Hadits Nomor 8 dari Kitab Riyadhus Sholihin oleh

advertisement
1
HADITS NOMOR 8 DARI KITAB RIYADHUS SHOLIHIN
diterjemahkan oleh Ali M. Haidar
‫ﺑﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ‬
‫وﻋﻦ اﺑﻰ ﻣﻮﺳﻰ ﻋﺒﺪﷲ ﺑﻦ ﻗﯿﺲ اﻻﺷﻌﺮى رﺿﻰ ﷲ ﻋﻨﮫ ﻗﺎل ﺳﺌﻞ رﺳﻮل ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ ﻋﻦ اﻟﺮﺟﻞ ﯾﻘﺎﺗﻞ ﺷﺠﺎﻋﺔ وﯾﻘﺎﺗﻞ‬
‫ﺣﻤﯿﺔً وﯾﻘﺎﺗﻞ رﯾﺎء اي ذﻟﻚ ﻓﻰ ﺳﺒﯿﻞ ﷲ ﻓﻘﺎل رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ وﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻗﺎﺗﻞ ﻟﺘﻜﻮن ﻛﻠﻤﺔ ﷲ ھﻰ اﻟﻌﻠﯿﺎ ﻓﮭﻮﻓﻰ ﺳﺒﯿﻞ ﷲ‬
‫ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﯿﮫ‬
Artinya : dari Abu Musa, yaitu Abdullah bin Qoisy Al Asy’ari rodhiya Allahu anhu yang
berkata bahwa ketika Rasulullah saw ditanya tentang seorang laki-laki yang berperang
karena kegagahannya dan seorang laki-laki yang berperang karena mempertahankan diri
atau keluarganya dan laki-laki yang berperang karena riya’ (memperlihatkan perbuatan
kepada orang lain), siapakah diantara mereka yang termasuk berperang di jalan Allah swt?.
Rasulullah menjawab bahwa barang siapa yang berperang karena semata membela agama
Allah swt itulah yang paling mulia. Hadits ini disepakati Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Abu Musa Al Asy’ari berasal dari Yaman datang menghadap nabi di Makah
sebelum hijrah, kemudian masuk Islam dan ikut hijrah bersama nabi Muhammad saw.
Beliau datang ke Madinah bersama dengan Sahabat Ja’far dan rombongan kapal laut
setelah perang Khoibar. Abu Musa Al Asy’ari melakukan hijrah sebanyak tiga kali,
pertama ke Makkah, kedua ke negeri Habasyah dan yang ketiga ke Madinah. Menurut
keterangan kitab Tuhfah al Qori’ bahwa orang yang menanyakan kasus dalam hadits diatas
adalah Lahiq bin Dhomroh Al Bahili, bukan Abu Musa Al Asy’ari sendiri.
Yang dimaksud dengan “kalimatullah” adalah agama Allah swt atau agama Islam,
sebab Islam akan dikenal dan terkenal melalui firman Allah swt yang dibawa oleh rasulNya
Muhammad saw. Termasuk kategori “fi sabilillah” ialah mereka berperang untuk meraih
pahala akherat atau mencari keridhoan Allah swt. Kesimpulannya, perang di jalan Allah
swt adalah perang yang didorong oleh kesadaran penuh karena melaksanakan perintah
Allah swt, bukan perang karena kemarahan atau karena hawa nafsu angkara.
Menurut pengarang kitab, bahwa hadits tersebut menjelaskan bahwa amal perbuatan
akan dianggap sebagai ibadah apabila didorong oleh niat yang baik, sebab keutamaan orang
yang berperang fi sabilillah adalah semata untuk menegakkan kalimah Allah swt.
Dari uraian diatas dapat ditarik pelajaran sebagai berikut :
2
1. Motivasi perang di jalan Allah swt, bisa karena kegagah beranian, mempertahankan diri
atau keluarga dan riya’.
2. Salah satu niat yang benar adalah meraih pahala akherat atau meraih ridho Allah swt.
3. Amal perbuatan akan dianggap sebagai ibadah apabila dilandasi niat yang baik
‫وﷲ اﻋﻠﻢ ﺑﺎﻟﺼﻮاب‬
Download