Refleksi Masyarakat Pers Mengenai Implementasi Kebebasan Pers

advertisement
Refleksi Masyarakat Pers
Mengenai Implementasi
Kebebasan Pers
Mataram, 8 Februari 2016
Imam Wahyudi
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
WARTAWAN
PERUSAHAAN
PERS
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
PUBLIK
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
•
Pers bebas
•
Perkembangan teknologi digital & insfrastruktur TI
•
Perubahan interaksi publik dengan media
Lokasi dan Peserta
•
Banda Aceh (pimpinan media dan jurnalis media cetak,
online, radio dan televisi)
•
Jakarta (pimpinan media dan jurnalis media cetak, online,
radio dan televisi)
•
Jogjakarta (pimpinan media dan jurnalis media cetak,
online, radio dan televisi)
•
Surabaya (pimpinan media dan jurnalis media cetak,
online, radio dan televisi)
•
Pertanyaan tertulis
Perspektif
•
Independensi newsroom
•
Model Bisnis
•
Pers di Remote Area
•
Media Siber dan Citizen Reporter
Menegakkan nilainilai dasar
pendapat umum
demokrasi,
berdasarkan informasi yang
mendorong
terwujudnya
Tujuan
Indonesia
Mengembangkan
tepat, akurat dan benar
Melakukan pengawasan,
supremasi
kritik, koreksi dan saran
hukum dan HAM, thd hal-hal yang berkaitan
menghormati
dengan
kebhinnekaan
kepentingan umum
Memperjuangkan
keadilan &
kebenaran
Memenuhi hak masyarakat untuk tahu
Kebebasan
Pers
Fungsi
sosial dan
fungsi
ekonomi
Memajukan
kesejahteraan
umum,
mencerdaskan
kehidupan
bangsa & ikut
melaksanakan
ketertiban
dunia yang
berdasarkan
kemerdekaan,
perdamaian
abadi dan
keadilan sosial
Independensi
Sikap Partisan
Informasi
Topik/angle didasarkan
arahan/permintaan pemilik
dan atau orang dekat pemilik
Mengutamakan Pasar
Menyamarkan iklan sbg
berita; /men-drop berita utk
menambah space iklan, isu
sensasional,
Edukasi
Memberitakan informasi yang
tidak jelas, belum terverifikasi
tapi sensasional
Hiburan
Isu yang tidak jelas, belum
terverifikasi tapi sensasional.
Munculnya jurnalisme "konon"
Tidak kritis thd pemilik atau
Kontrol Sosial kepentingan pemilik. Media
lokal tidak kritis thd pemda
Tidak kritis terhadap pengiklan
atau kepentingan pengiklan
(termasuk pemda)
Model Bisnis Berjaringan
Positif
Negatif
Pusat
1. Sinergi konten dan potensi
iklan
2. Penetrasi luas
Anggota
1. Ketersediaan konten, SDM
dan transfer pengetahuan
serta logistik
2. Efisiensi pemasaran dan
iklan
1. Kepentingan pusat vs
kepentingan anggota jaringan
2. Kesetaraan perlakuan antara
pusat dan anggota jaringan
Konten lokal menasional
1. Keberagaman konten lokal
berkurang
2. Risiko akibat standar
jurnalistik yang rendah
Publik
Model Kontrak Iklan Jangka Panjang
dengan Pemda
Positif
Perusahaan
Pengiklan
Wartawan
Masyarakat
Jaminanan pendapatan
Negatif
Peluang terganggunya
independensi
1. Jaminan placement
1. Peluang terganggunya unsur
2. Peluang mendistribusikan
obyektivitas dalam
pesan sesuai kepentingan,
penentuan placement
baik dalam bentuk berita atau 2. Berurusan dengan media
pariwara
"abal-abal"
Wartawan merangkap
marketing/pencari iklan
1. Kaburnya batas antara iklan
dan berita
2. Keberagaman informasi
barkurang
Revenue Stream Baru
•
Event off air atau off print
•
Pengembangan bentuk-bentuk iklan "built in"
Pers di Remote Area
•
Akses "mahal" terhadap media cetak
•
Keterbatasan sumber daya manusia yang berkualitas,
terutama di level redaktur
•
Biaya cetak & distribusi mahal karena sebagian
besar menggunakan pesawat
•
Akses internet hanya di perkotaan
•
Media lokal kalah berkompetisi dengan media
nasional yang memiliki jaringan hingga ke remote area
Media Siber & Citizen Reporter
•
Kecepatan versus ketepatan
•
Keberimbangan
•
Citizen reporter sebagai sumber konten
Wartawan
Perusahaan
Publik
Independensi
Kompetensi: kurang
memahami hak dan kewajiban
pers.
Kompetensi: kurang
memahami fungsi &
tanggungjawab sosial
pers.
Pemahaman terhadap
hak dan kewajiban
terhadap pers
Model Bisnis
Komitmen dan integritas:
kurang menghormati firewall
antara kepentingan jurnalistik
dan iklan
Kompetensi, komitmen
dan penghormatan
terhadap fungsi sosial
pers
Pengiklan kurang
memahami fungsi sosial
media, khalayak kurang
paham hak dan
kewajibannya thd media
Pers di
Remote Area
Kompetensi; independensi
Kemampuan ekonomi,
independensi
Kemampuan untuk
mengakses media
Media Siber &
Citizen
Reporter
Kompetensi, konsistensi
terhadap verifikasi dan
validasi
Faktor Pengaruh
•
Ada tidaknya peraturan yang jelas dan tegas
•
Turn over karyawan yang tinggi dan rating yang
mencerminkan kebutuhan dan harapan masyarakat
•
Ukuran kinerja Humas Pemda
•
Pandangan dan pola pikir yang berorientasi pada aspek
hukum positif ketimbang etika
•
Mekanisme penerimaan, penyaluran dan penanganan
umpan balik dari khalayak
Rekomendasi
Dewan Pers:
•
Memfasilitasi penyusunan aturan kerjasama jaringan antar perusahaan
pers yang lebih adil
•
Meningkatkan dan memperluas program media literasi, terutama yang
terkait dengan fungsi sosial media kepada masyarakat dan humas
pemerintah di daerah
•
Memfasilitasi program-program pelatihan kepada awak media di remote
area, terutama di level redaktur
•
Mendorong ketaatan perusahaan media terhadap ketentuan Standar
Kompetensi Wartawan
•
Menyempurnakan website Dewan Pers agar bisa menampilkan data paling
mutakhir dan realtime tentang data wartawan pemegang sertifikat lulus Uji
Kompetensi Wartawan dan perusahaan media
Rekomendasi
Perusahaan media
•
Meningkatkan uji kompetensi wartawan (UKW) di
perusahaannya dan menjadikan standar kompetensi
wartawan sebagai bagian dari persyaratan penerimaan
atau promosi
•
Menyempurnakan mekanisme penyaluran dan
penanganan umpan balik dari masyarakat
•
Meningkatkan dan menyempurnakan program in house
training bagi jurnalis dan manajemen
•
Meningkatkan pelatihan bagi citizen reporter
Rekomendasi
Pemerintah dan masyarakat:
•
Mendukung dan memfasilitasi program-program literasi
media
•
Mengkaji ulang penggunaan kuantitas jumlah pemberitaan
(media exposure) sebagai parameter pengukuran unjuk kerja
Humas
•
Merumuskan mekanisme ataupun sistem yang memungkinkan
warga di remote area bisa mengakses media dengan harga
murah
•
Mendukung dan memfasilitasi pelatihan citizen reporter dan
adab berkomunikasi di media sosial.
Epilog
•
Sebagian besar praktisi media lebih banyak melihat
perkembangan teknologi digital serta infrastruktur IT -yang
berdampak pada berubahnya pola interaksi khalayak
dengan media-- sebagai tantangan ketimbang peluang.
•
Melihat perkembangan teknologi digital & infrastruktur IT
sebagai peluang akan membuka cakrawala berfikir yang
memungkinkan kita mencari terobosan dan model bisnis
baru. Sebuah model yang berkemungkinan memecahkan
masalah independensi ataupun masalah lain yang melilit
pers kita
selesai
Download