HUKUM DAN HAM Pelaksanaan kebebasan beragama di beberapa negara asia tenggara dengan unsur pengaturan, pelaksanaan, hambatan,serta contoh kasusnya. Malaysia Pengaturan Kebebasan beragama di negara Malaysia pengaturannya tercantum dalam Konstitusi Malaysia (Perlembagaan Persekutuan). Pertama, Pasal 11 menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk memeluk dan mempraktikkan agamanya dan (tunduk pada hukum yang berlaku membatasi penyebaran agama-agama lain untuk muslim) untuk menyebarkan hal itu. Kedua, Konstitusi juga menyatakan bahwa Islam adalah agama negara, tetapi agama-agama lain dapat dipraktikkan dalam damai dan harmoni (Pasal 3).1 Pelaksanaan Di dalam perkara 11 menerangkan mengenai kebebasan beragama dalam peruntukan perlembagaan Malaysia. Seluruh rakyat berhak memilih agama yang ingin dianuti tetapi untuk kaum Melayu, mereka wajib menganut agama islam.terdapat beberapa klausa dalam perlembagaan yang menerangkan konsep sebenar kebebasan beragama yang dibenarkan di Negara ini. Tiap-tiap orang berhak menganuti dan mengamalkan agamanya dan tertakluk kepada Fasal (4), mengembangkan agamanya. Hambatan Perlembagaan Malaysia memang memperuntukkan kebebasan beragama dalam persekutuan. Seluruh rakyat mempunyai hak untuk beragama dan memilih agama sendiri tetapi bagi kaum melayu, mereka wajib menganut agama islam. Walaupun konsep kebebasan beragama diamalkan tetapi terdapat pengecualian tertentu terhadap kebebasan tersebut. Penyebaran agama bukan islam di negara dihalang dan tidak dibenarkan sama sekali dan sesiapa yang terlibat menyebarkan agama bukan islam dan di sabit kesalahan akan di denda dibawah akta-akta yang telah ditetapkan.2 Contoh Kasus Lina Joy v Jabatan Pendaftaran Negara Malaysia [2007] 4 MLJ 585 -seorang wanita Islam telah mengaku keluar daripada Islam dan telah membuat rayuan untuk mengeluarkan perkataan ‘Islam’ daripada kad pengenalannya. Beliau mengemukakan permohonan berkanun untuk menyokong permohonan beliau. Kerani kaunter, walau bagaimanapun telah menolak untuk menerima permohonan beliau atas alasan bahawa ianya tidak lengkap tanpa perintah Mahkamah Syariah yang mengesahkan beliau telah 1 Kebebasan beragama di Malaysia diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kebebasan_beragama_di_Malaysia 2 Konsep Kebebasan Beragama dalam Islam diakses dari http://www.slideshare.net/LyricojaeCassie/konsepkebebasan-beragama-dalam-islam meninggalkan Islam. Melalui saman pemula, perayu memohon relif di Mahkamah Tinggi memohon antara lainnya, untuk beberapa perintah deklarasi terhadap Majlis Agama Islam Wilayah Persekutuan dan Kerajaan Malaysia berkenaan dengan hak beliau kepada kebebasan beragama, keperlembagaan seksyen 2 Akta Pentadbiran Undang-Undang Islam (Wilayah Persekutuan) 1993, keterterapan Enakmen Syariah kepada beliau yang menganut agama Kristian dan keperlembagaan undang-undang negeri dan persekutuan yang melarang keluar daripada Islam. Hakim Mahkamah Tinggi telah mendengar saman pemula dan menolak secara keseluruhan tanpa memberikan apa-apa remedi yang diminta perayu. Di Mahkamah Rayuan, isu-isu perlembagaan digugurkan dan rayuan difokuskan hanya atas isu undang-undang pentadbiran, ianya adalah, sama ada Ketua Pengarah JPN dengan sebenarnya melaksanakan budi bicara yang diletakkan hak kepadanya di bawah undang-undang. Secara majoriti, Mahkamah Rayuan menjawab dengan mengesahkannya. Beliau merayu sekali lagi. Namun begitu, Mahkamah Persekutuan telah menolak rayuannya dan menetapkan bahawa orang Islam mestilah menggunakan prosedur Mahkamah Syariah untuk meninggalkan Islam, sekiranya mereka hendak berbuat demikian secara rasmi.3 Vietnam Pengaturan Vietnam telah menyusun Rancangan Undang-Undang tentang Keyakinan dan Agama sebagai pengganti Peraturan Negara tentang Keyakinan dan Agama, memasukkan isiisi pokok yang sesuai dengan kenyataan aktivitas agama di Vietnam ke dalam Rancangan Undang-Undang tersebut. Rancangan Undang-Undang ini telah mencatat dan mengkongkritkan subyek dari hak berkeyakinan dan beragama adalah “semua orang”, jadi bukanlah hanya “warga negara”, bersamaan itu menegaskan secara jelas hak menganut atau tidak menganut agama dari perseorangan, tidak ada yang dapat melanggar hak kebebasan berkeyakinan dan kebebasan beragama dan melarang keras pemaksaan untuk menganut agama atau menolak agama atau menyalah-gunakan hak kebebasan berkeyakinan dan kebebasan beragama untuk menimbulkan kerugian terhadap Negara, warga negara dan hak dari organisasi agama. Terbanding dengan naskah undang-undang sebelumnya, Rancangan Undang-Undang kali ini memanifestasikan semangat terbuka lebar-lebar dan longgar dari Negara Vietnam dalam memberi perlakuan dengan semua agama. Penyusunan Undang-Undang tentang Keyakinan dan Agama bermaksud memperkuat kebebasan berkeyakinan dan kebebasan beragama, menciptakan payung hukum yang lebih bagi aktivitas berkeyakinan dan beragama di Vietnam. Dalam proses penyusunan, Rancangan Undang-Undang ini juga mendapat sumbangan pendapat dari rakyat untuk disempurnakan sebelum disampaikan kepada Majelis Nasional untuk diesahkan pada waktu mendatang. 3 Kebebasan Beragama di Malaysia diakses dari https://ms.wikipedia.org/wiki/Kebebasan_beragama_di_Malaysia Pelaksanaan Kebebasan berkeyakinan dan kebebasan beragama di Vietnam sudah sejak lama terjamin dengan tindakan-tindakan praksis. Hak bebas mengamalkan ritual-ritual agama, ikut serta dalam berbagai aktivitas agama untuk para penganut agama mendapat penghormatan dan jaminan istimewa. Semua aktivitas pesta tahunan dari banyak agama seperti Hari Natal dari umat Katolik, Hari Waisak dari umat Buddhis dan serentetan pesta dari agama-agama lain berlangsung secara khidmat dengan partisipasi dari ratusan penganutnya. Aktivitas keyakinan dan agama tidak hanya dianggap sebagai kebutuhan spiritualitas dari para penganut agama yang dilindungi oleh hukum dengan kebijakan dan praktek Negara, tapi juga dianggap sebagai kebutuhan aktivitas budaya untuk seluruh rakyat. Beberapa pesta agama yang besar telah menjadi pesta bersama dari rakyat, memanifestasikan keharmonisan dari agama-kehidupan dalam persatuan besar seluruh rakyat dari bangsa Vietnam. Karena adanya kehidupan berkeyakinan dan beragama yang sejahtera, Vietnam telah menjadi tempat berlangsung banyak aktivitas yang penting dari komunitas penganut agama di dunia seperti Pesta Hari Waisak, Kongres Dewan Keuskupan Negara-Negara Asia dan lain-lain. Hambatan Seperti halnya dengan banyak negara berdaulat yang lain, Vietnam punya hak menghukum perseorangan dan organisasi yang melanggar hukum, yang menyalahgunakan kebebasan beragama dan kebebasan berkeyakinan untuk menentang Negara, menentang usaha membangun dan membela Tanah Air dan menentang persatuan besar nasional Vietnam. Hal ini sesuai dengan patokan hukum inernasional dan hukum Vietnam. Penilaian secara tepat kehidupan berkeyakinan dan beragama dari warga dan upaya-upaya dari Negara Vietnam dalam menjamin hak kebebasan beragamaan dan kebebasan berkeyakinan untuk warga seperti dewasa ini menjadi pekerjaan yang perlu bagi Kemlu AS untuk memperkokoh dan mengembangkan hubungan Vietnam-AS yang sedang semakin menjadi baik.4 Contoh Kasus Seorang pendeta Protestan dan aktivis kemanusiaan di Vietnam dipukul sampai pingsan pada Selasa pagi oleh petugas Ho Chi Minh. Sekolah Alkitabnya yang terletak di District 2 diruntuhkan, menurut Release International. Sekitar 500 polisi, tentara, dan petugas keamanan lainnya datang ke sekolah itu dengan bulldozer pada pukul 07.00 waktu setempat dan mulai meruntuhkan bangunan tersebut. Pastor Nguyen Hong Quang, yang memimpin Gereja Mennonite itu dipukul dengan pentungan sampai dia pingsan. Kemudian, Quang dan lima anggota gereja lainnya ditahan di tempat yang tidak diketahui. Menurut dugaan, mereka ditahan karena 4 Kebebasan beragama di Vietnam merupakan kenyataan yang tidak bisa diingkari diakses dari http://vovworld.vn/id-ID/Ulasan-Berita/Kebebasan-beragama-di-Vietnam-merupakan-kenyataan-yang-tidakbisa-diingkari/461509.vov "menolak ditahan" enam tahun lalu, seperti yang dilaporkan Release International. Apa yang terjadi enam tahun yang lalu? Tahun 2004, ada aktivis hak kemanusiaan ditahan dan dituduh karena "mencampuri petugas dalam melaksanakan tugasnya". Penahanan itu berlangsung selama berbulanbulan sampai akhirnya Quang meminta pembebasan mereka yang dipenjarakan karena mendistribusikan bacaan Kristen di Kota Ho Chi Minh. Polisi menggerebek rumahnya dan juga mengambil semua uangnya dan file bukti kekerasan terhadap hak manusia oleh pemerintah. Rumahnya, yang merupakan pusat Gereja Mennonite di sana, juga dihancurkan oleh sekitar 200 polisi ketika dia di penjara. Dia dibebaskan tahun 2005. Release International melaporkan bahwa penyerangan yang terjadi hari Selasa (14/12) "terlihat direncanakan dan dikoordinasi dengan hati-hati". Quang merupakan orang yang ditahan berkali-kali dalam beberapa tahun belakangan ini. Meskipun konstitusi Vietnam memberikan kebebasan beribadah, pemerintahan komunis terus membatasi kegiatan dari grup Kristen yang ada. Hanya organisasi agamawi yang dikontrol oleh pemerintah yang diperbolehkan di sana. Departemen di Amerika mengatakan bahwa dalam tahun 2010 ini kebebasan beragama sudah mengalami perkembangan dalam menghargai kebebasan beragama di sana. Namun, meskipun telah berkembang, masalah yang signifikan tetap ada di sana, termasuk kekerasan oleh petugas pemerintahan lokal menentang grup agamawi di beberapa tempat.5 Kamboja Pengaturan Walaupun Kamboja termasuk salah satu negara yang paling homogen di dunia, yang hampir seluruhnya terdiri dari etnis Khmer saja (beragama Budha), ternyata di dalamnya masih terdapat etnis Champa yang juga memiliki sejarah panjang keberadaannya di Kamboja. Sebagian besar dari etnis Champa ini menganut agama Islam, yang oleh masyarakat lokal lebih dikenal dengan Khmer Islam. Selain etnis Champa, Islam juga dianut oleh sejumlah keturunan Melayu yang menjadi penduduk di Kamboja dan juga para pendatang dari negara-negara yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim. Saat ini diperkirakan tidak kurang dari setengah juta penduduk Kamboja yang memeluk agama Islam. Pelaksanaan Interaksi masyarakat turunan etnis Champa dan Khmer dalam kehidupan sehari-hari, baik pertanian, perdagangan serta kehidupan relijius, telah terjalin lama sejak tanah 5 Di Vietnam, Belum Ada Kebebasan Beragama Sepenuhnya diakses dari http://www.jawaban.com/read/article/id/2010/12/16/90/101216160113/Di-Vietnam,-Belum-Ada-KebebasanBeragama-Sepenuhnya Indo-China itu masih terbagi ke dalam kerajaan-kerajaan, yang masing-masing memiliki masa kejayaannya sendiri-sendiri, seperti Angkor maupun Champa. Pada masa kejayaannya, kerajaan Champa menguasai daerah sepanjang pantai tengah Vietnam dan memiliki pelabuhan-pelabuhan terkenal bagi pelayaran dan perdagangan dari dunia Barat dan Timur Tengah ke China atau sebaliknya. Kondisi ini membuka jalan bagi penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para Sahabat Nabi yang datang dari daerah Abisinia dengan menggunakan rute laut. Bahkan menurut sejarah, keislaman etnis Champa ini dapat dirunut silsilahnya hingga ke ayah mertua dari Nabi Muhammad SAW, yaitu Jahsy bin Ri’ab, ayah dari Zainab binti Jahsy R.A. Hambatan Di tanah Champa sendiri pada awalnya terdapat kepercayaan tradisional yang melekat dan berakar dalam masyarakat pada saat itu, hal ini menyebabkan turunan etnis Champa mengalami ‘pengelompokan’ dalam kehidupan relijiusnya. Sebagian dari mereka tetap mempertahankan keislamannya secara kaffah dan mewariskan keyakinan ini dari generasi ke generasi secara turun temurun sebagai pengikut aliran Sunni. Sedangkan sebagian lainnya tetap memasukkan unsur kepercayaan tradisional kedalam kehidupan relijiusnya, seperti percaya akan kekuatan supranatural, praktek-praktek tolak bala, percaya kekuatan energi Chi dan lain-lain. Kelompok terakhir ini sebenarnya lebih mengarah sebagai pemelihara kepercayaan dan tradisi kuno Champa daripada menjadi penganut Islam secara syar’i. Contoh Kasus Salah satu contoh kasus yang tidak terhindarkan konflik-konflik horisontal terjadi antar dua kelompok masyarakat yang sebenarnya memiliki akar yang sama ini. Seperti konflik yang terjadi pada pertengahan abad 20, di satu desa yang sama, masing-masing kelompok mendirikan masjid dan memiliki organisasi kemasyarakatan sendiri-sendiri.6 Thailand Pengaturan Thailand merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Buddha. Sementara itu di wilayah Selatan yang berbatasan dengan Perlis, Kedah dan Kelantan, sebagian besar penduduknya memeluk ajaran Islam. Perbedaan agama tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan etnis di mana sebagian besar penduduk Pattani berasal dari etnis Melayu.197 Konstitusi Thailand memberikan jaminan kebebasan kepada setiap orang dalam memilih keyakinan ajaran agamanya, sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 3 bagian (37) Konstitusi7 6 Pelaksanaan A Rhyme in my heart diakses dari https://tentangcambodia.wordpress.com/2012/03/28/semangat-toleransimuslim-kamboja-di-tengah-keterbatasan/ 7 Constitution of The Kingdom of Thailand 2007, diunduh dari http://www.asianlii.org/th/legis/const/2007/1.html#C01 Perlindungan kebebasan dalam melaksanakan ajaran agama tersebut bahkan diberikan kepada seseorang terhadap tindakan Negara, yang dianggap dapat mengancam hak-hak keberagamaannya karena perbedaan agama dan keyakinan. Hal tersebut ditegaskan di dalam lanjutan bagian (37) Pasal 3 Konstitusi Thailand. Hambatan Persoalan kerukunan umat beragama di Thailand muncul beririsan dengan masalah integrasi nasional. Perbedaan etnis di wilayah Selatan dengan etnis Mayoritas telah mendorong munculnya disharmoni yang didasarkan pada ajaran agama.199 Maka dari itu, agak sulit untuk mengidentifikasi konflik yang terjadi di wilayah Selatan sebagai konflik agama mengingat besarnya peran pemerintah di dalam konflik tersebut.8 Contoh kasus Banyak muncul di Thailand terutama dalam kasus Patani yang sering mengidentikan dengan kepentingan Islam, dan Thailand dengan Budhanya.9 Konflik yang terus berlangsung ini telah banyak terjadi kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Thailand dalam tragedy pembantaian massal, penembakan sniper, terdiri kanak-kanan dan wanita menjadi mangsa kekerasan sehingga sampai sekarang masih berlaku 'hukum rimba'. Insiden yang menimbulkan dari 2004 hingga 2015 dah hampir sebelas tahun kekerasan banyak korban tewas di kalangan warga di Thailand Selatan yang telah menewaskan hampir 7.000 orang disengsarakan berbagai aksi kekerasan yang mengundang reaksi dunia internasional, yang meliputi kecaman dari negara-negara di luar kawasan dan juga ungkapan keprihatinan dari negara-negara anggota ASEAN atas kejadian tersebut.10 Disparitas ini memang sangat mencolok, pada tahun 1983, jauh sebelum krisis moneter yang bermula di Thailand, Kota Metropolis Bangkok memiliki pendapatan per kapita, 51.441 bath, sementara Minoritas Muslim , Konflik Dan Rekonsiliasi Di Thailand Selatan 97 Selatan, 16.148 bath, tiga kali lipat lebih rendah dibandingkan Bangkok, sementara di bagian Utara, 12.441 bath dan wilayah Timur Laut, 7.146 bath. Disparitas ini menimbulkan kekecewaan, kecemburuan dan rasatidak adil yang kemudian berakibat pada keinginan masyarakat untuk mengatur mereka sendiri (otonomi, dan merdeka). Masyarakat serasa tidak di ’rumah’ mereka sendiri. Kesenjangan ini pula yang menurunkan tingkat nasionalisme masyarakat diluar mayoritas Thai-Buddha. Perbedaan yang mencolok antara Melayu Muslim di Selatan dan Buddha-Thai di seluruh wilayah Thailand dilihat oleh Ted Robert Gurr tidak pada keragaman etnisitasnya, tetapi lebih pada agamanya. Muslim di Selatan Thailand dan Buddha dianut hampir diseluruh Thailand.11 8 Analisis dan perbandingan pengaturan kerukunan umat beragama diberbagai negara.pdf “Ragam konfik di Asia Tenggara” melalui http://surwandono.staff.umy.ac.id/2010/06/27/ragam-konflik-diasia-tenggara/ 9 10 “dilema ASEAN, kerajaan Malaysia upayamembantu konflik di selataan Tahiland” diakses melalui http://dangerofpatani.blogspot.co.id/2015/03/dilema-asean-kerajaan-melaysia-upaya.html 11 “sejarah perkembangan islam di Patani Thailand” diakses melalui http://pmisumedang.blogspot.co.id/2012/02/sejarah-perkembangan-islam-di-patani_03.html Myanmar Pengaturan Myanmar (Burma) adalah sebuah negara multi-keagamaan. Tidak ada agama negara yang resmi, namun pemerintahnya menunjukan preferensi untuk Buddha Theravada, agama mayoritasnya. Menurut statistik yang diterbitkan oleh pemerintah Burma dan CIA, agama tersebut dipraktikan oleh 89% penduduknya, khususnya Bamar, Rakhine, Shan, Mon, dan Tionghoa.Meskipun Yahudi di Burma sesekali berjumlah ribuan, sekarang hanya terdapat 20 Yahudi di Yangon (Rangoon), dimana satu-satunya sinagoga di negara tersebut bertempat. Kebanyakan Yahudi meninggalkan Myanmar pada masa Perang Dunia Kedua, dan juga setelah Jenderal Ne Win berkuasa pada 1962. Pelaksanaan Konflik-konflik sporadis antara mayoritas Buddha dan minoritas Muslim serta Kristen telah terjadi di negara myanmar. Laporan Negara menekankan bahwa skala dari konflik-konflik tahun 2012 dan 2013 itu belum pernah terjadi sebelumnya. Mayoritas kekerasan terjadi di negara bagian Rakhine dan secara tidak proporsional mempengaruhi Muslim Rohingya. Muslim-muslim lain seperti Kaman juga pernah mengalami kekerasan yang disulut oleh nasionalisme Buddha. Selain itu, Laporan Negara mencatat kembali terjadinya konflik bersenjata antara Organisasi Kachin Merdeka (Kachin Independence Organisation/Kachin Independence Army (KIO/KIA)) dengan pemerintah sejak 2011. Konflik ini bernuansa agama karena Kachin didominasi oleh Kristen. Hambatan Beberapa hambatan tersebut diantaranya, protes yang berupa demonstrasi dari masyarakat Myanmar yang menolak kehadiran OKI dan pemerintah Myanmar yang tidak punya pendirian kuat terhadap pernyataan maupun kesepakatan yang telah disepakati seperti menolak pembangunan kantor kemanusiaan OKI yang pada awalnya telah tercantum dalam MoC yang telah ditandatangani. Selain itu, OKI juga tidak bisa memberikan sanksi apapun terhadap Myanmar apabila melanggar kesepakatan yang ada. Hal ini dikarenakan kapasitas OKI hanya sebagai mediator, memberi rekomendasi terkait bagaimana penyelesaian permasalahan bukan sebagai Arbitrasi. Contoh Kasus Sekitar 800.000 Muslim Rohingya tinggal di Burma dengan sekitar 80% tinggal di barat negara bagian Rakhine. Orang-orang Rohingya bertarung hidup dan mati sejak 1940an untuk membuat sebuah negara bagian Islam di Burma Barat. Ambisi awal mereka pada masa gerakan Mujahidin (1947-1961) adalah memisahkan wilayah frontier Mayu yang diduduki Rohingyadari Arakan dari barat Burma dan menyatakan bahwa wilayah tersebut berada di Pakistan Timur yang bertetangga dan baru dibentuk (sekarang Bangladesh).12 12 https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Burma DAFTAR PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Kebebasan_beragama_di_Malaysia http://www.slideshare.net/LyricojaeCassie/konsep-kebebasan-beragama-dalam-islam https://ms.wikipedia.org/wiki/Kebebasan_beragama_di_Malaysia http://vovworld.vn/id-ID/Ulasan-Berita/Kebebasan-beragama-di-Vietnam-merupakankenyataan-yang-tidak-bisa-diingkari/461509.vov http://www.jawaban.com/read/article/id/2010/12/16/90/101216160113/Di-Vietnam,Belum-Ada-Kebebasan-Beragama-Sepenuhnya https://tentangcambodia.wordpress.com/2012/03/28/semangat-toleransi-muslimkamboja-di-tengah-keterbatasan/ http://www.asianlii.org/th/legis/const/2007/1.html#C01 Analisis dan perbandingan pengaturan kerukunan umat beragama diberbagai negara.pdf http://surwandono.staff.umy.ac.id/2010/06/27/ragam-konflik-di-asia-tenggara/ http://dangerofpatani.blogspot.co.id/2015/03/dilema-asean-kerajaan-melaysiaupaya.html http://pmi-sumedang.blogspot.co.id/2012/02/sejarah-perkembangan-islam-dipatani_03.html https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Burma