analisis kadar malondialdehid dan profil darah tepi

advertisement
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
ANALISIS KADAR MALONDIALDEHID DAN PROFIL DARAH TEPI
BERDASARKAN BODY MASS INDEX (BMI), KEBIASAAN MINUM JAMU
DAN TINGKAT PAPARAN ASAP ROKOK RELAWAN SEHAT
Adnan1, Haafizah Dania1
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan
Email : [email protected]
1
INTISARI
Peningkatan radikal bebas dalam tubuh merupakan salah satu sumber patologi untuk
pembuluh darah, jantung, otak serta ginjal. Rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas.
Penumpukan radikal bebas melahirkan stress oksidatif dan injuri seluler disertai reaksi inflamasi
progresif. Reaksi inflamasi yang tidak mengalami resolusi bersifat progresif dan destruktif yang
merusak organ vital. Jamu sudah dipakai untuk pemeliharaan kesehatan dan peningkatan
stamina masyarakat DIY. Kandungan zat aktif jamu diduga memiliki efek sebagai antioksidan
dan imunomodulator. Konsumsi jamu diduga berhubungan dengan peningkatan antioksidan
endogen, penurunan radikal reaktif dan peningkatan status imunitas. Permasalahannya adalah
bukti ilmiah yang membuktikan bahwa kebiasaan mengkonsumsi jamu berhubungan dengan
peingkatan antioksidan endogen dan status imunitas belum diteliti sehingga penelitian ini perlu
dilakukan.
Penelitian survey epidemiologi ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional.
Kriteria inklusi meliputi laki-laki dan wanita sehat, berusia 18 – 60 th dan bersedia mengisi
inform consent. Parameter sehat meliputi: surat keterangan sehat dari RS pemerintah,
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal, sehat menurut riwayat pengobatan dan riwayat
sakit serta hasil pemeriksaan darah. Pengambilan data yang dilakukan meliputi parameter klinis,
BMI, paparan asap rokok, kebiasaan minum jamu, kadar MDA dan gambaran darah tepi.
Pengukuran kadar MDA dan darah tepi dilakukan di Lab. Farmakologi. Kemaknaan perbedaan
rata-rata kadar MDA dan jumlah sel darah tepi berdasar BMI, paparan asap rokok dan kebiasaan
minum jamu diuji dengan anova.
Telah dilakukan pengujian hematologi dan kadar MDA terhadap 48 subjek penelitian.
Dari penelitian kandungan MDA dalam sampel darah responden didapatkanDari pemeriksaan
terhadap kadar MDA pada pasien yang terpapar asap rokok dan kebiasaan konsumsi jamu
menunjukkan bahwa rata-rata Kadar MDA relawan sehat di Yogyakarta tidak ada perbedaan
kadar MDA berdasarkan kelompok umur maupun jenis kelamin
Kata kunci: kebiasaan minum jamu; antioksidan; imunomodulator; MDA ; hematologi cross
sectional
1131
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
1. PENDAHULUAN
UAD, Yogyakarta
2. METODE PENELITIAN
Peningkatan
insidensi
dan
mortalitas akibat penyakit degenerative
diduga berhubungan dengan semakin
tingginya
pencemaran udara dan
peningkatan body mass index (BMI).
Tingkat pencemaran udara semakin
mengkhawatirkan
seiring
dengan
peningkatan jumlah kendaraan bermotor
dan perokok. Perubahan status imunitas
masyarakat akibat menghirup udara kotor
yang banyak mengandung radikal bebas
dan zat yang bersifat imunotoksik serta
kurangnya aktifitas fisik diduga sebagai
faKtor utama kejadian penyakit degeneratif
(Dalam Depkes, 2004).
Penelitian ini merupakan penelitian
observasional analitik dengan desain cross
sectional (survey) di Yogyakarta. Survei
tentang konsumsi jamu dilakukan di
Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta.
Relawan yang memenuhi syarat
sebagai subjek adalah sehat dengan kriteria
inklusi sebagai berikut: penduduk DIY
dewasa, laki-laki dan wanita, berumur 18–
60 th dan bersedia menjadi subjek (mengisi
inform consent). Kriteria sehat ditunjukkan
dengan surat keterangan sehat dari rumah
sakit. Adapun kriteria eksklusinya sebagai
berikut: relawan tidak bersedia mengikuti
penelitian dan relawan tidak kooperatif
selama penelitian berlangsung.
Lekosit dan komponen seluler
darah lainnya merupakan pertahanan
alamiah terhadap patogen dan radikal
reaktif yang masuk dalam tubuh. Monosit
dan netrofil dari lekosit merupakan fagosit
profesional dalam darah yang bertugas
menghancurkan setiap patogen yang masuk
dalam darah dan peningkatan respon imun
spesifik (Baratawidjaya, 2004).
Dilakukan analisi monovariat untuk
mendeskripsikan karakteristik demografi
responden. Analisis bivariate dilakukan
untuk menentukan kemaknaan beda ratarata antar kelompok responden. Uji beda
rata-rata kadar MDA dan jumlah sel darah
tepi dilakukan terhadap BMI (BMI >25
atau kurang), kebiasaan mengkonsumsi
jamu atau suplemen (mengkonsumsi jamu
atau tidak mengkonsumsi) dan tingkat
paparan asap rokok.
Jamu merupakan salah satu simbol
keistimewaan DIY. Jamu sudah lama
digunakan oleh masyarakat Yogyakarta
sebagai
pemelihara
kesehatan
dan
peningkatan stamina. Jamu Jawa dengan
kandungan utamanya berupa tanaman obat
yang kaya polifenol dan flavonoid diduga
bersifat antioksidatif dan imunomodulator.
Meskipun Jamu jawa sudah lama secara
empiris digunakan oleh masyarakat DIY,
namun sampai saat ini belum diterima
sebagai suatu terapi resmi pada pelayanan
kesehatan formal, seperti di puskesmas atau
RS, oleh karena masih kurangnya bukti
ilmiah. Perlu dilakukan penelitian secara
sistematik untuk saintifikasi jamu jawa.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah subjek yang digunakan
dalam penelitian adalah sebanyak 48 orang
yang terdiri dari laki-laki 11 orang
(22,92%) dan perempuan 37 orang
(77,08%) yang sudah memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Semua subjek dalam
penelitian mengisi Case Report Form
(CRF) untuk mengetahui data karakteristik
masing-masing subjek penelitian, kemudian
data yang sudah terkumpul diolah dengan
menggunakan analisis statistik uji rata-rata
dengan taraf kepercayaan 95%. Gambaran
demografi responden disajikan pada Tabel
1 dan 2.
1132
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Tabel 1. Jenis kelamin
jenis kelamin
Valid
laki-laki
perempuan
Total
Missing System
Total
Frequency Percent Valid Percent
12
9.7
24.5
36
29.0
73.5
.8
2.0
48
39.5
100.0
75
60.5
124
100.0
Cumulative
Percent
24.5
98.0
100.0
Tabel 2. Kelompok umur
kelompok umur
Valid
<21 th
21-30 th
>30 th
Total
Missing System
Total
Frequency Percent Valid Percent
5
4.0
10.4
37
29.8
77.1
6
4.8
12.5
48
38.7
100.0
76
61.3
124
100.0
Cumulative
Percent
10.4
87.5
100.0
Tabel 3. Gambaran umur, hematologi dan kadar MDA
umur
Eritrosit1
Hematokrit1
Leukosti1
MCV1
MCH1
MCHC1
RDW1
Trombosit1
Limfosit1
Monosit1
Neutrofil1
Eosinofil1
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum Mean Std. Deviation
48
18.00
48.00 24.9167
5.94955
48
3.95
6.70
4.9248
.46807
48
32.90
47.50 40.7625
3.38455
48
4770.00 22480.00 8.3079E3
2710.80027
48
62.80
93.90 83.1000
6.46565
48
18.50
30.90 27.6750
2.51713
48
29.50
35.10 33.2812
.95174
48
11.80
19.00 13.4708
1.42679
48
1.88E5
5.25E5 3.0110E5 66441.54032
48
16.00
51.00 32.6875
7.81748
48
4.00
10.00
6.9375
1.35907
48
37.00
75.00 57.2917
8.69815
48
1.00
9.00
3.0833
1.91115
1133
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Basofil1
LED1Jam1
MDA_PRE
Valid N (listwise)
18 February 2017
0
48
48
0
1.00
2.88
50.00
7.37
UAD, Yogyakarta
16.4167
4.8331
12.50503
1.15583
Tabel 4. Gambaran hematologi dan kadar MDA berdasarkan jenis kelamin
N
umur
laki-laki
perempuan
Total
Eritrosit1 laki-laki
perempuan
Total
Hematokrit laki-laki
1
perempuan
Total
Leukosti1 laki-laki
perempuan
Total
MCV1
laki-laki
perempuan
Total
MCH1
laki-laki
perempuan
Total
MCHC1
laki-laki
perempuan
Total
RDW1
laki-laki
perempuan
Total
Trombosit1 laki-laki
perempuan
Total
Limfosit1 laki-laki
perempuan
Total
Monosit1 laki-laki
12
36
48
12
36
48
12
36
48
12
36
48
12
36
48
12
36
48
12
36
48
12
36
48
12
36
48
12
36
48
12
1134
Mean
31.0833
22.8611
24.9167
5.3567
4.7808
4.9248
44.0917
39.6528
40.7625
8.2908E3
8.3136E3
8.3079E3
82.7333
83.2222
83.1000
27.8500
27.6167
27.6750
33.6417
33.1611
33.2812
13.2333
13.5500
13.4708
2.7242E5
3.1067E5
3.0110E5
32.3333
32.8056
32.6875
6.8333
Std. Deviation
7.97107
3.19064
5.94955
.48629
.36691
.46807
2.06506
2.99595
3.38455
1676.49232
2997.40378
2710.80027
6.18346
6.63773
6.46565
2.41153
2.58197
2.51713
.69734
1.00208
.95174
1.04910
1.53688
1.42679
39802.82844
71090.68655
66441.54032
10.57728
6.84447
7.81748
1.26730
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Neutrofil1
Eosinofil1
LED1Jam1
LED1jam2
MDA_PRE
perempuan
Total
laki-laki
perempuan
Total
laki-laki
perempuan
Total
laki-laki
perempuan
Total
laki-laki
perempuan
Total
laki-laki
perempuan
Total
18 February 2017
36
48
12
36
48
12
36
48
12
36
48
12
36
48
12
36
48
6.9722
6.9375
57.4167
57.2500
57.2917
3.4167
2.9722
3.0833
8.5833
19.0278
16.4167
20.2500
38.5556
33.9792
4.8308
4.8339
4.8331
UAD, Yogyakarta
1.40379
1.35907
11.18000
7.89349
8.69815
2.02073
1.88961
1.91115
5.53433
13.12682
12.50503
14.11720
22.28958
21.92685
1.20442
1.15675
1.15583
Departemen Kesehatan R.
Jakarta
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari pemeriksaan terhadap kadar
MDA pada pasien yang terpapar asap rokok
dan kebiasaan konsumsi jamu menunjukkan
bahwa rata-rata Kadar MDA relawan sehat
di Yogyakarta tidak ada perbedaan kadar
MDA berdasarkan kelompok umur maupun
jenis kelamin.
5. DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja, K.G. 2004. Imunologi
Dasar. Jakarta : Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Baratawidjaja, K.G. 2006. Imunologi
Dasar. Jakarta : Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Depkes RI, 2006, Pedoman Pelaksanaan
Pedoman Uji Klinik Obat
Tradisional,
Departemen
Kesehatan R. I., Jakarta
Depkes RI, 2004, Masalah Rokok dan
Penanggulangannya di Indonesia,
1135
I.,
Download