PIDATO PERTANGGUNGJAWABAN PRESIDEN/MANDATARIS

advertisement
PIDATO
PERTANGGUNGJAWABAN
PRESIDEN/MANDATARIS
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
DI DEPAN SIDANG UMUM
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
1 MARET 1993
DEPARTEMEN PENERANGAN RI
Presiden R e p u b l i k Indonesia
SOEHARTO
PRE SIDE N
REPUB LIK INDONE SIA
Saudara Ketua, para Wakil Ketua dan
para Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat
yang saya hormati;
Para undangan dan hadirin yang berbahagia;
Saat ini, dengan hati yang setulus-tulusnya saya berdiri di
hadapan Majelis yang agung ini untuk melaksanakan kewajiban
konstitusional Presiden Republik Indonesia, ialah menyampaikan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Presiden/Mandataris Majelis.
Praktek penyelenggaraan negara seperti ini telah berlangsung lima kali berturut-turut dalam sejarah kita.
Lima tahun yang lalu MPR bersidang untuk menetapkan
GBHN '88. Lima tahun yang lalu, MPR mengangkat Presiden
sebagai Mandataris MPR untuk melaksanakan GBHN itu. Selama
lima tahun kemudian, Presiden melaksanakan GBHN dan
keputusan-keputusan MPR lainnya. Dan hari ini, Presiden
mempertanggungjawabkan kepada Majelis segala kebijakan,
langkah dan tindakannya dalam menjalankan GBHN dan
memimpin bangsa dan negara ini. Selanjutnya, dalam beberapa
5
hari persidangan ini Majelis akan menilai pertanggungjawaban
Mandatarisnya. Dengan itu bulatlah putaran lima tahunan
mekanisme kepemimpinan nasional seperti yang dikehendaki oleh
UUD.
Saya merasa sangat berbahagia, karena saya memperoleh
kesempatan sejarah sebagai salah seorang yang ikut memberi
sumbangan pada penyelenggaraan negara yang demikian penting
itu. Saya merasa mendapat kehormatan besar dari rakyat dan
bangsa Indonesia. Untuk karunia itu, saya menengadahkan tangan
dan memanjatkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sidang Umum Majelis ini akan menentukan garis-garis besar
daripada haluan negara untuk jangka waktu lima tahun yang akan
datang. Setiap sidang Majelis jelas merupakan peristiwa
kenegaraan yang sangat penting; karena Majelis adalah penjelmaan
seluruh rakyat Indonesia, pemegang kedaulatan rakyat. Tetapi kali
ini persidangan Majelis mempunyai makna yang sangat khusus
dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan bangsa kita
selanjutnya. Garis-garis besar daripada haluan negara yang akan
ditetapkan oleh Majelis nanti akan merupakan pancangan tonggak
sejarah bagi bangsa kita, akan menandai zaman tinggal landas
bagi bangsa kita, akan merupakan pintu gerbang dari tahapan
lebih lanjut dari perjuangan besar bangsa kita.
Telah menjadi tekad nasional kita bahwa setelah merampungkan
tugas besar pelaksanaan lima kali REPELITA, setelah kita
menyelesaikan Pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Pertama,
kita berketetapan hati untuk memasuki era tinggal landas. Dalam
tahap tinggal landas itu kita bertekad untuk mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dalam tahap
tinggal landas itu kita berbulat hati untuk berusaha membangun
dengan kemandirian. Dalam era tinggal landas itu kita harus
mengejar ketinggalan kita dari bangsa-bangsa lain yang telah
lebih maju dari kita. Dalam era tinggal landas itu kita akan duduk
sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain
yang telah lebih maju.
6
Tugas-tugas besar itulah yang berada di hadapan kita semua.
Cita-cita besar itu, kita semua yakin dihayati sepenuhnya oleh
wakil seluruh bangsa kita dalam persidangan Majelis ini.
Dalam menjalankan kepemimpinan bangsa selama lima tahun
yang lalu, Saudara Ketua yang terhormat, saya selalu
berpedoman pada sikap realisme yang berpengharapan. Artinya,
kenyataan kita lihat sesuai dengan apa adanya. Yang baik kita
lihat dengan penuh keyakinan, untuk bekal pendorong kemajuan
selanjutnya. Yang buruk kita terima dengan penuh kesadaran,
untuk bekal perbaikan dan agar tidak terulang kembali. Dengan
begitu sebagai bangsa kita membuat yang sudah baik menjadi
lebih baik lagi dan membuat yang kurang baik menjadi baik.
Semangat itulah yang ikut mewarnai laporan pertanggungjawaban
saya hari ini.
Secara konstitusional, saya menyadari sedalam-dalamnya,
bahwa pertanggungjawaban ini adalah tanggung jawab tunggal
yang tidak terbagi dengan siapapun juga dalam kedudukan saya
selaku Mandataris Majelis. Tetapi, dalam pertanggungjawaban itu
terkandung pengalaman bersama kita sebagai bangsa dalam kurun
waktu lima tahun yang terakhir.
Kurun waktu lima tahun terakhir merupakan pelaksanaan
REPELITA V. Kurun waktu itu sekaligus merupakan penutup
Pembangunan Jangka Panjang 25 Tabun Pertama. Dalam GBHN '88
ditegaskan bahwa sasaran utama pembangunan 25 tahun
pertama adalah meletakkan landasan yang kuat bagi bangsa kita,
agar dalam pembangunan 25 tahun kedua kita benar-benar
sanggup memasuki era tinggal landas. Karena itulah, Saudara
Ketua yang terhormat, dalam laporan pertanggungjawaban saya
kali ini saya merasa wajib merangkum semua pengalaman
bersama kita dalam kurun waktu 25 tahun yang lalu. Tidak lain
harapan saya, mudah-mudahan, rangkuman pengalaman bersama
itu dapat menjadi bahan bagi Majelis dalam merancang masa
depan bangsa kita dalam kurun waktu seperempat abad yang akan
datang.
7
Saya juga menyadari sepenuhnya, bahwa pembangunan
adalah karya besar bersama kita sebagai bangsa. Karena itu
izinkan saya, Saudara Ketua yang terhormat, menggunakan
kesempatan ini untuk berbicara langsung kepada seluruh bangsa
Indonesia yang menjadi satu-satunya tujuan pengabdian tugas
kenegaraan saya sebagai Presiden Republik ini.
Sidang Majelis yang saya muliakan;
Dari GBHN '88 saya menangkap tugas utama kita sebagai
bangsa dalam kurun waktu lima tahun yang lalu adalah mencapai
dua tujuan kembar dari pembangunan kita pada umumnya dan
tujuan REPELITA V khususnya. Yang pertama adalah, meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat
yang makin merata dan adil. Yang kedua adalah, meletakkan
landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya. Kedua
tujuan kembar itulah yang menjadi pedoman saya dalam
memimpin bangsa ini.
Pedoman penting lainnya yang saya pegang teguh dalam
memimpin bangsa ini adalah Trilogi Pembangunan. Dari GBHN
'88 saya memahami Trilogi Pembangunan itu dalam pengertian
yang dinamis. Saya selalu mengingat pesan Penjelasan UUD, agar
kita selalu memperhatikan dinamika yang ada dalam masyarakat.
Saya juga memahami, bahwa dinamika masyarakat kita itu
merupakan bagian dari dinamika yang berkembang pesat di dunia
dewasa ini. Dengan semangat itulah saya laksanakan GBHN '88.
Saya selalu berusaha sekuat tenaga untuk mencari perpaduan yang
terbaik dari upaya-upaya mewujudkan pemerataan, mendorong
pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas nasional yang
dinamis.
Dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawab
Presiden, saya selalu diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Saya telah berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan pesan
UUD agar dalam melaksanakan tugasnya Presiden selalu
memperhatikan sungguh-sungguh suara Dewan. Saya berusaha
dengan pikiran jernih memahami suara Dewan itu, baik yang
8
lantang maupun yang diungkapkan secara halus dan tersamar.
Para Menteri selalu melaporkan kepada saya suasana rapat kerja
dengan Komisi-komisi Dewan. Dengar pendapat Komisi-komisi
Dewan dengan pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen
maupun dengan berbagai kalangan dalam masyarakat selalu saya
ikuti dengan penuh perhatian.
Sesuai dengan kehendak UUD, Dewan Pertimbangan Agung
banyak memberi pertimbangan kepada saya dalam pelaksanaan
tugas-tugas kepresidenan.
Badan Pemeriksa Keuangan secara teratur dan berkala telah
melakukan pemeriksaan terhadap tanggung jawab tentang keuangan
negara. Ini merupakan pelaksanaan dari ketentuan UUD dan
undang-undang yang berlaku. Hasil temuan Badan Pemeriksa
Keuangan ini telah digunakan oleh Pemerintah untuk mengambil
tindakan yang diperlukan dan memperbaiki pengelolaan keuangan
negara.
Seperti yang dikehendaki oleh UUD dan undang-undang,
kekuasaan kehakiman secara keseluruhan telah menjalankan
kekuasaannya yang merdeka. Mahkamah Agung makin mantap
menjalankan fungsinya dalam menegakkan hukum dan keadilan
di negeri ini. Dengan segala kekurangannya yang masih ada,
kekuasaan kehakiman bertambah kewibawaannya sebagai benteng
terakhir penjaga keadilan. Adanya Peradilan Tata Usaha Negara
merupakan tonggak sejarah keadilan yang penting di negara kita
yang menjunjung tinggi hukum dan keadilan ini. Tidak jarang,
pejabat-pejabat negara dan aparatur pemerintahan umumnya
dituntut oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan di hadapan
Peradilan Tata Usaha Negara.
Secara ringkas, kita telah berusaha memantapkan kedudukan,
tugas, fungsi dan saling berhubungannya lembaga tertinggi negara
dan lembaga-lembaga tinggi negara menurut ketentuan dan
semangat UUD. Ini merupakan sumbangan yang besar artinya
dalam pembangunan politik dan pemeliharaan stabilitas nasional
yang dinamis.
9
Sejak semula kita menyadari pentingnya pembangunan
politik bagi suksesnya pembangunan. Kita juga menyadari bahwa
pembangunan politik itu merupakan bagian yang tidak mudah dari
keseluruhan pembangunan bangsa.
Itulah sebabnya, sejak tahun '66 dahulu kita mencapai
kesepakatan nasional untuk mengadakan pembaharuan dan
penyederhanaan kehidupan politik untuk menjamin stabilitas
nasional yang dinamis dan sekaligus untuk menjamin kelancaran
pembangunan.
Kita telah berhasil menata kembali lembaga-lembaga politik
kita. Tugas bersama kita selanjutnya adalah terus memantapkan
lembaga-lembaga politik itu agar terus menerus memberi
kesegaran dan dinamika kehidupan politik kita.
Dalam membangun kehidupan politik tadi kita jelas tidak
akan kembali ke belakang. Pengalaman kita menunjukkan
kegagalan demokrasi liberal maupun demokrasi terpimpin untuk
mendukung pembangunan bangsa kita. Sebaliknya, kita harus
memandang ke depan untuk meningkatkan penerapan demokrasi
berdasarkan Pancasila sejalan dengan kemajuan yang kita capai
dalam pembangunan pada umumnya. Di samping kemajuan di
bidang ekonomi, tahap yang lebih maju dari pembangunan politik
juga merupakan tolok ukur dari kemajuan pembangunan bangsa
kita.
Penegasan kita bahwa Pancasila adalah satu-satunya asas
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta
penegasan kita bahwa Pancasila adalah ideologi terbuka,
merupakan kesepakatan bersama kita yang sangat mendasar untuk
menjaga kemantapan stabilitas nasional yang dinamis. Penegasan
kita bahwa pembangunan adalah pengamalan Pancasila memberi
kesegaran dalam kehidupan politik kita dan membuat kehidupan
politik itu ada kaitannya langsung dengan pembangunan.
Jika kita menengok sekitar kita, maka kita sangat bersyukur
bahwa pembaharuan politik yang kita lakukan itu berjalan dengan
selamat. Dengan rasa prihatin kita menyaksikan bangsa-bangsa
lain yang masih bergumul untuk menata sistem politik mereka .
10
Tidak sedikit bangsa-bangsa yang dalam menata kembali
kehidupan politiknya itu justru tergelincir pada kemelut yang
berkepanjangan karena munculnya sukuisme yang sempit,
pertentangan agama dan kepicikan wawasan. Beberapa diantaranya, malahan, mengalami pergolakan dan perpecahan dari
dalam.
Itulah sebabnya pengembangan kehidupan demokrasi kita
lakukan dengan sangat hati-hati, dengan menjaga iramanya yang
pas dengan kemajuan pembangunan dan dengan menjaga arah
yang tetap pada pengamalan Pancasila.
Penyegaran kehidupan politik terus berlangsung. Wujudnya
yang paling nyata adalah pelaksanaan pemilihan umum. Telah
lima kali kita menjalankan pemilihan umum di bawah naungan
UUD '45. Dari waktu ke waktu pelaksanaannya lebih baik, lebih
segar dan lebih semarak. Dalam setiap kali pemilihan umum
selama ini, rata-rata sembilan dari sepuluh mereka yang berhak
memilih telah ikut memberikan suaranya. Jumlah ini sangat
tinggi; jauh lebih tinggi dari negara-negara lain yang kehidupan
demokrasi dan kenegaraannya sudah sangat lama. Semuanya ini
menunjukkan bahwa kesadaran politik rakyat Indonesia sangat
tinggi. Semuanya tadi juga menunjukkan bahwa kehidupan
demokrasi dan kehidupan politik kita terus berkembang, ber tambah segar.
Tema-tema kampanye pemilihan umum yang terakhir
menonjolkan program-program yang ditawarkan oleh kekuatankekuatan sosial politik kepada bangsanya. Kampanye pemilihan
umum yang terakhir menyadarkan kita semua bahwa programprogram untuk masa depan tidak kalah menarik dibanding dengan
kampanye yang berbau ideologi golongan atau asas ciri golongan,
yang hanya meninggalkan ketegangan, keretakan dan luka-luka
bangsa. Kita bersama-sama telah membuktikan bahwa Pancasila
sebagai satu-satunya asas, tetap memberi ruang gerak bagi
kehidupan politik dan demokrasi kita,
memperkaya gagasangagasan kita, menggairahkan kehidupan keagamaan kita, menjamin
11
hak mengeluarkan pendapat dan suara, mendewasakan pelaksanaan
hak-hak asasi manusia.
ABRI telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan demokrasi kita yang berdasarkan Pancasila itu.
Sejarah telah melahirkan ABRI sebagai kekuatan perjuangan
bangsa yang ikut melahirkan, mempertahankan dan menegakkan
kemerdekaan nasional. Karena itu ABRI ikut memikul tanggung
jawab atas keselamatan perjalanan bangsa dan negara kita menuju
tercapainya cita-cita kemerdekaan bangsa. Itulah hakiki dari
peranan ABRI sebagai kekuatan sosial politik. Sebagai kekuatan
pertahanan keamanan, ABRI telah berhasil melindungi kedaulatan
bangsa kita, menjaga keutuhan wilayah nasional kita, menciptakan
keamanan dan ketertiban kita. Dengan terus melaksanakan doktrin
pertahanan keamanan rakyat semesta, dengan terus manunggal
dengan rakyat yang diabdinya, dengan tetap mengembangkan
kekuatan yang kecil tetapi efektif, peranan dwi fungsi ABRI itu
memberi sumbangan yang besar bagi terciptanya stabilitas
nasional yang dinamis.
Dinamika terhadap stabilitas nasional terasa pula pada
kehidupan pers kita. Jumlah dan jenis penerbitan bertambah
banyak serta bertambah mutunya. Isinya menampilkan kenyataan
dan perkembangan masyarakat kita, menampilkan pandangan dan
aspirasi berbagai kalangan masyarakat, menampilkan masalah masalah yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat luas.
Dengan segala kekurangan yang masih ada, pers kita tumbuh
makin bebas dan makin bertanggung jawab. Pers telah ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa kita, memperluas wawasannya
dan memperkaya informasi yang diperlukan oleh masyarakat yang
makin terbuka.
Dalam rangka pembangunan hukum, sejak tahun '66 sampai
sekarang, Pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat
telah melahirkan 295 buah undang-undang. Selama kita memasuki
REPELITA V sampai hari ini telah dihasilkan 54 buah undangundang.
12
Keterbukaan, kegairahan dan dinamika masyarakat kita perlu
dijaga agar berlangsung secara tertib dan berkeadilan. Itulah
sebabnya selama ini kita terus melakukan pembangunan dan
penerapan hukum. Salah satu hasil karya hukum kita yang sangat
penting adalah Undang-undang No. 8 tahun '81 yang berupa
kodifikasi di bidang hukum acara pidana. Di sini antara lain
diberi jaminan yang jelas mengenai perlindungan terhadap hakhak asasi manusia. Dalam banyak undang-undang kita yang lain
tersebar jaminan terhadap hak-hak asasi manusia itu. Sejumlah
pasal berbagai undang-undang kita malahan memberi jaminan
perlindungan hak-hak asasi manusia yang lebih baik dari negaranegara maju.
Bangsa Indonesia lahir dari perjuangan untuk menegakkan
hak asasi manusia yang paling utama, ialah hak untuk merdeka.
Bangsa Indonesia pernah dirampas hak-hak asasinya oleh
kekuasaan penjajahan asing lebih dari 350 tahun lamanya. Karena
itu, kita adalah bangsa yang sangat memahami makna dan hakikat
hak asasi manusia itu. Kalimat pertama Pembukaan UUD kita
menegaskan bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Dasar negara kita dan pandangan hidup kita,
Pancasila, menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dalam pasal-pasal UUD kita tercantum jaminan terhadap berbagai
hak-hak asasi manusia yang paling pokok. Penjabaran dan
pengembangannya lebih lanjut dituangkan dalam berbagai
undang-undang. UUD kita yang memuat jaminan terhadap hakhak asasi manusia itu lahir tiga tahun lebih dahulu dari Deklarasi
Universal Hak-hak Asasi Manusia dalam tahun '48.
Seluruh bangsa dan negara di dunia dewasa ini menjunjung
tinggi cita-cita luhur mengenai hak-hak asasi manusia. Namun
jelas terdapat perbedaan regional dan nasional mengenai
pemahaman, pelembagaan dan pelaksanaan dari hak-hak itu. Ini
wajar-wajar saja. Karena itu tidak perlu dihindari.
13
Negara-negara di dunia dewasa ini tidak hanya berbeda latar
belakang sejarah dan kebudayaannya. Mereka juga berbeda dalam
taraf kemajuannya. Sebagian kecil telah sangat tinggi taraf
hidupnya. Sebagian lainnya sedang mengejar taraf hidup yang
tinggi tadi. Tetapi, bagian terbesar bangsa-bangsa masih bergumul
dalam perjuangan berat melawan keterbelakangan, kelaparan,
penyakit dan kebodohan. Perbedaan taraf hidup itu mempunyai
pengaruh besar terhadap penerapan hak-hak asasi manusia.
Persoalan terbesar yang kita hadapi, bukanlah sekedar memberi
jaminan mengenai hak-hak asasi manusia. Melainkan, membangun
kehidupan sosial ekonomi untuk menjamin tumbuh dan
berkembangnya kemanusiaan itu sendiri. Sejak semula kita telah
menegaskan bahwa hakikat pembangunan kita adalah membangun
manusia Indonesia yang utuh dan membangun seluruh masyarakat
Indonesia.
Demikianlah , Saudara Ketua yang terhormat, perkembangan
pembangunan politik kita yang bergerak dengan kegairahan dan
kesegaran sehingga mengantarkan bangsa ini pada taraf kemajuannya
sampai hari ini.
Karena stabilitas nasional kita bertambah mantap, karena
ketahanan nasional kita bertambah kuat, maka saya tidak pernah
menggunakan wewenang yang dilimpahkan kepada Presiden/
Mandataris berdasar Ketetapan MPR No. VI/MPR/1988.
Saudara-saudara se Bangsa dan se Tanah Air;
Kita telah menikmati stabilitas nasional yang dinamis selama
lebih dari seperempat abad. Stabilitas demikian tidak mungkin
dijaga dengan tangan besi, betapapun kuatnya tangan itu.
Stabilitas yang demikian tidak mungkin ditegakkan oleh satu
kekuatan, betapapun besarnya kekuatan itu. Stabilitas dinamis
yang demikian lama, hanya dapat tumbuh dengan kesegaran.
Stabilitas yang panjang hanya dapat ditopang oleh sistem
kenegaraan dan sistem politik yang demokratis, yang tanggap
terhadap perubahan dan penyegaran yang terus menerus.
14
Pengalaman pembangunan semua bangsa membuktikan
mutlaknya stabilitas nasional yang dinamis. Demikian pula
pentingnya stabilitas kawasan.
Dengan mengembangkan semangat ASEAN dan dengan
mengembangkan saling percaya dengan negara-negara Pasifik
Barat Daya kita menikmati stabilitas kawasan itu. Suasana
kawasan yang demikian tadi besar artinya bagi kelancaran
pembangunan nasional.
GBHN memberi pedoman yang jelas agar politik luar negeri
kita yang bebas aktif diabdikan kepada kepentingan nasional,
khususnya kepentingan pembangunan di segala bidang. Dalam
mengemudikan jalannya politik itu saya selalu berpegang teguh
pada amanat Pembukaan UUD agar kita ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Dalam lima tahun terakhir dunia sedang berubah dengan
cepat dan mendasar. Berakhirnya Perang Dingin telah meredakan
suasana pertentangan ideologi dan pertentangan kekuatan militer
di antara negara-negara besar. Dunia mempunyai peluang menuju
kehidupan bersama yang lebih tenteram dan damai. Namun,
bersamaan dengan itu muncul pula berbagai tantangan dan
masalah baru bagi umat manusia. Di berbagai kawasan timbul
kerusuhan dan konflik bersenjata, agresi dan campur tangan
asing, pertikaian yang bersumber pada pertentangan etnis dan
intoleransi agama, bentuk-bentuk rasisme baru dan bangkitnya
kembali nasionalisme yang sempit.
Kepedulian masyarakat dunia terhadap kelestarian lingkungan hidup bertambah besar; yang antara lain tercermin dengan
berlangsungnya KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun lalu. Saya
memimpin sendiri delegasi Indonesia ke KTT itu. Kesadaran kita
akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup ini tidak bisa
diragukan lagi.
Secara umum, semua bangsa makin percaya untuk
menyelesaikan konflik melalui dialog dan meja perundingan .
15
Semua bangsa bertambah sadar bahwa mereka hidup dalam dunia
yang satu dan saling membutuhkan. Namun, perkembangan
positif di bidang politik internasional tadi belum ada tanda tandanya diikuti oleh perkembangan di bidang ekonomi yang
sepadan. Di satu pihak, tingkat kemakmuran yang tinggi dinikmati
oleh masyarakat negara-negara industri maju. Di lain pihak,
bahagian terbesar umat manusia masih bergumul melawan
keterbelakangan, kelaparan, penyakit, kemiskinan dan kebodohan.
Kesenjangan, ketimpangan dan ketidakadilan ini masih jauh dari
teratasi. Keadaan bertambah buruk, karena suasana perekonomian
dunia tidak menentu dan tidak stabil.
Indonesia selalu mendorong unsur-unsur positif yang
memperkuat perdamaian, kerja sama, kemajuan, kesejahteraan
dan keadilan dunia. Di lain pihak, ikut berusaha mengurangi
unsur negatif yang menghalangi arah yang positif tadi. Itulah
tujuan utama lawatan saya ke banyak negara selama ini dan
keikutsertaan Indonesia dalam banyak forum di dunia. Sejalan
dengan kemajuan pembangunan di dalam negeri, says memandang
perlu hadir secara pribadi dalam konperensi internasional seperti
KTT ke-9 Gerakan Non Blok di Beograd, KTT Kelompok-15,
KTT Organisasi Konperensi Islam, KTT Bumi yang telah saya
singgung tadi, ke Sidang Umum PBB tahun lalu.
Dari sekian banyak langkah pelaksanaan politik luar negeri
yang bebas aktif, saya perlu menyinggung normalisasi hubungan
kita dengan RRC setelah mengalami pembekuan selama 23 tahun.
Ini merupakan manifestasi nyata dari politik luar negeri kit a yang
bebas aktif. Normalisasi hubungan itu membuktikan, betapapun
besarnya perbedaan antara dua negara, namun persahabatan dapat
dijalin atas dasar saling menghormati kedaulatan, saling tidak
mencampuri urusan dalam negeri dan saling kerja sama.
Normalisasi hubungan ini juga memberi sumbangan yang berarti
bagi stabilitas di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, yang
selanjutnya juga melicinkan jalan bagi berbagai pendekatan
regional lainnya.
16
Tiga puluh tujuh tahun setelah Konperensi Asia-Afrika di
Bandung, Indonesia kembali menjadi tuan rumah dari pertemuan
besar, yakni KTT ke-10 Negara-negara Non Blok. KTT ini
mewakili lebih dari setengah umat manusia. Juga adalah KTT
Negara-negara Non Blok terbesar yang pernah diadakan. Pesan
Jakarta, Dokumen Akhir serta sejumlah Deklarasi dan Keputusan
yang dihasilkan KTT dengan jelas mencerminkan arah dan
strategi baru serta vitalitas Gerakan Non Blok dalam suasana
rujuknya kekuatan-kekuatan besar dunia. KTT ini telah menghapus
keraguan mengenai relevansi Gerakan Non Blok setelah
berakhirnya Perang Dingin. KTT ini malahan berhasil menentukan
arah selanjutnya dari Gerakan Non Blok, yaitu memusatkan
segala daya upaya pada bidang ekonomi dan pembangunan guna
mengisi kemerdekaan nasional masing-masing negara anggotanya.
Gerakan Non Blok memandang penting sekali menghidupkan
kembali dialog Utara-Selatan dan meningkatkan kerja sama
Selatan-Selatan untuk dapat menumbuhkan ekonomi negaranegara yang sedang membangun.
Kepercayaan dunia terhadap Indonesia telah membuka
peluang yang lebih besar bagi kelancaran pelaksanaan tugas
nasional kita yang paling utama, ialah melaksanakan pembangunan.
Saudara-saudara se Bangsa dan se Tanah Air;
Kita sangat bersyukur karena sebagai bangsa kita telah
berhasil melaksanakan pembangunan yang terus-menerus, sambungmenyambung, makin meluas, makin mendalam dan makin merata.
Pembangunan itu berjalan berkesinambungan sepanjang 25 tahun,
selama 5 kali REPELITA.
Semua itu bisa berlangsung karena kita berhasil menjaga dan
memantapkan stabilitas ekonomi. Juga karena kita menciptakan
dan mengembangkan lembaga-lembaga ekonomi yang mampu
mendukung pembangunan itu.
Kita telah belajar dari pengalaman kita sendiri dan pengalaman bangsa-bangsa lain.
17
Pada awal masa Orde Baru kita menyadari bahwa
pembangunan tidak mungkin dimulai tanpa pemulihan ekonomi
lebih dahulu. Inflasi yang parah dan tidak terkendali pada waktu
itu harus kita hentikan. Dan lembaga-lembaga ekonomi yang tidak
berfungsi semestinya harus kita tata kembali, agar roda ekonomi
kita dapat berputar lagi.
Demikianlah maka mulai tahun '66 kita melaksanakan
program stabilisasi yang menyeluruh.
Di bidang keuangan negara kita tegakkan disiplin anggaran
belanja berimbang. Di bidang moneter kita mulai mengendalikan
dengan cermat uang beredar, dan tingkat bunga simpanan kita
sesuaikan agar menarik bagi masyarakat untuk memegang
uangnya. Sistem kurs devisa kita sederhanakan dan kita arahkan
agar mencerminkan tingkat kurs yang realistis sehingga dapat
mendorong ekspor dan melancarkan impor. Di sektor rill kita juga
mengambil langkah-langkah mendasar. Impor bahan baku dan
suku cadang diprioritaskan agar pabrik-pabrik dapat segera
meningkatkan produksinya kembali dengan memanfaatkan
kapasitasnya yang ada. Sistem distribusi secara bertahap diganti
dengan sistem yang lebih bebas dan lebih efektif. Persediaan
kebutuhan pokok rakyat diamankan, khususnya beras, yang
mendapatkan prioritas tinggi.
Dengan langkah-langkah itu inflasi akhirnya dapat kita
kendalikan dan roda ekonomi mulai bergerak kembali. Apa yang
kita lakukan pada waktu itu bukan sekedar program stabilisasi
moneter; tetapi lebih luas lagi, yaitu penataan dan pembaharuan
kelembagaan ekonomi secara luas. Kita melakukan peralihan.
Kita tinggalkan ekonomi yang serba diatur dan serba lamban. Kita
bangun ekonomi yang lebih lincah, lebih mampu menampung
prakarsa dan kreativitas masyarakat, lebih terbuka, lebih siap
memanfaatkan peluang-peluang dari perkembangan ekonomi
dunia dan lebih mampu memenuhi kebutuhan rakyat.
Pengalaman selama masa stabilisasi dan peralihan tadi
menyadarkan kita bahwa semua itu bukan pekerjaan yang mudah.
18
Dan, semua itu menuntut ketekunan, tekad yang teguh serta
pengorbanan dari kita semua. Apabila kita melihat tantangantantangan yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang
melakukan hal serupa saat ini di sejumlah kawasan di dunia,
maka tidak dapat tidak kita harus merasa bersyukur bahwa kita
telah dapat melewatinya dengan baik dan selamat.
Pengalaman itu membuktikan bahwa bangsa kita mampu
memecahkan masalah-masalah besar. Mampu mengatasi masalahmasalah besar.
Pengalaman pahit dalam dasawarsa 60-an berupa ketidakstabilan
dan kemandegan ekonomi telah menjadi bagian dari sejarah kita.
Pengalaman itu memberikan pelajaran yang sangat berharga
bagi kita semua, tidak terkecuali generasi yang pada waktu itu
belum mengalaminya. Pelajaran yang berharga itu adalah bahwa
gejala-gejala ketidakstabilan ekonomi sama sekali tidak boleh
diabaikan. Apalagi dibiarkan. Apabila tidak ditangani sungguhsungguh, maka ketidakstabilan ekonomi dengan cepat akan
menjadi tidak lagi terkendali. Selanjutnya, ketidakstabilan
ekonomi yang tidak terkendali akan melumpuhkan kemampuan
produktif bangsa dan hanya akan menyengsarakan rakyat.
Keadaan seperti itu tidak boleh terulang lagi buat selama lamanya. Demi kelangsungan pembangunan, demi kesejahteraan
rakyat, kita harus senantiasa menjaga baik-baik stabilitas ekonomi
kita. Di samping itu perlu kita sadari pula bahwa stabilitas
ekonomi bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya. Tetapi,
merupakan konsekuensi dari cara kita mengelola ekonomi kita.
Stabilitas ekonomi adalah hasil dari disiplin kita dalam mengelola
anggaran negara dan sikap hati-hati kita dalam melaksanakan
kebijaksanaan moneter.
Pengalaman seperti itu bukan khas pengalaman kita sendiri.
Juga merupakan pengalaman negara-negara lain dalam sejarah
perkembangan mereka. Sejarah perkembangan ekonomi bangsa bangsa menunjukkan bagaimana ketidakstabilan ekonomi yang
berlarut-larut dapat menghambat upaya-upaya pembangunan,
19
malahan meniadakan hasil-hasil pembangunan yang sudah
mereka capai. Kita melihat dalam sejarah bangsa -bangsa,
bagaimana ekonomi mereka kembali mundur, bahkan hancur,
karena membiarkan ketidakstabilan ekonomi lepas kendali.
Sebaliknya, kita juga menyaksikan bagaimana negara -negara yang
ekonominya stabil, yang mata uangnya kuat karena melaksanakan
kebijaksanaan fiskal dan moneternya secara hati -hati dan dengan
disiplin tinggi, justru berkembang pesat di bidang ekonomi dan
maju pesat di bidang teknologi. Kita harus dapat menarik
pelajaran dari pengalaman-pengalaman ini.
Saudara-saudara se Bangsa dan se Tanah Air;
Tadi saya katakan bahwa sejalan dengan stabilisasi ekonomi
dan moneter kita melakukan penataan kelembagaan ekonomi
secara luas. Penataan kelembagaan yang kita laksanakan itu
merupakan titik awal dari kebijakan-kebijakan kelembagaan yang
kita laksanakan sejak itu sampai sekarang, termasuk kebijakan
deregulasi dan debirokratisasi yang kita lancarkan dewasa in i.
Bahkan, dapat saya katakan, bahwa langkah-langkah penataan dan
pembaharuan kelembagaan yang kita ambil dalam masa stabilisasi
dahulu itu dapat dianggap sebagai langkah-langkah deregulasi dan
debirokratisasi gelombang pertama dalam masa Orde Baru.
Setelah melewati masa pemantapan dalam tahun '70-an, langkah
itu kemudian dilanjutkan dengan rangkaian deregulasi dan
debirokratisasi gelombang kedua sejak awal tahun '80-an. Jadi,
deregulasi dan debirokratisasi yang kita laksanakan sekarang
bukanlah kebijakan Baru, melainkan merupakan kelanjutan dari
kebijakan kelembagaan yang telah lama dirintis. Kebijakan
deregulasi dan debirokratisasi merupakan bagian dari kebijakan
pembaharuan dan penyegaran kelembagaan jangka panjang, yang
merupakan bagian dari kebijakan pembangunan nasional kita.
Sasaran dari kebijakan kelembagaan itu adalah untuk secara terus menerus mengembangkan dan memperbaharui kelembagaan kelembagaan ekonomi dan sosial agar selalu mampu mendukung
pembangunan; dan bukan justru menghambat pembangunan.
Sesuai dengan asas-asas Demokrasi Ekonomi yang diamanatkan
20
oleh UUD 1945 dan GBHN, lembaga-lembaga itu harus mampu
menampung kreativitas, prakarsa dan menggairahkan partisipasi
rakyat secara luas dalam pembangunan. Sekaligus, juga menjadi
wahana yang efektif bagi negara dalam memberi bimbingan,
arahan dan dorongan dalam mengelola seluruh sumber daya yang
ada bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Demikianlah kilas balik dari pengalaman kita sewaktu kita
mempersiapkan diri untuk memulai pembangunan.
Dengan makin pulihnya situasi ekonomi maka pada tahun
'69 kita mulai melaksanakan pembangunan lima tahun yang
pertama. Prasarana-prasarana penting kita rehabilitasi. Iklim yang
mendukung kegiatan usaha dan investasi kita kembangkan.
Pembangunan sektor pertanian kita beri prioritas yang sangat
tinggi karena menjadi kunci bagi pemenuhan kebutuhan pangan
rakyat dan sekaligus merupakan sumber kehidupan bagi sebagian
besar rakyat kita. REPELITA I dapat kita selesaikan dengan baik.
Bahkan, berbagai kegiatan pembangunan dapat kita percepat.
REPELITA I kemudian diikuti oleh REPELITA-REPELITA
selanjutnya.
Dalam memulai pembangunan, maka strategi pembangunan
yang kita anut cukup khas. Dengan kondisi ekonomi dan sosial
yang ada di masyarakat kita, perhatian khusus harus pertama-tama
kita berikan pada sektor terbesar yang menghidupi bagian terbesar
dari rakyat kita, yaitu sektor pertanian. Sektor pertanian harus
kita bangun lebih dahulu. Sektor ini harus kita tingkatkan
produktivitasnya. Bertumpu pada sektor pertanian yang makin
tangguh itulah kita bangun sektor-sektor lain. Demikianlah maka
pada tahap-tahap awal pembangunan, secara sadar kita memberikan
prioritas yang sangat tinggi pada pembangunan pertanian. Dalam
rangka itu kita membangun berbagai prasarana pertanian seperti
irigasi dan perhubungan, cara-cara bertani dan teknologi pertanian
yang baru kita ajarkan dan kita sebarluaskan kepada para petani
melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan yang tidak kenal lelah,
penyediaan sarana-sarana penunjang utama seperti pupuk kita
amankan dengan membangun pabrik-pabrik pupuk, kebutuhan
21
pembiayaan para petani kita sediakan melalui kredit perbankan
dan pemasaran hasil-hasil produksi mereka kita berikan kepastian
melalui kebijakan harga dasar dan kebijakan stok beras.
Strategi yang mendahulukan pembangunan pertanian tadi
telah berhasil mengantar kita berswasembada beras, menyebarkan
pembangunan secara luas kepada rakyat dan mengurangi
kemiskinan di negara kita.
Berkat ketekunan dan kerja keras kita semua, khususnya para
petani kita, maka produksi pangan dapat terus kita tingkatkan.
Dan akhirnya, pada tahun '84 kita berhasil mencapai swasembada
beras. Ini merupakan titik balik yang sangat penting, sebab dalam
tahun '70-an kita adalah negara pengimpor beras terbesar di dunia.
Bersamaan dengan itu tercipta pula lapangan kerja dan sumber
mata pencaharian bagi jutaan petani. Swasembada beras itu
sekaligus memperkuat ketahanan nasional kita di bidang ekonomi,
khususnya pangan.
Strategi yang mendahulukan pembangunan pertanian kita
sertai dengan pemerataan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar
rakyat; yang antara lain meliputi penyediaan kebutuhan pangan,
peningkatan gizi, pemerataan pelayanan kesehatan, keluarga
berencana, pendidikan dasar, air bersih, perumahan sederhana dan
sebagainya. Strategi ini kita laksanakan secara konsekuen setiap
REPELITA. Dengan strategi inilah kita kurangi kemiskinan di
Tanah Air.
Hasilnya adalah sangat menurunnya jumlah penduduk
miskin di negara kita. Pada tahun '70 ada 60 orang di antara
kita yang hidup miskin dari setiap 100 orang penduduk. Jumlah
penduduk yang miskin ini sangat besar, yaitu sekitar 70 juta
orang. Saudara-saudara kita yang miskin ini terus bertambah kecil
jumlahnya dari tahun ke tahun. Pada tahun '90 tinggal 15 orang
yang masih hidup miskin dari setiap 100 orang. Namun, karena
penduduk kita besar jumlahnya, maka jumlah penduduk yang
hidup miskin itu masih besar juga. Jumlahnya sekitar 27 juta
orang. Hanya sedikit negara yang berhasil menurunkan tingkat
22
kemiskinan penduduknya secepat kita. Prestasi ini membuat rasa
percaya diri kita bertambah tebal.
Kita sadar masih panjang jalan yang harus kita tempuh
bersama untuk mengangkat Saudara-saudara kita itu dari garis
kemiskinan. Di masa yang akan datang gejala kemiskinan makin
terpusat di kantong-kantong kemiskinan, daerah-daerah terpencil
di berbagai wilayah di Tanah Air. Ini memerlukan penanganan
yang lebih terarah, dengan sasaran yang lebih jelas dan
pelaksanaan yang lebih terdesentralisasi. Program-program khusus
semacam itu telah kita laksanakan dalam beberapa tahun terakhir
ini. Pelaksanaannya di masa datang perlu terus disempurnakan
dan dikembangkan. Dalam hubungan ini pemerintah daerah harus
mengambil peranan yang lebih besar lagi karena mereka yang
paling mengetahui mengenai kondisi dan keperluan penduduk di
kantong-kantong kemiskinan di daerahnya. Penanggulangan
kantong-kantong kemiskinan ini perlu memperoleh prioritas
setinggi-tingginya dalam strategi pembangunan daerah masingmasing.
Sidang Majelis yang saya muliakan;
Sejalan dengan keberhasilan kita dalam membangun sektor
pertanian, kita juga mulai membangun sektor-sektor lain.
Hasilnya membesarkan hati. Produksi nasional dan penghasilan
nasional kita meningkat pesat.
Pada waktu kita mulai membangun dahulu, penghasilan ratarata per jiwa rakyat Indonesia hanya sekitar 70 dolar Amerika
setahun. Sekarang, penghasilannya sudah di atas 600 dolar
Amerika. Diukur dengan produksi nasional pada harga konstan,
selama 25 tahun terakhir ini perekonomian kita telah tumbuh
dengan rata-rata lebih dari 6% setiap tahun. Tidak banyak negara
yang berhasil mencapai pertumbuhan rata-rata setinggi itu dan
yang berhasil mempertahankannya dalam jangka waktu yang
cukup panjang. Selama seperempat abad ini hanya ada sekitar
10 negara di dunia yang mengalami pertumbuhan berkesinambungan
secepat itu.
23
Di waktu-waktu yang akan datang prestasi pertumbuhan
ekonomi ini harus tetap kita pertahankan. Hanya dengan
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi itulah kita akan dapat
mengatasi masalah-masalah sosial ekonomi yang berat; yaitu
pengurangan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja, pemerataan
dan peningkatan taraf hidup rakyat.
Tanpa pertumbuhan ekonomi, tidak akan ada kegiatan
ekonomi baru. Tanpa kegiatan ekonomi baru, tidak akan ada
lapangan kerja baru dan tidak akan ada sumber penghasilan baru
bagi rakyat.
Untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi tadi perlu dilanjutkan kebijakan-kebijakan yang
mendukung; seperti deregulasi dan debirokratisasi. Di masa yang
akan datang pertumbuhan ekonomi kita akan makin tergantung
pada keberhasilan kita dalam meningkatkan efisiensi dan
produktivitas. Pertumbuhan ekonomi akan makin kurang tergantung
kepada tersedianya sumber alam yang melimpah atau kepada
tenaga kerja murah. Pertumbuhan ekonomi di masa datang akan
makin ditentukan oleh kreativitas sumber daya manusia, keterampilan
mereka, kemampuan manajemen dan kemampuan teknologi
mereka. Ini berarti kunci utama keberhasilan pembangunan kita
di masa datang adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dan kita memang sudah memulainya.
Dalam pada itu kita tidak boleh lupa bahwa setiap
pertumbuhan ekonomi perlu didukung oleh pembiayaan yang
cukup memadai bagi investasi yang diperlukan. Dari segi
ekonomi nasional, menyediakan pembiayaan yang cukup memadai
untuk investasi tidak sekedar berarti memperluas kredit atau
melonggarkan kebijakan moneter. Investasi itu hanya dapat
dibiayai dari sumber daya ekonomi rill yang kita sisihkan untuk
itu. Sumber ekonomi riil yang disisihkan itu tidak lain adalah
tabungan nasional, yang digali dari masyarakat sendiri.
Perluasan kredit dan pelonggaran moneter tanpa didukung oleh
pemupukan tabungan nasional yang cukup besar akan menimbulkan
inflasi, bukan investasi. Keadaan yang buruk ini akan bertambah
24
buruk lagi dengan defisit neraca pembayaran yang membesar.
Kedua gejala ketidakstabilan ekonomi ini, yakni inflasi dan
membesarnya defisit neraca pembayaran, adalah dua hal yang
justru harus sungguh-sungguh dihindari.
Sesuai dengan tekad kita untuk meningkatkan kemandirian
bangsa, maka kita harus mengerahkan segenap kemampuan kita
untuk meningkatkan tabungan nasional. Di sektor pemerintah hal
ini berarti bahwa sumber-sumber perpajakan harus ditingkatkan,
pengeluaran-pengeluaran pemerintah harus lebih hemat, efisien
dan efektif. Termasuk di dalamnya penghapusan subsidi-subsidi
yang tidak mendesak atau tidak perlu. Di sektor dunia usaha
peningkatan tabungan nasional berarti bahwa dunia usaha kita
harus makin efisien, mampu menekan biaya-biaya yang tidak
perlu dan meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian dapat
dipupuk surplus usaha yang makin besar, yang nanti harus
menjadi sumber pembiayaan andalan bagi pengembangan
usahanya. Yang tidak kalah penting adalah, surplus usaha itu
sejauh mungkin dimanfaatkan untuk membiayai investasi di
dalam negeri. Semua hal yang diperlukan untuk meningkatkan
tabungan nasional tadi bukanlah perkara yang mudah. Namun
semua itu harus kita laksanakan demi kemandirian bangsa dalam
pembiayaan pembangunan nasional.
Para Anggota Majelis yang saya hormati;
Kita menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi hanya
mencerminkan satu segi dari kemajuan. Pertumbuhan ekonomi
yang kita capai hanya mempunyai arti apabila ada kemajuan pada
segi-segi kehidupan lainnya. Untuk itu marilah kita lihat
perkembangan kehidupan kita di bidang ketenagakerjaan, penurunan
kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat pada umumnya.
Berdasarkan hasil sensus penduduk maka selama hampir dua
dasawarsa --antara tahun '71 dan tahun '90-- telah tercipta tidak
kurang dari 34 juta lapangan kerja baru. Jumlah ini lebih besar
dari pertambahan angkatan kerja secara keseluruhan selama kurun
waktu yang sama, yang jumlahnya sekitar 32 juta orang. Dengan
25
mengingat bahwa tidak seluruh lapangan kerja baru yang tercipta
tadi berupa pekerjaan dengan jam kerja penuh, maka jumlah
kesempatan kerja yang telah tercipta selama hampir dua
dasawarsa tadi sangatlah berarti. Perkembangan ketenagakerjaan
ini menunjukkan adanya pemerataan dari pertumbuhan ekonomi
kita. Namun, tantangan yang berada di hadapan kita masih saja
sangat besar. Di waktu-waktu yang akan datang kita harus
membuka lapangan kerja baru bagi angkatan kerja kita. Mereka
yang memerlukan pekerjaan itu bertambah lebih dari 2,1 juta
orang setiap tahun. Di samping itu, kita juga harus mengatasi
masalah pengangguran terselubung atau mereka yang setengah
menganggur yang jumlahnya juga tidak sedikit.
Seperti sudah saya kemukakan tadi, pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi kita telah mengurangi jumlah penduduk
yang miskin. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi itu juga telah
berhasil memperbaiki kesejahteraan rakyat pada umumnya.
Jika pada awal tahun '70-an penduduk Indonesia mempunyai
harapan hidup rata-rata sekitar 50 tahun, maka dalam tahun '90
harapan hidup itu telah meningkat menjadi lebih dari 61 tahun'.
Dalam kurun waktu yang sama angka kematian bayi menurun dari
142 untuk setiap 1.000 kelahiran hidup menjadi 63 untuk setiap
1.000 kelahiran hidup. Sementara itu pertumbuhan penduduk
juga dapat kita kendalikan. Selama dasawarsa '70-an laju
pertumbuhan penduduk kita mencapai sekitar 2,3% setiap tahun.
Dalam tahun-tahun awal '90-an angka tadi sudah dapat kita
turunkan menjadi sekitar 1,6% setiap tahun.
Penyediaan pangan dan sandang pun mengalami kemajuankemajuan. Antara tahun '68 dan '91 produksi beras telah
meningkat dari 105,8 kg per jiwa menjadi 159,9 kg per jiwa,
produksi ikan meningkat dari 10,3 kg per jiwa menjadi 18,6 kg
per jiwa. Selanjutnya produksi daging per jiwa telah melipat
menjadi lebih dari 2 kalinya: dari 2,7 kg menjadi 6,4 kg, produksi
telur per jiwa melipat hampir 6 kalinya: dari 0,5 kg menjadi
2,9 kg, produksi tekstil per jiwa melipat hampir 10 kalinya: dari
2,8 m menjadi 28,5 m. Persentase rumah tangga yang
26
memperoleh aliran listrik telah meningkat dari hanya 6,1% dari
seluruh rumah tangga dalam tahun '71 menjadi 46,8% dalam
tahun '90.
Di bidang pendidikan, fasilitas pendidikan dasar sudah
makin merata. Pada tahun '68 fasilitas sekolah dasar yang ada
hanya dapat menampung sekitar 41% dari seluruh anak berumur
sekolah dasar. Saat ini fasilitas-fasilitas sekolah dasar yang telah
kita bangun di seluruh pelosok Tanah Air praktis mampu
menampung seluruh anak Indonesia yang berusia sekolah dasar.
Kondisi ini merupakan landasan kuat menuju pelaksanaan wajib
belajar 9 tahun di tahun-tahun yang akan datang ini. Sementara
itu, jumlah rakyat kita yang masih buta huruf telah menurun dari
39% dalam tahun '71 menjadi sekitar 16% dalam tahun '90. Dam pak dari pemerataan pendidikan juga terlihat dari meningkatnya
tingkat pendidikan angkatan kerja kita. Dalam t ahun '71 hampir
43% dari seluruh angkatan kerja kita tidak atau belum pernah
sekolah. Pada tahun '90 jumlah mereka yang tidak atau belum
pernah sekolah itu sudah menurun menjadi sekitar 17%. Dalam
kurun waktu yang sama angkatan kerja yang berpendidikan
SMTA ke atas telah meningkat dari 2,8% dari seluruh angkatan
kerja menjadi hampir 15%. Peningkatan mutu angkatan kerja kita
akan mempunyai dampak yang luas bagi laju pembangunan kita
di waktu-waktu yang akan datang.
Penanggulangan kemiskinan, penciptaan kesempatan kerja,
pemenuhan kebutuhan dasar manusia adalah bagian dari upaya
besar kita untuk memeratakan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Yang kita kehendaki adalah pemerataan yang bersifat lestari. Ini
berarti kita mengandalkan pada pemerataan kesempatan dan
pemerataan kemampuan memanfaatkan kesempatan itu. Ini adalah
sasaran jangka panjang yang harus terus menerus kita upayakan.
Sementara kita terus mengusahakan tercapainya sasaran
jangkapanjang itu, berbagai langkah penting telah kita laksanakan.
Anggaran negara setiap tahun selalu diarahkan untuk
menunj ang pemerataan. Pada peneri maan negara kita selalu
27
melaksanakan perpajakan secara efisien dan adil. Pada pengeluaran
negara kita selalu memberikan prioritas yang sangat tinggi pada
program-program pemerataan, termasuk program-program pemenuhan
kebutuhan dasar rakyat seperti yang saya uraikan tadi. Di bidang
pemerataan usaha, kita telah mendorong keterkaitan dan
hubungan saling membantu dan saling menguntungkan antara
yang besar dan yang kecil, antara yang kuat dan yang lemah;
melalui program Perkebunan Inti Rakyat (PIR), Bapak Angkat
dan sebagainya. Sementara itu juga sedang digarap undangundang untuk melindungi usaha kecil. Pemerataan antardaerah
kita laksanakan dengan terus meningkatkan program-program
Inpres bantuan daerah. Dalam hal pembangunan prasarana, maka
daerah-daerah yang terbelakang memperoleh perhatian khusus. Ini
semua adalah upaya-upaya untuk memperluas pemerataan.
Demikianlah berbagai kemajuan yang berhasil kita capai
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan -pemerataan.
Sidang Majelis yang terhormat;
Pembangunan yang kita laksanakan juga berhasil memperkuat
struktur ekonomi kita. Pembangunan telah menjadikan struktur
ekonomi kita makin seimbang dan makin kukuh. Seperti yang
saya kemukakan tadi, bertumpu pada sektor pertanian yang
berhasil kita bangun, maka sektor industri dan sektor-sektor lain
telah dapat berkembang pesat. Selama lebih dari dua dasawarsa
terakhir, sektor industri telah tumbuh lebih cepat dari sektorsektor lain; yaitu dengan rata-rata lebih dari 12% per tahun.
Dengan perkembangan yang pesat itu peranan sektor industri
dalam produksi nasional telah meningkat dari 9,2% dalam tahun
'
69 menjadi 21,3% dalam tahun '91. Dewasa ini sumbangan sektor
industri dalam produksi nasional lebih besar dibandingkan
sumbangan sektor pertanian. Ini berarti kita berhasil mewujudkan
makin seimbangnya sektor pertanian dan sektor industri. Yang
juga penting adalah, adanya perubahan dalam sektor industri itu
sendiri. Macam barang yang dihasilkan oleh industri dalam negeri
makin banyak dan makin beragam. Secara bertahap, tetapi pasti,
28
nilai tambah hasil-hasil industri tadi juga makin meningkat.
Berkat meningkatnya kemampuan teknologi serta kemampuan
rancang bangun dan rekayasa nasional, industri kita sekarang
sudah mampu menghasilkan barang-barang dengan teknologi
canggih; seperti produk-produk rekayasa, elektronika, hasil-hasil
kimia, pesawat terbang, kapal samudra, mesin pabrik sampai
pabrik yang utuh. Yang sangat membesarkan hati adalah, makin
banyak produk industri kita yang mampu bersaing dan menembus
pasaran dunia. Hasil-hasil industri sekarang menjadi tumpuan dan
andalan utama ekspor non migas kita.
Akhir-akhir ini kegiatan agroindustri juga berkembang pesat.
Perkembangan kegiatan agroindustri ini tidak saja meningkatkan
nilai tambah hasil-hasil pertanian, tetapi juga mempererat
keterkaitan antara sektor pertanian dan sektor industri.
Secara keseluruhan, perkembangan industri selama hampir
seperempat abad ini menunjukkan bahwa industri kita makin
maju dengan basis komoditi yang makinluas, struktur yang makin
mendalam, daya saing yang makin tinggi dan keterkaitan dengan
sektor lain yang makin erat.
Itu semua menunjukkan bahwa proses industrialisasi telah
mulai berjalan di negara kita. Indonesia sudah siap untuk
melangkah maju ke tahap-tahap industrialisasi selanjutnya.
Proses industrialisasi yang akan kita lalui nanti akan
merupakan lintasan yang panjang dan penuh tantangan.
Tetapi, jalur itulah jalan satu-satunya bagi bangsa kita untuk
maju. Dalam menelusuri lintasan industrialisasi itu nanti kita
perlu berhati-hati dan merencanakan langkah kita dengan cermat.
Pengalaman menunjukkan, ada bangsa-bangsa yang berhasil
melaju terus dalam upaya industrialisasinya. Ada pula bangsa bangsa yang tidak berhasil dalam upaya itu; dan industrialisasinya
berhenti di tengah jalan. Bahkan, juga ada bangsa-bangsa yang
kemudian mengalami kemunduran kembali dan kemerosotan. Kita
tidak ingin masuk dalam kelompok yang tidak berhasil. Karena
itu kita harus belajar sungguh-sungguh dari pengalaman dan
menyiapkan diri sebaik-baiknya.
29
Industrialisasi bukan sekedar mendirikan pabrik sebanyakbanyaknya. Atau, sekedar membangun industri secanggihcanggihnya. Industrialisasi berarti membangun suatu sistem yang
mempunyai daya hidup dan berkembang secara mandiri dan
mengakar pada struktur ekonomi dan struktur masyarakat bangsa
itu. Pabrik-pabrik dan industri-industri canggih dapat kita bangun
sepanjang semua itu mengarah pada terciptanya sistem yang saya
maksud tadi. Industri adalah tempat berpadunya unsur teknologi
dengan unsur ekonomi. Industri yang kuat adalah industri yang
berpijak pada landasan teknologi yang kuat dan landasan ekonomi
yang kuat pula. Industri yang tidak didukung oleh kemampuan
teknologi yang memadai akan segera menjadi industri yang usang
dan ketinggalan zaman. Demikian pula, industri yang tidak
mempunyai landasan ekonomi yang mantap hanya akan menjadi
industri yang rapuh, yang terus-menerus perlu proteksi dan
subsidi.
Bagi negara yang sedang membangun, seperti negara kita,
industri-industri yang dikembangkan harus pula memperhatikan
hal-hal lain; yaitu dampaknya terhadap masalah-masalah sosial
ekonomi yang mendesak seperti kesempatan kerja, kemiskinan
dan pemenuhan kebutuhan dasar rakyat. Industrialisasi harus
dapat memberi sumbangan kepada pemecahan masalah-masalah
mendesak tadi.
Di samping itu dalam melaksanakan industrialisasi kendalakendala ekonomi makro dan moneter perlu senantiasa diperhatikan
dengan sungguh-sungguh, sehingga kestabilan ekonomi tidak
terganggu. Gangguan terhadap kestabilan ekonomi pada akhirnya
akan menghancurkan proses industrialisasi itu sendiri dan
mengakibatkan proses pembangunan nasional merosot dengan
cepat. Dan yang terakhir, demi tercapainya pembangunan yang
berkelanjutan, maka industri-industri yang kita bangun harus
industri-industri yang tidak boros dalam pemanfaatan sumber
alam dan energi, industri yang menggunakan teknologi yang
bersih dan tidak membahayakan kelestarian lingkungan hidup.
30
Wawasan ke depan yang demikian itulah yang perlu kita
perhatikan dalam melanjutkan proses industrialisasi di masa yang
akan datang. Apa yang sudah kita capai sampai saat ini dalam
pembangunan industri merupakan landasan kuat bagi kita untuk
melangkah maju dengan penuh kewaspadaan.
Kemajuan penting lainnya dalam memantapkan struktur
ekonomi kita adalah makin kurangnya ketergantungan kita pada
sektor migas. Dalam satu dasawarsa terakhir ini penurunan
peranan migas itu tampak dalam produksi nasional, dalam ekspor
dan dalam penerimaan dalam negeri untuk anggaran negara.
Dalam produksi nasional peranan migas telah menurun dari 24%
dari seluruh produksi nasional dalam tahun '81 menjadi 15,6%
pada tahun '91. Dalam ekspor perannya menurun lebih cepat lagi,
yaitu dari 82% dari seluruh penerimaan ekspor kita dalam tahun
'81/82 menjadi sekitar 32% dalam tahun '92/93. Sebaliknya
peranan ekspor non migas dalam ekspor Indonesia secara
keseluruhan telah meningkat dari 18% dalam tahun '81/82
menjadi 68% dalam tahun '92/93. Ekspor non migas kita naik
dengan tajam setelah diadakan serangkaian deregulasi dan
debirokratisasi sejak awal tahun '80-an. Peningkatan ekspor non
migas sungguh sangat pesat. Dalam tahun '68 nilai ekspor non
migas baru sekitar 570 juta dolar Amerika untuk seluruh tahun.
Dewasa ini, ekspor non migas itu sudah mencapai lebih dari 2
milyar dolar Amerika untuk setiap bulan.
Dalam pada itu penerimaan negara dari sumber non migas
juga meningkat pesat, terutama setelah dimulainya pembaharuan
sistem perpajakan dalam tahun '84. Dalam tahun '81/82
penerimaan dalam negeri dari sumber non migas hanya sekitar
29% dari seluruh penerimaan dalam negeri. Dalam tahun '92/93
penerimaan negara dari sumber non migas telah meningkat
menjadi lebih dari 70%.
Upaya-upaya kita untuk memacu kegiatan sektor-sektor non
migas telah menambah mantapnya struktur produksi nasional,
struktur neraca pembayaran internasional dan struktur anggaran
negara.
31
Salah satu unsur penting dari struktur ekonomi yang telah
mengalami perkembangan pesat adalah jaringan prasarana dasar.
Sewaktu kita mulai membangun, negara kita termasuk negara
yang paling tertinggal di bidang penyediaan prasarana-prasarana
dasar seperti prasarana listrik, jalan, pelabuhan dan telekomunikasi.
Semenjak REPELITA I sampai sekarang, pembangunan
prasarana mendapatkan prioritas tinggi. Kita menyadari, hanya
dengan dukungan jaringan prasarana dasar yang memadai maka
kegiatan ekonomi dapat tumbuh dan berkembang. Sekarang,
dengan segala kekurangannya, jaringan prasarana yang ada telah
mampu mendukung kegiatan ekonomi yang terus meningkat dan
mampu menunjang daya saing kita di pasar dunia. Pembangunan
prasarana itu telah mengubah perekonomian Indonesia, yang
sebelumnya mempunyai jaringan infrastruktur yang serba kurang
dan serba tertinggal menjadi suatu perekonomian yang memiliki
jaringan prasarana moderen dan makin luas. Akhir-akhir ini kita
memang merasakan berbagai kekurangan di bidang prasarana.
Keadaan ini merupakan akibat dari peningkatan kegiatan ekonomi
yang sangat pesat. Walaupun demikian, hasil pembangunan di
bidang prasarana sangatlah besar. Perkenankan saya menyebut
beberapa fakta mengenai hal ini.
Apabila daya tersambung listrik pada tahun '68 baru
mencapai 1,2 juta kilowatt, maka pada tahun '91/92 angkanya
melompat 26 kali lipat menjadi 31,5 juta kilowatt. Jaringan jalan
juga makin meluas jangkauannya ke berbagai penjuru Tanah Air
dan kondisinya pun makin mantap sehingga mampu menampung
arus lalu lintas yang sangat meningkat. Jumlah bis, truk dan
mobil penumpang yang memanfaatkan jaringan jalan tadi telah
meningkat 11 kali lipat dari tahun '68 sampai sekarang; yaitu dari
314 ribu buah menjadi lebih dari 3,6 juta. Kemajuan sangat
penting juga terjadi di bidang telekomunikasi. Sejak tahun '76
Indonesia masuk ke era telekomunikasi canggih, dengan
diorbitkannya satelit Palapa yang pertama untuk menjangkau
pelosok-pelosok Tanah Air dan untuk menjangkau semua penjuru
dunia. Sambungan telepon sentral otomat meningkat 20 kalinya
32
dari 77,7 ribu satuan sambungan dalam tahun '68 menjadi hampir
1,6 juta dalam tahun '91/92.
Tidak dapat diragukan bahwa kemajuan di bidang pembangunan
prasarana ini telah mendukung perkembangan ekonomi di daerahdaerah, telah memperkuat Indonesia sebagai satu kesatuan
ekonomi dan telah ikut memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa kita. Pembangunan berbagai prasarana ini telah memperluas
pemerataan, memantapkan stabilitas nasional dan mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi yang berhasil kita capai
selama 25 tahun ini disebabkan oleh adanya investasi yang terus
meningkat, baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun oleh
dunia usaha dan masyarakat. Dari tahun ke tahun penanaman
modal oleh dunia usaha terus berkembang pesat. Namun,
perkembangan penanaman modal yang sangat pesat terjadi dalam
5 tahun terakhir, sebagai hasil dari langkah-langkah deregulasi
dan debirokratisasi. Dalam tahun '88, nilai penanaman modal
dalam negeri yang disetujui adalah Rp. 14,2 trilyun, sedangkan
nilai penanaman modal asing yang disetujui 4,5 juta dolar
Amerika. Selama 2 tahun berikutnya gairah investasi sangat kuat.
Dalam. tahun '90 nilai penanaman modal dalam negeri yang
mendapatkan persetujuan sudah mencapai Rp. 55,3 trilyun,
sedangkan nilai penanaman modal asing mencapai 8,7 milyar
dolar Amerika. Bersamaan dengan peningkatan penanaman modal
yang sangat cepat itu suhu perekonomian meningkat. Karena itu,
untuk mendinginkannya, diambilah langkah-langkah yang tepat di
bidang moneter, fiskal dan pinjaman komersial luar negeri.
Sebagai akibat dari langkah-langkah tadi nilai penanaman
modal dalam negeri yang disetujui dalam tahun '92 menurun
menjadi Rp.29,3 trilyun, sedangkan untuk penanaman modal
asing masih meningkat dan mencapai 10,3 milyar dolar Amerika.
Meskipun ada penurunan akhir-akhir ini, namun secara umum
minat penanaman modal dalam negeri masih tetap tinggi. Secara
kumulatif selama 5 tahun --dari tahun '88 sampai dengan tahun
'92 -- nilai penanaman modal dalam negeri y ang disetujui
33
mencapai Rp.159,4 trilyun, sedangkan nilai penanaman modal
asing yang disetujui sekitar 37 milyar dolar Amerika. Karena
berbagai sebab, memang tidak seluruh persetujuan tersebut akan
menjadi kenyataan. Jumlah keseluruhan rencana penanaman
modal ini sangat besar. Karena itu, meskipun baru sebagian dari
rencana-rencana tadi yang telah dilaksanakan, namun sudah dapat
menggerakkan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat selama
beberapa tahun terakhir ini. Mengingat keterbatasan keuangan
negara yang masih akan kita rasakan di tahun-tahun yang akan
datang, maka untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi kita harus terus memacu penanaman modal
oleh dunia usaha dan masyarakat pada umumnya.
Para Anggota Majelis yang terhormat;
Sejak awal pelaksanaan pembangunan sasaran-sasaran dan
kebijakan-kebijakan yang kita ambil selalu dilandasi oleh tekad
kemandirian; yaitu tekad untuk mewujudkan cita-cita kita sebagai
bangsa yang merdeka, berdaulat dan sejajar dengan bangsa bangsa lain. Seluruh upaya pembangunan kit untuk memajukan
bangsa di segala bidang, untuk melepaskan diri dari keterbelakangan
dan kemiskinan, tidak lain adalah upaya kita untuk menuju ke
arah kemandirian bangsa dalam arti yang saya sebutkan tadi.
Pembangunan yang telah kita laksanakan selama ini, telah
menambah mantapnya kemandirian kita itu.
Tercapainya dan dapat dipertahankannya swasembada beras
menambah mantapnya kemandirian kita dalam memenuhi kebutuhan
pangan rakyat. Kita tidak lagi harus menjadi sandera dari pasang
surutnya pasar beras dunia, seperti sewaktu kita masih menjadi
pengimpor beras terbesar di dunia di waktu yang lalu.
Pesatnya kemajuan industri dalam negeri telah menghasilkan
barang kebutuhan konsumsi dan kebutuhan produksi yang kita
perlukan. Bahkan, makin banyak pula hasil-hasil industri kita
yang berhasil menerobos pasar dunia dan mampu bersaing serta
menandingi produk-produk bangsa lain di negara lain. Ini
merupakan bukti nyata meningkatnya kemandirian kita; tidak
34
hanya dalam arti pasif, tetapi kemandirian dalam arti aktif.
Kemampuan dan penguasaan bangsa kita di bidang rekayasa dan
rancang bangun juga sangat berkembang dibanding sewaktu kita
mulai melaksanakan pembangunan. Kita akan terus meningkatkan
upaya kita di bidang ini. Kita menyadari sepenuhnya bahwa
penguasaan teknologi yang relevan bagi pembangunan adalah
kunci bagi kemajuan dan kemandirian bangsa di masa datang.
Di bidang pembiayaan pembangunan secara bertahap kita
juga terus melangkah maju ke arah kemandirian yang makin
mantap. Dalam tahun '68, sebelum kita memulai pembangunan,
penerimaan dalam negeri pemerintah hanya cukup untuk
membiayai kegiatan-kegiatan rutinnya yang sangat terbatas.
Dalam tahun-tahun selanjutnya penerimaan dalam negeri ini dapat
kita tingkatkan. Dengan peningkatan penerimaan dalam negeri
kita memupuk tabungan pemerintah. Ini merupakan sumber
pembiayaan pembangunan dari kekuatan sendiri, yang secara
bertahap menggeser peranan bantuan luar negeri. Karena
ketergantungan kita pada minyak di waktu lalu, tabungan
pemerintah mengalami pasang surut seiring dengan pasang
surutnya harga pasar minyak dunia. Kemerosotan harga minyak
yang terjadi terutama dalam tahun-tahun pertengahan dasawarsa
'80-an telah mengakibatkan tabungan pemerintah merosot. Pada
tahun terakhir REPELITA IV tabungan pemerintah hanya mencapai
kurang dari Rp. 2,3 trilyun. Dalam masa sulit itu, demi
kelangsungan dan kesinambungan pembangunan, kita memanfaatkan
bantuan luar negeri yang cukup besar untuk melanjutkan proyekproyek pembangunan. Namun, dengan , tekad kemandirian yang
teguh dan dengan kerja keras, dalam tahun-tahun selanjutnya kita
berhasil meningkatkan lagi tabungan pemerintah. Dalam tahun
'92/93 tabungan pemerintah itu diperkirakan mencapai Rp. 13,3
trilyun. Ini berarti bahwa tabungan pemerintah meningkat hampir
6 kali dalam kurun 5 tahun terakhir ini. Dengan tekad
kemandirian yang sama dan dengan kerja keras, kita akan terus
berusaha untuk meningkatkan tabungan pemerintah sehingga
peranannya sebagai sumber pembiayaa n pembangunan terus
35
meningkat. Dengan makin berkurangnya ketergantungan kita pada
minyak bumi, makin berkurang pula pengaruh gejolak harga
minyak bumi terhadap pemupukan tabungan pemerintah dan
terhadap penerimaan devisa kita dari ekspor. Dengan demikian
landasan kemandirian kita bertambah luas dan kukuh.
Kita semua menyadari bahwa kemajuan apapun yang ingin
kita capai maka pembangunan lahir batin manusia Indonesia
adalah yang utama. GBHN '88 menyatakan bahwa semua
golongan beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa secara terus-menerus dan bersama-sama supaya
meletakkan landasan moral, etik dan spiritual yang kukuh bagi
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. Dalam
rangka itu, kehidupan keagamaan umat beragama kita terus
bertambah semarak. Rumah-rumah peribadatan dari semua
pemeluk agama bertambah banyak jumlahnya dari tahun ke tahun.
Pengunjung masjid-masjid, gereja-gereja dan rumah-rumah
peribadatan lainnya terus bertambah besar jumlahnya, terutama
dari kalangan generasi muda. Secara keseluruhan telah berkembang
sikap hidup lebih rukun dan saling menghormati antara pemeluk
agama yang berbeda dan antara sesama pemeluk agama.
Kerukunan kehidupan beragama yang dalam itu sangat
diperlukan untuk memberi kekuatan batin kepada kita sebagai
bangsa dalam menghadapi berbagai cobaan dan rintangan dalam
melaksanakan pembangunan selama ini.
Saudara-saudara se Bangsa dan se Tanah Air;
Lima tahun yang lalu, tatkala saya bersedia diangkat sebagai
Presiden saya menyadari sedalam-dalamnya betapa berat tugas
yang akan saya pikul.
Bangsa ini berketetapan hati merampungkan pekerjaan besar.
Bangsa ini telah membulatkan tekad untuk meletakkan landasan
pembangunan yang kuat, agar bisa memasuki era tinggal landas.
Saya telah melaksanakan tugas memimpin Saudara-saudara
semua, Saudara-saudara se Bangsa dan se Tanah Air, untuk
merampungkan pekerjaan besar itu.
36
Setiap karya manusia tidak pernah tanpa cela. Hanya Tuhan
Yang Maha Kuasa yang memiliki kesempurnaan. Sebagai karya
manusia, pembangunan kita pun mengandung kekurangan.
Kekurangan ini kita terima dengan penuh kesadaran. Tetapi,
pembangunan kita juga banyak mencapai kemajuan. Kemajuan itu
kita rasakan dengan penuh keyakinan.
Kemajuan dan keberhasilan kita itu diakui dan dihargai oleh
badan-badan internasional dan kalangan dunia yang berwibawa.
Pengakuan serta penghargaan keberhasilan tadi meliputi berbagai
bidang: swasembada beras, keluarga berencana, peningkatan
peranan wanita dalam pembangunan, pendidikan, pengelolaan
pinjaman luar negeri, pengelolaan ekonomi dan pembangunan,
pemerataan dan pengurangan kemiskinan. Pengakuan serta
penghargaan itu membuat kita berbesar hati.
Tetapi kita menyadari bahwa tantangan-tantangan besar
masih saja berada di hadapan kita. Dinamika pembangunan
mengajarkan kepada kita bahwa pembangunan adalah proses yang
tidak pernah berhenti. Masalah-masalah lama yang kita selesaikan
mendatangkan masalah baru yang menunggu penyelesaiannya
pula.
Keberhasilan telah kita capai melewati ujian demi ujian,
tantangan demi tantangan. Tidak jarang kita dihadapkan pada
pilihan-pilihan yang berat. Kadangkala langkah yang harus kita
ambil terasa berat dan pedih. Kita telah memikul beban berat dan
menahan rasa pedih itu, karena kita percaya langkah tadi adalah
untuk kebaikan kita sebagai bangsa, untuk kebaikan generasigenerasi yang akan datang, untuk kebaikan anak cucu kita di
masa datang.
Ibarat perjalanan panjang, saya telah memimpin bangsa ini
mendaki gunung-gunung, menuruni lembah-lembah dan mengarungi
lautan-lautan. Kadang-kadang cuacanya cerah. Tidak jarang badai
menyerang.
Kepada seluruh bangsa Indonesia saya sampaikan rasa
terima kasih yang dalam dan rasa hormat saya yang tinggi atas
37
kesediaan mengikuti kepemimpinan saya selama lima tahun
terakhir.
Keberhasilan kepemimpinan saya adalah berkat dukungan,
kepercayaan dan kerja keras dari semua kalangan, golongan dan
generasi bangsa ini. Segala kekurangannya adalah karena
keterbatasan saya sebagai manusia.
Atas segala dukungan terhadap kepemimpinan saya, saya
sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya. Dukungan
itu memberi kekuatan batin bagi saya. Rasa terima kasih yang
sama saya sampaikan kepada kritik dan koreksi terhadap saya
selama masa kepresidenan lima tahun yang lalu. Kritik dan
koreksi itu saya gunakan untuk mawas diri. Juga saya fahami
sebagai wujud tanggung jawab untuk ikut memperbaiki kebijakan
yang saya jalankan.
Menjelang hari-hari akhir tugas kepresidenan saya, untuk
semuanya tadi, juga atas nama Saudara Wakil Presiden
Sudharmono, S.H., saya sampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Saya menyadari sedalam-dalamnya bahwa setiap kekuasaan
dan kepercayaan yang diberikan haruslah dipertanggungjawabkan.
Lima tahun yang lalu saya diberi kekuasaan dan kepercayaan
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk melaksanakan
GBHN.
Hari ini, dengan rasa lega dan bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Tahu, pelaksanaan kekuasaan dan kepercayaan itu saya
pertanggungjawabkan kepada Majelis, penyelenggara negara
tertinggi, penjelmaan rakyat yang memegang kedaulatan negara.
Laporan pertanggungjawaban saya ini disertai dengan Lampiran,
yang memuat secara lengkap dan rinci pelaksanaan pembangunan
selama ini. Dengan izin Saudara Ketua yang terhormat, naskah
Pidato Pertanggungjawaban beserta Lampirannya itu segera saya
serahkan secara resmi kepada Saudara Ketua yang terhormat,
setelah saya akhiri laporan pertanggungjawaban ini.
38
Secara ikhlas saya ingin menyatakan, bahwa sebagai
Mandatarisnya, saya menjunjung tinggi penilaian Majelis terhadap
pelaksanaan tugas saya.
Dengan ini, Saudara Ketua yang terhormat, saya akhiri
pertanggungjawaban saya ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi kita semua.
Terima kasih.
Jakarta, 1 Maret 1993
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SOBH A R T O
39
Download