Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

advertisement
BAB 29
PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL
BAB 29
PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL
I. PENDAHULUAN
Keikutsertaan
masyarakat
akan
menentukan
keberhasilan
pembangunan dalam Repelita V. Apabila di satu pihak keberhasilan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila tergantung dari partisipasi masyarakat, maka di lain pihak pembangunan
harus
sebagai
dapat
peningkatan
dinikmati
secara
kesejahteraan
merata
dan
lahir
adil
dan
oleh
batin
seluruh
rakyat Indonesia. Kesejahteraan yang berkeadilan sosial sekaligus meningkatkan ketahanan nasional dan pada gilirannya akan
meratakan jalan bagi generasi yang akan datang untuk mencapai
masyarakat maju, sejahtera, adil, makmur dan lestari berdasarkan Pancasila.
Selain itu, Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1988
menyatakan bahwa, dalam rangka memantapkan pertumbuhan demokrasi Pancasila, perlu lebih dikembangkan kemampuan dan kesempatan
bagi
mengungkapkan
menyalurkannya
masyarakat
aspirasi
dan
dan
kekuatan
sosial
kepentingannya,
sehingga berkembang
politik
untuk
menampung
serta
komunikasi politik
timbal
balik antar masyarakat serta antara masyarakat dengan pemerintah, dan dengan lembaga perwakilan rakyat. Dalam rangka ini
pula maka wadah penyalur pendapat masyarakat terutama di pedesaan perlu terus dimantapkan dan ditingkatkan peranannya.
485
Garis-garis Besar Haluan Negara 1988 memberikan arahan
mengenai peranan dan tugas penerangan serta media massa dalam
Repelita V sebagai berikut:
a.
Penerangan
bangsa
dan
harus
media
dapat
massa
sebagai
membudayakan
sarana
Pancasila
pembangunan
dan
Undang-
Undang Dasar 1945 dalam semua segi kehidupan masyarakat
dan meningkatkan kesadaran seluruh rakyat dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan
Wawasan
Nusantara,
dan
memelihara
memperkokoh
stabilitas
nasional
ketahanan
yang
nasional
sehat
dan
dinamis.
b.
Pembangunan
penerangan
dan
media
massa
nasional
harus
berdasarkan semangat dan jiwa Pancasila, agar penerangan
dan media massa mampu menunjang pembangunan masyarakat
Pancasila. Peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih ditingkatkan.
c.
Pembangunan penerangan dan media massa ditujukan untuk
menciptakan iklim yang mendorong tumbuhnya peranan, partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam pembangunan
nasional.
d.
Pembangunan
penerangan
dan
media
massa
sebagai
wahana
informasi dan komunikasi timbal balik antara sesama warga
masyarakat dan antara masyarakat dan pemerintah, diarahkan
untuk
menggelorakan
semangat
pengabdian
dan
per-
juangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional,
meningkatkan
kesadaran
akan
hak
dan
kewajiban
warga negara, mempertebal rasa tanggung jawab dan disiplin
nasional,
memantapkan
nilai-nilai
budaya
bangsa
untuk mempertebal kepribadian Indonesia, mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
menyalurkan
syarakat
mengembangkan
aspirasi
dalam
dan
komunikasi
menggairahkan
pembangunan.
Untuk
itu
sosial
serta
partisipasi
ma-
penerangan
dan
media massa harus meningkatkan pengabdian, tanggung jawab
profesional, kemampuan dan kualitas sumber daya manusianya serta meningkatkan dan makin mendayagunakan prasarana
dan sarananya.
e.
Dalam rangka meningkatkan peranan pers dalam pembangunan
perlu
ditingkatkan
usaha
pengembangan
pers
yang
berda-
sarkan Pancasila, pers yang sehat, pers yang bebas dan
bertanggung
fungsinya
jawab,
sebagai
yaitu
pers
penyebar
yang
informasi
dapat
yang
menjalankan
obyektif
dan
edukatif, melakukan kontrol sosial yang konstruktif, menyalurkan aspirasi rakyat dan memperluas komunikasi dan
partisipasi masyarakat. Dalam hal ini perlu terus dikembangkan
interaksi
positip
antara
pers,
pemerintah
dan
masyarakat.
f.
Dalam rangka meningkatkan dan memperluas kegiatan penerangan di seluruh pelosok Tanah Air, perlu ditingkatkan
pemanfaatan media penerangan seperti pers, radio, televisi, film, kantor berita, video, media tradisional dan
forum
dan
komunikasi
kebhinekaan
pedesaan,
masyarakat
dengan
mengindahkan
kondisi
serta
kepribadian
bangsa.
Demikian pula perlu dilanjutkan dan ditingkatkan kegiatan serta jangkauan koran masuk desa.
g.
Agar kegiatan komunikasi sosial dan peranan media massa
dapat makin efektif, perlu ditingkatkan jumlah dan mutu
tenaga
terdidik
sesuai
dengan
tuntutan
kemajuan
tekno-
logi komunikasi.
487
I I . KEADAAN DAN MASALAH
Dalam Repelita IV pelaksanaan kegiatan sektor penerangan
dan komunikasi sosial ditujukan untuk mengurangi kendala-kendala dan hambatan-hambatan dalam
masyarakat, sebagai bagian
dari usaha mempersiapkan masyarakat Indonesia menghadapi saat
tinggal landas dalam Repelita VI. Dalam rangka ini diusahakan
untuk
membangkitkan
persatuan
dan
semangat
pengabdian,
lebih
memperkokoh
kesatuan bangsa, mengembangkan kebudayaan dan
kepribadian, serta mempertebal rasa tanggung jawab dan disiplin nasional.
Untuk itu, komunikasi antara masyarakat dan pemerintah,
serta
antar
kelompok
prinsip keterbukaan
masyarakat
informasi,
sendiri
sebagai
telah ditingkatkan
perwujudan
demi
pen-
capaian komunikasi sosial. Dalam Repelita IV sebagian besar
informasi dan komunikasi sosial ditujukan pada masyarakat pedesaan, khususnya generasi muda dan wanita dengan tetap memperhatikan masyarakat perkotaan. Kegiatan komunikasi tersebut
dilakukan
melalui
pemerintah,
maupun
berbagai
media
masyarakat,
massa,
ataupun
baik
yang
melalui
dimiliki
komunikasi
tradisional, termasuk komunikasi tatap muka. Pemerataan kuantita dan kualita informasi sampai ke pelosok pedesaan dilaksanakan dengan pendayagunaan media, sarana dan forum komunikasi sosial modern dan tradisional, dengan memperhatikan kenyataan budaya setempat.
Pembangunan yang bersifat lintas sektoral telah melibatkan
berbagai
instansi
dan
masyarakat.
Karenanya
telah
pula
diadakan suatu keterpaduan fungsional antar instansi melalui
Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat
(BAKOHUMAS)
yang dibantu
oleh sarana pelayanan informasi, yaitu Pusat-pusat Penerangan
488
Masyarakat (Puspenmas) di daerah-daerah kabupaten. Namun mengingat wilayah Republik Indonesia yang sangat luas serta jumlah
penduduk
yang
berpencar-pencar,
efektivitas
BAKOHUMAS
dan
PUSPENMAS masih perlu ditingkatkan.
Dalam
yang
rangka
efektif,
mendukung penerangan
telah
diadakan
dan
berbagai
komunikasi
sarana
sosial
pendukung,
se-
perti film pembinaan berbagai sektor pembangunan dan film dokumenter serta pesan-pesan pembangunan yang menggunakan kaset
radio dan kaset video serta peralatan audio visual lainnya.
Siaran
radio
dan
televisi
serta
produksi
film/rekaman
video nasional dalam Repelita IV telah mengalami peningkatan
mutu dan penyebarluasannya, sehingga mampu menjangkau sasaran
khalayak yang lebih luas. Siaran radio telah mampu menjangkau
67% wilayah tanah air dan 80o penduduk Indonesia, sedangkan
siaran televisi mencapai 32% wilayah negara dan 67% dari jumlah penduduk Indonesia.
Berkat
peningkatan
kemampuan
ekonomi
masyarakat
dan
ke-
majuan di bidang industri radio dan televisi, pemilikan pesawat
radio
makin
memasyarakat,
bahkan
sudah
terjangkau
oleh
masyarakat berpenghasilan rendah. Pada akhir Repelita IV diperkirakan rata-rata setiap 5 orang memiliki satu radio. Stasiun penyiaran radio di Indonesia berjumlah 621 stasiun, terdiri dari 49 stasiun RRI, 135 stasiun radio milik pemerintah
daerah dan instansi lainnya, dan 437 stasiun penyiaran milik
swasta.
Kekuatan
pemancar
radio
siaran
mencapai
3.164,5
KW
terdiri dari 2.999 KW milik RRI dan 165,5 KW milik Pemda,
Instansi lainnya dan swasta.
Kegiatan
penerangan
luar
negeri
telah
diusahakan
untuk
mendukung perwujudan citra positif Republik Indonesia di luar
negeri serta mendukung diplomasi Indonesia. Selama Repe-
489
lita IV dilanjutkan penerbitan bahan-bahan penerangan tercetak dalam bahasa Inggeris, Perancis maupun bahasa Arab. Bahan-bahan lainnya telah disediakan dalam bentuk film dan kaset video. Selain itu sebagian komunikasi ke luar negeri juga
didukung oleh siaran RRI yang ditujukan ke luar negeri dengan
mempergunakan bahasa Indonesia, Malaysia, Inggeris, Perancis,
Arab, Cina, Jerman, Spanyol dan Thai.
Jumlah produksi film nasional ditingkatkan, baik untuk
film penerangan maupun untuk film hiburan di bioskop maupun
melalui televisi. Untuk menunjang peningkatan jumlah produksi
tersebut telah dibangun pula sarana laboratorium film di Jakarta yang mampu melakukan pemrosesan dan pencucian film dengan kapasitas 2.000 kaki (feet) per jam. Juga telah diadakan
penambahan sarana penyuntingan film, sinkronisasi suara dan
kamera.
Dalam
bangsa,
rangka
telah
pewarisan
pula
nilai-nilai
diproduksi
film
sejarah
perjuangan
perjuangan
kemerdekaan,
film sejarah Orde Baru, film pemberontakan PKI di Madiun, film
seri kepahlawanan, film dokumenter, film seri kartun, dan film
bagi anak-anak.
Selain
itu,
telah
ditingkatkan
pula
komunikasi
sosial
politik antara pemerintah dan masyarakat, dan antar masyarakat
sendiri dengan memanfaatkan media massa khususnya pers. Kegiatan ini telah memperlancar arus komunikasi sosial politik
itu sendiri, misalnya peliputan berbagai kegiatan politik di
Indonesia, seperti kegiatan Sidang Umum MPR 1988 melalui berbagai media massa dan lain-lain. Kegiatan tersebut telah mampu
menggugah dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kehidupan kenegaraan.
Dalam rangka pengembangan pers Pancasila, yakni pers yang
sehat, bebas dan bertanggung jawab, serta berorientasi kepada
490
Pembangunan Nasional, telah dilakukan berbagai sarasehan dan
kegiatan
lainnya
Persatuan
oleh
Wartawan
Serikat
Indonesia
Penerbit
(PWI),
Surat
Kabar
Serikat
(SPS),
Grafika
Pers
(SGP), Dewan Pers dan lain-lain.
Kebijaksanaan
nasional
untuk
menunjang
muatan
(volume)
informasi penyuluhan teknis ke daerah pedesaan telah dilakukan
melalui Koran Masuk Desa (KMD), yang sekaligus telah membantu
penyebaran pers daerah.
Dalam
yang
Repelita
cukup
IV
terjadi
menggembirakan.
perkembangan
Apabila
dalam
persuratkabaran
tahun
1980,
satu
surat kabar dibaca sekitar 11 orang yang berpendidikan tamat
SD ke atas (atau sekitar 25 orang berpendidikan tidak tamat
SD ke atas), maka dalam tahun 1985, satu surat kabar dibaca
oleh sekitar 9 orang tamatan SD ke atas (atau sekitar 19 orang
berpendidikan tidak tamat SD ke atas). Sementara itu sirkulasi
surat
kabar
mengalami
1988,
dibandingkan
peningkatan
dengan
akhir
37,39%
Repelita
pada
III.
awal
tahun
Selain
itu,
terbitan majalah juga mengalami kemajuan.
Usaha
masyarakat
canggih,
untuk
lebih mendekatkan
pedesaan,
seperti
telah
penggunaan
televisi dalam
memanfaatkan
energi
berbagai
surya sebagai
jangkauan
teknologi
pembangkit
tenaga listrik bagi pesawat penerima TV umum di Daerah Istimewa Yogyakarta dan lain-lain. Sebaliknya berbagai Pemerintah
Daerah
sendiri telah memprakarsai
pengadaan berbagai
antena
parabola distribusi, bagi beberapa daerah terpencil di propinsinya.
Dalam
rangka
pemanfaatan
berbagai
saluran
komunikasi
media dan bukan media, formal dan informal, masalah yang dihadapi adalah peningkatan kuantitas dan kualitas daya jangkau
baik media formal maupun informal. Hal ini sangat diperlukan
491
untuk mengatasi kelangkaan tersedianya informasi pembangunan
bagi sebagian penduduk terutama di daerah-daerah terpencil.
Selain itu juga dihadapi masalah kecepatan arus informasi Sehingga
komunikasi
tidak
hanya
bersifat
informatif,
tetapi
justru memungkinkan partisipasi yang lebih aktif dan dinamis
dan tepat pada waktu yang dibutuhkan.
Mengingat tugas yang sangat luas yang mencakup seluruh
kehidupan bangsa, khususnya dalam mempersiapkan mental masyarakat Indonesia dalam memasuki tahap lepas landas, salah satu
masalah penting adalah bagaimana membina keterpaduan dan kerja
sama antar instansi maupun antara pemerintah, pers dan masyarakat. Dalam hal ini, komunikasi jujur, terbuka, dua arah dan
saling mempengaruhi secara positif harus dikembangkan.
Masalah lain adalah pengembangan penerangan dan komunikasi sosial yang berkaitan dengan perubahan mental untuk memungkinkan
pengembangan
kemampuan
pertumbuhan
ekonomi
dari
bawah, pengurangan ketergantungan sosial ekonomi yang berlebihan, sehingga komunikasi dari bawah ke atas dan komunikasi
dua arah lebih mampu menghasilkan partisipasi aktif masyarakat
yang bersifat mandiri.
I I I . KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH
Sesuai dengan amanat GBHN 1988, maka kebijaksanaan dan
langkah-langkah pembangunan di sektor penerangan dan komunikasi sosial dilakukan dengan berpegang kepada hal-hal sebagai
berikut:
a.
Seluruh usaha pembangunan Nasional adalah kegiatan nyata
pengamalan Pancasila.
b.
Pembangunan Repelita V memiliki dimensi ganda yaitu mencapai sasaran-sasaran tahap akhir dari Pembangunan Jangka
492
Panjang Pertama dan sekaligus merupakan persiapan untuk
mempersiapkan
landasan
untuk
pembangunan
Jangka
Panjang
Kedua.
c.
Penerangan dan komunikasi sosial mendukung terlaksananya
proses pembangunan dari bawah, yaitu peningkatan kemampuan dan, kemandirian masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasi aktif, masyarakat, demi pengembangan dan
pemantapan Demokrasi Pancasila.
d.
Upaya
penerangan
diarahkan
agar
berorientasi
kepada
untuk
mendorong
peningkatan
masyarakat
kualitas
manusia
dan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan mengembangkan
iklim gemar ilmu pengetahuan dan teknologi serta tetap
berpegang teguh kepada budaya bangsa.
e.
Upaya
penerangan
pembangunan
kawanan
dan
sosial
kekeluargaan
diarahkan
untuk
hasil-hasilnya,
serta
dalam
memantapkan
kehidupan
mendukung
pemerataan
meningkatkan
kesetia-
semangat
perilaku
dan
bermasyarakat,
berbangsa
dan bernegara.
f.
Pembangunan
Repelita
V
dilaksanakan
dalam
keterkaitan
antar sektor dan antar berbagai lembaga pembangunan.
g.
Pembangunan dalam Repelita V merupakan pembangunan yang
terjadi dalam suatu keadaan alih generasi sehingga pembangunan
sumber
daya
manusia
khususnya
generasi
muda,
sekaligus berarti pembangunan kebangsaan Indonesia.
1.
Kegiatan Penerangan dan Komunikasi Sosial dengan Pendekatan Budaya.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya kebu-
dayaan nasional yang berlandaskan Pancasila yang memberikan
493
wawasan
dan
makna
pada
pembangunan
nasional
dalam
segenap
bidang kehidupan. Dengan demikian pembangunan nasional Indonesia merupakan pembangunan yang berbudaya.
Untuk
dan
tercapainya
komunikasi
sosial
tujuan
akan
tersebut
diarahkan
di
atas,
agar
penerangan
dapat
mendorong
tumbuh dan berkembangnya rasa tanggung jawab sosial dan kesetiakawanan sosial, disiplin nasional serta sikap budaya yang
mampu
menjawab
tantangan
dalam
kebersamaan,
pembangunan,
tenggang
rasa,
seperti
musyawarah
sikap
untuk
mandiri
mufakat,
berwawasan masa depan, kerja keras, jujur dan ksatria, hemat,
cermat, sederhana, tertib, menghargai waktu, penuh pengabdian
dan
sebagainya.
Di
samping
itu,
penerangan
dan
komunikasi
sosial juga diarahkan untuk mendukung upaya pembaharuan termasuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penerangan
penyampaian
dan
komunikasi
informasi
sosial
hasil-hasil
juga
pembangunan
merupakan
upaya
nasional
yang
memacu usaha-usaha pembauran bangsa, baik di bidang ekonomi
maupun sosial budaya, dalam rangka memperkokoh persatuan dan
kesatuan
bangsa
serta
memantapkan
ketahanan
nasional.
Sehu-
bungan dengan itu dalam berbagai kegiatan penerangan dan komunikasi sosial antara lain akan diusahakan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar untuk mendukung pembinaan dan
pengembangan
bahasa
Indonesia
menjadi
bahasa
kebanggaan
dan
menjadi wahana komunikasi sosial dan ilmu pengetahuan.
Sejalan dengan upaya pembinaan dan pengembangan bahasa,
kegiatan penerangan dan komunikasi sosial juga akan mendukung
upaya pemeliharaan, pembinaan dan pengembangan bahasa daerah.
Dengan demikian akan diperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia
494
serta khazanah kebudayaan nasional sebagai salah satu unsur
kepribadian bangsa. Termasuk dalam hal ini adalah upaya untuk
mendorong penulisan karya-karya sastra.
Dalam rangka upaya mengembangkan kebudayaan bangsa yang
berkepribadian
kegiatan
dan
penerangan
berkesadaran
dan
nasional,
komunikasi
sosial
dalam
juga
Repelita
V
mengupayakan
untuk ikut mengangkat nilai-nilai sosial budaya daerah yang
luhur, dan nilai-nilai sosial budaya dari luar yang positif
diperlukan untuk pembaruan dalam proses pembangunan. Sejalan
dengan
itu
penerangan
dan
komunikasi
sosial
akan
diarahkan
untuk mampu mencegah sikap-sikap feodal dan kedaerahan yang
sempit serta pengaruh kebudayaan asing yang negatif.
Dalam menyelenggarakan kegiatan penerangan dan komunikasi
sosial
dengan
pendekatan
kebudayaan,
juga
akan
diupayakan
untuk mendukung makin terbukanya peluang bagi masyarakat luas
untuk
berperan
aktif,
dalam
proses
pengembangan
kebudayaan
nasional dan dalam menikmati hasil-hasilnya.
2. Kegiatan Penerangan dan Komunikasi Sosial untuk Mendukung
Pembangunan Sosial Ekonomi Bangsa
Kegiatan
tentang
ini
bertujuan
kebijaksanaan,
untuk
rencana,
dan
menyampaikan
pesan-pesan
pelaksanaan
pembangunan
sosial ekonomi dan hasil-hasilnya. Dengan tujuan tersebut diharapkan dapat dibangkitkan peran serta aktif dan dinamis masyarakat dalam proses pembangunan tersebut.
Dalam penyampaian pesan-pesan tersebut antara lain akan
ditekankan
pentingnya
peningkatan
kualitas
manusia
sebagai
kekuatan utama pembangunan dan sekaligus tujuan pembangunan.
Komunikasi
sosial
juga
akan
diusahakan
untuk
mendukung
perubahan sosial ekonomi bangsa, mendorong proses alih tekno495
logi dalam upaya meningkatkan produktivitas barang dan jasa
dalam rangka memperkuat kekuatan ekonomi nasional, antara lain
di sektor pertanian, industri, pertambangan, pariwisata dan
perdagangan. Untuk itu komunikasi sosial yang mendorong perubahan sosial ekonomi bangsa akan didukung dengan upaya penerangan
untuk
penyebarluasan
pesan-pesan
pembangunan
melalui
berbagai jaringan komunikasi milik pemerintah maupun masyarakat. Pesan pembangunan itu ditujukan untuk menggerakkan semangat
kerja,
produktivitas,
memperluas
kesempatan
usaha
dan
lapangan kerja, serta mengembangkan iklim investasi.
Penerangan
dan
komunikasi
sosial
akan
diusahakan
agar
supaya lebih banyak memberi, informasi dan bimbingan untuk
membuka dan memanfaatkan peluang yang dapat mendatangkan nilai
ekonomi, seperti pendayagunaan sumber daya lokal, nilai tambah, penerobosan kebijaksanaan ekonomi dan perluasan pasar,
yang pada gilirannya akan memberi dampak positif bagi perbaikan ekonomi rakyat, terutama kelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dengan penghasilan yang masih rendah,
seperti buruh tani, petani penggarap yang tidak mempunyai lahan, petani berlahan sempit, peternak kecil, nelayan, pengrajin dan sebagainya.
Selain itu komunikasi sosial maupun komunikasi media massa akan diusahakan untuk mampu memberi informasi dan penjelasan kepada masyarakat tentang fungsi dan Pesan dari peningkatan pendapatan itu sendiri. Partisipasi aktif segenap lapisan masyarakat dalam pembangunan diusahakan semakin meluas
dan merata, baik dalam memikul beban pembangunan, maupun dalam
pertanggungjawaban atas pelaksanaan pembangunan, begitu pula
di dalam menerima kembali hasil pembangunan. Untuk itu akan
diusahakan terciptanya suasana kemasyarakatan yang mendukung
496
cita-cita pembangunan, serta terwujudnya kreativitas dan otoaktivitas di kalangan rakyat.
Kegiatan
komunikasi
sosial
juga
diusahakan
untuk
men-
dorong perwujudan pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan
yang
bertumpu pada Trilogi Pembangunan, dengan menekankan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian komunikasi
sosial
diarahkan
untuk
dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi serta stabilitas nasional yang sehat
dan dinamis. Melalui penerangan dan komunikasi sosial, masyarakat akan lebih disadarkan terhadap ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut yang saling mengait dan perlu dikembangkan
secara selaras, terpadu dan saling memperkuat.
Oleh karena itu berbagai siaran pendidikan melalui radio
dan televisi pemerintah dan swasta maupun pers ditujukan untuk
meningkatkan
kemajuan kecerdasan dan kemampuan
bangsa
serta
kesejahteraan seluruh masyarakat. Komunikasi sosial juga dilakukan untuk membimbing pertumbuhan dan meningkatkan kemampuan golongan ekonomi lemah guna berpartisipasi dalam proses
pembangunan sehingga dapat berdiri sendiri antara lain dengan
peningkatan kegiatan koperasi.
Informasi
ekonomi
kepada
masyarakat
mencakup
informasi
tentang kebijaksanaan perkreditan untuk koperasi serta pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk yang berusaha di sektor
informal
dan
tradisional.
Informasi
yang
diperoleh
melalui
komunikasi sosial diarahkan agar mampu menggerakkan dan menumbuhkan kemampuan masyarakat, kemampuan daya saing dan produktivitasnya
dalam
rangka
lebih
menggerakkan
pertumbuhan
ekonomi dari bawah serta mendorong pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya. Dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi,
497
koperasi
makin
dikembangkan
dan
ditingkatkan
kemampuannya
serta dibina dan dikelola secara efisien.
Dalam Repelita VI masyarakat Indonesia bertekad memasuki
era industri, sehingga menjelang lepas landas selama Repelita
V, masyarakat Indonesia harus disiapkan untuk mampu menanggapi tantangan dari proses pembentukan masyarakat industri yang
sejak beberapa waktu telah mulai dialami oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu, salah satu sasaran penerangan dan komunikasi sosial adalah untuk membangkitkan kesadaran masyarakat
Indonesia terhadap perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
dalam
pembangunan
sehingga
terwujudlah
suatu
masyarakat
industri yang berkepribadian Indonesia, yaitu masyarakat industri yang memperhatikan syarat-syarat : memberikan kesempatan
kerja
yang
banyak,
meningkatkan
produktivitas
tenaga
kerja, menggunakan alat-alat yang sebanyak mungkin dihasilkan
sendiri dan mampu untuk dipelihara sendiri, mendukung tercapainya
untuk
sasaran
pembangunan
mempergunakan
teknologi
dan
yang
mempertinggi
lebih
maju
keterampilan
di
kemudian
hari.
Penerangan dan komunikasi sosial Repelita V akan diarahkan sedemikian rupa sehingga lebih memperlihatkan pendekatan
keterkaitan antar sektor dan antar bidang seperti memuat pesan-pesan pembangunan, sosial ekonomi, sosial budaya kehidupan
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan dan perbaikan
gizi, pelayanan sosial, olah raga, kesejahteraan anak dan remaja, peranan generasi muda, peranan wanita, lingkungan hidup,
perumahan dan pemukiman serta kelestarian alam.
498
3.
Kegiatan Komunikasi Sosial Politik Bangsa Berdasarkan
Pancasila
Mengingat
stabilitas
nasional
merupakan
syarat
mutlak
bagi kesinambungan, kelangsungan dan keberhasilan pelaksanaan
pembangunan
nasional,
komunikasi
media
massa,
komunikasi
formal dan informal akan selalu diusahakan meningkatkan daya
upayanya untuk menciptakan dan mempertahankan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis, sehingga mampu memelihara dan
mengembangkan kontrol sosial yang konstruktif melalui pers dan
media massa. Dalam rangka inilah ditingkatkan kemampuan pers
dan media massa yang berdasarkan Pancasila, sehingga pers dan
media
massa
mampu
menjadi
media
massa
formal
yang
sehat,
bebas, dinamis dan bertanggung jawab. Media massa diusahakan
untuk melakukan peran sebagai penyebar informasi yang obyektif, mendidik dan berorientasi ke masa depan, mampu melakukan
kontrol
sosial
yang
konstruktif,
serta
menyalurkan
aspirasi
bermutu dari masyarakat. Dalam hal ini akan terus dikembangkan interaksi positif antara pers, pemerintah dan masyarakat.
Pendayagunaan media massa modern dan tradisional sebagai
sarana komunikasi sosial timbal balik antara pemerintah dan
masyarakat serta antar sesama anggota masyarakat dalam Repelita V akan lebih memperhatikan hasil guna (efektivitas) sosial politik. Untuk itu dijalin kerja sama dengan para pemimpin
pendapat
di
tengah
masyarakat
pedesaan
dan
perkotaan,
dalam komunikasi sosial timbal balik dan dimasyarakatkan sikap
positif dalam hidup ber-Pancasila.
Melalui
komunikasi
sosial
politik,
kehidupan
masyarakat
yang bersendikan hukum akan dimasyarakatkan, sehingga kepastian dan ketertiban hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran makin terwujud dan hukum benar-benar mampu menjadi
499
pengayom masyarakat, memberi rasa aman, menciptakan lingkungan dan iklim yang mendorong kegairahan, kreativitas, partisipasi masyarakat dalam pembangunan, serta mendukung pemantapan
stabilitas nasional.
4. Kegiatan Komunikasi Untuk Sasaran Khusus
Mengingat sangat bhinnekanya budaya, tingkat pendidikan
maupun tingkat sosial ekonomi masyarakat Indonesia, maka komunikasi tentang pembangunan sektoral perlu mempertajam pesanpesannya sesuai dengan kelompok khalayak sasaran khusus seperti: generasi muda, wanita, masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, serta sesuai tingkat pendidikan maupun profesi
khalayaknya.
Beberapa langkah yang akan diambil demi penajaman pesanpesan Pembangunan sesuai khalayak sasaran ialah pengadaan pesan-pesan pembangunan yang mengacu pada segmentasi khalayak
dengan
data
dasar
khalayak
pedesaan
dan
wilayah
perkotaan,
pemanfaatan saluran komunikasi tradisional yang serba aneka,
motivasi tentang maksud dan tujuan pembangunan secara lengkap
dan
benar,
dan
informasi
yang
berorientasi
pada
kebutuhan
khalayak.
a. Generasi Muda
Mengingat sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam
pembangunan nasional serta harapan bangsa, penyiapan dan persiapan generasi muda yang berkualitas, tangguh, berdisiplin,
kreatif,
mandiri,
bertanggung
jawab
dan
berkemauan
bekerja
keras serta berwawasan masa depan, perlu ditunjang oleh proses
dan struktur komunikasi yang memadai.
500
Generasi muda sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa
dan sumber insani bagi pembangunan nasional, akan diarahkan
untuk menjadi kader penerus perjuangan bangsa dan manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila. Kegiatan komunikasi sosial
ikut membina dan mengembangkan generasi muda secara terpadu
lintas sektor tanpa melupakan khalayak generasi termuda, yaitu
Balita.
Hal
ini
mengingat
generasi
muda
merupakan
potensi
bangsa di masa depan dalam semua sektor, sehingga pendidikannya
merupakan
tanggung
jawab
bersama
antara
orangtua,
ke-
luarga, masyarakat, lingkungan pemuda dan pemerintah. Untuk
itu siaran-siaran radio dan televisi serta pers akan memusatkan perhatian pada kelompok umur khalayak 15 - 29 tahun secara
lintas
sektoral,
khususnya
yang
merangsang
kemampuan
kreativitas dan produktivitas bangsa.
Pembinaan dan pengembangan generasi termuda dimulai antara
lain
melalui
upaya-upaya
untuk
meningkatkan
ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menanamkan dan menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanam nilai-nilai idealisme,
patriotisme dan harga diri, berwawasan ke masa depan, memperkokoh kepribadian, berdisiplin dan bertanggung jawab, berbudi
pekerti serta mengembangkan kemandirian generasi muda, memupuk
kesegaran jasmani dan mental berdaya kreasi. Selanjutnya generasi muda dipersiapkan dalam kepemimpinan, berminat terhadap
ilmu
pengetahuan,
sehingga
berjiwa
berketerampilan,
pelopor
serta
bersemangat
kerja
keras
berpartisipasi
aktif
dalam
Pembangunan Nasional.
Selain itu pendidikan politik generasi muda akan diarahkan pada mempertebal kesadaran pemuda sebagai warga negara
yang bertanggung jawab terhadap kehidupan serta masa depan
bangsa dan negara, dalam rangka lebih memantapkan perwujudan
501
Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan, berbangsa
dan bernegara.
Komunikasi
tentang
pembangunan
yang
ditujukan
kepada
generasi muda dilakukan demi pengembangan suasana kepemudaan
yang
sehat dan tanggap terhadap tantangan pembangunan masa
depan, sehingga meningkatkan kegiatan kepemudaan yang berdaya
guna dan berhasil guna. Semua ini menunjang pemantapan fungsi
dan
peranan
wadah-wadah
kepemudaan
seperti
KNPI,
Pramuka,
Karang Taruna, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan organisasi
fungsional pemuda lainnya.
b. Wanita
Peran wanita dalam pembangunan makin meningkat dan terutama
ditujukan kepada sekitar 82
juta
orang
wanita
dalam
masa Repelita V yang perlu ditingkatkan kemampuannya dalam
menikmati kesempatan-kesempatan pembangunan guna meningkatkan
derajat dan martabatnya. Karena itu pesan-pesan pembangunan
akan
memperhatikan
wanita,
demi
partisipasinya
yang
lebih
berdaya guna dan berdaya hasil dalam setiap sektor pembangunan. Untuk itu akan diperhatikan pula usia kelompok khalayak
wanita. Pesan-pesan komunikasi tentang pembangunan yang tertuju pada wanita memperhatikan pengarahan-pengarahan GBHN 1988
bagi wanita sebagai berikut:
(1)
Wanita,
baik
sebagai
warga
negara
maupun
sebagai
sumber insani bagi pembangunan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria di segala bidang kehidupan bangsa dan dalam segenap kegiatan pembangunan. Sehubungan dengan itu kedudukannya dalam masyarakat dan peranannya dalam pem-
502
bangunan
perlu
terus
ditingkatkan
serta
diarahkan
sehingga dapat meningkatkan partisipasinya dan memberikan
sumbangan
bangunan
bangsa
yang
sebesar-besarnya
sesuai
dengan
kodrat,
bagi
pem-
harkat
dan
martabatnya sebagai wanita.
(2) Peranan wanita dalam pembangunan berkembang selaras
dan
serasi
dengan
peranannya
luarga
dalam
sehat,
ngembangan
perkembangan
mewujudkan
sejahtera
generasi
dalam
rangka
susnya
bagi
perlu
lebih
dan
manusia
remaja
ditingkatkan
jawab
dan
mengembangkan
ke-
bahagia,
terutama
pembangunan
anak
dan
dan
muda
tanggung
termasuk
anak
dan
seutuhnya.
sebagai
pengembangan
pe-
remaja
tunas
Khubangsa
berbagai
as-
pek kehidupannya seperti gizi, kesehatan, pendidikan
termasuk
hak-haknya,
jasmani,
pendidikan
demi
perkembangan
pribadian
agama
kelangsungan
serta
rohani,
keserasian
serta
perlindungan
hidup,
pertumbuhan
kecerdasan
hidup
dan
dalam
ke-
bermasya-
rakat.
(3)
Kemampuan
rangka
dalam
wanita
meningkatkan
pembangunan,
perlu
lebih
peranan
melalui
dikembangkan
dan
tanggung
peningkatan
dalam
jawabnya
pengetahuan
dan keterampilannya terutama untuk dapat lebih memanfaatkan
kesempatan
kerja
di
berbagai
bidang.
Untuk itu dikembangkan nilai-nilai ekonomis produktif, khususnya di daerah pedesaan, dengan lebih memasyarakatkan
teknologi
produksi
yang
terjangkau
oleh rakyat kecil. Sejalan dengan itu perlu lebih
dikembangkan iklim sosial budaya yang lebih mementingkan
wanita
untuk
makin
berperan
dalam
pem-
bangunan.
503
(4)
Dalam
rangka
pembangunan,
mendorong
akan
makin
partisipasi
wanita
dalam
ditingkatkan
kesejahteraan
keluarga antara lain, melalui Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai penggeraknya.
c. Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Komunikasi
dengan
masyarakat
pedesaan
dilakukan
dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1)
Komunikasi tentang pembangunan pertanian dengan masyarakat tani ditingkatkan demi peningkatan pendapatan dan taraf hidupnya, seperti petani, peternak,
dan nelayan dengan memperhatikan pendayagunaan Zona
Ekonomi Eksklusif untuk mencapai tujuannya.
(2)
Peningkatan
lingkungan
masa
kemampuan
hidup
depan,
kelestarian
untuk
dengan
sumber
kepentingan
peningkatan
alam
pertanian
pengusahaan
dan
di
dan
pengelolaan serta pemanfaatan teknologi yang tepat
pada usaha-usaha pertanian.
(3)
Peningkatan produksi pangan dilanjutkan untuk mempertahankan
kemampuan
swasembada
pangan
di
masa
depan, antara lain melalui peningkatan efektivitas
penanganan
pasca
panen,
kebijaksanaan
kerja
yang
layak bagi petani produsen maupun konsumen, pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, peningkatan pembinaan usaha tani serta perluasan dan pemanfaatan lahan termasuk pemanfaatan lahan kering, pekarangan dan rawa.
504
(4) Peningkatan produksi perikanan, guna memenuhi kebutuhan pangan dan gizi serta melanjutkan peningkatan
ekspor dan pemasyarakatan usaha budi daya di daerah
pantai, daerah tambak dan air tawar, usaha penangkapan di daerah pantai dan lepas pantai serta usaha
pendayagunaan Zona Ekonomi Eksklusif yang ditunjang
oleh
pengembangan
guna,
penyuluhan
dan
prasarana,
dan
pemanfaatan
dan
pembinaan,
kemampuan
teknologi
penyediaan
pemasaran
serta
tepat
sarana
partisi-
pasi swasta. Pengetahuan masyarakat akan ditingkatkan mengenai hal-hal tersebut di atas, dan perhatian khusus informasi akan diberikan terhadap usaha
perlindungan dan pengembangan perikanan rakyat melalui
koperasi
dalam
rangka
serta
keikutsertaan
meningkatkan
usaha
pendapatan
dan
swasta
taraf
hidup nelayan serta memajukan desa-desa pantai.
(5) Dalam turut mengendalikan pertumbuhan penduduk, penerangan dan komunikasi sosial khusus untuk masyarakat pedesaan ditujukan untuk menyadarkan penduduk
yang berada pada daerah yang padat dan tinggi laju
pertumbuhannya,
akan
masalah
yang
perlu
diatasi
khusus di daerah pedesaan.
d.
Komunikasi Internasional
Partisipasi masyarakat dalam ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial menuntut adanya informasi internasional kepada
masyarakat. Selain itu penerangan dan komunikasi sosial perlu
menunjang peningkatan kegiatan di berbagai forum internasional, baik bilateral, regional maupun internasional, seperti
505
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ASEAN, Gerakan Nonblok, Organisasi Konferensi Islam dan sebagainya. Dalam rangka mewujudkan Tata Ekonomi Dunia Baru, komunikasi internasional terus
ditingkatkan untuk menggalang dan memupuk solidaritas dan kesatuan sikap serta kerja sama antar negara berkembang, guna
meningkatkan kemandirian bersama antar negara-negara tersebut.
Khususnya di wilayah Asia Tenggara, kerja sama antara negara
anggota ASEAN akan terus diperluas, komunikasi internasional
ditingkatkan dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional masing-masing negara anggotanya sambil memperkuat ketahanan regional, menuju terwujudnya Kawasan Asia Tenggara yang damai,
bebas-aktif, dan sejahtera.
GBHN
1988
mengarahkan,
agar
setiap
perkembangan,
per-
ubahan dan gejolak dunia, baik politik maupun ekonomi harus
terus dapat diikuti oleh masyarakat secara seksama, sehingga
dapat diketahui sedini mungkin hal-hal yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional Indonesia secara positif maupun negatif. Dengan memiliki cukup informasi internasional langkahlangkah yang tepat dapat diambil. Hal ini mengingat bahwa
pembangunan
di
dalam
negeri
dan
perkembangan
dunia
selalu
berkaitan dan mungkin dapat mempengaruhi proses pembangunan
secara
positif
internasional
maupun
dapat
negatif.
menunjang
Selain
serta
itu,
peluang-peluang
mempercepat
pelaksanaan
pembangunan, sehingga perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kepentingan nasional.
Komunikasi
Internasional
ditujukan
untuk
meningkatkan
citra positif Indonesia berdasarkan keberhasilan-keberhasilan
pembangunan yang telah dicapai. Selain itu kegiatan komunikasi
internasional juga akan lebih membuka wawasan bangsa Indonesia terhadap perkembangan dunia internasional dengan lebih
506
cepat dan mutakhir. Dengan demikian diharapkan dapat berdampak
positip
terhadap
kegiatan-kegiatan
pembangunan
dalam
Repelita V.
IV. PROGRAM-PROGRAM
Kebijaksanaan
kasi
sosial
pembangunan
sebagaimana
penerangan,
diuraikan
diatas,
pers
dan
dijabarkan
komunilebih
lanjut dalam program-program berikut ini.
1. Program Pengembangan Operasi Penerangan
Sesuai
dengan
amanat
GBHN
1988,
informasi
pembangunan
yang diperlukan oleh masyarakat maupun pemerintah khususnya
arus komunikasi yang kuat dari bawah ke atas akan lebih dikembangkan. Dialog antara pemerintah dan lembaga-lembaga media
serta lembaga-lembaga sosial masyarakat akan ditingkatkan sebagai perwujudan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan.
Untuk itu diperlukan aparatur dan wartawan yang peka terhadap
perkembangan masyarakat, makin mampu menganalisa kejadian dan
perkembangan, sehingga dapat memberikan pelaporan dan pemberitaan
yang
lebih
tepat
kepada
masyarakat
dan
pemerintah.
Selain itu wartawan dan aparatur akan ditingkatkan kemampuannya untuk merumuskan dan menyampaikan informasi pembangunan
maupun kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah kepada masyarakat yang sesuai bagi masing-masing kelompok khalayak.
Kemampuan ini mencakup pendekatan terhadap kelompok khalayak perkotaan maupun pedesaan serta masing-masing kelompok
profesi dan khalayak sesuai dengan pendidikan dan daya tangkapnya. Pendekatan ini sekaligus akan memperbaiki tingkat
507
sosial ekonomi serta tingkat pendidikan khalayak. Juga kerja
sama antar departemen teknis dengan masyarakat dilakukan secara psikologis-persuasif serta memperhatikan kebutuhan dasar
masyarakat berdasarkan nilai-nilai positif budaya bangsa. Hal
ini di laksanakan, mengingat bahwa pembangunan adalah untuk
manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia,
dengan manusia Indonesia sekaligus sebagai pelaku pembangunan
yang memiliki harkat dan martabat yang tinggi.
Dalam
kaitan
ini
Badan
Koordinasi
Hubungan
Masyarakat
(BAKOHUMAS) akan diusahakan mampu berperan sebagai koordinator
informasi
lintas
instansi
serta
lintas
sektoral,
penyebaran
informasi pembangunan menjadi lebih effektif sekaligus menghindari informasi yang tumpang tindih yang membingungkan khalayak. Termasuk dalam kaitan ini pengembangan pola informasi
pembangunan
bagi
masyarakat
transmigrasi
dan
masyarakat
di
daerah perbatasan yang akan lebih dikembangkan.
Pendekatan koordinatif BAKOHUMAS juga mencakup kegiatan
komunikasi
dengan
organisasi-organisasi
organisasi-organisasi
Wartawan
Indonesia),
profesional
SPS
(Serikat
kemasyarakatan
seperti:
Penerbit
PWI
serta
(Persatuan
Suratkabar)
dan
SGP (Serikat Grafika Pers).
Melalui Program Pengembangan Operasi Penerangan ini akan
dikembangkan penerangan yang sehat sehingga rakyat mengetahui
dengan jelas tujuan dan arah pembangunan yang akan ditempuh
dan
mengetahui
keberhasilan-keberhasilan
yang
telah
dicapai
masyarakat juga secara jujur akan diberikan informasi mengenai
kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan. Dengan
demikian Komunikasi Sosial akan menghasilkan partisipasi yang
penuh kesadaran, dinamis, sehat dan aktif, sekaligus mengembangkan kemandirian melalui disiplin diri.
508
Kegiatan komunikasi internasional, akan ditujukan untuk
mengembangkan citra positif Indonesia dan mendukung diplomasi
Republik Indonesia. di luar negeri, dalam rangka ikut melaksanakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, dengan terus mengusahakan terwujudnya Tata Ekonomi Baru.
Semua pelaksanaan komunikasi nasional dan internasional
akan memanfaatkan
teknik-teknik komunikasi
dan
sarana serta
prasarana komunikasi yang tersedia sesuai dengan pengembangan
kemampuan ekonomi bangsa.
2. Program Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film
Mengingat luasnya wilayah tanah air Indonesia, maka media
elektronika seperti radio, televisi milik swasta maupun pemerintah, film dan penyebarluasan teknologi video dan audio akan
sangat membantu komunikasi nasional. Luasnya wilayah geografi
serta bhinnekanya budaya, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi,
memerlukan
adanya
pembinaan
terus-menerus
kesatuan
dan persatuan bangsa. Pembinaan juga akan terus ditingkatkan
untuk mengembangkan kehidupan rukun antar agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai perwujudan pengamalan Pancasila, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
sosial
kemasyarakatan.
Hal
ini
dilakukan
sekaligus
dalam
rangka usaha memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa. Karena
itu kerja sama lintas sektoral melalui siaran-siaran radio dan
televisi
akan
diusahakan
melibatkan
departemen
teknis
yang
bertanggung jawab terhadap substansi isi acara-acara siaran.
Media
massa
seperti
radio
dan
televisi
yang
bersifat
audial dan audiovisual akan diusahakan agar mampu menyebarluaskan produk-produk seni budaya yang selain menjamin hak
509
cipta dari dalam maupun dari luar negeri, juga mampu mengadakan standar seni budaya yang bernilai tinggi. Hal ini dapat
dicapai melalui kerja sama dengan para pakar dari bidang seni
budaya termasuk susastera melalui evaluasi periodik untuk memantau kegiatan seni budaya melalui media massa.
Pengembangan sarana penerimaan siaran-siaran televisi dan
radio
melibatkan
pemerintah
pusat
dan
daerah
maupun
swasta
sesuai dengan peningkatan kemampuan dana dan pemerataan tanggung jawab terhadap pembangunan. Demikian pula pemilikan dan
pengelolaan bersama perangkat penerima siaran radio dan televisi oleh masyarakat diusahakan dengan pengikutsertaan modal
swasta kecil, seperti penyewaan video dan lain-lainnya untuk
pembangunan Jaringan Siaran Pendidikan (yang dikelola secara
antar departemen) untuk daerah tingkat II.
Pemancar-pemancar di daerah perbatasan akan dimantapkan
dan dikembangkan untuk lebih mengenalkan citra positif Indonesia ke dalam dan luar negeri, maupun kepada masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri. Penyebaran daya jangkau
siaran televisi terutama di daerah, dalam Repelita V antara
lain
akan
Ambon,
dilakukan
Samarinda,
melalui
Banda
pembangunan
Aceh,
Padang
studio
dan
televisi
Jayapura
di
serta
pengadaan sepuluh Stasiun Produksi Keliling (SPK) di Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Tanjung Karang, Mataram, Dili, Palu,
Kendari, Palangkaraya dan Jayapura.
Dalam rangka ini acara-acara siaran tentang bidang-bidang
budaya, sosial, politik dan ekonomi di kawasan ASEAN akan ditingkatkan. Untuk ini akan dikembangkan suatu sistem penerjemahan harfiah serentak (dubbing) nasional, agar informasiinformasi
ASEAN
dapat
lebih
meningkatkan
pengertian
antar
warga ASEAN dan mempererat hubungan antar warga dan antar ne-
510
gara ASEAN melalui siaran-siaran yang aktual (cepat waktu).
Untuk itu pembangunan Pusat Monitoring Nasional akan diwujudkan untuk keperluan pemantauan siaran-siaran radio dan televisi asing sebagai bahan masukan nasional.
Laboratorium
diselesaikan
film
dalam
akan
Repelita
dilanjutkan
V
sehingga
pembangunannya
kemampuan
dan
pemrosesan
film Indonesia dapat meningkat dalam jumlah dan mutu serta
diharapkan
dapat
mendukung
upaya
menjadikan
film
nasional
menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Di samping itu, dalam rangka memperbanyak jumlah lulusan terdidik dalam bidang
perfilman
pendidikan
di
Indonesia,
film
di
akan
Jakarta,
dibangun
sarana
dilengkapi
dengan
dan
prasarana
sarana
arsip
film yang dapat pula melayani kebutuhan-kebutuhan swasta.
Agar kegiatan komunikasi sosial dan peranan media massa
dapat makin berdaya hasil, akan ditingkatkan jumlah dan mutu
tenaga terdidik dalam bidang komunikasi sesuai dengan tuntutan
kemajuan
dan
kemampuan
teknologi
komunikasi
yang
memiliki
dampak sosial, politik dan ekonomi yang luas.
Dalam
pada
itu
akan
ditingkatkan
pula
kemampuan
Pusat
Pembinaan Sarana Teknik (Pusbinsartek) di dalam melayani kebutuhan dan perbaikan perangkat radio dan televisi di pusat
maupun daerah, yang pengelolaannya dilakukan dalam bentuk semacam
depot
logistik
perawatan
dan
pemeliharaan
perangkat
keras radio dan televisi.
3. Program Pembinaan dan Pengembangan Pers
Pengembangan pers khususnya surat kabar daerah menghadapi masalah oleh karena kenyataan menunjukkan bahwa pengem-
511
bangan kemampuan daya beli surat kabar tidak berkembang selaju kemampuan membaca, sehingga pembeli-pembeli surat kabar di
daerah merupakan kelompok yang berkembang sangat lamban. Dalam keadaan demikian pasaran surat kabar daerah sangat terbatas dan pertumbuhannya sangat lamban. Untuk itu kebijaksanaan
nasional diarahkan pada pengembangan satu penerbit surat kabar di tingkat propinsi di mama belum ada surat kabar yang
kuat.
Dalam Repelita V, maka pers yang sehat dan dinamis, serta
pers yang bebas dan bertanggungjawab akan dikembangkan agar
dapat lebih berperan dalam upaya pembangunan. Untuk itu akan
diusahakan
dan
dilaksanakan
terobosan-terobosan
untuk
meng-
hasilkan surat kabar yang berkembang secara sehat sehingga
akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugas sosial politiknya. Selain itu profesi kewartawanan dan industri pers akan
dikembangkan sehingga menjadi makin menarik dan lebih mampu
menampung tenaga kerja baru. Hal ini akan dilakukan antara
lain
melalui
peningkatan
kerja
sama
antara
pers
ibu
kota
dengan pers daerah, dengan memperhatikan pengembangan industri
pers yang sehat ditinjau dari segi redaksional dan segi manajemen.
Pelaksanaan
mencerdaskan
pembinaan
bangsa
dalam
pers
akan
lebih
arti
membuka
diarahkan
wawasan
pada
masyarakat
untuk berfungsi secara serasi dalam suatu masyarakat industri
sedemikian rupa sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
merupakan hal yang ditakuti lagi, tetapi sebaliknya merupakan
sarana dan pendorong kemandirian untuk meningkatkan kemampuan,
harkat dan martabat manusia.
Selain itu pembinaan pers akan ditujukan untuk membina
kerja sama dan saling menunjang antara pers dan instansi-ins-
512
tansi pemerintah serta masyarakat agar saling mendorong dan
mengukuhkan satu sama lain dalam melaksanakan peraturan-peraturan dan undang-undang yang berlaku.
Mengingat makin meningkatnya pengetahuan maupun tuntutan
masyarakat, pers akan didorong dianjurkan untuk lebih meningkatkan kemampuan para wartawannya sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan umum dan teknis wartawannya untuk menangkap makna
gejala-gejala
masyarakat
Indonesia
yang
sedang
berkembang
dengan pesat dan menganalisanya dalam usaha memecahkan masalah-masalah nasional. Dengan cara ini pers akan sungguh-sungguh berfungsi membantu masyarakat dan membantu pemerintah melalui
informasi-informasi
yang
relevan
yang merupakan
sum-
bangan yang sangat berharga bagi pembangunan Indonesia pada
umumnya.
Dalam sistem pemberitaannya surat kabar secara bijaksana
diharuskan
menyajikan
kejadian-kejadian
dengan
menghindari
efek negatif dari cara pemberitaan rinci mengenai kejahatankejahatan dan perilaku-perilaku amoral dalam pergaulan seharihari. Dalam kaitan ini peran dari Dewan Pers akan ditingkatkan antara lain untuk membahas berbagai masalah hubungan pers
dengan masyarakat.
Perkembangan
surat
kabar
akan
ditunjang
pembinaan
dan
kerja sama teknik redaksional serta teknis manajemen termasuk
pembinaan pemasaran surat kabarnya oleh suratkabar-suratkabar
yang sudah kuat, melalui koordinasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Serikat Penerbit Suratkabar (SPS), Serikat Grafika Pers (SGP), Dewan Pers dan lain-lain. Kebijaksanaan ini
sekaligus menjawab kenyataan bahwa masyarakat yang makin pandai dari daerah pedesaan cenderung berpindah ke daerah perkotaan sehingga pemasaran surat kabar daerah tingkat I lebih
513
memfokuskan diri pada penyebaran dalam propinsinya ke daerah
tingkat II.
Dalam
rangka
meningkatkan
tanggung
jawab
sosial
dan
tanggung jawab politik, pers nasional akan terus secara aktif
diikutsertakan membudayakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 serta membudayakan demokrasi Pancasila dalam semua segi
kehidupan masyarakat serta ikut meningkatkan kesadaran rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan Wawasan Nusantara,
ketahanan nasional yang kokoh, serta stabilitas nasional yang
tetap sehat dan dinamis. Untuk itu akan lebih dimasyarakatkan, antara lain Undang-undang No. 6 Tahun 1982 yang diperbaiki dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta
dan Undang-undang Pokok Pers tahun 1982.
Demikian pula sesuai dengan amanat GBHN 1988, maka dalam
semangat meningkatkan peranan pers dalam pembangunan akan ditingkatkan usaha pengembangan pers yang berdasarkan Pancasila,
pers yang lebih sehat, dan lebih dinamis. Dalam pada itu akan
ditingkatkan
iklim,
mutu
dan
tanggung
jawab pers,
sehingga
lebih mampu menjalankan fungsinya sebagai salah satu dinamisator
masyarakat
melalui
informasi
yang
obyektif,
edukatif
dan relevan untuk pembangunan, melakukan kontrol sosial yang
konstruktif, menyalurkan aspirasi yang wajar dari masyarakat
dan memperluas komunikasi dan partisipasi masyarakat. Dalam hal
ini
akan
terus
dikembangkan
interaksi
positif
antara
pers,
pemerintah dan masyarakat. Interaksi ini juga harus lebih mengembangkan
komunikasi dua
arah
yang
selaras,
seimbang
dan
serasi di antara ketiga pihak, yaitu. pemerintah, pers dan
masyarakat.
Berkaitan dengan ini pula, pengetahuan umum maupun pengetahuan teknis lintas sektoral para wartawan dan aparatur
514
informasi
akan
ditingkatkan
demi
pelayanan
informasi
yang
makin baik.
Kelompok-kelompok informasi akan terus dikembangkan yang
tumbuh atas keinginan sendiri dan tidak menggantungkan diri
pada pemerintah saja, melainkan dilandasi kepentingan kelompok
yang .mengarah kepada tujuan mencapai kesejahteraan pribadi,
keluarga dan lingkungan, yang dititikberatkan kepada kegiatan
yang bersifat swadaya.
Selain itu akan dikembangkan pers budaya di daerah-daerah
yang
mencerminkan
puncak-puncak
kebudayaan
di
daerah-daerah
di seluruh Indonesia, yang akhirnya menyatu sebagai kebudayaan
bangsa. Usaha
kebudayaan
harus
menuju
ke
arah
kemajuan
adab, budaya, dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan
baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri. Dengan demikian diharapkan melalui pers dalam bahasa daerah akan disebarkan nilainilai luhur yang positif dan menunjang pembangunan, seperti
disiplin pribadi dan disiplin sosial dalam kehidupan seharihari. Untuk itu kerja sama antar instansi seperti penerangan
kebudayaan dan pariwisata akan ditingkatkan. Berkaitan dengan
itu akan lebih dimanfaatkan Museum Pers Nasional di Surakarta/Jawa Tengah sehingga berfungsi sebagai perpustakaan pers
nasional dan juga sebagai pusat latihan pers daerah.
4.
Program
Penelitian
Penerangan,
Pers
dan
Komunikasi
Sosial
Dalam rangka meningkatkan kesiapan mental masyarakat dalam
Repelita
V
akan
dilakukan
penelitian
terutama
dalam
bidang sebagai berikut:
515
a.
Penelitian rencana pengembangan sumber daya manusia dalam
bidang penerangan dan komunikasi sosial antara lain mencakup tenaga kerja di bidang radio, televisi dan sarana
komunikasi
daya
lainnya,
manusia
sehingga
berkemampuan
bertambah
dalam
jumlah
kegiatan
sumber
komunikasi
lingkungan hidup, forum komunikasi kependudukan, komunikasi peningkatan peranan wanita, komunikasi pendidikan,
komunikasi pertanian dan komunikasi politik.
b.
Penelitian
perencanaan
perluasan
daya
jangkau
siaran
radio dan televisi dengan mengembangkan kerja sama swasta
dan
pemerintah
(pusat
dan
daerah)
yang
memungkinkan
siaran terintegrasi di seluruh wilayah Indonesia.
5.
Program
Pendidikan
Penerangan,
Pers
dan
Komunikasi
Sosial
GBHN 1988 mengamanatkan agar kegiatan komunikasi sosial
dan peranan media massa makin berdaya guna, sehingga perlu
ditingkatkan jumlah dan mutu tenaga terdidik sesuai dengan
tuntutan
kemajuan
teknologi
komunikasi.
Untuk
itu
kualitas
komunikator sebagai aparatur maupun wartawan akan ditingkatkan melalui pendidikan formal dan profesional serta lebih disesuaikan kurikulum pendidikan komunikasi profesional dengan
tuntutan kemajuan teknologi.
Mengingat
pembangunan
makin
dan
meningkatnya
kemampuan
kebutuhan
komunikator
setiap
akan
informasi
sektor
pemba-
ngunan, kebutuhan pendidikan komunikasi makin memerlukan kerja
sama
yang
erat
antar
instansi/antar
departemen,
maupun
dengan universitas. Dalam Repelita V akan lebih didayagunakan
sarana dan prasarana maupun sistem pendidikan nasional antar
sektor sehingga dapat dicapai hasil yang sebaik-baiknya.
516
Sistem pendidikan radio dan televisi termasuk perangkat
keras dan kurikulumnya akan disempurnakan, sehingga memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk ikut memanfaatkan
fasilitas-fasilitasnya
termasuk
Multi
Media
Training
Centre
(MMTC) di Yogyakarta. Usaha ini dilakukan untuk meningkatkan
tanggung
siaran
jawab
radio
politis
dan
masyarakat
televisi.
Selain
dalam
itu
mengembangkan
kurikulum
mutu
pendidikan
radio dan televisi diusahakan penyempurnaannya, sehingga terdapat keserasian antara pendidikan sarjana di universitas dan
pendidikan kemahiran di bidang media massa elektronika melalui
jenjang diploma, di mana sistem perguruan tinggi dan sistem
pendidikan radio dan televisi saling terkait dan isi mengisi.
Untuk
itu
diadakan
kerja
sama
antara
Multi
Media
Training
Centre (MMTC) di Yogyakarta dengan berbagai lembaga pendidikan, seperti universitas dan institut-institut kesenian dengan
kemungkinan pendidikan antar lembaga, di dalam negeri maupun
di luar negeri.
6.
Program
Penyempurnaan
Efisiensi
Aparatur
Pemerintah
dan
Pengawasan
Mengingat luas dan banyaknya sektor-sektor yang terkait
dengan
Sektor
Penerangan,
Pers
dan
Komunikasi
Sosial,
maka
pendidikan komunikasi akan ditingkatkan dalam bidang pengetahuan dan pendataan informasi pembangunan, pendidikan manajemen
perangkat keras dan perangkat lunak bidang komunikasi, pendidikan
produksi
acara-acara
televisi,
radio,
film
dan
video
untuk sektor-sektor pembangunan lainnya, seperti: Pendidikan,
Perindustrian, Pertanian, Sosial Politik, dan lain-lainnya di
samping kemampuan produksi acara-acara sastra-budaya (komunikasi kebudayaan). Dengan demikian diharapkan akan dapat dikembangkan sumber daya manusia dalam bidang komunikasi untuk
517
menunjang pengabdian dan tanggung jawab profesionalnya, mengembangkan
kemampuan
dan
kualitas
berkomunikasi
serta
me-
ningkatkan pendayagunaan sarana dan prasarana yang tersedia
guna mendorong kegairahan, partisipasi dan rasa ikut bertanggung jawab dikalangan masyarakat luas dalam pembangunan nasional. Untuk itu akan dikembangkan wawasan teknologi bagi
komunikator
pembangunan
dan
penyeragaman
serta
penyesuaian
struktur organisasi radio dan televisi dengan kemajuan dalam
bidang teknologi, agar dapat mengembangkan sistem informasi
yang tepat.
7.
Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintah
Dengan berkembangnya kegiatan dan meningkatnya tugas ko-
munikator pembangunan di satu pihak sedangkan di pihak lain
terdapat keterbatasan dana pembangunan, maka pembangunan sarana dan prasarana fisik akan diprioritaskan pada rehabilitasi
dan
penggantian
alat,
penyelesaian
pembangunan
gedung-
gedung yang telah dimulai dalam Repelita IV, peningkatan koordinasi
perencanaan,
pelaksanaan
dan
pemantauan
pelaksa-
naannya.
8.
Program Peningkatan Peranan Wanita
Dalam rangka mendorong partisipasi wanita dalam pemba-
ngunan, diselenggarakan kegiatan program penerangan dan komunikasi sosial sebagai berikut:
a.
Meningkatkan kerja sama lintas sektoral melalui komunikasi antar instansi, seperti program Peningkatan Kesejahteraan
Keluarga
(PKK)
secara
terpadu,
dengan
upaya
lebih melibatkan wanita dalam proses pembangunan, tanpa
518
mengabaikan tanggung jawabnya terhadap keluarga dan pendidikan generasi muda. Kegiatan ini akan didukung oleh
berbagai kegiatan seperti penyuluhan dan komunikasi tatap
muka serta
media massa,
baik
elektronika maupun
media
tradisional.
b.
Pembinaan KELOMPENCAPIR wanita yang membatasi diri pada
beberapa kegiatan yang diprioritaskan seperti kelestarian
lingkungan (termasuk lingkungan sehat), peningkatan kesehatan
dan
gizi,
kesadaran
berkeluarga
berencana
dan
masalah kependudukan, pemecahan masalah pendidikan anak
dan remaja, paket kejar A, B dan C, pembebasan dari "3
Buta", pendidikan agama dan masalah sosial budaya lainnya,
khususnya
dalam
meningkatkan
terwujudnya
peranan
wanita sebagai pendidik generasi mendatang.
c.
Penyelenggaraan siaran wanita melalui radio dan televisi
juga diarahkan kepada pemasyarakatan P4 dan pembudayaan
Pancasila, antara lain melalui pemasyarakatan budi pekerti yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa dalam
kehidupan
sehari-hari,
dan
kesadaran
pelestarian
ling-
kungan. Acara siaran ini antara lain diselenggarakan melalui
Forum
Diskusi Wanita
yang
berkaitan erat dengan
perubahan masyarakat, untuk menjamin komunikasi yang dinamis,
dua
arah
dan
timbal
balik
juga
termasuk
di
kalangan wanita.
519
TABEL 29 - 1
PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KELIMA,
1989/90 - 1993/94
(dalam milyar rupiah)
PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL
No. Kode
SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM
1989/90
(Anggaran
Pembangunan)
1989/90-1993/94
(Anggaran
Pembangunan)
14
SEKTOR PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL
46,2
378,9
14.1
Sub Sektor Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial
46,2
378,9
14.1.01
Program Pengembangan Operasi Penerangan
13,7
116,3
14. 1. 0 2
Program Pengembangan Sarana Radio, T e l e v i s i dan
Film
31,2
252,6
14. 1. 0 3
Program Pembinaan dan Pengembangan Pers
1,3
10,0
520
I
Download