sarana dan metode berperang

advertisement
Handout Hukum Humaniter- Metode dan Sarana Berperang
SARANA DAN METODE BERPERANG
(MEANS AND METHODS OF WARFARE)
1.
LIEBER CODE (1863)
a.
2.
Mengatur aspek hukum dan kebiasaan perang di darat;

Bagaimana perang seharusnya dilaksanakan;

Bagaimana perlakuan yang harus diberikan kepada penduduk sipil;
b.
Mengatur mengenai hakikat prinsip kepentingan militer;
c.
Melarang penggunaan senjata beracun
d.
Menentukan klasifikasi kombatan dan non-kombatan
DEKLARASI ST. PETERSBURG (1868)
a.
Mengatur mengenai persenjataan khususnya perkembangan proyektil-proyektil yang
dapat meledak;
b.
Membatasi penggunaan terhadap perkembangan persenjataan bersifat mudah
menyala dan meledak;
c.
Satu-satunya objek yang sah diserang dalam peperangan adalah angkatan militer
pihak lawan;
d.
Penggunaan senjata yang bersifat mudah meledak bertentangan dengan hukum
kemanusiaan.
3.
KONVENSI DEN HAAG IV (1907)
a.
Mengenai sarana berperang:

Adanya prinsip pembatasan dalam pemilihan dan penggunaan sarana atau alat
berperang;

Pelarangan penggunaan ranjau dan torpedo;

Larangan penggunaan racun dan senjata beracun;

Larangan penggunaan senjata atau proyektil yang menyebabkan luka yang
berlebihan atau penderitaan yang tidak berlu;
©2005 by Mala Rahman
1
Handout Hukum Humaniter- Metode dan Sarana Berperang

Larangan penggunaan proyektil yang diledakkan dengan bantuan balon atau
dengan cara lain yang hampir serupa dengan balon;

Larangan penggunaan proyektil yang berisi gas racun atau gas cekik;

Larangan penggunaan jenis peluru tertentu (peluru dum-dum) karena sifatnya
yang mengakibatkan penderitaan yang tidak perlu;
b.
Mengenai metode berperang:

Melarang membunuh atau melukai orang dari pihak musuh secara curang atau
khianat;

Memperbolehkan tipu muslihat atau tindakan yang dianggap perlu untuk
mendapatkan informasi mengenai musuh;

Melarang penggunaan bendera perdamaian tidak pada tempatnya;

Melarang suatu perbuatan yang sifatnya kejam terhadap hors de combat atau
musuh yang telah menyerah;
4.

Larangan pemboman terhadap kota, pedesaan, daerah-daerah berpenduduk;

Larangan perampasan suatu kota atau suatu tempat;
PROTOKOL TAMBAHAN I
a.
Adanya lambang-lambang internasional yang harus dihormati selama masa
peperangan;
b.
Perluasan kategori orang-orang yang dapat terlibat dalam sengketa bersenjata;
c.
Larangan penggunaan lingkungan sebagai sarana dan metode berperang;
d.
Perluasan konsep khianat (perfidy). Dalam Konvensi Den Haag larangan khianat
hanya diterapkan dalam kaitannya dengan pembunuhan, melukai atau
menangkap musuh saja; sedangkan dalam Protokol larangan diperluas juga pada
penghormatan terhadap bendera gencatan senjata, tanda kebangsaan, penduduk
sipil dan lambang-lambang internasional.
©2005 by Mala Rahman
2
Download