siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Neraca Surplus Turun 16,7%, Mendag Percepat Perundingan IEU CEPA
Jakarta, 7 April 2016 – Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong (Tom Lembong) optimistis
perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU
CEPA) dapat segera dimulai. Mendag yakin implementasi IEU CEPA mampu mewujudkan agenda
prioritas pemerintah (Nawacita), yaitu meningkatnya produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional, khususnya Eropa. Rencananya perundingan akan diluncurkan Presiden Joko
Widodo, dalam kunjungan kerjanya ke Brussel, pada akhir April 2016.
Sebelumnya, Mendag Tom bersama Menteri Perindustrian Saleh Husin telah melakukan
pertemuan dengan pihak Komisi Eropa guna membahas scoping paper IEU CEPA pada
kunjungannya ke Brussel, 4-5 April 2016.
“Scoping paper IEU CEPA akan digunakan sebagai basis aspirasional untuk masuk ke tahapan
perundingan IEU CEPA. Kami sepakat finalisasinya akan dipercepat dengan komunikasi pada
tingkat tinggi yang lebih intensif agar perundingan dapat diluncurkan pada kunjungan kerja
Presiden Joko Widodo ke Brussel pada akhir April 2016,” ungkap Mendag Tom. Mendag
melakukan pertemuan dengan Komisioner Perdagangan Komisi Eropa Cecilia Malmström, (4/4).
Mendag Tom menyadari bahwa peran Indonesia dalam global/regional value chain masih perlu
ditingkatkan seiring makin meningkatnya persaingan antarnegara dalam konteks global.
Persaingan antarnegara tersebut dapat dilihat dari berkembangnya kerja sama di bidang
perdagangan seperti Free Trade Agreement (FTA) dan Economic Partnership Agreement atau
Comprehensive Economic Partnership Agreement (EPA/CEPA). Berbagai kerangka kerja sama itu
merupakan solusi atas lambatnya kemajuan perundingan Doha Development Agenda.
Mendag Tom memang ingin bergegas merampungkan perundingan IEU CEPA dan segera
mengimplementasikan hasil-hasilnya. Indonesia perlu menjawab tantangan besar akibat
menurunnya tren perdagangan Indonesia-Uni Eropa dalam lima tahun terakhir.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 tahun terakhir (2011-2015) menunjukkan total nilai
perdagangan Indonesia-Uni Eropa turun sekitar 5,4% per tahun. Hal itu berdampak pada
penurunan surplus neraca perdagangan bagi Indonesia sebesar 14,5% per tahun pada periode
waktu yang sama. Sementara itu, pada 2015, nilai surplus neraca perdagangan Indonesia dengan
Uni Eropa hanya mencapai USD 3,5 miliar atau turun 16,7% dibandingkan nilai tahun sebelumnya
yang mencapai USD 4,2 miliar.
Apalagi, ekspor Indonesia ke Uni Eropa masih didominasi produk primer pertanian seperti minyak
kelapa sawit, karet alam, dan kopra. Sebaliknya produk impor Indonesia dari Uni Eropa didominasi
produk-produk industri seperti permesinan, peralatan telekomunikasi, suku cadang pesawat
terbang, dan obat-obatan.
Dari sisi penanaman modal asing, nilai realisasi investasi Uni Eropa di Indonesia juga cenderung
menurun. Pada 2014, nilai investasi Uni Eropa di Indonesia mencapai USD 3,8 miliar, dan turun
menjadi USD 2,3 miliar pada 2015. Investasi Uni Eropa hanya menempati peringkat ke-4 terbesar
bagi Indonesia.
Mendag Tom berharap IEU CEPA dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan akses pasar,
fasilitasi, dan kerja sama ekonomi di bidang perdagangan barang dan jasa, investasi, serta lainnya.
IEU CEPA juga diharapkan dapat mengedepankan prinsip saling menghormati, saling percaya, dan
saling menguntungkan.
“IEU CEPA akan menjadi pendorong bagi peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar Uni
Eropa serta meningkatkan peran Indonesia dalam global value chain,” tegas Mendag.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Ani Mulyati
Kepala Biro Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Djatmiko Bris Witjaksono
Direktur Perundingan Bilateral
Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3442576/021-3858206
Email: [email protected]
Download