BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah

advertisement
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah
telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa
terhadap alat yang dibuat. dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan adalah
adanya proses evaluasi sehingga akan dapat dilakukan langkah-langkah positif
guna membawa alat ini ke arah yang lebih baik.
4.1 Pengukuran Sensor Optocupler dan Output Monostabil
Pada pengukuran sensor optocoupler perlu dilakukan pengukuran
pada input dan output pada sensor optocoupler pada saat optocoupler
terkena halangan, dan tidak terkena halangan, apakah sesuai dengan
perhitungan.Berikut tabel hasil pengukuran rangkaian sensor optocoupler
:
Kondisi
Optocupler
Tegangan (V)
TP1
TP2
ada halangan
3.42
3.42
Tidak ada halangan
0.00
0.0
Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Sensor Optocoupler dan Output Monostabil
Keterangan :
Tp 1 : Input transistor
Tp 2 : Output Monostabil
35
36
Penjelasan Tabel:
1. Jika pada sensor optocopler dalam keadaan terhalang, maka cahaya
infra merah dari led dioda led ke phototransistor terhalang sehingga
output optocoupler berlogika 1 (high) sehingga tegangan di basis
transistor NPN menjadi 3.42 V dan transistor saturasi dan Output
monostabil menghasilkan output berlogika 1 (High) 3.42 V yang
kemudian masuk ke IC Mokrokontroller melalui port 3.5.
2. Jika pada sensor optocopler dalam keadaan tidak terhalang,maka
cahaya infra merah dari led dioda led ke phototransistor tidak terhalang
sehingga output optocoupler berlogika 0 (low) sehingga tegangan di
basis transistor NPN menjadi 0.00 V dan transistor saturasi dan Output
monostabil menghasilkan output berlogika 0 (low) dengan tegangan
0.00 V yang kemudian masuk ke IC Mokrokontroller melalui port 3.5.
Perhitungan Hasil Pengujian
4.2.
Pengujian Menggunakan Gelas Ukur Skala 15ml dan 100ml
Tabel 4.2 Hasil perhitungan Volume (Mode Continuous)
37
4.3
Perhitungan Jumlah Volume dengan kenaikan 5 ml
Tabel 4.3 Hasil perhitungan Volume sampling 5 mL (Mode Continuous)
4.3.1. Perhitungan Rata – Rata
mL
4.3.2 .Perhitungan Simpangan Error
Error = Xn – (Rata - Rata)
Error = 5mL – 5.02mL
Error = -0.02mL
38
4.3.3. Perhitungan %Error
%
=
%
=
−(
−
−0.02
100%
5
)
100%
%Error = -0.4%
4.3.4 Perhitugan Standar Deviasi
∑( − )
−1
=
=
(0.0004) + (0.0004) + (0.0004) + (0.0004) + (0.0004) + (0.0004) + (0.0004) + 0.0324 + 0.0.324 + (0.0484)
10 − 1
=
0.116
9
= √0.0128889
SD = 0.11
4.3.5 Perhitungan Ketidakpastian (UA)
=
=
√
0.11
√10
= 0.04
Dari hasil pengukuran diatas dapat diketahui bahwa pada setting volume 5
ml, pembacaan alat sebanyak 10 kali rata-ratanya sebesar 5.02 ml, kesalahan
39
relative sebesar antara -0.4 % jadi dari data tersebut didapatkan ketidakpastian
sebesar 0,04 pada pembacaan alat.
4.3.6 Perhitungan Jumlah Volume dengan kenaikan 10 ml
Dari hasil pengukuran diatas dapat diketahui bahwa pada setting bolus 10
ml, pembacaan alat sebanyak 10 kali rata-ratanya sebesar 9.9 ml
,kesalahan relative sebesar antara 1%.jadi dari data tersebut didapatkan
ketidakpastian sebesar 0,1 pada pembacaan alat.
4.3.7 Perhitungan Jumlah Volume dengan kenaikan 15 ml
Dari hasil pengukuran diatas dapat diketahui bahwa pada setting
volume 15 ml, pembacaan alat sebanyak 10 kali rata-ratanya sebesar 14.9
ml ,kesalahan relative sebesar antara 0,67 %.jadi dari data tersebut
didapatkan ketidakpastian sebesar 0,02 pada pembacaan alat.
4.3.8 Perhitungan Jumlah Volume dengan kenaikan 20 ml
Dari hasil pengukuran diatas dapat diketahui bahwa pada setting volume
20 ml, pembacaan alat sebanyak 10 kali rata-ratanya sebesar 19.75 ml,
kesalahan relative sebesar antara 1.25 %. jadi dari data tersebut didapatkan
ketidakpastian sebesar 0,08 pada pembacaan alat.
4.3.8 Perhitungan Jumlah Volume dengan kenaikan 25 ml
Dari hasil pengukuran diatas dapat diketahui bahwa pada setting volume
25 ml, pembacaan alat sebanyak 10 kali rata-ratanya sebesar 24,6 ml,
kesalahan relative sebesar antara 1,6%. jadi dari data tersebut didapatkan
ketidakpastian sebesar 0,07 pada pembacaan alat.
4.3.9 Perhitungan Jumlah Bolus dengan kenaikan 30 ml
Dari hasil pengukuran diatas dapat diketahui bahwa pada setting volume
30 ml, pembacaan alat sebanyak 10 kali rata-ratanya sebesar 29.7 ml,
kesalahan relative sebesar antara 1%. jadi dari data tersebut didapatkan
ketidakpastian sebesar 0,15 pada pembacaan alat.
40
4.3.10 Perhitungan Jumlah Bolus dengan kenaikan 35 ml
Dari hasil pengukuran diatas dapat diketahui bahwa pada setting volume
35 ml, pembacaan alat sebanyak 10 kali rata-ratanya sebesar 34.8 ml,
kesalahan relative sebesar antara 0.7 %. jadi dari data tersebut didapatkan
ketidakpastian sebesar 0,13 pada pembacaan alat.
4.3.11 Perhitungan Jumlah Bolus dengan kenaikan 40 ml
Dari hasil pengukuran diatas dapat diketahui bahwa pada setting volume
40 ml, pembacaan alat sebanyak 10 kali rata-ratanya sebesar 39.7 ml,
kesalahan relative sebesar antara 0.75%. jadi dari data tersebut didapatkan
ketidakpastian sebesar 0,15 pada pembacaan alat.
4.3.12 Perhitungan Jumlah Bolus dengan kenaikan 45 ml
Dari hasil pengukuran diatas dapat diketahui bahwa pada setting volume
45 ml, pembacaan alat sebanyak 10 kali rata-ratanya sebesar 44.9 ml,
kesalahan relative sebesar antara 0.22 %. jadi dari data tersebut didapatkan
ketidakpastian sebesar 0,1 pada pembacaan alat.
4.3.13 Perhitungan Jumlah Bolus dengan kenaikan 50 ml
Dari hasil pengukuran diatas dapat diketahui bahwa pada setting volume
50 ml, pembacaan alat sebanyak 10 kali rata-ratanya sebesar 49.95 ml,
kesalahan relative sebesar antara 0.1 %. jadi dari data tersebut didapatkan
ketidakpastian sebesar 0,05 pada pembacaan alat
Download