16 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu Pada

advertisement
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti mencantumkan beberapa hasil penelitian
terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian
membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah dipublikasi maupun belum
terpublikasi. Diantaranya adalah:
Pertama: Penelitian yang dilakukan oleh Hendro Prasetyo, 2005
(STAIN Jember). Implementasi strategi pembelajaran dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di SMP Negeri Sumber Salak Kecamatan Ledokombo
Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2004/2005. Aadapun dari hasil
penelitiannya adalah:
Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana Implementasi Strategi
Pembelajaran aktif dalam meningkatkan kualitas Pendidikan di SMP Negeri
Sumber Salak. Dan hasil penelitiannya dapat dideskripsikan bahwa
Implementasi strategi pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pendidikan
di SMP Negeri Sumber Salak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember
Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah kurang optimal dan kurang memberikan
peningkatan terhadap kualitas pendidikan, hal ini disebabkan oleh dominasi
guru yang berlebihan terhadap peserta didik.
Kedua, Lailatul Mukarromah, 2007 (STAIN Jember) dengan judul
Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Akhlaq
16
17
Siswa di SMPN 5 Jember tahun pelajaran 2006/2007. Aadapun hasil
penelitiaannya sebagi berikut:
Dalam penelitian ini mengkaji tentang berbagai macam strategi dalam
membina siswa di SMPN 5 Jember, jadi tidak hanya satu strategi yang guru
gunakan
namun
bervariasi
dalam
implementasinya.
Penelitian
inni
memperoleh kesimpulan bahwa strategi dalam membina akhlaq siswa kepada
Allah di SMPN 5 Jember tidak terdiri dari satu strategi saja. Maka dalam tiap
proses pembelajaran seorang guru PAI dituntut untuk bisa menciptakan dan
mengupayakan suasana senang dalam pembelajaran.
Ketiga, Halimatus Sakdiyah, 2010 (STAIN Jember) dengan judul
Implementasi Strategi Pembelajaran Afektif dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDN Pakis 02 Panti. Adapun dari
hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
“Bahwa SDN Pakis 02 Panti menerapkan Strategi Pembelajaran yang
mencangkup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Faktor penerapan dari
Strategi Pembelajaran Afektif adalah kemampuan/kesiapan guru dalam
menerapkan Strategi Pembelajaran Afektif, dan siswa sipa dala, menerima
pembelajaran. Faktor penghambat dari Strategi Pembelajaran Afektif adalah
sarana dan prasarana, lingkungan, dan alokasi waktu”.
Permasalahan yang diangkat dari penelitian diatas sama-sama
membahas tentang bagaimana menerapkan strategi pembelajaran PAI untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, dapat menciptakan pembelajaran yang
18
efektif dan efesien, serta memberikan motivasi belajar dalam meningkatkan
prestasi belajar peserta didik.
Sedangkan perbedaannya dari penelitian terdahulu dan penelitian
yang kami angkat adalah terfokus pada masalah strategi pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Adapun fokus prestasi belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah
kognitif, afektif dan psikomotor.
B. Kajian Teori
1. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dalam pembelajaran agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai
dengan mudah, efektif serta efisien tentu membutuhkan suatu cara, metode
yang biasa disebut dengan strategi.
Adapun yang dimaksud dengan strategi itu adalah pola umum
rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dikatakan pola umun, sebab suatu strategi pada hakikatnya belum
mengarah kepada hal-hal yang bersifat praktis, suatu strategi masih berupa
rencana atau gambaran menyeluruh. Sedangkan, untuk mencapai tujuan,
memang strategi disusun untuk tujuan tertentu. Tidak ada suatu strategi,
tanpa adanya tujuan yang harus dicapai. Misalkan dalam suatu permainan
sepak bola, untuk memenangkan pertandingan kita dapat menggunakan
strategi menyerang atau bertahan. Nah, apabila sudah ditetapkan strategi
macam apa yang akan diterapkan, selanjutnya ditentukan pola atau metode
menyerang atau bertahan macam apa yang harus dilakukan.
19
Demikian juga halnya dalam proses pembelajaran. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran (ingat pembelajaran adalah peristiwa yang
bertujuan), perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu tercapai dengan
optimal. Tanpa suatu strategi yang cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin
tujuan dapat tercapai.
Dalam konteks pembelajaran berdasarkan KBK, strategi dapat
dikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang
dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetesi sebagai tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Pola atau cara yang ditetapkan
sebagai hasil dari kajian strategi itu dalam proses pembelajaran dinamakan
dengan metode pembelajaran. Jadi dengan demikian metode pada dasarnya
berangkat dari suatu strategi tertentu. Sekarang, bagaimana cara untuk
menjalankan metode yang ditetapkan itu, ini yang dinamakan dengan
teknik atau taktik penerapan metode. Jadi dengan demikian teknik atau
taktik sifatnya lebih praktis yang disusun untuk menjalankan suatu metode
dan strategi tertentu. Dengan kata lain teknik dan taktik itu pada dasarnya
menunjukkan cara yang dilakukan seseorang yang sifatnya lebih bertumpu
pada kemampuan dan pribadi seseorang. Misalnya, walaupun dua orang
guru sama-sama menggunakan metode ceramah dalam suatu proses
pembelajaran akan tetapi teknik berceramah yang ditampilkan keduanya
bisa berbeda, baik ditinjau dari bahasa yang digunakan, intonasi suara,
cara memberikan ilustrasi dan lain sebagainya.
20
Di samping istilah strategi, metode dan teknik, dalam konteks
pembelajaran ada juga istilah lain yang dinamakan model mengajar
(models of teaching). Istilah ini dipopulerkan oleh Bruce Joyce dan
Marsha Weil, dalam bukunya yang sangat terkenal Models of Teaching
(1971). Dalam buku yang sudah beberapa kali cetak ulang itu Joyce
mengupas lebih dari 25 model mengajar yang dikelompokkan dalam 4
kelompok (family), yaitu kelompok model pemrosesan informasi (The
Inforrnation Processing Family), Model Pribadi (The Personal Family),
Kelompok Social (The Social Family), dan kelompok model tingkah laku
(Behavioral Models of Teaching).
a. Pengertian
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Menurut J.R. David, dalam dunia
pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of
activities de signed to achives a particular e ducational goal1.
Dick
&
Carey
(1985)
menyatakan
bahwa
strategi
pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada
peserta didik. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang instruktur, guru dalam pembelajaran. Paling
1
Sarwan, Belajar dan Pembelajaran ( Jember: STAIN Jember Press, 2013), 81
21
tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran,
yakni2 :
1) Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi
mengorganisasi isi pembelajaran disebut sebagai struktual strategi,
yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis
fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan. Strategi
pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
strategi mikro dan strategi makro. Strategimikro mengacu kepada
metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada
satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu
kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang
melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip. Strategi
makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan,
Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
mengacu pada penetapan konsep apa yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan
untuk menata dengan urutan tertentu onsep yang akan diajarkan.
Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembuatan
rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara
melakukan tinjauan ulang konsep serta kaitan yang sudah diajarkan.
2
Mulyono. Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global (UIN Maliki
Press, 2011), 11.
22
2) Strategi Penyampaian Pembelajaran
Strategi
komponen
penyampaian
variabel
pembelajaran.
Fungsi
metode
isi
pembelajaran
untuk
strategi
merupakan
melaksanakan
pembelajaran
peroses
adalah:
(1)
menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2)
menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar
untuk menampilkan unjuk kerja.
3) Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen
variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi
antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya.
Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi
pengorganiasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan
selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi
penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan
catatan kemajuan belajar peserta didik, dan motivasi.
b. Istilah-istilah dalam Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang
memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung
untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah3:
3
Mulyono. Strategi Pembelajara Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global, 12
23
1) Teori Pembelajaran
Teori pembelajaran adalah seperangkat prinsip/kaidah tentang
fenomena belajar dan mengajar yang telah diuji kebenarannya oleh
banyak pihak yang dapat digunakan untuk memformulasikan dan
meramalkan kegiatan pembelajaran di tempat dan waktu yang berbeda.
2) Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang pendidik terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu.
3) Strategi Pembelajaran
Strategi adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan segala
sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemp (Wina Sanjaya, 2008)
mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.
4) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
24
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran,
diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi;
(5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat; (9) symposium, dan sebagainya.
5) Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas
dengan jumlah peserta didik yang relative banyak membutuhkan
teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta
didiknya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode
diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta
didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya
tergolong pasif. Dalam hal ini, gurupun dapat berganti-ganti teknik
meskipun dalam koridor metode yang sama.
6) Taktik Pembelajaran
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda
dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiaanya, yang satu
25
cenderung banyak diselingi dengan humor karena karena memang dia
memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan
alat bantu elektronik karena dia sangat menguasai bidang itu. Dalam
gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masingmasing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini,
pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus seni (teching is
science and art).
7) Tips atau Trik Pembelajaran
Tip atau trik pembelajaran adalah kiat-kiat khusus yang
bersifat unik untuk dapat diterapkan secara khusus dan tepat dalam
kegiatan belajar dan mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif. Contoh tip atau trik ini antara lain tip guru pada saat
menghadapi peseta didik sedang mengantuk di kelas; tip guru untuk
mengetahui peserta didik yang jujur atau yang nyontek pada saat
menjawab soal-soal ujian; tip guru untuk membangkitkan setiap
kelompok siswa dalam pembelajaran melalui metode diskusi, dan
lain-lain.
8) Keywords Pembelajaran
Keywords kata-kata kunci yang memilki makna dan hubungan
yang amat penting terkait dengan tema, topic dan judul yang sedang
dibahas dalam kegiatan pembelajaran. Judul atau pokok bahasan
26
harus ditulis di papan tulis sejak awal guru membuka pelajaran.
Karena dengan ditulisnya pokok bahasan di papan tulis maka
perhatian sisiwa akan tercurahkan kepada kata-kata kunci yang
terkait dengan topic pembelajaran tesebut. Misalnya guru agama yang
akan mengajar terkait dengan rukun Islam, Wudhu’, Shalat, Puasa,
Haji; maka kata-kata tersebut ditulis dengan huruf besar dan dibuat
mind maping bersama-sama peserta didik, dan dari peta konsep ini
kegiatan pembelajaran dimulai. Dengan bantuan peta konsep maka
guru akan mampu mengajak peserta didik untuk mengkaji suatu
pokok bahasan dari pangkal hingga akar, cabang dan ranting-ranting
sampai sekecil-kecilnya bahkan hubungan antara berbagai pokok
bahasan yang telah sedang dan akan dipelajari.
9) Pasword atau Klik
Pasword atau klik pembelajaran adalah satu tindakan dan
atau satu ungkapan yang sangat menarik, unik, dan tepat sasaran
sebagai kunci pembuka untuk membangkitkan gairah pembelajaran
sejak sejak awal hingga akhir kegiatan belajar mengajar nampak
menarik, menantang, dialogis dan penuh bermakna bagi peserta didik.
Contoh password ini adalah ungkapan guru: belajar adalah ibadah;
berprestasi adalah indah; belajar adalah investasi; belajar adalah
bagian dari perjuangan hidup.
Disamping itu klik pembelajaran juga dapat dilakukan guru
melalui nyanyian singkat, pantun, tepuk tangan, hentakan kaki,
27
gerakan badan sejenis tari yang dipadukan dengan nyanyian maupun
tepuk tangan atau hentakan kaki secara bersama-sama guna
mencairkan kebekuan suasana pembelajaran dan membangkitkan
semangat peserta didik.
10) Prosedur Pembelajaran
Prosedur adalah urut-urutan mengerjakan sesuatu, misalnya
prosedur membuat KTP, prosedur mengajukan pinjaman ke bank,
dan lain-lain. Prosedur pembelajaran adalah urut-urutan pembelajaran
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi
hingga
feedback/umpan
balik
untuk
perbaikan
pembelajaran
selanjutnya. Prosedur umumnya disusun melalui bagan yang
menunjukkan langkah-langkah atau urutan-urutan dari awal hingga
akhir kegiatan pembelajaran.
11) Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru
dalam mrencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joys dan
Marsha weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990)
mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1)
model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model
28
personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati
demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut
diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
c. Langkah-langkah dalam Pembelajaran
Munif Chatib dalam Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis
Multiple Inteligences di Indonesia. Ia (2009: 134-152) mengatakan
“Banyak guru menemui kesulitan dalam merancang dan mendesain
strategi pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan gaya peserta
didik”. Disini, ia menekankan guru tidak sekedar mempunyai strategi
pembelajaran, tanpa menyelaraskan dengan gaya belajar yang ada pada
peserta didik. Oleh karena itu, Munif menyarankan strategi
pembelajaran yang berbasis kecerdasan majemuk ada lima langkah4.
Langkah pertama, strategi pembelajaran yang baik adalah
batasi waktu guru dalam melakukan presentasi (30%) limpahkan
waktu terbanyak (70%) untuk aktivitas peserta didik. Dengan aktivitas
tersebut, secara otomatis peserta didik akan belajar. Kompetesi yang
telah disusun baru akan terbentuk bila ada sarana peserta didik untuk
memperolehnya yakni pengalaman belajar. Dengan 70% peserta didik
berarti terlibat aktif dan penuh dalam meraih kegiatan belajar untuk
memperoleh pengalaman belajarnya.
Langkah kedua, untuk merancang strategi pembelajaran yang
terbaik adalah gunakan modalitas belajar yang tertinggi, yaitu dengan
4
Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global, 32.
29
modalitas kinestetis dan visual dengan akses informasi melihat,
mengucapkan, dan melakukan sebagaimana penelitian Magnesen
diatas.
Langkah ketiga, mengaitkan materi yang diajarkan dengan
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung keselamatan
hidup. Pengalaman belajar peserta didik akan mendukung muatan
emosi yang kuat pada diri peserta didik.
Langkah keempat, guru menyampaikan materi kepada peserta
didik dengan melibatkan emosinya. Hindarkan pemberian materi
secara hambar dan membosankan. Keberhasilan Supercamp sebagai
suatu model dalam pembelajaran menunjukkan bahwa keterlibatan
emosi dan suasana yang menyenangkan membuat peserta didik
berhasil dalam pembelajarannya.
Langkah kelima, pembelajaran dengan melibatkan partisipasi
peserta didik untuk menghasilkan manfaat yang nyata dan dapat
langsung dirasakan oleh orang lain. Peseta didik merasa mempunyai
kemampuan untuk menunjukan eksistensi dirinya. Bagaimana agar
pembelajaran guru diingat selalu oleh peserta didik dalam memori
jangka panjang?. Setidaknya ada 4 kategori informasi yang akan
masuk ke memori jangka panjang di otak para peserta didik:
30
1) Terkait dengan keselamatan hidup,
2) Memiliki muatan emosi yang kuat terhadap seseorang,
3) Memberikan penghargaan terhadap eksistensi diri,
4) Mempunyai frekuensi yang tinggi (selalu diulang-ulang).
Oleh karena itu, sangat baik bila guru selalu berpikir untuk
mengajak para peserta didik menghasilkan produk tertentu dalam
pembelajaran sebagai hasil belajar para peserta didik. Produk ini akan
lebih bertahan lama dalam memori jangka panjang peserta didik. Yang
termasuk dalam produk hasil belajar adalah: benda/karya intelektual
yang dapat ditampilkan peserta didik (misalnya buletin sekolah,
website sekolah karya peserta didik, lukisan, buku kumpulan karya
peserta didik, antologi puisi, dan lain-lain), penampilan (yang
menunjukkan kemampuannya di depan public misalnya grup teater,
pidato, debat, dan sebagainya), dan proyek edukasi (misalnya
penelitian ilmiah remaja, proyek bantuan sosial, proyek pameran
pendidikan, dan sebagainya).
2. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Menurut Sukarno, strategi pembelajaran eksposotori yaitu strategi
pembelajaran yang menyampaikan materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok peserta didik5. Yang termasuk dalam kategori strategi
pembelajaran ekspositori adalah metode ceramah. Metode ceramah ialah
teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim dipakai oleh para
5
Syaiful Sagala.Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2005), 54.
31
guru disekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan
secara lisan oleh guru dimuka kelas. Strategi Pembelajaran yang
menyampaikan materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
peserta didik6. Selain ceramah juga ada metode Tanya jawab yaitu cara
penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan
murid memberikan jawaban atau sebaliknya murid bertanya guru
memberikan jawaban. Dengan demikian metode ini diharapkan terjadi
dialog antara guru dan murid7.
Ciri-ciri pembelajaran ekspositori adalah: model pembelajaran
terjadi dengan model satu arah. Ini dikarenakan dalam strategi
pembelajaran ekspositori peserta didik dipandang sebagai objek dan
pendidikan sebagai subjek8.
Menurut Syaiful Sagala prosedur penerapan strategi pembelajaran
ekspositori adalah sebagai berikut9:
a. Persiapan, guru mempersiapkan bahan selengkapnya secara sistematis
dan rapi.
b. Pertautan, guru memberikan uraian singkat agar anak didik perhatian
pada materi.
c. Penyajian, guru menjelaskan dengan ceramah sesuai bahan yang
disiapkan.
6
Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Surabaya: Elkaf, 2007), 203.
Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 134.
8
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, 78.
9
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, 79.
7
32
d. Evaluasi, guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan
yang dipelajari.
Dalam pembelajaran ekspositori memiliki beberapa keunggulan dan
kelemahan strategi pembelajaran ekspositori: 10
a. Keunggulan
Strategi
pembelajaran
ekspositori
merupakan
strategi
pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan
strategi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1) Dengan startegi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol
urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui
sampai
sejauh
mana
peserta
didik
bahan
pelajaran
yang
disampaikan.
2) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila
materi pelajaran yang harus dikuasai peserta didik cukup luas,
sementara itu waktu yang dimiliki sangat terbatas.
3) Melaluistrategi pembelajaran ekspositori selain peserta didik dapat
mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi
pelajaran,
juga
sekaligus
peserta
didik
bisa
melihat
atau
mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan
untuk jumlah peserta didik dan ukuran kelas yang besar.
10
Mulyono, Strategi Pembelajaran, 77.
33
b. Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga
memiliki kelemahan, diantaranya:
1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap
peserta didik yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak
secara baik. Untuk peserta didik yang tidak memiliki kemampuan
seperti itu perlu digunakan strategi lain.
2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu
baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan
bakat serta perbedaan gaya belajar.
3) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan
sulit mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal
kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
bepikir kritis.
4) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung
kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa
percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan
kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan
proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
5) Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak
terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk
mengontrol pemahaman peserta didik akan materi pembelajaran
34
akan sangat terbatas pula. Disamping itu, komunikasi satu arah bisa
mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki peserta didik akan
terbatas pada apa yang diberikan guru.
3. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuri yaitu strategi pembelajaran yang
mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen
sendiri secar luas11. Yang termasuk dalam kategori strategi pembelajaran
inkuiri adalah metode diskusi. Metode diskusi ialah suatu cara
mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang
timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif.
Metode diskusi dimaksudkan untuk merangsang siswa dalam belajar dan
berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan
objektif dalam pemecahan suatu masalah12. Selain metode diskusi dalam
strategi pembelajaran inkuiri adalah metode penugasan yaitu penerapan
pengetahuan yang telah diterima oleh peserta didik agar lebih paham,
terampil, dan tahan lama13.
Ciri-ciri strategi pembelajaran inkuri adalah model pembelajaran
terjadi dengan model dua arah. Ini dikarenakan dalam strategi
pembelajaran inkuiri peserta didik dipandang sebagai subjek utama dan
pendidik sebagai fasilitator14.
11
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, 80.
Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 132.
13
Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 177.
14
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, 80.
12
35
Menurut
Joyce (Gulo, 2005)15prosedur penerapan strategi
pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah: (a) kesadaran
terhadap masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan
masalah.
b. Mengembangkan
hipotesis;
kemampuan
yang
dituntut
dalam
mengembangkan hipotesis ini adalah: (a) menguji dan menggolongkan
data yang dapat diperoleh; (b) melihat dan merumuskan hubungan yang
ada secara logis; dan merumuskan hipotesis.
c. Menguji jawaban tentative; Kemampuan yang dituntut adalah: (a)
merakit peristiwa, terdiri dari: mengidentifikasi peristiwa yang
dibutuhkan, mengumpulkan data dan mengevaluasi data; (b) menyusun
data, terdiri dari: mentranslasikan data, menginterpresentasikan data
dan mengklasifikasikan data; (c) analisis data, terdiri dari: melihat
hubungan,
mencatat
persamaan
dan
perbedaan,
dan
mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.
d. Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari
pola dan makna hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan.
Dalam pembelajaran inkuiri memiliki beberapa keunggulan dan
kelemahan strategi pembelajaran inkuiri16
15
16
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Grasindo, 2005), 27.
Mulyono, Strategi Pembelajaran, 73
36
a. Keunggulan:
1) Strategi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor
sacara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini
dianggap lebih bermakna.
2) Strategi ini dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3) Strategi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.
Artinya, peserta didik yang memiliki kemampuan belajar bagus
tidak akan terhambat oleh peserta didik yang lemah dalam belajar.
b. Kelemahan:
Disamping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai
kelemahan, diantaranya:
1) Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka
akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik.
2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.
37
3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya
dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
peserta didik menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan
sulit.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain17 prosedur
penerapan strategi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
a. Simulation guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau
menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang
memuat permasalahan.
b. Problem statement anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi
berbagai permasalahan yang dipandang paling menarik dan fleksible
untuk dipecahkan.
c. Data collection untuk menjawab atau membuktikan benar tidaknya
Hipotesis ini,
d. Data proses untuk mengolah data sesuai kebutuhan
e. Pembuktian untuk membuktikan data yang diolah.
f. Tindak lanjut untuk menyimpulkan hasil pembuktian.
17
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. 142.
38
4. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, sehingga mengimani ajaran islam di barengi tuntunan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungan dengan
kerukunan antar umat beragama hingga terwujudnya kesatuan dan
persatuan bangsa18.
Dalam keputusan menteri Agama Republik Indonesia nomor
211 tahun 2011 tentang pedoman pengembangan standar nasional
pendidikan agama Islam pada sekolah, yang memberikan pengetahuan
dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik
dalam mengamalkan ajaran Islam, yang dilaksanakan sekurang –
kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan.19
Menurut sukarno20 pendidikan agama Islam adalah upaya
sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam dan
menjadikannya pandangan hidup.
18
Abdul Majid, Perencanaan Mengembangkan Standard Kompetisi Guru. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), 198.
19
Kementrian Agama Republik Indonesia, Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor
211 tahun 2011 tentang pedoman pengembangan standar nasional pendidikan agama Islam pada
sekolah.
20
Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 48
39
Sedangkan Zuhairani21 mengungkapkan bahwa pendidikan
agama Islam berarti usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis
dalam membantu anak didik supaya mereka hidup sesuai dengan
ajaran Islam.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran pendidikan agama Islam adalah sebuah cara yang
digunakan dalam proses penyempurnaan pembelajaran dalam upaya
sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam dan
menjadikannya pandangan hidup yang mengakibatkan perubahan
dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar yang
sesuai dengan nilai-nilai Islam.
b. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di sekolah memiliki
dasar yang kuat dan setiap usaha kegiatan dan tindakan yang sengaja
untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai dasar yang baik dan
kuat.
1) Dasar Pendidikan Agama Islam
Menurut Zulaichah Ahmad dasar pendidikan Agama Islam
sebagai berikut:
21
Zuhairani dkk, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (Malang: UIN, 2004), 27.
40
a) Dasar Yuridis/hukum
(1) Dasar ideal: Pancasila, Sila pertama : Ketuhanan Yang
Maha Esa.
(2) Dasar Struktural/Konstitusional : UUD 1945 Bab XI pasal
29 tentang agama
(3) Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas
pasal 3, pasal 36, dan pasal 37, pasal 3 : Tujuan pendidikan
nasional adalah bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung
jawab.
Pasal 36 dan 37 : Kurikulum disusun antara lain dengan
memperhatikan peningkatan iman, taqwa, dan akhlaq mulia
serta wajib berisi pendidikan agama, terutama untuk jenjang
pendidikan Dasar dan Menengah.
b) Dasar Religius
(1) Tertuang dalam Al-Qur’an surat An- Nahl : 125
Yang artinya: “serulah manusia kepada jalan Tuhan Mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik”
(2) Tertuang dalam Al-Qur’an surat Ali Imron : 104
Yang artinya : “dan hendaklah ada diantara kami
segolongan
umat
yang
menyeru
kepada
kebijakan,
41
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar”.
(3) Tertuang dalam Hadits Rosulullah SAW : Sampaikanlah
ajaranku kepada orang lain, walaupun hanya sedikit.
c) Dasar Psikologis
Semua manusia yang hidup di dunia ini membutuhkan adanya
pegangan hidup yang disebut agama. Karena dengan agama
mereka akan merasakan ketenangan dan ketentraman, mereka
merasa bahwa yang memberi pertolongan dan perlindungan
hanya Allah SWT22.
2) Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam pada hekekatnya sama dan
sesuai dengan tujuan diturunkan agama Islam, yaitu membentuk
manusia yang muttaqin yang rentangannya berdimensi infinatum
(tidak terbatas menurut jangkauan manusia), baik secara lincar
maupun secara algoritmik (berurutan secara logis ) berada dalam
garis
mukmin-muslim-muhsin
dengan
perangkat
komponen,
variabel, dan parameternya masing-masing yang secara kualitatif.
Dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
nomor 211 tahun 2011 tentang pedoman pengembangan standar
nasional pendidikan agama Islam pada sekolah, yang dimaksud
dengan pendidikan Agama Islam adalah
22
pendidikan yang
Zulaichah Ahmad, Perencanaan Pembelajaran PAI, ( Jember, Madania Center Press, 2008), 17.
42
memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan
keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama
Islam, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata
pelajaran pada semua jenjang pendidikan23.
Sedangkan menurut Baharuddin tujuan pendidikan agama
Islam dapat di pecah menjadi tujuan-tujuan berikut ini24.
a) Membentuk manusia muslim yang dapat melaksanakan ibadah
mahdah.
b) Membentuk
manusia
muslim
yang
di
samping
dapat
melaksanakan ibadah mahdah, juga dapat melaksanakan ibadah
muamalah dalam kedudukan sebagai anggota masyarakat
dalam lingkungan tertentu.
c) Membentuk warga Negara yang bertanggung jawab kepada
masyarakat dan bangsanya dan bertanggung jawab kepada
Allah SAW, penciptanya.
d) Membentuk dan mengembangkan tenaga professional yang
siap dan terampil atau tenaga setengah terampil untuk
memungkinkan memasuki teknostruktul masyarakat.
e) Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu (agama dan ilmuilmu Islami lainnya).
23
Kementrian Agama Republik Indonesia, Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor
211 tahun 2011 tentang pedoman pengembangan standar nasional pendidikan agama Islam pada
sekolah.
24
Baharuddin, Pendidikan dan psikologi perkembangan, ( Jogja, Ar-Ruzz Media, 2009), 192.
43
Maka dari itu, tujuan utama pendidikan agama Islam bukan
sekedar mengalihkan pengetahuan dan keterampilan (sebagai isi
pendidikannya), melainkan lebih merupakan suatu ikhtiar untuk
mengubah fitrah insaniyah. Sehingga peserta didik menjadi
penganut atau pemeluk agama yang taat dan baik (insan kamil).
c. Materi Pembelajaran PAI
Menurut Sukarno materi pendidikan agama Islam di sekolah
adalah:
1) Pendidikan Agama Islam Bidang Aqidah
Aqidah secara syara’ yaitu iman kepada Allah SWT, para
Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan kepada hari
akhir serta kepada qadar yang baik maupun yang buruk hal ini
disebut rukun Iman. Bagian ini disebut far’iyah (cabang agama),
karena dia dibangun diatas i’tiqadiyah. Benar dan rusaknya
amaliyah tergantung dari benar dan rusaknya i’tiqadiyah. Akidah
merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia.
Keyakinan hidup ini diperlukan sebagai pedoman hidup untuk
mengarahkan tujuan hidupnya sebagai makhluk alam.25
Pedoman hidup ini dijadikan pedoman pula sebagai
pondasi dari seluruh bangunan aktifitas manusia. Maka pendidikan
25
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam ( Upaya pembentukan pemikiran dan kepribadian
muslim), (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2006), 126.
44
Aqdah yang benar sangat penting karena Aqidah adalah fundamen
bagi bangunan agama serta merupakan syarat sahnya amal.
2) Pendidikan Agama Islam Bidang Syari’ah.
Pengajaran Syari’ah adalah pengajaran yang isinya
menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam
yang bersumber pada Al-Qur’an, sunnah, dan dalil-dalil syar’i
yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan
mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melanaksanakannya
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melaksanakan hukum-hukum
Islam tersebut dinamakan Ibadah.
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri
serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminology), ibadah
adalah sebutan yang mencangkup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah Azzawa Jalla, baik berupa ucapan dan perbuatan,
yang zhahir maupun yang bathin.
Beribadah harus sesuai dengan syariat (fiqih ibadah) yaitu
hukum yang mengatur bagaimana kita beribadah kepada Allah,
sehingga kita bisa memenuhi kewajiban kita sebagai makhluk.
Sedangkan hukum yang mengatur tentang sosial kemanusiaan
disebut fiqih muamalah26.
26
Alim, Pendidikan Agama Islam, 140-141
45
3) Pendidikan Agama Islam Bidang Akhlak
Pengertian akhlak secara etimologi. Menurut pendekatan
etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari
bentuk mufrodnya “Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Alimat tersebut
mengandung segi-segi persesuaian dan perkataan “khalqun” yang
berarti kejadian, serta erat hubungan “Khaliq” yang berarti
pencipta dan “Makhluq” yang berarti yang diciptakan27.
Pengertian akhlaq adalah kebiasaan kehendak itu bila
membiasakan sesuatu maka kebiasaan yaitu disebut akhlak. Jadi
pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar akan
kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata-mata
taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu
seseorang yang memahami akhlak maka dalam bertingkah laku
akan timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran,
perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk
suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan
hidup keseharian.
Akhlak sifatnya universal dan abadi. Akhlak dalam Islam
merupakan refleksi internal dari dalam jiwa manusia yang
dieksternalisasikan secara kongrit dalam bentuk perilaku dan
tindakan nyata. Akhlak seseorang terkait erat dengan perspektif
27
Mahjuddin, Akhlaq Tasawuf II (Pencarian Ma’rifat Bagi Sufiklasik Dan Penemuan
Kebahagiaan Bathin Bagi Sufi Kontemporer), (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), 1-3.
46
keimanannya, tentang eksistensi dirinya sebagai khalifah Allah.
Akhlak yang lahir dari kualitas internalisasi nilai-nilai iman sudah
barang tentu akan memancarkan kualitas yang lebih baik.
Demikian pula sebaliknya, akhlak yang buruk merefleksikan kadar
keimanan seseorang yang masih labil.
5. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yang mempunyai
pengertian sendiri-sendiri yakni prestasi dan belajar, tetapi dalam
pembahasan ini kedua kata tersebut sangat berhubungan. Prestasi
adalah hasil yang telah dicapai dari suatu usaha yang telah dikerjakan. 28
Prestasi adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pada
tingkat keberhasilan tenteng suatu tujuan karena usaha yang dilakukan
seseorang. Hasil tersebut dapat berupa nilai, penghargaan atau dapat
berupa tingkah laku sesuai dengan macam kegiatan yang dilakukan.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang.29 Ahli pendidikan modern mengatakan
dan merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut: “Belajar adalah
suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
28
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa, 895.
Sarwan, Belajar Pembelajaran (Aktualisasi Konsep Fundamental Dalam Proses Pendidikan .
(Jember: STAIN Press, 2013),5.
29
47
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan”.30
Tingakah laku yang baru misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
timbulnya
pengertian-pengertian
baru,
perubahan
dalam
sikap,
kebiasaan- sosial, emosional dan pertumbuhan jasmaniah.
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup
manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan
individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan
prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita hidup
dan bekerja menurut yang kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar
pengalaman.
Menurut Nasru Harahap prestasi adalah penilaian pendidikan
tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilainilai yang terdapat dalam kurikulum. Sedangkan menurut Djamarah
prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, dan
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.31
Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli
diatas, jelas telihat perbedaan pada beberapa pada kata-kata tertentu
sebagai perkenaan, namun intinya sama yakni hasil yang dicapai dari
suatu kegiatan. Untuk itu dapat dipahami, bahwa prestasi adalah hasil
dari
30
31
suatu
kegiatan
yang
telah
dikerjakan,
diciptakan,
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar Pembelajar (Jakarta: Erlangga, 2002),2-3.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar 19.
yang
48
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik
secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Prestasi belajar dapat diketahui dengan adanya penilaian
dengan menggunakan konsep penilaian sesuai dengan bidang prestasi
yang diketahui.32
b. Konsep Penilaian Prestasi Balajar
Konsep penilaian prestasi belajar menurut Dimyati33 adalah:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak).Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak
adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan
dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan
menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintensis,
dan kemampuan mengevaluasi.:
a) Mengetahui
Pengetahuan adalah pengenalan dan pengingatan kembali
terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsip-prinsip
dalam bentuk mempelajari.34
Pengetahuan merupakan tingkat terendah dan sebagai dasar
penilaian terendah dari tujuan ranah kognitif.
32
Dimyati dkk. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 201.
Dimyati dkk. Bealjar dan Pembelajaran. 201.
34
Dimyati dkk. Belajar dan Pembelajaran. 202.
33
49
b) Memahami
Pemahaman
adalah
kemampuan
memahami/mengerti
tentang isi pelajaran yang dipelajari.35
Pemahaman merupakan tingkat berikutnya dari tujuan
ranah kognitif dari kata lain jika peserta didik sudah memahami
suatu materi maka bisa dipastikan mengetahui materi tersebut.
2)Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai.36 Ranah afektif mencangkup watak dan perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap
seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memilki
kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam
berbagai tingkah laku. Dan yang termasuk kedalam ranah afektif sebagai
berikut:
a) Menerima
Menerima adalah perhatian terhadap stimulasi secara pasif
yang meningkat secara lebih aktif.37 Menerima merupakan tingkatan
terendah keberhasilan dari ranah afektif
35
Dimyati dkk. Belajar dan Pembelajaran. 202.
Dimyati dkk. Belajar dan Pembelajaran. 205.
37
Ibid., 205.
36
50
b) Sopan santun
Sopan santun termasuk dalam kategori karakterisasi yaitu
kemampuan untuk mengkonseptualiasikan masing-masing nilai pada
waktu merespon, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai
atau membuat pertimbangan-pertimbangan.38 Karakterisasi sebagai
aplikasi dari proses penerimaan materi yang diterima peserta didik
dalam pembelajaran.
3)Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik
meliputi ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu.39 Ranah psikomotor adalah ranah yang
berhubungan dengan aktivitas fisik. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil
belajar afektif. Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan
menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan
perilaku tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah
kognitif dan ranah afektif.
38
39
Ibid., 206.
Ibid., 206.
51
a) Praktek.
Praktek dalam ranah psikomotor termasuk dalam kategori
gerakan tubuh yang dikoordinasikan yaitu keterampilan yang
berhubungan dengan urutan dari gerakan yang dikoordinasi.40 Praktek
sering digunakan pada pembelajaran yang berhubungan dengan
ibadah amaliah, dan dijadikan sebagai dasar penilaian.
b) Pembiasaan.
Pembiasaan dalarn ranah psikomotor termasuk dalam kategori
gerakan tubuh yang dikoordinasikan yaitu keterampilan yang
berhubungan dengan urutan dari gerakan yang dikoordinasi.41
Pembiasaan merupakan kelanjutan dari praktik pembelajaran yang
diterima oleh peserta didik.
6. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Peningkatan
Prestasi Belajar Peserta Didik
Strategi pembelajaran pendidikan, khususnya yang berorientasi
pada pengetahuan atau Pendidikan Agama Islam, sangat penting dalam
rangka mengantarkan kepada pola-pola perilaku siswa, di dalam mencapai
proses pendidikannya. Karena dengan memiliki khususnya dalam
Pendidikan Agama Islam (PAI), siswa akan memiliki pengetahuan serta
sikap yang mencerminkan ajaran agama Islam. Hal ini juga tidak lepas
pula dengan adanya peran guru sebagai pendidik di dalam mengarahkan
40
41
Ibid., 207.
Ibid., 207.
52
proses pembelajaran pendidikan tersebut serta penggunaan strategi dalam
proses pembelajaran. Karena pada akhirnya pembelajaran yang diterapkan
oleh seorang pendidik, sedikit banyak diharapkan mampu membina atau
membangun terhadap kemajuan prilaku, budi pekerti seorang siswa.
Untuk mencapai kemajuan, keberhasilan maupun prestasi tersebut,
pendidik harus menggunakan strategi-strategi pembelajaran yang sesuai
dengan harapan pendidikan yang akan diterima oleh siswa. Mengingat hal
ini, adalah tanggung jawab moral seorang pendidik.
Kegiatan
pembelajaran pendidikan agama (PAI) adalah sebagai proses yang
merupakan suatu sistem yang tidak bisa lepas dari komponen-komponen
yang lainnya, salah satu komponen dalam proses tersebut adalah strategi
pembelajaran. Hal ini sebagaimana dikatakan Syamsul Kurniawan
“Pembelajaran sebagai suatu aktivitas untuk mencoba mendorong,
membimbing
seseorang
untuk
mendapatkan,
mengubah,
atau
mengembangkan skill, attitude, cita-cita, penghargaan, dan pengetahuan.42
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa keberhasilan belajar dapat
diukur dengan adanya perubahan, yang diukur berdasarkan perbedaan cara
belajar berfikir, merasa dan berbuat (berprilaku) sebelum dan sesudah
memperoleh pengalaman belajar dalam menghadapi situasi yang serupa.
42
Syamsul Kurniawan dan Moh. Haitami Salim, Studi Ilmu Pendidikan Islam (Jogyakarta: ArRuzz Media, 2012), 209.
Download