Pola Komunikasi Lkm Sebagai Media Komunikasi di Kota Salatiga

advertisement
BAB II
Kajian Teori
2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang
mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya
adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang
tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga
melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi
berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang
dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya
(Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang
telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana
anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara
tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya
komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana
kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (dalam Wiryanto,2005) menyatakan
komunikasi kelompok terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di bawah
pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi
satu sama lain. Lebih mendalam ketiga ilmuwan tersebut menjabarkan sifat-sifat komunikasi
kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.
5
2.2 KLASIFIKASI KELOMPOK DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASINYA.
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun
dalam kesempatan ini akan disampaikan klasifikasi kelompok.
1.
Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengatakan
bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan
akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok
sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak
personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya,
sebagai berikut:
Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya
menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage
(perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali
kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder
komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
1. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder
nonpersonal.
2. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi,
sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya.
3. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder
instrumental.
4. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder
formal.
2.3 KELOMPOK KEANGGOTAAN DAN KELOMPOK RUJUKAN
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership
group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok
yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu.
Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur
(standard)untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
6
2.4 POLA KOMUNIKASI
Pola komunikasi merupakan model dari prows komunikasi, sehingga dengan adanya
berbagai macam model komunikasi dan bagian dari prows komunikasi akan dapat ditemukan
pola yang cocok dan mudah digunakandalam berkomunikasi.Pola komunikasi identik dengan
prows komunikasi, karena pola komunikasi merupakan bagian dari prows komunikasi. Prows
komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh
feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul pola,model, bentuk dan juga
bagianbagian kecil yang berkaitan erat dengan prowskomunikasi.
Di sini akan diuraikan prows komunikasi yang sudah masuk dalam kategori pola
komunikasi yaitu; pola komunikasi komunikasi primer, pola komunikasi sekunder, pola
komunikasi linear, dan pola komunikasi sirkular. Pola komunikasi primer merupakan suatu
proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu
simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambang yaitu lambang
verbal dan lambang non verbal. Lambang verbal yaitu bahasa sebagai lambang verbal yaitu
paling banyak dan paling sering digunakan, karena bahasa mampu mengungkapkan pikiran
komunikator. Lambang non verbal yaitu lambang yang digunakan dalam berkomunikasi yang
bukan bahasa, merupakan isyarat dengan anggota tubuh antara lain mata, kepala, bibir, tangan.
Selain itu gambar juga sebagai lambang komunikasi non verbal, sehingga dengan memadukan
keduanya maka proses komunikasi dengan pola ini akan lebih efektif. Pola komunikasi ini dinilai
sebagai model klasik, karena model inimerupakan model pemula yang dikembangkan oleh
Aristoteles.
Pola komunikasi secara sekunder adalah prows penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai
lambang pada media pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena yang menjadi
sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak jumlahnya. Dalam proses komunikasi
secara sekunder ini semakin lama akan semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh
teknologi komunikasi yang semakin canggih. Pola komunikasi ini didasari atas model sederhana
yang dibuat Aristoteles, sehingga mempengaruhi Harold D. Lasswell, seorang sarjana politik
Amerika yang kemudian membuat model komunikasi yang dikenal dengan formula Lasswell
pada tahun 1984.
7
Pola Komunikasi Linear. Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan
dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan sebagai titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam
komunikasi tatap muka, tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses komunikasi
ini pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan
komunikasi
.Pola Komunikasi Sirkular. Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keiiling.
Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari
komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola
komunikasi yang seperti ini proses komunikasi berjalan terus yaitu adanya umpan balik antara
komunikator dan komunikan.
2.5 Arus Komunikasi
2.5.1 Komunikasi ke atas
Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih
tinggi. Misal : dari ketua himpunan ke ketua bidang, atau dari ketua panitia ke para pelaksana.
Komunikasi ini sangat penting untuk mempertahankan bagi pertumbuhan organisasi. Muncul
manajemen umpan balik yang dapat menumbuhkan semangat kerja bagi
anggota organisasi. Adanya perasaan memiliki dan merasa sebagai bagiandari organisasi dari
bawahannya. Masalah yang timbul dalam komunikasi ke atas :
1) Karena pesan yang mengalir ke atas sering merupakan pesan yang harus didengar oleh
hirarki yang lebih tinggi/atasan, para pekerja seringkali enggan menyampaikan pesan
yang negatif.
2) Seringkali pesan yang disampaikan ke atas, terutama yang menyangkut ketidakpuasan
bawahan, tidak didengar atau ditanggapi oleh manajemen.
3) Kadang-kadang pesan tidak sampai. Karena disaring oleh penjaga gerbang arus pesan.
Atau bisa terjadi lebih baik bertanya pada rekan kerja atau sesama anggota.
4) Arus ke bawah terlalu besar sehingga tidak ada celah untuk menerima pesan dari
bawah.
5)Hambatan fisik. Biasanya secara fisik pimpinan dengan bawahan berjauhan.
8
2.5.2 Komunikasi ke bawah
Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih
rendah. Contoh, pesan dari direktur pada sekretaris, dari ketua senat pada bawahannya, dll.
Masalah yang timbul Manajemen dan bawahan seringkali
berbicara dengan bahasa yang
berbeda.
2.5.3 Komunikasi Lateral
Merupakan arus pesan antar sesama – ketua bidang ke ketua bidang, anggota ke anggota.
Pesan semacam ini bergerak di bagian bidang yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar
bagian. Masalah yang timbul adalah:
1) Bahasa yang khusus dikembangkan oleh divisi tertentu di dalam organisasi
2) Merasa bidangnya adalah yang paling penting dalam organisasi
2.6 JARINGAN KOMUNIKASI
Jaringan yang dimaksud disini adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu
orang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil
sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang
menggabungkan beberapa struktur jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian
merupakan sistem komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan
pesan dari satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa dipandang sebagai
struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi
(Devitto:1997:344). Berikut akan dibahas lima jaringan komunikasi pokok, pertama dalam
bentuk strukturnya dan kedua bentuk penerapan nyata dalam organisasi.
Gambar 1 Lima Jaringan Komunikasi Pokok
Lingkaran
Roda
Y
9
Rantai
Sumber: Data Sekunder, 2013
Semua Saluran (Pola Bintang)
1) Struktur Lingkaran
Struktur ini tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki
wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa
berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya.
2) Struktur Roda
Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini
merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh
karena itu, jika seorang ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus
disampaikan pada pemimpin.
3) Struktur Y
Struktur ini relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan struktur roda, tetapi lebih
tersentralisasi dibanding pola yang lainnya. Struktur Y memiliki pemimpin yang jelas. Tetapi
satu anggota yang lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat mengirimkan
dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas
hanya dengan satu orang saja.
4) Struktur Rantai
Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling
ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat
disini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka
yang berada di posisi lain.
10
5) Struktur Semua Saluran (Pola Bintang)
Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama dengan struktur lingkaran dalam
arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk
mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran setiap anggota
bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya
partisipasi anggota secara optimum.
2.7 Strategi Komunikasi
Ada banyak definisi yang dapat digunakan untuk menjelaskan arti kata strategi. Pada
hakikatnya strategi merupakan perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu
tujuan, dalam mencapai tujuan strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang
menunjukkan arah saja, namun harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya demikian
juga strategi komunikasi merupakan paduan dari perncanaan komunikasi dan manajemen untuk
mencapai tujuan, untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilaksanakan, dalam arti kata bahwa pendektan
bisa berbeda sewaktu-waktu, bergantung kepada situasi dan kondisi (Effendi, 2004). Sedangkan
Stephen Robbins (1990) mendefinisikan strategi sebagai penentuan jangka panjang perusahaan
dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan (Morissan, 2008:135).
2.8 FLKM dan LKM Kota Salatiga
Lembaga Komunikasi Masyarakat (LKM) Kota Salatiga dibentuk pada tahun 2006
berdasarkan UUD 1945 Pasal 28f, UU 22/99 & UU 32/03 tentang Pemerintah Daerah, UU
18/2008 tentang KIP, SK Walikota 12/2009, Perwali 49/2006 tentang Pedoman Dasar
Pembentukan LKM & FLKM Kota Salatiga. LKM memiliki ruang lingkup satu Kelurahan
sedangkan FLKM memiliki ruang lingkup satu Kecamatan, di Kota Salatiga saat ini telah
terbentuk 22 LKM dan 4 FLKM. Ide dibentuknya LKM & FLKM adalah dari HUMAS Pemkot
Salatiga yang digagas oleh Drs. Petrus Resi, M.Si yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala
Informasi dan Komunikasi Pemkot Salatiga. Menurut Bpk. Petrus Resi pembentukan LKM ini
dapat menjadikan suatu ruang public bagi masyarakat dan pemerintah daerah agar hubungan
antar keduanya berjalan dengan baik serta untuk meningkatkan partisipasi rakyat dalam
11
pembangunan, lembaga ini tidak bernuansa politik dan lembaga ini dibentuk murni untuk
kepentingan rakyat (Suara Merdeka, 25 Nopember 2006).
Menurut staf HUMAS Pemkot Salatiga sampai pada saat ini telah ada 2 media cetak yang
dihasilkan dari LKM Kota Salatiga yaitu Warta Salembar (LKM Kumpulrejo) dan GERTAK
(LKM Cebongan), dalam pendanaannya diambil dari Anggaran Belanja Daerah sebesar Rp.
300.000/tahun, namun LKM sendiri juga diperbolehkan untuk mencari donator. Pemkot Salatiga
secara rutin setiap 6 bulan sekali mengadakan pertemuan dengan para anggota LKM & FLKM
untuk berdiskusi. Dalam setiap pertemuan juga di adakan pelatihan-pelatihan dan motivasi guna
menunjang kerja para anggota masyarakat, seperti pada tanggal 23 Mei 2012 Pemkot
mengadakan pelatihan jurnalistik bagi anggota LKM.
2.9 Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul
Rieke Indriyani Strategi
(Universitas
Kristen
komunikasi
Satya komunitas Youth
Tujuan
Metode
Hasil
Menjelaskan
Deskriptif
Komunitas
strategi
Kualitatif
Krew
Youth
Salatiga
komunikasi
menerapakan
pola
Wacana
Krew Salatiga
komunitas
komunikasi
bintang.
Salatiga)
dalam
Youth Krew
Komunitas
Youth
mempertahankan
Salatiga dalam
Krew
eksistensi
mempertahankan
memiliki
kelompok
eksistensi
berupa media massa
kelompok
dan
Salatiga
event
media
guna
penyebaran informasi
kepada para anggota
dan Komunitas Youth
Krew Salatiga telah
berhasil membuktikan
eksistensinya selama
6 tahun
Ali Nurdin
Strategi
Menjelaskan
Deskriptif
Guna mensosialisasi
Komunikasi
Stretegi
Kualitatif
pembangunan
12
Dalam Sosialisasi Komunikasi
jembatan selat sunda
Pembangunan
di
Jembatan
Dalam
Lampung
dan Jembatan
Banten
dan Lampung strategi
Selat Sosialisasi
yang
Sunda di Provinsi Pembangunan
Banten
provinsi
Selat
digunakan
adalah
dengan
di
melakukan
Provinsi Banten
pendekatan
dengan
dan Lampung
masyarakat
melalui
Sunda
lembaga-lembaga
sosial
yang
ada
didalam masyarakat
2.10 Kerangka Pikir
Gambar 2 Kerangka Pikir
Pemerintah
LKM
Strategi
Komunikasi
Pola
Komunikasi
Arus
Komunikasi
Masyarakat
Penjelasan
LKM merupakan media komunikasi yang menghubungkan antara Pemerintah dan Masyarakat,
sehingga dalam menjalankan perannya sebagai perantara pesan antar keduanya maka dari
kerangka pikir diatas akan dapat dilihat bagaimana pola komunikasi dari LKM yang akan dikaji
dengan menggunakan teori pola komunikasi Devitto. Untuk membentuk suatu pola komunikasi
maka terdapat unsure-unsur didalamnya yaitu arus komunikasi dan strategi komunikasi. Guna
mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang digunakan oleh LKM maka Strategi
komunikasi akan dikaji menggunakan teori komunikasi Laswell.
13
Download