Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
8
BAB II
BAHAN RUJUKAN
2.1
Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok bagi perusahaan, karena produk
yang dihasilkan perusahaan haruslah dipasarkan hingga sampai pada tangan konsumen.
Pemasaran berasal dari kata market yang berarti pasar, pasar dapat diartikan sebagai tempat
dimana pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan transaksi atau tukar menukar
barang. Sedangkan pengertian pasar secara lengkap adalah semua pelanggan yang
mempunyai kebutuhan dan keinginan tertentu, bersedia dan mampu melibatkan diri dalam
suatu pertukaran guna memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut.
Dari penjelasan diatas, berikut ini ada beberapa pengertian pemasaran menurut para
ahli, yaitu:
Menurut Buchari Alma (2004:2) mengemukakan definisi pemasaran sebagai berikut:
“Pemasaran adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menyalurkan barang dan
jasa dari produsen kepada konsumen.”
Pendapat ahli lainnya mengenai pemasaran dikemukakan oleh Djaslim Saladin (2003:1),
sebagai berikut:
“Pemasaran adalah sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi, distribusi barang-barang yang
dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar serta tujuan perusahaan.”
Adapun kesimpulan dari definisi diatas adalah pemasaran merupakan suatu aktivitas
dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk dapat memperlancar penyaluran barang dan jasa
9
dari produsen kepada konsumen, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen serta mencapai pasar dan tujuan perusahaan.
2.1.2 Konsep Pemasaran
Pemasaran dapat dipahami lebih lanjut dengan mendefinisikan beberapa konsep
pemasaran inti berikut, menurut Kotler, Hoon ang (2000:8), pemasaran inti terdiri dari :
Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan; Produk; Nilai, Biaya dan Kepuasan; Pertukaran dan
Transaksi; Pasar; Pemasaran serta Pemasar. Konsep tersebut diatas digambarkan dalam
gambar 2.1 sebagai berikut:
Konsep Pemasaran Inti
Kebutuhan,
keinginan dan
permintaan
Produk
Nilai dan
Kepuasan
Pertukaran
dan
Transaksi
Pasar
Pemasaran
dan
Pemasar
Gambar 2.1
Berdasarkan gambar diatas tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan
Ada
perbedaan
antara
kebutuhan,
keinginan
dan
permintaan.
Kebutuhan
menggambarkan tuntutan dasar manusia, kebutuhan ini tidak diciptakan oleh
masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati serta kondisi
manusia. Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut.
Sedangkan permintaan adalah keinginan akan suatu produk yang didukung dengan
kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan dapat menjadi permintaan bila
didukung dengan daya beli.
10
b. Produk
Setiap individu dapat memenuhi kebutuhannya dan keinginannya dengan barang dan
jasa. Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan.
c. Nilai dan Kepuasan
Produk atau tawaran akan berhasil jika memberikan nilai atau kepuasan kepada pembeli
sasaran. Pembeli memilih diantara beraneka ragam tawaran yang dianggap memberikan
nilai yang paling banyak. Nilai dapat diartikan sebagai rasio antara manfaat yang
dirasakan terhadap harga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan
meningkat pula.
d. Pertukaran dan Transaksi
Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta
keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran merupakan salah satu dari empat cara
orang mendapatkan suatu produk. Pertukaran adalah cara mendapatkan suatu produk
yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya.
Pertukaran ini adalah konsep dasar permintaan, agar terjadi pertukaran, ada lima syarat
yang harus dipenuhi:
1. Sekurang-kurangnya ada dua pihak
2. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang bernilai bagi pihak lainya
3. Masing-masing pihak dapat berkomunikasi dan menyerahkan sesuatu.
4. Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak tawaran pertukaran.
11
5. Masing-masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain merupakan hal
yang tepat dan diinginkan.
Terjadi atau tidaknya pertukaran tergantung pada apakah kedua belah pihak sepakat
mengenai syarat-syarat yang akan membuat keadaan kedua belah pihak menjadi lebih
baik dibandingkan sebelumnya.
e. Pasar
Pasar terdiri dari semua konsumen potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan
tertentu yang mungkin bersedia dan sanggup untuk melibatkan diri dalam proses
pertukaran guna memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut. Dengan demikian,
besarnya pasar tergantung pada jumlah orang yang memiliki kebutuhan, mempunyai
sumber daya yang diminati orang/pihak lain, dan bersedia menawarkan sumber daya
tersebut untuk ditukar supaya dapat memenuhi keinginan mereka.
f. Pemasaran dan Pemasar
Pemasaran adalah kegiatan manusia dalam hubungannya dengan pasar. Dan yang
dimaksud dengan pemasar adalah seseorang yang mencari sumber daya dari orang lain
dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai.
2.1.3 Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan satu dari sekian konsep yang paling universal yang
telah dikembangkan dalam pemasaran. Kebanyakan pembahasan mengenai pemasaran
memusatkan perhatian sekitar empat komponen kunci bauran pemasaran yang disebut
Empat P (4P). Adapun penjabaran dari Empat P (4P) tersebut, menurut Kotler dan
Amstrong yang diterjemahkan oleh Alexander Sindoro (2003:35), yang meliputi :
12
a.
Product :
Berarti kombinasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada pasar sasaran.
b.
Price :
Jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk dapat
memperoleh produk yang diinginkan.
c.
Promotion: Berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan
produk dan
membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
d.
Place:
Mencakup aktivitas perusahaan untuk bisa menyediakan produk untuk
konsumen sasaran.
Untuk lebih memperjelas pembahasan mengenai bauran pemasaran, dibawah ini
definisi menurut beberapa ahli mengenai Bauran Pemasaran:
Menurut Buchari Alma (2002:162):
“Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan strategi mencampur
kegiatan-kegiatan agar dicari kombinasi maksimal, sehingga mendatangkan
hasil yang memuaskan.”
Sedangkan menurut Kotler yang di terjemahkan oleh Hendra Teguh, Ronny A.
Rusli dan Benjamin Molan (2002:18), mengemukakan tentang Bauran Pemasaran,yaitu:
“Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran.”
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
bauran pemasaran merupakan suatu strategi yang digunakan perusahaan dengan
13
mengkombinasikan inti dari sistem pemasaran yaitu: produk, harga, saluran distribusi dan
promosi. Guna pencapaian tujuan pemasarannya didalam pasar sasaran.
2.2
Produk
2.2.1 Pengertian Produk
Salah satu upaya perusahan dalam meningkatkan penjualannya adalah dengan cara
meningkatkan kualitas akan produknya tersebut. Agar produk yang dihasilkan suatu
perusahaan dapat diterima oleh konsumen dipasaran, maka diperlukan suatu analisis yang
mendalam terhadap kebutuhan dan keinginan setiap konsumen.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini, menurut Kotler yang
diterjemahkan oleh Hendra Teguh, Ronny A. Rusli, dan Benjamin Molan (2002:448),
mengemukakan definisi produk sebagai berikut:
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan.”
Sedangkan menurut Basu Swastha dan Irawan (2003:165), mengemukakan
definisi tentang produk adalah:
“Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak
dapat diraba, temasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan
pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya.”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa yang disebut dengan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu
pasar baik yang dapat diraba maupun tidak dapat diraba, untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
14
2.2.2 Klasifikasi Produk
Banyak yang bependapat bahwa yang dimaksud dengan produk adalah sesuatu yang
dapat dilihat, diraba ataupun dipegang. Akan tetapi secara luas produk diartikan sebagai
sesuatu yang tidak hanya dapat diraba melainkan terdapat didalamnya suatu yang dapat
dirasakan aktifitas manfaat ataupun suatu kepuasan.
Oleh karena itu, menurut Basu Swastha dan Irawan (2003:167) berdasarkan
konsumen yang menggunakannya produk dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan,
yaitu :
1. Barang
Barang merupakan produk berwujud fisik sehingga bisa dilihat, diraba, dipegang,
disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik lainya. Terdapat dua macam barang, yaitu:
a. Barang Konsumsi, adalah barang yang dibeli konsumen akhir untuk dikonsumsi secara
pribadi. Barang konsumsi dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Barang Konvinean (Convenience Goods)
Adalah barang yang mudah dipakai, membelinya dapat disembarang tempat, dan
pada setiap waktu, contoh: rokok, permen dan sebagainya.
2. Barang Shopping (Shopping Goods)
Adalah barang yang harus dibeli dengan mencari dahulu dan dalam membelinya
harus dipertimbangkan masak-masak, misalnya dalam membanding-bandingkan
mutu, harga, kemasan dan sebagainya, contoh: tekstil, perabot rumah tangga dan
sebagainya.
15
3. Barang Spesial ( Specialty Goods)
Adalah barang yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu
saja. Dalam hal ini, pembeli yang ingin memperolehnya harus mengeluarkan
pengorbanan istimewa, contoh: barang antik ditoko seni tertentu.
b. Barang Industri, adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses kembali atau untuk
kepentingan industri. Dalam hal ini barang industri dibedakan menjadi lima golongan,
yaitu:
1. Bahan baku
Bahan baku ini merupakan bahan pokok untuk membuat barang lain. Misalnya:
kapas untuk membuat benang, rotan untuk membuat kursi dan yang lainya.
2. Komponen dan barang setengah jadi
Komponen dan barang setengah jadi merupakan barang-barang yang sudah masuk
dalam proses produksi dan diperlukan untuk melengkapi produk akhir, contoh:
kertas untuk membuat buku.
3. Perlengkapan operasi
Perlengkapan operasi adalah barang-barang yang dapat digunakan untuk membantu
lancarnya proses produksi maupun kegiatan-kegiatan lain dalam proses produksi,
contoh: oli untuk pelumas mesin, kertas dan pensil untuk membuat catatan.
4. Instalasi
Instalasi yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat
dipakai untuk jangka waktu yang lama (termasuk barang tahan lama), jadi instalasi
merupakan tulang punggung dari sebuah pabrik atau perusahaan, contoh: mesin
cetak untuk perusahaan percetakan.
16
5. Peralatan ekstra
Peralatan ekstra yaitu peralatan yang dipakai untuk membantu instalasi, seperti alat
angkut dalam pabrik seperti (truk, mobil pick up).
2. Jasa
Merupakan aktifitas manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
2.2.3 Atribut Produk
Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar keputusan penbelian. Menurut Kotler dan amstrong
(2003:392), atribut produk tersebut meliputi: Kualitas Produk, Fitur Produk, Gaya dan
Desain Produk.
a. Kualitas Produk
Adalah suatu alat pemasaran yang paling penting, kualitas produk mempunyai dua
dimensi yaitu tingkatan dan konsistensi. Dalam mengembangkan produk, pemasar
harus terlebih dahulu memilih tingkatan kualitas yang dapat mendukung posisi produk
dipasar sasarannya. Dalam dimensi tersebut kualitas produk berarti kualitas kinerja,
yaitu kemampuan produk melakukan fungsi-fungsinya.
b. Fitur Produk
Sebuah produk dapat ditawarkan dengan berbagai fitur. Sebuah model awal tanpa
tambahan yang menyertai produk tersebut. Perusahaan dapat menciptakan model
tingkatan yang lebih tinggi dengan menambahkan berbagai fitur. Fitur merupakan alat
persaingan untuk mengidentifikasikan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang
17
menjadi pesaingnya, menjadi produsen awal yang mengenalkan fitur baru yang
dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing.
c. Gaya dan Desain Produk
Cara lain untuk menambahkan nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain
produk yang khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya semata-mata
menjelaskan penampilan produk tertentu. Gaya mengedepankan penampilan luar dan
membuat orang bosan. Gaya yang sensasional mungkin akan mendapatkan perhatian
dan mempunyai nilai.
2.3
Biaya
2.3.1 Pengertian Biaya
Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan,
karena untuk mendapatkan keuntungan tentulah perusahaan memerlukan pengeluaran yang
cukup besar untuk membiayai usahanya. Biaya merupakan objek yang dicatat,
digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Biaya ini sedapat mungkin
dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan. Semakin efisien menggunakan biaya maka
semakin terbuka untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sebelumnya kita ketahui
dulu pengertian dari biaya menurut para ahli, adapun pengertian biaya menurut Muhadi
dan Joko Siswanto (2001:3) :
“Biaya dalam arti sempit, diartikan sebagai bagian dari harga pokok yang
dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan.”
“Biaya dalam ari luas, diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.”
18
Sedangkan menurut Kusnadi (2002:136), yaitu :
“Biaya didefinisikan sebagai manfaat (benefit) yang dikorbankan dalam
rangka memperoleh barang dan jasa.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa biaya merupakan suatu bentuk
pengorbanan atas sumber-sumber ekonomi dalam rangka memperoleh barang dan jasa yang
diharapkan akan memberikan suatu manfaat yang berguna bagi perusahan, baik pada masa
sekarang maupun pada masa yang akan datang.
2.3.2 Kerangka Pengolongan Biaya
Ada banyak cara yang dapat dipakai untuk menggolongkan biaya, sebanyak tujuan,
untuk apa informasi biaya tersebut akan digunakan. Karena itu, jelas tidak mungkin untuk
mengidentifikasi metode-metode tentang biaya dalam suatu perusahaan itu dapat
diklasifikasikan.
Sebagai suatu sisitem informasi, akuntansi biaya dituntut untuk memiliki kerangka
acuan atau metodelogi penggolongan biaya yang jelas, dan bersifat universal, sehingga
dapat diaplikasikan pada setiap perusahaan atau organisasi, apapun jenis dan berapapun
luas usahanya. Untuk itu, kerangka atau metodelogi penggolongan biaya tersebut harus
berpangkal dan mengacu pada kebutuhan manajemen akan informasi biaya. Dengan
kebutuhan akan informasi biaya sebagai fokusnya maka pada setiap perusahaan atau
organisasi hanya dapat dibedakan adanya tiga macam kategori objek biaya, yaitu :
1. Objek-objek biaya untuk perhitungan harga pokok produk dan penentuan rugi-laba
periodik.
2. Objek-objek biaya untuk perencanaan dan pengendalian manajemen
19
3. Objek-objek biaya untuk pengambil keputusan.
Dalam kerangka penggolongan biaya yang pada dasarnya berorientasi pada tujuan
atau kegunaan informasi yang dihasilkan tersebut, terdapat berbagai alternatif metode
penggolongan untuk setiap kategori informasi atau objek biaya.
Tabel 2.1
Kerangka Penggolongan Biaya
Obyek-obyek Biaya
Alternatif Metode Penggolongan
1. Biaya untuk perhitungan harga pokok a. Biaya produksi dan biaya non
produk dan penentuan laba/rugi
produksi.
periodik.
b. Elemen-elemen biaya produksi
c. Biaya pesanan dan proses
d. Biaya total dan biaya per unit
2. Biaya untuk pengendalian manajemen a. Biaya terkendali dan biaya takterkendali
b. Biaya tetap dan biaya variable
c. Biaya historis dan biaya taksiran atau
standar
d. Biaya langsung dan biaya tidak
langsung
3. Biaya untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Biaya relevan
Biaya masa lalu (sunk cost)
Biaya kesempatan
Biaya tunai dan biaya tidak tunai
Biaya tetap dan biaya variable
Biaya marginal dan biaya diferensial
Sumber : Akuntansi Biaya, Harnanto (1999:27)
20
2.3.3 Penggolongan Biaya
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dalam berbagai cara. Umumnya
penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan
penggolongan tersebut. Menurut Sunarto (2003:5), menjelaskan mengenai penggolongan
biaya, sebagai berikut:
A. Menurut Unsur atau Komponen Biaya
1. Biaya Bahan Baku atau Bahan Langsung
Biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga
pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang. Biaya bahan
baku merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah
bahan baku menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan
upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan
bahan.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya ini timbul terutama karena pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa
mesin, alat-alat, tempat kerja dan kemudahan lain. Dalam kenyataannya dan sesuai
dengan label biaya tersebut, kemudian biaya Overhead pabrik diartikan sebagai
semua biaya selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.
21
B. Menurut Perilakunya Terhadap Volume
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku tetap dan tidak berubah
terhadap perubahan volume kegiatan produksi. Biaya tetap tidak berubah meskipun
kegiatan produksi berubah.
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variable merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan produksi. Setiap perubahan volume kegiatan
produksi maka akan ditanggapi dengan perubahan biaya
variable dengan jumlah yang sebanding dengan perubahan volume kegiatan
produksi tersebut.
C. Menurut Kedekatannya dengan Produk
1. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang
dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayainya itu tidak ada, maka biaya langsung ini tidak
akan terjadi. Contoh dari biaya langsung adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak
langsung dalam hubunganya dengan produk disebut dengan istilah biaya overhead
pabrik.
22
2.4
Biaya Pemasaran
2.4.1 Pengertian Biaya Pemasaran
Dalam melakukan kegiatan pemasarannya setiap manajer berusaha agar dapat
memberikan suatu kontribusi yang berarti bagi perusahaan yang dipimpinnya. Agar setiap
kegiatan pemasaran dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan biaya yang tidak sedikit
untuk menunjang terlaksananya kegiatan pemasaran tersebut. Maka manajer perusahaan
dituntut agar dapat mengendalikan biaya pemasaran dengan seefisien mungkin, sehingga
biaya yang dikeluarkan dapat terkendali dengan baik.
Menurut Krismiaji (2002:20), mengemukakan definisi tentang biaya pemasaran, yaitu:
“Seluruh biaya yang diperlukan untuk memperoleh pesanan pelanggan dan
menyampaikan produk ke tangan pelanggan (pembeli).”
Sedangkan menurut Supriono (1999:201), biaya pemasaran diartikan sebagai:
“Semua biaya yang terjadi dalam rangka memasarkan produk atau barang
dagang dimana biaya tersebut timbul pada saat produk atau barang dagang
siap dijual sampai dengan diterimanya hasil penjualan menjadi kas.”
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa biaya pemasaran tidak hanya biaya
yang dikeluarkan untuk menjual barang ke pasar saja, melainkan semua faktor yang ikut
terkait dalam proses kegiatan produksi maupun kegiatan pemasaran, seperti: biaya
pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman , biaya promosi,
biaya akuntansi
pemasaran, dan sebagainya.
2.4.2 Penggolongan Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran memiliki arti yang luas, tidak hanya menyangkut pada biaya
penjualan, melainkan semua biaya yang dikeluarkan sejak saat produk selesai diproduksi
23
hingga sampai pada konsumen. Untuk memperkecil ruang lingkup biaya pemasaran, maka
biaya pemasaran dapat digolongkan menjadi dua golongan.
Adapun penggolongan biaya pemasaran tersebut menurut Mulyadi (1999:530),
meliputi :
a. Biaya untuk mendapatkan pesanan (Order Getting Cost), yaitu semua biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pesanan, contohnya: biaya gaji wiraniaga (sales
person), komisi penjualan, dan promosi
b. Biaya untuk memenuhi pesanan (Order Filling Cost), yaitu semua biaya yang
dikeluarkan untuk mengusahakan agar produk sampai pada tangan pembeli dan biaya
untuk mengumpulkan piutang dari pembeli, contohnya: biaya pergudangan, pengiriman
dan biaya angkut.
Menurut fungsi atau kegiatan pemasaran, biaya pemasaran digolongkan sebagai
berikut:
a. Fungsi Penjualan adalah kegiatan untuk memenuhi pesanan yang diterima dari
pelanggan.
b. Fungsi Advertensi adalah kegiatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan order getting
melalui kegiatan advertensi dan promosi.
c. Fungsi Pergudangan adalah kegiatan penyimpanan produk jadi yang siap untuk dijual.
d. Fungsi Pembungkusan dan Pengiriman adalah kegiatan pembungkusan produk dan
pengiriman produk kepada pembeli, terdiri dari: biaya bahan pembungkus dan
pengiriman, biaya operasi kendaraan.
e. Fungsi Kredit dan Penagihan adalah kegiatan pemantauan kemampuan keuangan
pelanggan dan penagih piutang dari pelanggan, terdiri dari: potongan tunai.
24
f. Fungsi Akuntansi Pemasaran adalah kegiatan pembuatan faktur dan penyelenggaraan
catatan akuntansi penjualan.
2.4.3 Karakteristik Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan biaya produksi. Biaya
pemasaran sangat bervariasi, bahkan untuk perusahaan yang sejenis. Hal ini disebabkan
karena sangat bervariasinya kegiatan pemasaran. Biaya pemasaran seringkali mengalami
perubahan, hal ini disebabkan karena perubahan kegiatan pemasaran untuk menyesuaikan
dengan perubahan pasar.
Menurut Mulyadi (1999:531), Biaya pemasaran memiliki karakteristik yang
berbeda dengan biaya produksi, yaitu:
a. Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan dalam memasarkan
produknya, sehingga perusahaan yang sejenis produknya belum tentu menempuh jalan
pemasaran yang sama. Sedangkan kegiatan produksi dalam memproduksi produk pada
umumnya digunakan bahan baku, mesin dan cara yang sama.
b. Kegiatan pemasaran seringkali mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perubahan
kondisi pasar. Karena perubahan kebutuhan konsumen yang menghendaki pelayanan
cepat, maka suatu perusahaan mungkin akan mengganti saluran distribusinya yang
selama ini digunakan.
c. Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang merupakan variable yang tidak
dapat dikendalikan oleh perusahaan. Dalam kegiatan efisiensi diukur dari sejumlah
biaya yang dapat dihemat, sedangkan efisiensi kegiatan pemasaran diukur dalam
kenaikan volume penjualan.
25
d. Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan biaya bersama (joint cost)
yang lebih sulit pemecahanya bila dibandingkan dengan yang terdapat dalam biaya
produksi.
Secara umum biaya pemasaran berbeda dengan biaya produksi karena biaya
pemasaran sifatnya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan untuk memasarkan produk.
Sedangkan keberhasilan biaya produksi diukur dari hemat atau tidaknya biaya yang
terpakai.
2.4.4 Metode Penentuan Biaya Pemasaran
Metode yang digunakan dalam menentukan biaya pemasaran produk rotan jadi
adalah analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran berdasarkan jenis produk.
Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya dan fungsi pemasaran berguna untuk
pengendalian biaya, tetapi tidak membantu dalam mengarahkan kegiatan pemasaran.
Kegiatan pemasaran tidak akan efektif jika tidak ada pengarahan yang baik, oleh karena itu
perlu diadakan analisis biaya pemasaran yang dapat menyajikan informasi kepada
manajemen mengenai kemampuan usaha pemasaran tertentu dalam menghasilkan laba.
Adapun metode yang digunakan dalam menentukan biaya pemasaran yang dikutip dari
Mulyadi (1999:514).
Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran dapat dibagi sebagai berikut :
1. Menurut jenis produk
2. Menurut daerah pemasaran
3. Menurut besar pesanan
4. Menurut saluran distribusi
26
Langkah-langkah yang harus ditempuh didalam melakukan analisis biaya
pemasaran, baik menurut jenis produk, daerah pemasaran, besar pesanan, maupun menurut
saluran distribusi adalah sebagai berikut :
1. Menggolongkan jenis biaya pemasaran menurut fungsinya
2. Menentukan jenis analisis yang akan dijalankan
3. Menggolongkan jenis biaya pemasaran ke dalam : biaya langsung, biaya setengah
langsung, dan biaya tidak langsung.
4. Menentukan dasar alokasi biaya pemasaran.
5. Mencari hubungan antara biaya dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran
biaya tersebut, untuk setiap jenis produk, daerah pemasaran besar order, atau saluran
distribusi
Analisis biaya pemasaran menurut jenis produk bermanfaat untuk :
1. Menentukan kemampuan tiap-tiap jenis produk dalam menghasilkan laba
2. Membantu dalam memperkirakan pengaruh perubahan produk dan metode penjualan
produk terhadap biaya dan laba.
3. Memberikan informasi biaya untuk pengambilan keputusan penentuan harga jual
produk.
Untuk kepentingan analisis biaya pemasaran menurut jenis produk, perlu diadakan
penggolongan jenis produk dengan salah satu cara berikut ini :
1. Penggolongan produk menurut sifat produk.
2. Penggolongan produk menurut cara pembungkusannya.
3. Penggolongan produk menurut cap dagang.
4. Penggolongan produk menurut cara penggunaan produk oleh pelangganan.
27
Download