pedoman teknis pengelolaan keuangan dan audit independen lkm

advertisement
PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
AUDIT INDEPENDEN LKM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)
MANDIRI - PERKOTAAN
Diterbitkan Oleh:
Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM i ii PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM KATA
PENGANTAR
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM merupakan
pedoman yang menjadi rujukan untuk menyusun petujuk teknis pengelolaan keuangan
LKM-Sekretariat dan pengelolaan keuangan UPK (Unit Pengelola Keuangan) dalam
pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan. Tujuan utamanya adalah memberikan pedoman
agar terjadi prengelolaan keuangan oleh masyarakat dengan akuntabel dan transparan,
dan bisa disajikan ke seluruh stakeholer.
Prinsip-prinsip pengelolaan keuangan mengikuti standar akuntansi keuangan yang
berjalan dan memenuhi standar pelaporan yang berlaku. Dengan mempertimbangkan
entitas dan besaran kelembagaan LKM, maka kebijakan-kebijakan pengelolaan
keuangan ditetapkan untuk tetap menjaga dipatuhinya standar yang berlaku.
Pedoman Teknis ini adalah acuan bagi LKM-Sekretariat dan UPK dalam mengelola
keuangan, mulai dari pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas, pencatatan,
pengikhtisaran, dan penyajian laporan keuangan. Dalam setiap kegiatan tersebut diatur
prosedur dan penanggung jawab kegiatan. Dengan pengaturan demikian diharapkan
kondisi pengelolaan keuangan di LKM-Sekretariat dan UPK berada dalam pengendalian
yang cukup, serta terjadi proses pengelolaan yang akuntabel dan transparan.
Melalui buku pedoman teknis ini, diharapkan pelaksanaan kegiatan Pengelolaan
keuangan LKM-Sekretariat dan UPK dapat berjalan baik, dan program penanggulangan
kemiskinan dapat dilaksanakan oleh seluruh pelaku secara efektif dan optimal.
Semoga bermanfaat.
Jakarta, Oktober 2012
Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya – Kementerian Pekerjaan Umum
Ir. Guratno Hartono, MBC
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM iii iv PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR | iii
DAFTAR ISI | v
BAB I | PENDAHULUAN
1. Pengantar | 2
2. Tujuan | 2
3. Ketentuan Umum | 2
BAB II | PENGELOLAAN KEUANGAN | 5
I.
Di Tingkat Sekretariat-LKM | 6
II.
Di Tingkat UPK | 7
BAB III | AUDIT INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN LKM | 9
1.
Kewajiban mengauditkan Diri LKM | 10
2.
Tujuan | 10
3.
Sasaran | 11
4.
Ruang Lingkup Audit Independen LKM | 11
5.
Pelaksanaan Audit Independen LKM | 12
6.
Laporan Hasil Audit Independen | 14
7.
Manajemen Letter | 15
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM v LAMPIRAN | 17
LS-01. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas
2. LS-02. Laporan Rencana dan Realisasi Kegiatan
3. LU-01. Laporan Laba-Rugi UPKLU-02. Neraca UPK
4. Form. Penghitungan Kas
vi PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM BAB I
PENDAHULUAN
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM 1 1. Pengantar
Penerapan seluruh kebijakan pengelolaan keuangan dalam lembaga menjadi
bagian yang penting dalam menentukan kesuksesan mencapai tujuan
organisasi. Pedoman teknis pengelolaan keuangan untuk LKM ini memuat
sejumlah aturan main dasar. Meskipun demikian, dalam penerapannya
diperlukan tambahan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi LKM.
Dengan adanya pedoman teknis ini diharapkan pelaksanaan pengelolaan di
tingkat LKM dan UPK memenuhi standar yang berlaku umum. Seluruh
kegiatan pengelolaan keuangan terorganisasi sedemikian rupa sehingga
dapat membantu proses pengambilan keputusan dan merealisasikan visi dan
misi lembaga.
2. Tujuan
a. LKM dan UPK mampu menunjukkan kepada pendana dan penerima
manfaat bahwa aset organisasi terlindungi, karena adanya proses
pengecekan dan pengendalian dalam pengelolaannya.
b. Lembaga dan nama baik lembaga terlidungi dari kegiatan kesalahan
pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh anggota LKM, maupun unit
operasionalnya (sekretariat dan UP-UP)
c. Melindungi kepentingan masyarakat, unit operasional, dan anggota LKM.
d. Sesuai dengan standar, aturan, dan ketentuan yang berlaku umum.
e. Memenuhi prinsip-prinsip akuntansi (kesatuan akuntansi, periode
akuntansi, harga perolehan, dan penetapan pendapatan dan baiaya).
3. Ketentuan Umum
Untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan
beberapa hal berikut ini ditetapkan sebagai ketentuan dasar, diantaranya:
pengamanan rekening bank, Pengelolaan kas tunai di tangan, Sistem
pencatatan dan pelaporan keuangan, dan Otorisasi atau pengesahan
transaksi.
a. Pengamanan rekening bank.
Seluruh dana yang diterima dan selanjutnya dikelola LKM maupun unitunitnya harus melalui rekening bank LKM (induk). Rekening bank harus
menggunakan nama lembaga dan bukan nama pribadi koordinator/anggota
LKM, ditandatangani tiga orang yang telah ditetapkan berdasarkan surat
ketetapan LKM.
2 PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM b. Pengelolaan kas tunai di tangan (cash in hand) dan inspeksi mendadak
kas.
Untuk memudahkan pengelolaan operasional harian LKM atau UPK maka
ditetapkan adanya dana kas tunai (cash in hand). Dana disimpan dalam cash
box terkunci dan penanggung jawabnya ditetapkan oleh LKM, berdasarkan
surat ketetapan LKM
c. Otorisasi atau pengesahan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas
Seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran kas di tingkat LKM/BKM dan
UPK harus menggunakan bukti formal yang dikeluarkan oleh LKM/BKM atau
UPK. Untuk transaksi penerimaan kas digunakan dokumen yang disebut
dengan Bukti Kas Masuk (BKM) dan tansaksi pengeluaran kas digunakan
dokumen yang disebut dengan Bukti Kas Keluar (BKK).
Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas di Sekretariat-LKM harus
mendapat persetujuan (diotorisasi/ditandatangani) terlebih dahulu oleh
LKM/BKM yang telah ditetapkan (Koordinator atau yag ditunjuk dalam rapat
LKM/BKM). Sedangkan, transaksi penerimaan dan pengeluaran di UPK
harus mendapat persetujuan (diotorisasi/ditandatangani) terlebih dahulu oleh
Manajer UPK.
Bukti transaksi (BKM dan BKK) tidak valid jika tidak diotorisasi oleh pihak
yang diberikan kewenangan. Pencatatan hanya boleh dilakukan jika seluruh
pihak yang terlibat dalam transaksi (penerimaan atau pengeluaran) telah
menandatangani bukti transaksi (Penerima/pembayar, kasir/bendahara, dan
pihak yang berwenang untuk otorisasi/mengesahkan)
d. Sistem pencatatan dan pelaporan keuangan
Sistem pencatatan yang digunakan baik di tingkat LKM maupun UPK adalah
sistem pembukuan berpasangan dengan cash dan accrual basis.
Pembukuan berpasangan merupakan cara pencatatan yang lebih
memungkinkan untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran dengan
mencatat di kedua akun tersebut. Sistem ini memudahkan untuk melakukan
pengecekan seberapa besar perbedaannya jika dibandingkan dengan
anggarannya masing-masing.
Untuk pelaporan LKM/BKM disajikan satu laporan setiap bulan yang disebut
dengan LS-01 berupa Laporan Pemasukan dan Pengeluaran Kas. Namun,
jika kelurahan tersebut menjadi sasaran pendampingan PLPBK maka akan
diterbitkan laporan LS-02 yaitu Laporan Rencana dan Realisasi Kegiatan.
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM 3 UPK melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan aktivitas utama
yang dikendalikan yaitu kegiatan pinjaman bergulir. Laporan yang diterbitkan
setiap bulan adalah Laporan Laba-Rugi (LU-01) dan Neraca (LU-02)
4 PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM BAB II
PENGELOLAAN KEUANGAN
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM 5 Pengelolaan keuangan secara utuh adalah menjadi tanggung jawab LKM.
namun secara operasional LKM dibantu oleh unit-unitnya dan kesekretariatan
dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Oleh sebab itu, pengelolaan
keuangan dibedakan dalam dua kelompok yaitu di tingkat Sekretariat LKM dan
UPK.
I.
Di Tingkat Sekretariat-LKM
Sekretariat LKM mempunyai fungsi operasional untuk membantu fungsi LKM
sebagai board of directure dalam merealisasikan program-program
penanggulangan kemiskinan di kelurahan/desa setempat. Secara rinci, saat ini
terdapat tiga kegiatan besar yang dananya harus dikelola oleh LKM,
diantaranya kegiatan reguler, kegiatan PLPBK, dan kegiatan PPMK bagi
kelurahan yang mengelola kegiatan tersebut. Secara garis besar pinsip
pengelolaan keuangan kegiatan dimaksud dijelaskan di bagian berikut.
a. Kegiatan Reguler
Laporan bulanan hasil pengelolaan keuangan yang dilakukan SekretariatLKM/BKM harus diterbitkan selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya. Laporan yang disajikan adalah Laporan Pemasukan dan
Pengeluaran Kas (LS-01). Laporan LS-01 berisi saldo awal; Kas dan
Bank, penerimaan dari berbagai sumber, pengeluaran ke seluruh
kelompok penerima manfaat; kegiatan lingkungan, sosial, ekonomi,
pelatihan masyarakat, dan kegiatan PLPBK, dan saldo akhir; Kas dan
Bank.
b. Kegiatan PLPBK
Sistem pelaporan kegiatan PLPBK menjadi satu dengan sistem pelaporan
LKM. Realisasi kegiatan PLPBK merupakan bagian dari pelaksanaan
kegiatan lainnya dalam pengelolaan keuangan LKM yang dimuat dalam
LS-01.
Bagi kelurahan yang melaksanakan kegiatan PLPBK harus menyajikan
laporan LS-02 yaitu laporan rencana dan realisasi kegiatan berdasarkan
pada RAB Induk pencairan BLM. LS-02 disajikan setiap bulan bersamaan
dengan LS-01, sesuai dengan rincian kegiatan PLPBK yang dilaksanakan
pada bulan pelaporan dibandingkan dengan anggaran atas kegiatan
tersebut. Disamping itu, memuat selisih atas anggaran dan realisasi,
6 PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM sehingga dapat dijadikan dasar untuk analisis kegiatan berdasarkan
pembiayaan yang seharusnya
RAB induk dimungkinkan untuk dilakukan perubahan sebagaimana diatur
dalam Pedoman Teknis Pencairan dan Pemanfaatan BLM PLPBK. Jika
RAB Induk mengalami perubahan (sesuai dengan prosedur perubahan
RAB), maka pelaporan didasarkan pada RAB Perubahan (terkini).
II.
Di Tingkat UPK
Pengelolaan keuangan di tingkat UPK pada dasarnya merupakan perwujudan
pengelolaan keuangan LKM untuk kegiatan pinjaman bergulir, yang secara
operasional menjadi tugas UPK. Proses pengelolaan keuangan dimulai sejak
ditetapkannya sebagian dana BLM untuk mefasilitasi kegiatan pinjaman
bergulir.
UPK mengelola keuangan dari proses awal pemindahan dana dari
LKM/BKM ke UPK, sampai dengan proses pengembalian/angsuran
pinjaman dari KSM penerima manfaat. Wujud pengelolaan keuangan yang
dilakukan UPK adalah disajikannya laporan bulanan UPK berupa LU-01
dan LU-02. Disamping itu, laporan bulanan tersebut didukung dengan
laporan kolekktibilitas dan register pinjaman. Laporan UPK selambatlambatnya disajikan tanggal 5 bulan berikutnya.
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM 7 8 PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM BAB III
AUDIT INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN LKM
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM 9 1.
Kewajiban Mengauditkan Diri LKM
Sesuai pedoman pelaksanaan PNPM Mandiri perkotaan bahwa keterlibatan
Auditor Independent dalam melakukan audit terhadap LKM/BKM merupakan
bentuk nyata dari masyarakat akan pentingnya penilaian pihak luar untuk
membuktikan transparansi dan akuntabilitas, untuk itu setiap tahun LKM/BKM
harus mengauditkan diri kepada auditor independent. Selain itu beberapa hal
yang menjadi latar belakang perlunya audit oleh auditor independent, antara
lain:
a. BKM memiliki tanggung jawab kunci meliputi,
1) Menjamin asset organisasi akan selalu digunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2) Menjamin catatan administrasi dan pembukuan dilakukan dengan baik
dan benar. Laporan yang disusun sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3) Menjamin Sistem dan Prosedur keuangan yang ada dalam organisasi
selalu ditaati, dan bila ada ketidak sesuaian akan dilaporkan secara
transparan
b. BKM memiliki kewajiban untuk melaksanakan audit terhadap setiap
pengelolaan keuangannya, sebagai bentuk pelaksanaan pembelajaran
Transparansi dan Akuntabilitas, sebagai pilar ke Empat, dalam konsep
transformasi social masyarakat menuju Masyarakat Madani
c. Laporan Hasil Audit (LHA) oleh Auditor Independen harus dipublikasikan
oleh BKM sebagai bagian dari proses transparansi dan akuntabilitas.
Publikasi atas LHA dapat dilakukan di Media Massa, didokumentasikan
pada Laporan Tahunan BKM, serta minimal ditempel di 5 titik strategis.
d. BKM dalam melaksanakan Audit Independen, harus sudah direncanakan
sehingga pembiayaannya telah dianggarakan dalam BOP BKM
e. Audit Independen harus dilakukan sesegera mungkin setelah tutup buku
2.
Tujuan
Auditor diharapkan memberikan keyakinan secara independen atas
akuntabilitas penggunaan dana oleh BKM/LKM beserta UP-UP nya dan pihakpihak pelaksana kegiatan atau KSM/Panitia, termasuk kepatuhan terhadap
peraturan PNPM yang berlaku, anggaran dasar BKM/LKM, pengendalian
internal, dan mendeteksi adanya kecurangan dan korupsi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas, maka Auditor memberikan satu opini
kepada BKM/LKM
10 PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM Dari uraian di atas maka Tujuan BKM melakukan audit atas laporan keuangan
adalah:
1) Memberikan keyakinan bahwa dana yang diterima oleh organisasi telah
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dana BLM
telah dicairkan sesuai dengan peruntukannya yang telah disepakati
dalam Surat Perjanjian Pemberian Dana (SPPB).
2) Memberikan keyakinan bahwa pengelolaan keuangan atau manajemen
keuangan telah dilakukan dengan benar sesuai dengan Sistem dan
Prosedur keuangan yang telah ditetapkan oleh program.
Audit
mencakup juga kepatuhan kepada kebijakan dan prosedur penggunaan
dana, serta pembukuan yang dibuat untuk menjamin akuntabilitas dari
laporan keuangan yang disajikan.
3.
Sasaran
Sasaran audit yaitu agar auditor dapat memberikan opini terhadap:
1. Efektifitas pengendalian intern BKM/LKM (Sekretariat) dan UPK atas
pengelolaan keuangan dan penggunaan dana. Pengukuran Sistem
Pengendalian Internal Sekretariat dan UPK, dapat mengacu dan
menggunakan, Format Pengukuran Kinerja Sekretariat dan UPK yang
selama ini berlaku.
2. Kepatuhan di kelembagaan BKM/LKM dan UP UP nya terhadap 1).
Pedoman operasional (PNPM-Perkotaan), peraturan, kebijakan
program, 2). Anggaran Dasar BKM, dan Keputusan Rapat Anggota
BKM, yang terekam dalam Notulen Rapat. Ketaatan atas aturan
secara langsung terekam dalam transaksi dan material berdampak
pada keuangan dalam laporan keuangan BKM/LKM dan UPK.
3. Penilaian atas laporan keuangan Sekretariat BKM/LKM dan UPK.
4.
Ruang Lingkup Audit Independen LKM
Program audit harus meliputi prosedur yang didesain untuk memberikan
keyakinan yang memadai terhadap kelayakan kesalahan penyajian yang
material. Auditor harus memenuhi standar pemeriksaan auditor yang berlaku di
Indonesia. Cakupan audit termasuk mempertimbangkan risiko material
kesalahan penyajian laporan keuangan.
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM 11 Pelaksanaan audit mencakup:
1. Seluruh sumber dana yang diterima dana oleh BKM/LKM dan pihak
terkait serta pemanfaatannya oleh BKM/LKM dan semua pihak
pelaksana kegiatan.
2. Audit dilakukan untuk satu tahun buku (Januari-Desember). Setiap
penyimpangan material atas pelaporan keuangan BKM/LKM dan pihak
terkait beserta dampaknya akan disajikan dalam laporan audit.
3. Penilaian terhadap laporan keuangan sekretariat BKM/LKM yaitu
laporan arus kas (cash flow) dan penilaian terhadap laporan keuangan
UPK yaitu Neraca dan Laba Rugi.
4. Penilaian atas efektifitas pengendalian internal yang berdampak pada
laporan keuangan. Kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan
pencairan dan pemanfaatan dana. Verifikasi mencakup:
a. Penggunaan dana yang diperoleh BKM/LKM dan pihak terkait yang
melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukannya yang telah
disepakati dalam Surat Perjanjian Pemberian Dana (SPPB).
b. Seluruh pengeluaran harus didukung dengan dokumen-dokumen
yang sah.
c. Penyimpanan semua dokumen pendukung, catatan, dan buku-buku
disimpan dengan layak sebagai bagian dari kepatuhan.
d. Kesesuaian pengeluaran BKM/LKM dengan rekening bank
BKM/LKM dan kesesuaian penerimaan dan pengeluaran UPK
dengan rekening bank UPK (termasuk penerimaan UPK dari KSM
dan perguliran kembali).
Konfirmasi/uji petik ke lapangan, terhadap KSM dan pemanfaat
kegiatan. Uji Petik / Sampel ke KSM merujuk kepada semua jenis
KSM. KSM yang dimaksud TERMASUK KSM Ekonomi, KSM
Infrastruktur dan KSM sosial. Uji petik ini meliputi konfirmasi
terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM termasuk verifikasi
atas keberadaan KSM pelaksana kegiatan, nilai kegiatan yang
dibiayai, ketepatan sasaran dan lokasi kegiatan (cek fisik lapangan)
dan pemanfaatan.
5.
Pelaksanaan Audit Independen LKM
a. Auditor Independen akan difasilitasi oleh KMW. Fasilitasi pelaksanaan
Audit BKM saat pendampingan dilakukan oleh KMW, karena tugas
yang melekat sebagai pendamping, harus memastikan pembelajaran
12 PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM Transparansi dan Akuntabilitas terwujud secara optimal. Fasilitasi
melalui:
1) TA MK KMW dalam fasilitasi Audit BKM, TA MK KMW wajib
memberikan pemahaman program kepada Auditor Independen.
Auditor harus memahami dengan benar “tujuan dana bantuan
2) langsung masyarakat (BLM) diberikan sebagai stimulan” dalam
konteks tujuan program. Konsultan Manajemen Wilayah (KMW)
membantu BKM menjelaskan kepada auditor tentang program
PNPM, kelembagaan BKM/LKM, dan pengelolaan keuangan
BKM/LKM dan UPK. Harus dijelaskan pula pihak-pihak terkait
yang bertindak sebagai pendamping (konsultan, fasilitator) dan
pengendali di tingkat pemerintah setempat.
3) TA MK KMW memberikan rekomendasi terhadap Auditor
Independen yang nantinya dapat dipilih oleh BKM untuk
melaksanakan Audit terhadap pengelolaan keuangannya.
Rekomendasi disampaikan kepada BKM setelah TA MK
mendiskusikan Kertas Kerja Pemeriksaan Auditor tersebut. Kertas
Kerja Pemeriksaan harus detail sebagaimana tertuang dalam
Audit Planning.
4) Askot
Ekonomi
memfasilitasi
Auditor
terpilih,
melalui
mengkoordinasikan SDM Fasilitator dalam mengawal pelaksanaan
Audit di lapangan, agar auditor dapat terbantu dalam
penugasannya. Askot Ekonomi juga akan melakukan diskusi
dengan pihak terkait tentang pelaksanaan Audit, dengan tujuan
agar terjadi persamaan persepsi diantara pelaku, misalnya
pendampingan kepada Forum Komunikasi BKM, Pemda dll.
Tujuan Pendampingan tersebut adalah bahwa pada pasca proyek,
FKA BKM/ Pemda mampu melakukan fasilitasi yang serupa.
5) Faskel Ekonomi dalam fasilitasi Audit BKM, wajib membantu
memfasilitasi Auditor dalam menyusun Kertas Kerja setiap Akun.
Faskel Ekonomi dalam pendampingannya, diwajibkan sudah
memiliki semacam draft Kertas Kerja setiap akun di UPK.
Kegunaan draft ini adalah untuk mempercepat sekaligus
memastikan pendamping mampu mendorong diperolehnya opini
yang terbaik.
6) Faskel Ekonomi dalam memfasilitasi audit BKM wajib membantu
Auditor dalam melakukan Cash Opname, trace Back dan uji petik/
Sampling atas pelaksanaan Prosedur Konfirmasi Piutang, atau
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM 13 prosedur audit lainnya yang dianggap perlu oleh Auditor
Lapangan.
b. Auditor Independen akan difasilitasi oleh BKM. Setiap BKM secara
institusional menentukan auditor yang akan melaksanakan audit,
sekaligus
melakukan
kesepakatan
kerja
sama
melalui
penandatanganan Surat Perjanjian Kerja (SPK).
Dalam
pelaksanaannya Penandatanganan dapat dilakukan bersama-sama,
tetapi sangat tidak diperkenankan SPK ditandatangani secara
perwakilan. Atas Kesepakatannya sendiri, BKM akan memberikan
ruang kepada Auditor utuk melaksanakan pekerjaannya. Auditor harus
diberikan akses terhadap seluruh dokumen-dokumen, surat menyurat,
dan informasi lainnya yang berhubungan dengan kegiatan BKM/LKM
dan pihak terkait lainnya yang dianggap dibutuhkan oleh auditor.
c. Auditor Independen melaksanakan Audit Laporan Keuangan. Dalam
melaksanakan
penugasannya
diharapkan
Auditor
mampu
mendemontrasikan dilaksanakannnya Standart Umum (Technical,
Independence, Profesional), Standar Kerja (Supervision, Internal
Control, Evidence), dan Standar Pelaporan (Accounting Principle,
Consistence, Informative, Whole).
Auditor wajib memberikan
penjelasan awal (Audit Planning) kepada UPK dan Sekretariat, dan
setelah pelaksanaan pemeriksaan, auditor juga wajib memberikan
penjelasan terhadap hasil temuan sementaranya.
d. Pelaksana Audit BKM adalah Auditor Independen, yang harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Kantor Akuntan Publik (KAP). Kriteria KAP sesuai dengan
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
NOMOR 17/PMK.01/2008
2) Kegiatan audit harus menghasilkan opini.
3) Auditor, bukan warga kelurahan dimana BKM auditee ada.
6.
Laporan Hasil Audit Independen
Auditor harus mengadakan pertemuan akhir pemeriksaan dengan BKM/LKM
termasuk pendamping kelurahan/fasilitator dan pihak terkait lainnya, sebelum
menyimpulkan Draft Laporan Hasil Audit. Dalam pertemuan tersebut,
BKM/LKM, pihak-pihak terkait, dan masyarakat dapat memberikan klarifikasi
dan konfirmasi mengenai temuan auditor.
14 PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM Laporan audit berisi opini auditor atas laporan keuangan BKM/LKM dan UP UP
nya. Auditor menyerahkan laporan audit tersebut kepada BKM/LKM selambatlambatnya bulan Juni.
7.
Manajemen Letter
Di samping laporan auditor, auditor juga menyiapkan manajemen letter.
Manajemen letter merupakan suatu surat yang dibuat oleh auditor, yang
ditujukan kepada koordinator BKM/LKM yang berisi:

Komentar terhadap kelemahan yang ditemukan pada saat melaksanakan
audit terkait dengan sistem pengendalian internal BKM/LKM, pembukuan,
pelaporan, dan pelaksanan kegiatan, serta memberikan rekomendasi
(saran-saran) bagi perbaikannya. Komentar diberikan berdasarkan Form
Pengukuran Kinerja UPK dan sekretariat BKM.

Masalah-masalah yang menjadi perhatian auditor selama proses
pelaksanaan audit yang akan menimbulkan dampak terhadap
pelaksanaan program; dan masalah-masalah lainnya, termasuk
melaporkan indikasi adanya kecurangan dan korupsi yang memerlukan
tindak lanjut.
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM 15 16 PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM LAMPIRAN
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM 17 1.
2.
3.
4.
18 LS-01. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas
LS-02. Laporan Rencana dan Realisasi Kegiatan
LU-01. Laporan Laba-Rugi UPKLU-02. Neraca UPK
Form. Penghitungan Kas
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM 19 Nama LKM Kelurahan Kecamatan Kota/Kab : : : : LS‐02 Laporan Rencana dan Realisasi Anggaran Bulan: ...............................20....
No
Kegiatan
1
2
Vol
Satuan
M/unit
3
4
REALISASI
Hrg
Satuan
(Rp)
5
Hrg
Satuan
(Rp)
9
Jumlah
20 Mengetahui Koordinator/Anggota LKM
(................................) -
RENCANA
Total (Rp)
Vol
Satuan
M/unit
6
7
8
-
SELISIH
-
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM Total (Rp)
+/(-)
10
11
-
......................, ................................20... Sekretariat LKM (................................)
Nama LKM
: ……………………………
Kelurahan/Desa : ……………………………
LU-01
LAPORAN LABA RUGI
Periode: ....................s/d................. 20..
PENDAPATAN
41010 Jasa/Bunga Pinjaman KSM
Rp.
41020 Pendapatan lain dari pinjaman
Rp.
42010
Rp.
Bunga Tabungan di Bank
Jumlah Pendapatan
Rp.
BIAYA-BIAYA
51010 Insentif UPK
Rp.
51030 Biaya Kantor
Rp.
51040 Biaya transport
Rp.
51050 Biaya Rapat
Rp.
51080 Biaya Risiko Pinjaman
Rp.
51090 Biaya Penyusutan Inv & HT
Rp.
52010
Rp.
Biaya non operasional
Jumlah Biaya-Biaya
Rp.
LABA-RUGI
Rp.
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM 21 Nama LKM
: ……………………………
Kelurahan/Desa : ……………………………
LU-O2
NERACA
Per.......................... 20..
AKTIVA
11010 Kas
Rp.
11021 Bank UPK
Rp.
11030 Pinjaman KSM
Rp.
12010 Cadangan Risiko Pinjaman
(Rp.
12020 Inventaris & Harta Tetap
Rp.
12021 Akm Penyusutan Inv&HT
(Rp.
Jumlah AKTIVA
)
)
Rp.
PASIVA
21010 Hutang pihak ke-3
Rp.
21020 Tabungan KSM
Rp.
21030 Alokasi laba untuk BKM
Rp.
31010 Modal awal PB
Rp.
31020 Modal PNPM
31030 Pemupukan Modal dari Laba
31050 Modal Hibah dari pihak lain
Laba tahun lalu
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Laba tahun berjalan
Rp.
Jumlah PASIVA
22 PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM Rp.
FORM PENGHITUNGAN KAS
Tanggal ........................................
Uang Kertas
...........
Lembar
Rp. 100.000,...........
Lembar
Rp. 50.000,...........
Lembar
Rp. 20.000,...........
Lembar
Rp. 10.000,...........
Lembar
Rp.
5.000,...........
Lembar
Rp.
1.000,...........
Lembar
Rp.
500,...........
Lembar
Rp.
100,Sub Jumlah Uang Kertas
Uang Logam
...........
Keping
Rp.
1.000,...........
Keping
Rp.
500,...........
Keping
Rp.
200,...........
Keping
Rp.
100,...........
Keping
Rp.
50,Sub Jumlah Uang logam
Jumlah
Saldo Kas di Buku
Selisih
Sebab-sebab Selisih:
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Menyetujui
Nama:______________________
Tanda tangan:
Diperiksa oleh:
Nama:________________________
Tanda tangan:
______________________
Jabatan:Kasir UPK/Sekretariat*
________________________
Jabatan:_______________________
* coret salah satu
PEDOMAN TEKNIS Pengelolaan Keuangan dan Audit Independen LKM 23 KANTOR PUSAT
JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia - 12110
KANTOR PROYEK
Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan
Jakarta Pusat Indonesia - 10210
SEKRETARIAT TP PNPM MANDIRI
www.pnpm-mandiri.org
PENGADUAN
P.O. BOX 2222 JKPMT
SMS 0817 48048
e-mail : [email protected]
www.p2kp.org | www.pnpm-perkotaan.org
Download