukan dengan pengujian secara seksama
dengan mempertimbangkan berbagai aspek legal,
kepatutan, dan kepentingan umum.
2.Bersifat terbatas artinya, alasan pengecualian
hanya didasarkan pada ketentuan pasal 17 UU KIP,
dan dengan memperhatikan jangka waktu
pengecualian informasi.
3.Informasi yang telah dikecualikan dapat
dinyatakan terbuka untuk melindungi kepentingan
umum yang lebih besar.
 Metode uji dalam pengecualian informasi:
– Uji konsekuensi (consequential harm test )
– Uji kepentingan publik (balancing public interest
test)
BADAN PUBLIK BOLEH MENOLAK PERMOHONAN INFORMASI
TERHADAP INFORMASI YANG DIKECUALIKAN
pengecualian informasi harus didasarkan pada pengujian konsekuensi;
bahwa alasan sebagai hasil pengujian konsekuensi harus dinyatakan secara tertulis dan disertakan dalam surat
pemberitahuan tertulis atas penolakan permohonan informasi publik;
badan publik wajib menghitamkan atau mengaburkan materi informasi yang dikecualikan dalam suatu salinan
dokumen informasi publik yang akan diberikan kepada publik dengan disertai alasannya
bahwa badan publik tidak dapat menjadikan pengecualian sebagian informasi dalam suatu salinan informasi publik
sebagai alasan untuk mengecualikan akses publik terhadap keseluruhan salinan informasi publik ;
Badan publik wajib mempertimbangkan jangka waktu pelayanan informasi publik dalam rangka pengecualian
informasi publik
PEMOHON & PENGGUNA
INFORMASI PUBLIK
 Pemohon Informasi
Warga Negara dan/ atau Badan Hukum Indonesia yang mengajukan
permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam UU KIP.
 Pengguna Informasi
Orang yang menggunakan informasi publik sebagaimana diatur dalam UU
KIP
HAK & KEWAJIBAN MASYARAKAT
MASYARAKAT
(PEMOHON/PENGGUNA INFORMASI)
HAK
1. Memperoleh informasi:
a. Melihat & mengetahui informasi;
b. Menghadiri pertemuan badan publik yang
sifatnya terbuka;
c. Mendapat salinan informasi;
d. Menyebarluaskan informasi.
2.
Mengajukan permintaan informasi;
3.
Mengajukan
memperoleh
informasi.
gugatan ke pengadilan jika
hambatan dalam memperoleh
KEWAJIBAN
1. Menggunakan
informasi
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan;
2. Mencantumkan sumber darimana ia
memperoleh informasi publik.
BADAN PUBLIK
Lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif dan
badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya
berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang
sebagian/ seluruh dananya bersumber dari
APBN dan/ APBD, atau organisasi non
pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari APBN dan/ APBD,
sumbangan masyarakat dan/ luar negeri.
KEPATUHAN BADAN PUBLIK
Kewajiban Badan Publik Dalam Pelayanan Informasi Publik Ps 4 Perki 1 /2010
1) Menetapkan SOP Pelayanan Informasi Publik: tata cara pemberian informasi publik dan tatacara
pemberian tanggapan keberatan
2) Membangun dan mengembangkan sistem tehnologi informasi dan dokumentasi untuk mengelola
informasi publik secara baik dan efisien / aplikasi PPID pada website
3) Menunjuk dan mengangkat PPID
4) Menganggarkan pembiayaan untuk pelayanan informasi publik
5) Melakukan pembaharuan informasi publik dengan penetapan Daftar Informasi Publik (DIP)
6) Menyediakan sarana-prasarana/ruang pelayanan
7) Menyediakan laporan informasi publik
8) Melakukan evaluasi dan pengawasan pelaksanaan layanan informasi publik di instansi masing-masing
19
HAK & KEWAJIBAN BADAN PUBLIK
BADAN PUBLIK
KEWAJIBAN
HAK
1.
2.
Menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menolak memberikan informasi publik apabila tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan :
a. informasi yang dapat membahayakan negara;
b. informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungab usaha
dari persaingan usaha tidak sehat;
c. Informasai yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;
d. Informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan; dan/
e. Informasi publik yang diminta belum dikuasai/ didokumentasikan.
1. Menyediakan, memberikan dan/ menerbitkan informasi publik yang
berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi
Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan;
2. Menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar dan tidak
menyesatkan;
3. Membangun & mengembangkan sistem informasi & dokumentasi
untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga
dpt diakses dgn mudah;
4. Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yg diambil
untuk memenuhi hak setiap orang.
PEJABAT PENGELOLA INFORMASI
DAN DOKUMENTASI (PPID)
Pasal 1 angka 9 UU KIP
 Adalah Pejabat yang bertanggung jawab dibidang
penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan,
dan/atau pelayanan informasi di Badan Publik.
BAGAN ALUR PANDUAN PPID BAGI BADAN PUBLIK
UUNO. 14 TAHUN 2008 Ps. 13, ayat (1) Untuk mewujudkan
pelayanan cepat, tepat dan sedehana setiap Badan Publik; a.
Menunjuk PPID
PP No. 61 Tahun 2010 Ps. 12, ayat (1) Pejabat yg dpt ditunjuk sbg PPID
di lingkungan Badan Publik Negara yg berada di Pusat dan Daerah
merupakan pejabat yg membidangi informasi publik
Permendagri No. 35 Tahun 2010 Ps. 7, ayat (1) Untuk mengelola
pelayanan informasi dan dokumentasi di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah ditetapkan PPID
Struktur PPID
SOP
Pendanaan
KELENGKAPAN
PPID
DIP
Website PPID
Laporan Pelayanan Informasi
Ruang Pelayanan Informasi
TUGAS & TANGGUNG JAWAB PPID
No.
Kewajiban berdasarkan Peraturan Perundang-undangan
Ketentuan
1
bertanggung jawab dalam penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik.
• Pasal 1 angka 9 UUKIP
2
melakukan pengklasifikasian informasi publik berdasarkan kategori informasi yang wajib diumumkan secara berkala, serta-merta dan
tersedia setiap saat.
• Pasal 9, 10, 11, 14, 15 dan
16
3
membuat dan mengembangkan sistem penyediaan layanan informasi secara cepat, mudah, dan wajar (Standar Operating Procedure) sesuai
dengan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik yang berlaku secara nasional.
• Pasal 13 ayat (1) huruf b
UUKIP
4
membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap Orang atas Informasi Publik (untuk
informasi terbuka)
• Pasal 7 ayat (4) dan (5)
UUKIP
5
melakukan pengujian tentang konsekuensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dengan saksama dan penuh ketelitian sebelum
menyatakan Informasi Publik tertentu dikecualikan untuk diakses oleh setiap orang (untuk informasi dikecualikan)
• Pasal 19 UUKIP
6
melayani permohonan informasi berdasarkan permintaan sesuai dengan tata cara permintaan informasi ke Badan Publik.
• Pasal 22 UUKIP
7
mengumumkan layanan informasi setiap tahun, yang meliputi: (a) jumlah permintaan informasi yang diterima; (b) waktu yang diperlukan
Badan Publik dalam memenuhi setiap permintaan informasi; (c) jumlah pemberian dan penolakan permintaan informasi; dan/atau (d)
alasan penolakan permintaan informasi.
• Pasal 12 UUKIP
Standar layanan Informasi Publik
Ps 22 UU KIP
Maksimal 10 hari kerja
+
perpanjangan 7 hari kerja
Permohonan
Memberi:
 Tanda bukti penerimaan
permintaan
 Nomor pendaftaran
Saat menerima permintaan
(langsung/elektronik)
Saat pengiriman informasi
(surat).
Pemberitahuan tertulis
&
Pemberian informasi
PPID
Mencatat:
 Nama
 Alamat
 Subyek
 Format
 Cara penyampaian
informasi yang
diminta
 Informasi berada dibawah penguasaannya/tidak;
 Memberitahu keberadaan info yang diminta jika di Badan Publik lain dan tidak berada di
bawah penguasaannya;
 Menerima/menolak permintaan jika diterima (sebagian/seluruhnya) dicantumkan
informasi yang diminta;
 Menghitamkan/mengaburkan dokumen yang mengandung informasi yang dikecualikan
 Alat penyampaian dan format informasi;
 Biaya dan cara pembayaran;
 Pemberitahuan perpanjangan waktu dan alasannya jika pemberian informasi tidak
dapat dilakukan dalam 10 hari.
TATA CARA LAYANAN INFORMASI PUBLIK
Layanan Informasi
Publik
Melalui
Pengumuman
Melalui
Permohonan
Tidak
Tertulis
Tertulis
• Lampiran III
Peraturan KI No. 1
thn 2010
Form
Permohonan
• Lampiran IV
Peraturan KI No. 1
thn 2010
Nomor
Registrasi
• Lampiran V
Peraturan KI No. 1
thn 2010
Pemberitahuan
Tertulis
Pendaftaran
• Diisi pemohon
• Diisi petugas
Pengisian Buku
Registrasi
• 10 hari kerja untuk
pemberitahuan tertulis
• 7 hari kerja untuk perpanjangan
Menginginkan
Salinan
Melihat Dokumen
ALUR PENANGANAN KEBERATAN & SENGKETA KE KOMISI INFORMASI
Pengajuan
Permohonan
Selesai
Puas?
(10 + 7) hari kerja
Y
T
Pengajuan
Keberatan ke
Atasan
30 hari kerja
Selesai
Puas?
Y
T
Pengajuan Sengketa ke
Komisi Informasi
14 hari kerja
• Jika PPID tidak memberitahukan
perpanjangan waktu, pemohon
dapat mengajukan kepada atasan
PPID
• Maksimum waktu perpanjangan
adalah 7 hari kerja
• Jika Atasan PPID tidak
memberikan jawaban, berarti
sama dengan penolakan
• Pemohon diberikan waktu
maksimum 14 hari kerja untuk
mengajukan keberatan melalui
Komisi Informasi
CONTOH PERMINTAAN INFORMASI
Menghitamkan/mengaburkan dokumen yang mengandung
informasi yang dikecualikan
Contoh-1
Penghitaman informasi yang dikecualikan dengan
tetap mempertimbangkan pemenuhan tujuan
pemohon.
Contoh 2:
Penghitaman
dengan alasan dapat mengungkap informasi
pribadi
Salam Transparansi
Website : http://kipjateng.jatengprov.go.id
Facebook : http://www.facebook.com/kiprovjateng
Twitter : http://twitter.com/#!/KIPROVJATENG
Download