KESALAHAN LOGIKA KALIMAT DALAM TEKS PIDATO RESMI

advertisement
KESALAHAN LOGIKA KALIMAT DALAM TEKS PIDATO RESMI
SISWA KELAS VI SDN 2 WRINGIN ANOM
Ucik Agustin
Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya kesalahan
kalimat bahasa Indonesia, khususnya bahasa tulis yang dibuat oleh siswa
SD. Kesalahan merupakan hal yang perlu diperbaiki. Hal ini dimaksudkan
agar kesalahan siswa dapat diminimalkan bahkan dihilangkan sama sekali.
Kesalahan-kesalahan dalam bahasa tulis siswa SD sangatlah beragam, salah
satunya adalah kesalahan logika dalam kalimat. Sesuai dengan kurikulum
2006, siswa kelas VI diharapkan mampu membuat teks pidato resmi dengan
menggunakan bahasa yang benar. Namun pada kenyataannya masih
ditemukan banyak kesalahan yang dibuat oleh siswa, khususnya kesalahan
logika atau adanya kalimat yang tidak logis.Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui jenis kesalahan logika yang teerdapat dalam kalimat teks
pidato resmi siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom dan faktor penyebab
kesalahan logika tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini data dianalisis dan dideskripsikan
menggunakan kata-kata. Kesalahan logika kalimat dalam teks pidato siswa
kelas VI SDN 2 Wringin Anom ada tiga jenis kesalahan. Kesalahan –
kesalahan tersebut antara lain (1) kesalahan dalam menarik simpulan umum
(induksi) sebanyak 11 kalimat, (2) kesimpulan dalam menarik simpulan
khusus (deduksi) sebanyak 9 kalimat, dan (3) kesalahan dalam memberikan
alasan (argumen) sebanyak 4 kalimat. Kesalahan – kesalahan ini
dipengaruhi oleh (1) kebiasaan, (2) lingkungan, (3) kurangnya penguasaan
dan pemahaman kosakata bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa masih ada beberapa jenis kesalahan logika dalam
pidato yang dibuat oleh siswa, khususnya siswa kelas VI SDN 2 Wringin
Anom. Penyebab kesalahannya pun beragam, yakni karena kebiasaan,
lingkungan, dan kurangnya penguasaan serta pemahaman kosakata bahasa
Indonesia. Berdasarkan simpulan tersebut disarankan kepada guru bahasa
Indonesia agar lebih memcermati hasil pekerjaan atau tulisan siswa agar
kesalahan tidak terjadi terus-menerus, dan disarankan pula bagi peneliti lain
untuk melakukan penelitian lanjutan khususnya dalam bahasa tulis siswa.
Kata-kata Kunci: kesalahan, logika, kalimat, teks pidato.
PENDAHULUAN
Penelitian ini dilatarbelakangi
oleh masih banyaknya kesalahan kalimat
bahasa Indonesia, khususnya bahasa
tulis yang dibuat oleh siswa SD.
Kesalahan merupakan hal yang perlu
diperbaiki. Hal ini dimaksudkan agar
kesalahan siswa dapat diminimalkan
bahkan dihilangkan sama sekali.
Langkah awal untuk mewujudkan hal
tersebut adalah dengan cara melakukan
pengamatan dan pencermatan terhadap
hasil menulis kalimat siswa. Apabila hal
tersebut dapat terwujud maka harapan
terhadap
pembelajaran,
khususnya
NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015__________________________________Halaman | 186
pelajaran bahasa Indonesia dapat
tercapai. Kesalahan-kesalahan dalam
bahasa tulis siswa SD sangatlah
beragam, salah satunya adalah kesalahan
logika dalam kalimat.
Sesuai dengan kurikulum 2006,
siswa kelas VI diharapkan mampu
membuat teks pidato resmi dengan
menggunakan bahasa yang benar.
Namun pada kenyataannya masih
ditemukan banyak kesalahan yang
dibuat oleh siswa, khususnya kesalahan
logika atau adanya kalimat yang tidak
logis.
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui jenis kesalahan logika
yang teerdapat dalam kalimat teks pidato
resmi siswa kelas VI SDN 2 Wringin
Anom dan faktor penyebab kesalahan
logika tersebut.
Penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca yaitu menambah pengetahuan
tentang logika kalimat, bagi guru bahasa
Indonesia yaitu untuk lebih mencermati
hasil menulis siswa guna hasil menulis
yang lebih baik, dan peneliti lainnya
untuk dapat melakukan penelitian
lanjutan mengenai kesalahan dalam
bahasa tulis anak.
METODE
Dalam metode penelitian akan
diuraikan beberapa hal yang berkaitan
dengan metode yang akan digunakan
dalam penelitian ini, meliputi: (a)
pendekatan dan jenis penelitian, (b)
kehadiran peneliti, (c) setting penelitian,
(d) sumber data penelitian, (e) prosedur
pengumpulan data, (f) analisis data, (g)
pengecekan keabsahan data. Berikut
penjelasan yang berkaitan dengan
metode penelitian.
Penelitian ini menggunakan
pendekatan
kualitatif.
Penelitian
kualitatif adalah penelitian tentang riset
yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan
makna (perspektif subyek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan logika
berbahasa yang terdapat dalam teks
pidato resmi siswa SDN 2 Wringin
Anom.
Penelitian dengan pendekatan
kualitatif ini tidak mengaji atau
membuktikan hipotesis secara empiris.
Menurut Berg yang diadopsi oleh
Djam’an dalam Muhammad (2011:30)
menyatakan bahwa penelitian kulaitatif
ditekankan pada deskripsi objek yang
diteliti. Pada penelitian kualitatif,
dimungkinkan menggunakan berbagai
metode untuk penelitian dengan latar
belakang alamiah agar tujuan penelitian
dapat dicapai. Penelitian kualitatif dapat
dilakukan dengan beberapa model,
seperti
studi
kasus,
biografi,
fenomenologi, analisis teks, etnografi,
dan seterusnya. Dalam penelitian ini,
peneliti mengambil data dengan cara
melakukan analisis terhadap teks pidato
kelas VI SDN 2 Wringin Anom.
Kehadiran
peneliti
dalam
penelitian ini tidak dilakukan secara
terus menerus. Peneliti hanya hadir
pada saat siswa diberikan tugas untuk
menulis teks pidato. Kehadiran peneliti
di kelas hanya sebagai pengamat ketika
siswa melakukan kegiatan menulis teks
pidato. Dengan demikian, peneliti
nantinya
menganalisis
dan
mendeskripsikan hasil menulis teks
pidato yang telah dibuat.
Pengamatan dilakukan di ruang
kelas VI SDN 2 Wringin Anom pada
hari Selasa 9 Desember 2014. Peneliti
melakukan pengamatan pada jam
pelajaran ke-4 sampai ke-6 ketika materi
menulis pidato diajarkan oleh wali kelas
VI. Kehadiran peneliti dalam penelitian
ini tidak diketahui oleh siswa, hal ini
dilakukan agar siswa sebagai subjek
penelitian tidak merasa canggung untuk
membuat teks pidato. Peneliti hadir dan
diketahui oleh subjek hanya sebagai
guru pendamping yang bertugas
NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015__________________________________Halaman | 187
mendampingi guru kelas VI di SD N 2
Wringin Anom.
Dalam penelitian ini peneliti
sendiri
yang
bertindak
sebagai
instrumen sekaligus pengumpul data.
Keuntungan peneliti sebagai instrumen
kunci adalah berperan langsung untuk
mengumpulkan data dan berperan untuk
menyimpulkan suatu permasalahan.
Penelitian ini dilakukan di SD N
2 Wringin Anom khususnya kelas VI.
Sekolah ini dipilih sebagai tempat
penelitian dengan dasar pertimbangan
bahwa sekolah ini adalah sekolah inti
dan sekolah unggulan yang ada di
Kecamatan
Panarukan
Kabupaten
Situbondo, sehingga sekolah ini menjadi
sekolah yang dapat mewakili seluruh
Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan
Panarukan.
Siswa kelas VI merupakan
siswa pada tingkat tertinggi sehingga
mereka mampu membuat pidato secara
utuh meski masih ada kesalahan dalam
hal tata bahasanya. Di kelas ini pula
materi mengenai pidato diajarkan.
Dengan demikian, keadaan tersebut
perlu mendapat perhatian untuk menuju
ke arah hasil pembelajaran yang lebih
baik khususnya dalam menghasilkan
teks pidato.
Sumber data penelitian ini
adalah hasil menulis teks pidato siswa
kelas VI SD N 2 Wringin Anom.
Sebagai subyek penelitian, peneliti
mengambil hasil menulis siswa kelas VI
dengan pertimbangan bahwa kelas VI
merupakan
kelas
yang
sedang
mempelajari pembuatan teks pidato
yang baik dan benar. Dalam proses
pembuatannya pun, kelas VI dapat
diamati
karena
mereka
mampu
menghasilkan teks pidato berdasarkan
pemikiran sendiri, bukan dibuatkan oleh
orang lain. Populasi dan sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VI SDN 2 Wringin Anom yang
berjumlah 28 siswa. Namun ketika data
diambil, siswa yang dapat menghasilkan
teks pidato adalah 26 orang sebab 2
orang di antara mereka tidak dapat hadir
mengikuti
pembelajaran.
Menurut
Sudjana (2005:71) populasi dan sampel
dalam penelitian adalah sumber data.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kata, kalimat,
paragraf, dan wacana utuh berupa teks
pidato siswa kelas VI SDN 2 Wringin
Anom. Pengambilan data diambil pada
saat siswa kelas VI SD N 2 Wringin
Anom berada di dalam kelas, sehingga
teks pidato yang diambil benar-benar
merupakan hasil karya siswa itu sendiri.
Pengumpulan
data
dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik
penugasan, dokumentasi, dan pencatatan
lapangan. Penugasan dilakukan ketika
siswa diberi tugas untuk membuat teks
pidato. Dokumentasi dilakukan dengan
cara mengumpulkan hasil tulis berupa
teks pidato yang telah dibuat oleh siswa.
Pencatatan lapangan dimaksudkan untuk
mencatat gejala atau peristiwa yang
belum terjaring melalui dokumentasi
dan penugasan.
Analisis data yang dilakukan
meliputi deskripsi yaitu identifikasi dan
klasifikasi, interpretasi, dan eksplanasi.
Identifikasi adalah kegiatan untuk
menyeleksi kelayakan data sebagai suatu
wacana yang utuh. Dalam penelitian ini
identifikasi
dilakukan
dalam
memberikan kode terhadap kesalahan
logika yang ditemukan dalam teks
pidato yang dibuat oleh siswa kelas VI
SDN 2 Wringin Anom. Jenis kesalahan
logika yang termasuk dalam menarik
kesimpulan umum (induksi) diberi kode
KLKU, kesalahan logika dalam menarik
simpulan khusus diberi kode KLKU,
kesalahan logika dalam membuat alasan
(argumen) diberi kode KLKA.
Dalam penelitian kualitatif,
pemeriksaan keabsahan data perlu
dilakukan. Teknik analisis kesalahan
berbahasa tulis ini diantaranya: (1)
perpanjangan
keikutsertaan,
(2)
ketekunan pengamatan, (3) triangulasi,
(4) pemeriksaan sejawat melalui diskusi,
(5) analisis kasus negatif, (6) kecukupan
NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015__________________________________Halaman | 188
referensial, (7) pengecekan anggota, (8)
uraian rinci, dan (9) penelusuran.
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan empat teknik pemeriksaan
keabsahan data. Keempat teknik tersebut
adalah (1) ketekunan pengamatan, (2)
triangulasi sumber data, (3) pemeriksaan
teman sejawat melalui diskusi, dan (4)
kecukupan referensial.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan pada siswa kelas VI SD N 2
Wringin Anom yang berupa teks pidato
resmi dipaparan dan dibahas dua hal,
yakni (1) kesalahan logika kalimat yang
berupa kesalahan logika dalam menarik
kesimpulan umum, kesalahan logika
kalimat dalam menarik persamaan
(analogi), kesalahan logika dalam
memberi argumen (alasan) , serta (2)
faktor-faktor penyebab kesalahan logika
yang meliputi bahasa ibu, lingkungan,
kebiasaan, dan kurangnya penguasaan
dan pemahaman kosakata dalam bahasa
Indonesia.
Jenis Kesalahan Logika Dalam
Kalimat
Teks pidato yang dihasilkan
oleh seluruh siswa kelas VI SD N 2
Wringin Anom pada tahun pealajaran
2014-2015 berjumlah 26 tulisan.
Seharusnya tulisan berupa teks pidato
siswa ini berjumlah 28 tulisan, namun
pada saat pengambilan data dilakukan,
ada dua orang siswa yang tidak dapat
hadir dalam pembelajaran. Kesalahan
logika kalimat yang ditemukan dalam
teks pidato resmi siswa kelas VI SD N 2
Wringin Anom berupa kesalahan logika
dalam menarik kesimpulan umum,
kesalahan logika dalam menarik
persamaan, dan kesalahan logika dalam
memberi alasan (argumen). Kesalahankesalahan ini mengakibatkan kalimat
siswa tidak dapat diterima secara logika
atau tidak logis.
Peneliti menemukan tiga jenis
kesalahan logika sebagai berikut
Kesalahan Logika dalam Menarik
Kesimpulan Umum (Induksi)
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, ada 11 kesalahan kalimat
yang menandakan adanya kesalahan
logika dalam menarik kesimpulan umum
(induksi). Kesimpulan umum adalah
kesimpulan yang dibuat berdasarkan
fakta-fakta khusus. Proses penarikan
kesimpulan umum dari fakta-fakta
khusus ini merupakan proses bernalar
yang dilakukan secara induktif. Sebuah
kesimpulan umum dapat diterima
kebenarannya apabila data dan fakta
yang dijadikan dasar untuk menarik
kesimpulan itu (a) cukup banyak, (b)
pantas dijadikan contoh atau model, dan
(c) tidak ada kecuali.
Kesalahan Logika dalam Menarik
Kesimpulan Khusus (Deduksi)
Berdasarkan temuan di lapangan
ada 9 kalimat siswa kelas VI SDN 2
Wringin Anom yang menunjukkan
adanya kesalahan logika dalam menarik
kesimpulan khusus. Kesimpulan khusus
adalah
kesimpulan
yang
ditarik
berdasarkan suatu pernyataan umum dan
suatu pernyataan khusus. Proses
penarikan kesimpulan berdasarkan suatu
pernyataan umum dan suatu pernyataan
khusus ini merupakan suatu proses
bernalar yang dilakukan secara deduktif.
Kesalahan Logika dalam Memberi
Alasan (Argumen)
Kesalahan logika memberi alasan
(argumen) juga ditemukan dalam teks
pidato siswa kelas VI SDN 2 Wringin
Anom. Ada 4 kesalahan argumen yang
ditemukan dalam kalimat teks pidato
resmi siswa kelas VI SDN 2 Wringin
Anom.
Berdasarkan temuan tersebut
kesalahan logika yang paling banyak
ditemukan berupa kesalahan dalam
menarik simpulan umum (induksi) yang
ditandai dengan kode KLKU sebanyak
11 kalimat kemudian diikuti oleh
kesalahan dalam menarik kesimpulan
khusus (deduksi) yang ditandai dengan
kode KLKK sebanyak 9 kalimat, dan
NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015__________________________________Halaman | 189
kesalahan dalam memberi alasan
(argumen) sebanyak 4 kalimat.
Kesalahan logika ini dipengaruhi
oleh makna gramatikal dan makna
leksikal. Makna gramatikal adalah
makna yang timbul setelah dua kata atau
lebih disusun dalam suatu struktur. Ini
berarti bahwa makna gramatikal suatu
kalimat sangat berkaitan dengan makna
atau isi kalimatnya, fungsi kata-kata atau
kelompok kata terdapat di dalamnya,
dan satuan-satuan makna yang ada.
Sedangkan makna leksikal adalah
makna kata seperti yang terdapat di
dalam kamus.
Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan
Logika Kalimat
Kesalahan
logika
ini
dipengaruhi oleh makna gramatikal dan
makna leksikal.
Faktor-faktor penyebab yang
paling
dominan
mempengaruhi
kesalahan logika kalimat dalam teks
pidato siswa kelas VI SDN 2 Wringin
Anom adalah kebiasaan, diikuti oleh
lingkungan, dan kurangnya pemahaman
atau penguasaan siswa terhadap
kosakata bahasa Indonesia. Hal ini
diketahui dari hasil diskusi dan tanya
jawab ringan dengan wali kelas VI dan
siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom.
Kesalahan dalam memilih kata
sering dilakukan oleh siswa karena
siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom
masih minim menguasai kosakata
bahasa Indonesia. Dalam kehidupan
sehari-hari, di sekolah maupun di rumah
siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom
lebih sering menggunakan bahasa ibu
yaitu bahasa daerah Madura. Sehingga
apa yang biasa mereka dengar itulah
yang mereka gunakan. Kebiasaan
menggunakan diksi yang salah namun
mereka anggap benar masih dilakukan
dan kata-kata yang sering mereka dengar
dari orang lain tetap ditiru tanpa
memikirkan salah benar. Contohnya
dalam setiap berpidato siswa sering
mendengar kalimat, yang terhormat Ibu
Kepala Sekolah SDN 2 Wringin Anom,
yang terhormat Bapak/Ibu guru SDN 2
Wringin Anom, dan teman-teman yang
saya sayangi. Seharusnya jika siswa
paham tentu siswa akan mampu berpikir
sesuai logika. Dari kalimat tersebut yang
terhormat secara logika hanya ada satu
orang, bisa jadi Ibu Kepala Sekolah saja,
dan pihak lain akan sesuai logika bila
kata yang terhormat diubah menjadi
yang saya hormati.
Makna leksikal adalah makna
dasar sebuah kata yang sesuai dengan
kamus. Makna dasar ini melekat pada
kata dasar sebuah kata. Dalam penelitian
ini makna leksikal yang digunakan oleh
siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom
menyebabkan kesalahan logika kalimat
atau menyebabkan kalimat teks pidato
siswa tidak masuk akal atau tidak logis.
Kesalahan ini adalah kesalahan yang
paling banyak ditemukan dalam teks
pidato resmi siswa kelas VI SDN 2
Wringin Anom.
Kebiasaan
Kesalahan dalam memilih kata
sering dilakukan oleh siswa karena
siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom
masih minim menguasai kosakata
bahasa Indonesia. Dalam kehidupan
sehari-hari, di sekolah maupun di rumah
siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom
lebih sering menggunakan bahasa ibu
yaitu bahasa daerah Madura. Sehingga
apa yang biasa mereka dengar itulah
yang mereka gunakan. Kebiasaan
menggunakan diksi yang salah namun
mereka anggap benar masih dilakukan
dan kata-kata yang sering mereka dengar
dari orang lain tetap ditiru tanpa
memikirkan salah benar. Faktor ini
adalah faktor yang paling banyak
mempengaruhi kesalahan logika kalimat
dalam teks pidato yang dibuat oleh
siswa SDN 2 Wringin Anom.
Contohnya dalam setiap berpidato siswa
sering mendengar kalimat, yang
terhormat Ibu Kepala Sekolah SDN 2
Wringin Anom, yang terhormat
Bapak/Ibu guru SDN 2 Wringin Anom,
dan teman-teman yang saya sayangi.
NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015__________________________________Halaman | 190
Seharusnya jika siswa paham tentu
siswa akan mampu berpikir sesuai
logika. Dari kalimat tersebut yang
terhormat secara logika hanya ada satu
orang, bisa jadi Ibu Kepala Sekolah saja,
dan pihak lain akan sesuai logika bila
kata yang terhormat diubah menjadi
yang saya hormati.
Lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor
kedua yang mempengaruhi kesalahan
logika kalimat dalam teks pidato siswa
kelas VI SDN 2 Wringin Anom. Contoh
kalimat Pertama-tama kita ucapkan puji
syukur kehadirat Allah SWT. Kata
pertama-tama merupakan kata yang
ditiru oleh siswa dalam membuat teks
pidato. Kata pertama-tama merupakan
kata yang sering kita dengar dalam
setiap pidato di lingkungan kita. Tentu
ini menyebabkan kalimat menjadi tidak
logis, karena kata ini muncul tanpa
diikuti oleh kata kedua, ketiga, keempat,
dan seterusnya. Padahal semestinya bila
ada hal pertama yang disampaikan, tentu
ada hal kedua yang akan disampaikan.
Kata pertama-tama ini sering
muncul dalam kalimat teks pidato siswa,
padahal bila dicermati kata pertamatama ini tidak memiliki arti dan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
isi kalimat yang ingin disampaikan
siswa.
Kurangnya
Penguasaan
dan
Pemahaman terhadap Kosakata
Siswa SDN 2 Wringin Anom
masih sulit untuk menuangkan ide dalam
membuat teks pidato resmi. Hal ini
terjadi karena mereka masih sangat
minim menguasai kosakata dan masih
belum memahami kata-kata dalam
bahasa Indonesia.
Kata merupakan salah satu
komponen yang sangat penting dalam
menuangkan ide. Kesalahan dalam
memilih kata tentu akan mengakibatkan
kekaburan makana sebuah kalimat.
Sehingga pemilihannya sangat perlu
diperhatikan agar maksud kalimat yang
ingin disampaikan tidak mengalami
kekaburan makna yang mengakibatkan
pembaca atau pendengarnya kesulitan
dalam menerima maksud atau isi
kalimat.
Itulah ketiga faktor yang
ditemukan dalam kalimat-kalimat yang
dibuat
oleh
siswa
sehingga
mengakibatkan
kesalahan
logika.
Kesalahan ini nantinya diharapkan
semakin sedikit bahkan bila perlu hilang
sama sekali, sehingga siswa dapat
menghasilkan kalimat-kalimat (bahasa
Indonesia pada khususnya) yang lebih
baik lagi.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan hasil
penelitian pada bab IV, dapat dibuat
simpulan tentang kesalahan logika
kalimat dalam teks pidato resmi siswa
kelas VI SDN 2 Wringin Anom tahun
ajaran 2014-2015. Simpulan tersebut
meliputi (1) jenis kesalahan logika
kalimat dalam teks pidato siswa kelas VI
SDN 2 Wringin Anom dan (2) faktorfaktor penyebab kesalahan logika
kalimat dalam teks pidato resmi siswa
kelas VI SDN 2 Wringin Anom.
Jenis kesalahan logika kalimat
yang ditemukan dalam teks pidato siswa
kelas VI SDN 2 Wringin Anom adalah
kesalahan logika kalimat berupa
kesalahan dalam menarik simpulan
umum (induksi), kesalahan dalam
menarik simpulan khusus (induksi), dan
kesalahan dalam memberi alasan
(argumen). Kesalahan-kesalahan ini
disebabkan oleh tiga faktor, yaitu (1)
kebiasaan, (2) lingkungan, dan (3)
kurangnya penguasaan dan pemahaman
terhadap kosakata bahasa Indonesia.
Kesalahan
yang
paling
banyak
ditemukan adalah kesalahan dalam
menarik
simpulan
umum
yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai kesalahan logika kalimat
dalam teks pidato resmi siswa kelas VI
SDN 2 Wringin Anom, peneliti berharap
NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015__________________________________Halaman | 191
dapat memberikan masukan kepada
beberapa pihak terkait, yaitu guru,
khususnya guru pengajar bahasa
Indonesia dan peneliti lain. Dengan hasil
penelitian ini diharapkan guru bahasa
Indonesia
khususnya,
lebih
memperhatikan hasil karya siswa
khususnya tulisan dan mengubah
kebiasaan-kebiasaan yang salah untuk
dapat diperbaiki. Setelah kebiasaan yang
salah tersebut diperbaiki menjadi benar,
diharapkan guru pengajar bahasa
Indonesia
khususnya
memberikan
penekanan lagi agar siswa dapat
menggunakan
dan
merealisasikan
kebiasaan yang sudah benar tersebut.
Selain itu hendaklah diadakan penelitian
lain oleh teman-teman sejawat atau guru
bahasa Indonesia tentang kesalahan
yang lain terkait bahasa Indonesia
berdasarkan karya-karya siswa.
Rahardi, R. Kunjana. 2009. Bahasa
Indonesia di Perguruan Tinggi.
Jakarta:Erlangga.
Santoso, Kusno Budi. 1990.
Problematika Bahasa Indonesia.
Jakarta:Rineka Cipta.
Sidharta Arief. 2012. Pengantar Logika
Sebuah Langkah Pertama
Pengenalan Medan Telaah.
Bandung: Refika Aditama.
Sudjana, Nana. 2005. Tuntunan
Penyusunan Karya Ilmiah.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sumarsono. 2004. Sosiolinguistik.
Yogyakarta:Sabda.
Syahroni, Ngalimun. 2013. Bahasa
Indonesia di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta:Aswaja Pressindo.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Zaenal dan Tasai, Amran. 2008.
Cermat Berbahasa Indonesia.
Jakarta:Akademika Pressindo.
Haryanto. 2013. Cara Menulis Naskah
Pidato.http://belajarpsikologi.com/
2013/01/cara-menulis-naskahpidato. (6 Februari 2015).
Kusno. 1990 . Problematika Bahasa
Indonesia Sebuah Analisis Praktis
Bahasa Baku.
Jakarta::Rineka Cipta.
Mundiri. 2014. Logika. Jakarta:
Rajagrafindo.
Murdiwiyono. 2011. Cara Baru Belajar
Cerdas Bahasa Indonesia untuk
SMA. Jakarta: Erlangga.
Musaba, Zulkifli. 2012. Terampil
Berbicara. Yogyakarta:Aswaja
Pressindo.
Pardan. 2009. Analisis Kesalahan
Berbahasa Pada Karangan Siswa
Kelas v Sekolah Dasar Negeri
Giriharjo I Kecamatan Ngrambe
Kabupaten Ngawi. Malang:Unisma.
Pateda, Mansoer. 1989. Analisis
Kesalahan. NTT:Nusa Indah
NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015__________________________________Halaman | 192
Download