Perumahan Rakyat

advertisement
BAB 15
PERUMAHAN RAKYAT
/
BAB 15
PERUMAHAN RAKYAT
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, perumahan
rakyat merupakan salah satu kebutuhan pokok yang akan dilanjutkan
dan ditingkatkan pula penanganannya dalam Repelita III. Dalam hubungan ini Garis-garis Besar Haluan Negara telah menggariskan
pokok-pokok kebijaksanaan dan pengarahan sebagai berikut :
1. Dalam Repelita III akan ditingkatkan pembangunan perumahan
rakyat, khususnya rumah-rumah dengan harga yang dapat dijangkau oleh rakyat banyak.
2. Untuk program pembangunan perumahan perlu dikembangkan suatu sistem yang lebih terarah dan terpadu, yang berkaitan dengan
tata guna tanah perkotaan dan pedesaan, pembiayaan, perluasan
kesempatan kerja, kesehatan lingkungan, produksi bahan bangunan
lokal dan keserasian pembangunan daerah serta lingkungan pemukiman pada umumnya.
3. Pembangunan perumahan rakyat dan perbaikan kampung yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah harus ditingkatkan, terutama untuk
mendorong dan membina peranan, kemampuan dan prakarsa
masyarakat sendiri untuk ikut serta dalam pembangunan pemukiman.
4. Suatu sistem, dan lembaga pembiayaan yang Iebih efektif dan dapat
mendorong terhimpunnya modal untuk pembangunan perumahan
seperti yang telah dimulai dalam Repelita II perlu lebih dikembangkan lagi sehingga memungkinkan pembangunan perumahan dalam
jumlah yang besar dengan harga yang dapat dijangkau oleh rakyat
banyak.
341
5. Demikian pula perlu ditingkatkan produksi bahan-bahan bangunan
murah secara masal yang memenuhi syarat kesehatan dan terbuat
dari bahan-bahan yang terdapat di Indonesia.
6. Penyuluhan mengenai teknik pembangunan perumahan serta pemugaran perumahan dan desa perlu ditingkatkan agar semakin
banyak rakyat mendiami rumah yang sehat dalam lingkungan yang
sehat pula.
7. Penyediaan air bersih perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan
yang terus meningkat.
Sesuai dengan ketentuan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara
tersebut, maka pembangunan perumahan rakyat, air bersih dan penyehatan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
dan selanjutnya berarti meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Karena itu pembangunan perumahan rakyat, air bersih dan penyehatan lingkungan
dalam Repelita III akan dilanjutkan dan lebih ditingkatkan lagi serta
akan dilaksanakan secara lebih terarah dan terpadu pada berbagai
daerah pemukiman.
Selanjutnya, kebijaksanaan pembangunannya dalam Repelita III
akan tetap dilandaskan pada Trilogi Pembangunan dengan tekanan
yang lebih menonjol pada segi pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya yang mengarah pada terwujudnya keadilan sosial.
Peningkatan pembangunan perumahan rakyat, air bersih dan penyehatan lingkungan berarti meningkatkan pemenuhan kebutuhan pokok
rakyat. Hal ini mempunyai arti penting bagi kegairahan berproduksi,
kestabilan sosial, ekonomi dan kebudayaan yang mempunyai pengaruh
positip bagi kelangsungan pembangunan pada umumnya.
Pada dasarnya pembangunan perumahan rakyat, air bersih dan penyehatan lingkungan merupakan tanggung jawab masyarakat, sedangkan kewajiban pemerintah adalah berupa pembinaan, pengaturan dan
penyelenggaraan bimbingan serta pemberian berbagai fasilitas bantuan
dan perangsang lainnya yang dapat menimbulkan iklim pembangunan
yang lebih menggairahkan. Pembinaan ditujukan kepada seluruh
lapisan masyarakat sedangkan pemberian bantuan pembangunan mau-
342
pun pembiayaan dari Pemerintah diprioritaskan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah. Dengan demikian lingkungan masyarakat
yang dituju adalah masyarakat yang berimbang, meliputi pelbagai
golongan pendapatan.
Sesuai dengan kemampuan serta keterbatasan dana, baik yang ada
pada Pemerintah maupun yang ada pada masyarakat, maka pembangunan perumahan rakyat, air bersih dan penyehatan lingkungan akan
dilaksanakan secara bertahap.
Pembangunan perumahan rakyat, air bersih dan penyehatan lingkungan selain untuk meningkatkan mutu kehidupan rakyat juga mengarah pada terwujudnya lingkungan hidup yang sehat, terjamin keselamatannya, sesuai dengan perkembangan kota dan desa yang tertib
dan efisien serta serasi dengan pembangunan daerah. Demikian pula
memanfaatkan sebanyak-banyaknya tenaga kerja, serta mengembangkan produksi bahan bangunan lokal dan potensi lainnya yang terdapat
diberbagai daerah pemukiman. Dengan demikian kegiatan pembangunan perumahan sekaligus akan memperluas kesempatan kerja.
Dalam Repelita III akan diusahakan peningkatan dan pemerataan
pembangunan perumahan rakyat, air bersih dan penyehatan lingkungan
agar makin banyak yang dapat menikmati dengan harga yang dapat
dijangkau oleh rakyat banyak. Dalam hubungan ini produksi bahan
bangunan murah secara masal yang memenuhi syarat dan dari bahan
yang terdapat di Indonesia akan makin ditingkatkan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan yang makin meningkat pula. Sistem kelembagaan yang telah mulai dikembangkan dalam Repelita II yang
menunjang peningkatan pembangunan perumahan rakyat, air bersih
dan penyehatan lingkungan akan ditingkatkan secara lebih terarah dan
terpadu agar lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Pembinaan dan pengembangan lingkungan pemukiman pedesaan dan
perkotaan yang sehat sesuai dengan tata guna tanah, di samping berbagai usaha penyebaran dan pembinaan pemukiman di kota-kota sedang dan kecil, diharapkan dapat mengurangi derasnya arus perpindahan penduduk ke kota-kota besar. Penyuluhan mengenai teknik pembangunan perumahan serta pemugaran perumahan desa akan ditingkatkan agar semakin. banyak rakyat yang mendiami rumah yang sehat
dalam lingkungan yang sehat pula.
343
Agar pemanfaatan tanah sungguh-sungguh membantu usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat serta dalam rangka mewujudkan keadilan
sosial, perlu dilaksanakan penataan kembali penggunaan, penguasaan
dan pemilikan tanah terutama di daerah perkotaan.
II. KEADAAN DAN MASALAH
Hasil yang dicapai dalam Repelita II telah menunjukkan berbagai
kemajuan. Namun demikian, pemenuhan kebutuhan perumahan, air
bersih dan penyehatan lingkungan masih dirasakan belum memadai,
dibandingkan dengan kebutuhan nyata dan yang makin meningkat.
Dalam hubungan ini kebijaksanaan dan program pembangunan perumahan rakyat, pengadaan air bersih dan penyehatan lingkungan perlu
terus ditingkatkan dan disempurnakan.
Pengadaan perumahan rakyat yang dibangun oleh Perusahaan
Umum Perumahan Nasional (PERUMNAS) pada Repelita II mencapai sekitar 73.000 rumah di berbagai propinsi dan berbagai kota,
terdiri dari sekitar 36.500 rumah sederhana dan sekitar 36.500 rumah
inti. Lingkungan perumahan tersebut umumnya dilengkapi dengan
prasarana lingkungan, antara lain air bersih, listrik, jalan, Taman
Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Pasar, Puskesmas, saluran pembuangan
air hujan, persampahan, taman rekreasi, lapangan-lapangan terbuka
dan lain-lain.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan serta peraturan-peraturan pelaksanaan
yang berkaitan dengan masalah pemanfaatan tanah di daerah perkotaan, begitu pula usaha-usaha peningkatan produksi bahan bangunan,
belum sepenuhnya menunjang kelancaran pelaksanaan pengadaan
rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang.
Untuk penyaluran bantuan kredit kepada masyarakat dalam usaha
pemilikan perumahan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan
rendah dan sedang telah ditunjuk Bank Tabungan Negara sebagai
Bank Hipotik Perumahan. Sehubungan dengan itu maka dalam Repelita II telah dipersiapkan pemberian kredit pemilikan rumah untuk
20.200 rumah, di antaianya telah diproses pemberian kredit untuk
14.000 rumah dan telah dilaksanakan pemberian kredit untuk 6.500
rumah, tersebar di
344
berbagai kota. Selain itu Bank Tabungan Negara
telah memberikan kredit bahan bangunan kepada 42.913 kepala keluarga korban bencana gempa bumi yang terjadi pada tahun 1976
di Bali. Masalah yang di hadapi Bank Tabungan Negara adalah belum
tersedianya peraturan, tenaga dan mekanisme yang memadai dalam
menangani pemberian kredit perumahan secara cepat dan meluas.
Setiap pertambahan penduduk menghendaki pertambahan rumah,
fasilitas air bersih, penyehatan lingkungan dan berbagai fasilitas sosial,
ekonomi dan kebudayaan lainnya yang seimbang. Dengan demikian
untuk mengimbangi pertambahan penduduk saja yang diperkirakan
sekitar 15 juta jiwa selama Repelita III ini menghendaki pertambahan
pengadaan rumah baru sekitar 3 juta rumah, fasilitas air bersih dengan
kapasitas produksi sekitar 15.000 liter per detik, sejumlah fasilitas
penyehatan lingkungan serta sarana maupun prasarana sosial, ekonomi
dan kebudayaan. Di samping pertambahan penduduk, kebutuhan akan
prasarana tersebut meningkat pula untuk melayani perkembangan
industri, kegiatan perdagangan dan fungsi kota lainnya yang tumbuh
dengan pesat.
Kapasitas produksi air bersih di daerah kota sebelum Repelita I
tersedia sebesar 9.000 liter per detik, selama Repelita I bertambah
sebesar 6.225 liter per detik, dan selama Repelita II bertambah sebesar
5.065 liter per detik. Dengan demikian seluruhnya telah menjadi
sekitar 20.290 liter per detik, melayani sekitar 40% penduduk kota
Dalam kenyataannya kapasitas yang tersedia itu belum dapat dimanfaatkan langsung oleh sebagian besar masyarakat yang berpenghasilan
rendah. Selanjutnya penyediaan air bersih desa, sampai dengan Repelita II telah mampu ditingkatkan sehingga dapat melayani sekitar 6%
dari seluruh penduduk desa. Dengan adanya peningkatan penyediaan
air bersih tersebut telah memungkinkan jangkauan pelayanan yang
makin meluas bagi penduduk di daerah pemukiman kota dan desa
Masalah utama yang dihadapi dalam peningkatan penyediaan dan
pelayanan air bersih adalah bentuk kelembagaan pengelolaan yang
beranekaragam, di samping kelemahan manajemen, khususnya . Kelemahan sistem pentarifan air dan penertiban tunggakan langganan
pemakai air bersih. Selain itu pula terdapat kekurangan tenaga teknis.
trampil di bidang perencanaan maupun untuk pelaksanaan di lapang-
345
an pekerjaan, kelemahan penyediaan peralatan dan perpipaan, dan
kurangnya sarana penunjangan lainnya seperti bengkel perbaikan/
perawatan peralatan dan perlengkapan.
Pembangunan dalam bidang penyehatan lingkungan dalam Repelita II baru dalam bentuk usaha-usaha perintisan (pilot project) dan
penanggulangan darurat di beberapa kota. Selama Repelita I telah
dilaksanakan percontohan penyaluran air hujan (asanering) di 17 kota
dengan luas daerah sekitar 1.000 Ha; 4 kota di antaranya dilanjutkan
dalam Repelita II ditambah dengan satu kota lainnya meliputi areal
sekitar 1.000 Ha. Dengan demikian seluruh usaha perintisan ini telah
meliputi 18 kota dengan luas sekitar 2.000 Ha yang melayani sekitar
600.000 penduduk. Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Tanjung Karang,
Karawang, Bandung, Sukabumi, Surakarta, Semarang, Cilacap, Madiun, Surabaya, Pamekasan, Sumenep, Yogyakarta, Denpasar, Sibolga,
Pekan Baru, Pangkalpinang dan Tanjungpinang. Selain itu sedang
dipelajari masalah persampahan di kota Bandung, Ujung Pandang,
Medan dan Balikpapan.
Dengan makin berkembangnya kota dan makin padatnya penduduk
kota, masalah yang harus ditanggulangi semakin banyak dan semakin
gawat, di antaranya masalah persampahan, pendangkalan saluran dan
pola pembuangan air hujan dan air kotor, pencemaran air oleh
buangan industri dan buangan lainnya yang keseluruhannya mengancam pula penyediaan air baku untuk air minum di kota-kota. Pengertian dan kesadaran masyarakat warga kota mengenai kebersihan dan
kesehatan lingkungan akan sangat membantu mengurangi masalah
tersebut, di samping peningkatan kemampuan personalia, peralatan
dan perlengkapan aparat kebersihan kota.
Tingkat kemampuan membangun dari masyarakat yang ,berpenghasilan rendah yang tersebar di berbagai daerah pemukiman masih
sangat terbatas terutama di daerah kampung-kampung. Hal ini disebabkan bukan saja karena keterbatasan kemampuan ekonomi juga
keterbatasan dalam pembinaan dan penyediaan fasilitas seperti tanah
matang dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan perumahan selama
Repelita III akibat pertambahan penduduk diperkirakan kemampuan
pembangunan perumahan dengan swadaya masyarakat adalah sebesar
346
60% dari kebutuhan rumah, sedangkan 40%o selebihnya atau sekitar
1.200.000 rumah perlu dibantu meningkatkan swadaya masyarakat
melalui berbagai kebijaksanaan, termasuk perkreditan.
Diperkirakan sebesar 20% penduduk bermukim di daerah kota dan
sebagian besar daripadanya berpenghasilan rendah. Mereka mendiami
rumah di kampung-kampung dengan lingkungan yang tidak memenuhi
persyaratan dan dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi.
Masalah utama dalam pelaksanaan perbaikan kampung selama ini
adalah terletak pada kesulitan penertiban status penggunaan tanah,
kepadatan bangunan yang sangat tinggi dan sarana kesehatan lingkungan yang di bawah standar kehidupan yang layak. Oleh karena
itu dalam Repelita III usaha perbaikan kampung perlu ditingkatkan
pelaksanaannya serta diperluas sampai dengan kota-kota sedang dan
kecil. Pelaksanaan perbaikan kampung dalam Repelita I dan II baru
berhasil mencakup kota Jakarta dan Surabaya, seluruhnya meliputi
7.000 Ha daerah kampung yang melayani sekitar 2,5 juta penduduk
kota, dan belum dapat menjangkau seluruh masyarakat berpenghasilan
rendah.
Selain itu untuk menanggulangi, akibat pertambahan penduduk kota
dalam Repelita III diperkirakan dibutuhkan pembangunan sejumlah
kurang lebih 600.000 rumah beserta fasilitas lainnya. Bantuan Pemerintah sebagai stimulasi perlu diarahkan kepada pengadaan pembangunan perumahan sekitar 150.000 rumah baru. Dalam menunjang
pengadaan rumah baru tersebut, masalah penyebaran lokasi, pembebasan tanah, pengaturan sistem pembiayaan pengaturan tata administrasi dan prosedur pengalokasian dan pengelolaan penghunian,
penyediaan bahan bangunan, sinkronisasi penyediaan fasilitas lingkungan, merupakan masalah-masalah pokok yang akan mendapat
perhatian yang lebih .saksama.
Dalam Repelita II, usaha-usaha pemugaran perumahan desa baru
terbatas kepada usaha-usaha perintisan. Masalah utama perumahan
di daerah pedesaan adalah kurangnya pengertian dan kesadaran
masyarakat akan pentingnya rumah dengan lingkungan yang memenuhi persyaratan pemukiman.
347
Sejak Repelita I sampai dengan Repelita II telah dilaksanakan
pemugaran perumahan dan lingkungan desa meliputi 1.000 lokasi
desa di berbagai propinsi. Pola pemugaran yang telah dirintis perlu
disempurnakan dan ditingkatkan serta dimantapkan, kemudian diusahakan lebih luas jangkauannya. Potensi bahan bangunan yang
terdapat di sekitar masing-masing desa perlu dipelajari, dikembangkan
dan dimanfaatkan. Kemampuan dan ketrampilan masyarakat desa
di samping pengertian mengenai kesehatan lingkungan dan kesehatan
masyarakat perlu di bina dan ditingkatkan. Penyelenggaraan pemukiman baru di daerah pedesaan dalam hubungan dengan program
transmigrasi dan pemukiman kembali penduduk juga ditingkatkan.
Penelitian kemungkinan pembangunan perumahan bertingkatbanyak di kota yang berpenduduk sangat padat telah mulai dilaksanakan. Sebanyak 10 buah telah dibangun terdiri atas 208 unit
di Pasar Jumat, Jakarta. Sehubungan dengan usaha peningkatan
penyediaan produksi bahan bangunan yang memadai dan terjangkau
oleh rakyat banyak maka telah selesai dilaksanakan pembangunan
proyek percobaan pabrik elemen perumahan dan pabrik elemen beton
ringan di Cibadak, Sukabumi, serta unit-unit produksi, antara lain
di
Mranggen, Surabaya, Jakarta, Semarang, Bali, Sukabumi, Medan
dan
Yogyakarta. Selain itu secara terbatas telah mulai dilaksanakan.
penelitian standar-standar dan norma-norma bangunan dan lingkungan
perumahan serta penyusunan berbagai peraturan dan kebijaksanaan
yang menunjang pembangunan perumahan rakyat, penyediaan air
bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
Di antara masalah yang belum sempat ditangani dalam Repelita II
dan dirasakan perlu ditanggulangi adalah pencegahan dan pengamanan
lingkungan pemukiman dan bangunan gedung umum dari bahaya.
kebakaran, keruntuhan, dan bahaya-bahaya lain yang mengakibatkan.
banyak kerugian serta mengancam keselamatan masyarakat.
III. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH
Pembangunan perumahan rakyat, air bersih dan penyehatan lingkungan yang terarah dan terpadu akan diserasikan dengan kebijaksanaan penataan kota dan
daerah, kebijaksanaan pertanahan,
kependudukan, pembiayaan dan perkreditan, perluasan kesempatan
348
kerja, pengembangan
lainnya.
teknologi dan kebijaksanaan sosial ekonomi
Peranan masyarakat dalam pembangunan rumah dengan prasarana
lingkungan yang memenuhi persyaratan pemukiman akan terus dibina
lebih berhasil guna agar dengan kemampuan yang ada pada masyarakat itu akan dapat dibangun lebih banyak rumah yang terjangkau
oleh masyarakat banyak dalam lingkungan yang lebih sehat.
Pembangunan perumahan rakyat, air bersih dan penyehatan lingkungan akan ditingkatkan secara bertahap dan diprioritaskan untuk
membantu masyarakat berpenghasilan rendah. Usaha pembangunan
pada daerah pemukiman baru diutamakan untuk mengatasi kebutuhan
mendesak. Perbaikan kampung di daerah pemukiman kota akan lebih
ditingkatkan dan diusahakan penyebarannya meliputi berbagai kota
menengah dan kecil lainnya. Penyediaan fasilitas bantuan, seperti
kredit pemilikan rumah dan perangsang lain yang dapat menggairahkan iklim dan penyebaran pembangunan perumahan rakyat akan ditingkatkan. Pengembangan penggunaan perumahan bertingkat banyak
untuk kota-kota besar akan dirintis dalam rangka pendayagunaan
fasilitas dan tanah perkotaan yang langka. Terutama di kota-kota
besar di Jawa secara berangsur perumahan dengan pekarangan luas
perlu dirubah menjadi perumahan bertingkat banyak, pada tahap
permulaan bertingkat dua atau tiga. Untuk itu masyarakat perlu
dibina sehingga pola hidup bermasyarakat dapat mendukung pola
perumahan baru tersebut. Usaha pembinaan keselamatan bangunan
gedung umum akan dilakukan antara lain melalui peningkatan pengaturan, penyusunan peraturan-peraturan, standar dan norma, serta
penyuluhan kepada masyarakat.
Agar supaya pembangunan perumahan oleh masyarakat dapat berkembang baik, maka pola perizinan harus disederhanakan sehingga
dapat merangsang usaha masyarakat dengan, bimbingan tata-bangunan
yang jelas.
Usaha penyediaan dan pelayanan air bersih akan ditingkatkan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan yang makin meningkat dan kemampuan yang ada.
349
Pembangunan penyehatan lingkungan dalam Repelita III akan diarahkan pada penanganan bertahap yang lebih mantap. Penanggulangan masalah pembuangan air kotor, pembuangan air hujan dan
pembuangan sampah diprioritaskan pada keadaan yang sudah mendesak terutama di daerah yang padat penduduk dan lingkungan
golongan masyarakat berpenghasilan rendah.
Sebagai salah satu sarana penunjang dalam pembangunan perumahan, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan, para kontraktor dan konsultan perencanaan dalam bidang ini akan dibina dan
ditingkatkan kemampuannya.
Pembinaan lingkungan pemukiman di daerah pedesaan dititik
beratkan kepada pembinaan swadaya masyarakat untuk membina
pemukiman yang sehat dengan memperhatikan adat, tradisi, dan
pandangan-pandangan hidup masyarakat di daerah pedesaan. Usaha
pemugaran perumahan dan pembinaan penyehatan lingkungan pemukiman desa dititik beratkan kepada pembinaan swadaya dan swakelola
masyarakat dengan meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
warga desa untuk mempergunakan bahan-bahan bangunan setempat
dengan sehemat-hematnya. Rumah-rumah sehat percontohan yang
didasarkan pada pola arsitektur tradisional yang baik, diharapkan
dapat dikembangkan di daerah pedesaan oleh swadaya masyarakat
dengan mendapatkan bimbingan teknis dan. memanfaatkan kemungkiman fasilitas perkreditan. Dengan cara ini suatu pemukiman desa
yang sehat, beraneka-ragam dan menunjang norma-norma kehidupan
sosial yang produktif dapat dikembangkan secepat-cepatnya.
PROGRAM DAN SASARAN
Kegiatan utama dalam Repelita III akan dilaksanakan melalui
program perumahan rakyat, penyediaan air bersih, penyehatan lingkungan pemukiman dan keselamatan bangunan umum dengan sasaran
utamanya adalah golongan berpenghasilan rendah yang merupakan
sebagian besar dari .masyarakat. Walaupun demikian, secara keseluruhan lingkungan masyarakat yang dilayani adalah masyarakat yang
berimbang meliputi berbagai lapisan sosial masyarakat.
350
1. Program Perumahan Rakyat
a. Pembinaan pembangunan perumahan rakyat akan ditingkatkan
antara lain melalui peningkatan kegiatan Pusat Informasi Teknik
Pembangunan berupa pemberian bantuan informasi, pembinaan
teknis pembangunan dan peningkatan ketrampilan kearah parti
sipasi masyarakat yang lebih besar di bidang pembangunan
perumahan rakyat. Pusat-pusat informasi yang didirikan di ibukotaibukota propinsi akan ditingkatkan daya kemampuan operasinya
sehingga lebih berdayaguna dan lebih berhasilguna bagi masyarakat pembangun maupun bagi masyarakat pemakai rumah.
b. Kegiatan pembinaan pembangunan perumahan rakyat akan dilaksanakan juga melalui usaha pelaksanaan penelitian perumahan
rakyat, peningkatan ketrampilan, peningkatan kemampuan operasional lembaga perumahan rakyat, antara lain lembaga-lembaga.
pembiayaan, yayasan dan koperasi perumahan, peningkatan pengaturan pembangunan perumahan rakyat termasuk pemanfaatannya.
yang tepat, peningkatan produksi bahan bangunan lokal dan
peningkatan keselamatan gedung umum.
c. Usaha pembangunan perumahan melalui PERUMNAS di daerah
pemukiman kota akan terus ditingkatkan dan diperluas ke berbagai kota terutama ibukota propinsi dan kota-kota lain yang
dalam rangka pengembangan wilayah berfungsi sebagai pusat
pertumbuhan atau memegang peranan penting lainnya. Dalam
Repelita III melalui PERUMNAS akan diusahakan pengadaan
perumahan sederhana dan rumah inti sekitar 120.000 rumah yang
terdiri atas sekitar 60.000 rumah sederhana dan sekitar 60.000
rumah inti. Pengadaan perumahan ini dikaitkan dengan sistem
pemilikan rumah melalui Bank Tabungan Negara atau persewaan
rumah yang terjangkau oleh masyarakat luas, dan dapat menjamin
ketenteraman hidup. Penyelenggaraan pengadaan perumahan di
daerah pemukiman lama yang sudah tidak serasi terutama di kotakota besar diusahakan antara lain dengan peremajaan lingkungan
dan mengembangkan perumahan bertingkat banyak. Penyeleng-
garaan pengadaan perumahan di daerah pemukiman baru khusus351
nya untuk kota metropolitan, diusahakan dalam skala dan jumlah
besar, lengkap dengan sarana dan prasarana lingkungan, dengan
memanfaatkan mekanisme subsidi silang, dan diikuti dengan peren-
canaan peruntukan dan pengendalian harga tanah matang yang
siap dibangun.
d. Di samping itu dalam rangka menggairahkan partisipasi masya-
rakat, melalui Bank Tabungan Negara, juga diberikan kemungkinan bagi masyarakat pembangun perumahan rakyat di luar
PERUMNAS, untuk mendapatkan fasilitas sesuai peraturan yang
berlaku. Kelompok ini diharapkan dapat membangun sebanyak
kurang lebih 30.000 unit rumah.
e. Bagi perusahaan perumahan yang secara teknis dan administratip
telah mampu, juga Yayasan-yayasan Kredit Perumahan Rakyat
yang sudah melaksanakan usahanya di daerah-daerah, tetapi terbatas dalam menyediakan biaya bagi perluasan kegiatan usahanya,
khususnya bagi perluasan kegiatan pelayanannya untuk rakyat
yang berpenghasilan rendah dimungkinkan mendapatkan bantuan
pembiayaan melalui sistem pinjaman melalui Bank yang ditunjuk
oleh Pemerintah.
f. Perbaikan kampung dalam Repelita III akan ditingkatkan dan
dikembangkan di berbagai kota terutama ibukota propinsi serta
kota menengah dan kecil lainnya melalui usaha perintisan, yang
diperkirakan mencakup areal seluas kurang lebih 15.000 Ha dengan
penduduk sekitar 3.500.000 orang. Kegiatan ini dikaitkan dengan
peningkatan prasarana lingkungan yang memadai bagi kehidupan
masyarakat yang berimbang dan serasi.
Perbaikan kampung pada dasarnya adalah usaha meningkatkan
mutu kehidupan masyarakat kampung melalui suatu paket kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu terdiri dari komponen fisik
dan non fisik yang bertujuan antara lain mengisi kekurangan
fasilitas lingkungan dan pelayanan pokok bagi masyarakat kampung, membantu mendorong dan membina partisipasi masyarakat
dengan meningkatkan kemampuan pendapatan dan produktivitas
penduduk kampung, serta menertibkan tata lingkungan kampung
dengan antara lain menertibkan batas-batas pemilikan persil dan
352
status hukumnya. Paket kegiatan perbaikan kampung . antara lain
meliputi perbaikan jaringan jalan lingkungan, pembuangan sampah, pembuangan air rumah tangga, pembuangan air hujan, penyediaan air bersih, keselamatan bangunan dan lingkungan, penyediaan listrik, sekolah, Puskesmas, dan sarana sosial ekonomi dan
kebudayaan lainnya.
g.
Pemugaran perumahan desa akan ditingkatkan melalui mekanisme yang telah disempurnakan dan dimantapkan serta diusahakan
penyebarannya yang lebih luas dan merata. Kegiatan pemugaran
perumahan dan lingkungan desa meliputi sekitar 6.000 desa yang
mencakup 1.000 desa tingkat swadaya, 3.000 desa tingkat swakarya dan 2.000 desa tingkat swasembada.
Diharapkan dengan perintisan pemugaran perumahan dan lingkungan desa ini akan merangsang kegiatan pemugaran perumahan
dan lingkungan desa lainnya. Pemugaran perumahan dan lingkungan
desa ini pada hakekatnya adalah menunjang peningkatan taraf hidup
masyarakat desa melalui suatu paket kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu. Paket kegiatan ini terdiri dari komponen fisik dan non
fisik dan bertujuan antara lain untuk mengisi kekurangan fasilitas
pelayanan pokok bagi masyarakat desa, membantu meningkatkan
kemampuan pendapatan dan produktivitas penduduk desa, memperbaiki kondisi perumahan, memanfaatkan potensi bahan bangunan
lokal yang ada, memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan, saluran
air hujan dan jalan lingkungan, memperbaiki sistem penyediaan air
bersih serta mendorong masyarakat kearah perbaikan lingkungan pemukiman desa.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi sosial masyarakat seperti semangat gotong-royong dan peranan wanita maupun
memanfaatkan mekanisme dan lembaga yang telah ada, antara lain
koperasi, arisan, yayasan di pedesaan.
2. Program Penyediaan Air Bersih
a. Peningkatan penyediaan air bersih pada umumnya merupakan kelanjutan kegiatan yang sudah direncanakan pada Repelita II
353
dengan tujuan meningkatkan pemenuhan kebutuhan bagi kehidupan kota maupun desa bersangkutan. Prioritas penyediaan air bersih
dalam Repelita III adalah pelayanan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di daerah-daerah yang padat penduduknya, di daerah
pemukiman yang sulit mendapatkan air bersih dan di daerah yang
banyak terjangkit penyakit rakyat.
Dalam usaha pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan
direncanakan peningkatan penyediaan air bersih pada sekitar 150
kota kecil dengan menggunakan paket unit yang distandardisir
yang segera dapat memenuhi kebutuhan minimum. Peralatan dan
suku cadang yang akan dipakai sejauh mungkin diusahakan
menggunakan produksi dalam negeri. Selanjutnya sistem penyediaan peralatan yang memudahkan mengatasi keadaan yang mendesak akan makin ditingkatkan dan, disempurnakan. Di daerah
pedesaan program air bersihpun akan ditingkatkan antara lain melalui Inpres Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan dengan
mengutamakan desa yang banyak mengalami penyakit rakyat dan
yang langka akan sumber air bersih. Peningkatan ini akan dikaitkan pula dengan usaha-usaha di bidang perbaikan gizi dan kesehatan masyarakat.
b. Usaha memperbaiki mekanisme dan kemampuan mengelola sistem
penyediaan air bersih akan makin ditingkatkan. Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan penyediaan air bersih akan lebih
mendapatkan perhatian. Untuk menunjang usaha-usaha tersebut
di atas diusahakan peningkatan ketrampilan tenaga pengelola di
bidang ini, peningkatan produksi peralatan dan suku cadang dalam
negeri, penelitian sistem penyediaan air bersih serta pengaturan
pelaksanaan yang lebih berdaya guna.
c. Bagi perusahaan air bersih yang secara teknis dan administrasi
telah mampu tetapi terbatas dalam menyediakan biaya bagi perluasan kegiatan usahanya, khususnya bagi perluasan kegiatan
pelayanannya untuk rakyat berpenghasilan rendah, dimungkinkan
mendapat bantuan pembiayaan melalui sistem pinjaman.
354.
3. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman
a. Penyehatan lingkungan
Perbaikan penyehatan lingkungan yang meliputi perbaikan sistem
pembuangan sampah, pembuangan air rumah tangga, dan pembuangan air hujan dalam lingkungan, diprioritaskan pada lokasi
yang sangat mendesak. Daerah yang mendesak antara lain daerah
pemukiman masyarakat berpenghasilan rendah, daerah kritis, dan
daerah yang banyak penyakit rakyat. Termasuk juga di dalamnya
program perbaikan kampung maupun daerah perumahan baru dan
daerah pemugaran perumahan desa.
Untuk menunjang usaha-usaha tersebut di atas diusahakan
peningkatan ketrampilan tenaga di bidang ini, penelitian sistem
penyehatan lingkungan, dan pengaturan penyehatan lingkungan
termasuk pencegahan pencemaran lingkungan, pengaturan hasil
buangan industri, dan pengamanan sumber air dan badan-badan
air.
b. Keselamatan Bangunan Umum
Langkah-langkah untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kebakaran maupun keruntuhan gedung umum sebelum waktunya,
seperti pasar, kantor, sekolah, bioskop, pusat pertokoan dan lainnya, yang dapat menimbulkan kerugian besar pada lingkungan
pemukiman dan membahayakan banyak jiwa manusia, akan
ditingkatkan. Usaha ini akan dirangkaikan dengan sistem pengamanan bangunan, sistem pemadaman kebakaran kota, pembinaan
tanggung jawab industri konstruksi, kegiatan peningkatan pengawasan, pengaturan pelaksanaan pembangunan gedung umum dan
penyebar luasan informasi mengenai keselamatan, lingkungan dan
keselamatan bangunan.
4. Program Penelitian Perumahan Rakyat dan Pemukianan
Penelitian perumahan, air bersih dari penyehatan lingkungan pemu kiman merupakan kegiatan yang dalam Repelita III akan ditingkatkan
untuk menunjang program pembangunan
perumahan yang terpadu
355
dan menunjang pemantapan tata guna
tanah di daerah
perkotaan
dan
pedesaan. Pengembangan sistem, norma dan standar rumah rakyat,
lingkungan perumahan dan standar pemukiman serta bahan bangunan
dan konstruksi, yang telah dilakukan dalam Repelita II akan dilanjutkan dan ditingkatkan. Demikian pula penelitian penggunaan dan
pengembangan produksi bahan bangunan lokal terutama yang diha-
silkan
oleh produsen
golongan ekonomi lemah. Selanjutnya dilakukan
juga penelitian masalah bangunan dan perumahan, penelitian penyehatan lingkungan, penelitian lingkungan pemukiman termasuk sensus
perumahan, penyempurnaan peraturan bangunan umum bertingkat
banyak, serta teknologi yang tepat guna.
Akan dilakukan pula usaha penyebaran yang seluas-luasnya dari
hasil penelitian tersebut kepada masyarakat dengan memanfaatkan
Pusat-pusat Informasi Teknik Pembangunan.
5. Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Pemerintah dan
Pengawasan
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan dan program-program di
bidang perumahan rakyat, air bersih dan penyehatan lingkungan akan
dilakukan pula penyempurnaan-penyempurnaan di bidang tata perencanaan dan penyelenggaraannya terutama mengenai penyempurnaan
dalam tata perencanaan, penyempurnaan prosedur pelaksanaan kerja,
sistem informasi pembangunan, pengendalian pelaksanaan dan pengawasan, baik pengawasan fungsional maupun pengawasan dalam lingkungan pekerjaan. Dalam hubungan ini akan ditingkatkan pula usaha
pembinaan kelembagaan di daerah-daerah dan produk-produk
pengaturan yang perlu untuk menyelenggarakan pelaksanaan program
di bidang ini, termasuk pengaturan mengenai keselamatan bangunan
umum. Penyempurnaan dan penertiban tata administrasi dan prosedurprosedur pengesahan dan perizinan usaha dalam rangka pengembangan
dunia usaha akan ditingkatkan. Dalam hal ini penyempurnaan ditujukan kearah penyederhanaan, kejelasan dan kepastian baik mengenai
tata cara maupun mengenai biaya-biayanya.
Dalam hal pengelolaan penghunian rumah-rumah murah, akan
diadakan penyempurnaan tata administrasi dan prosedur dalam bidang
seleksi dan penerimaan.
356
Sementara itu makin ditingkatkan pembinaan perusahaan-perusahaan
milik negara/daerah di bidang pembangunan perumahan rakyat dan
penyediaan air bersih, agar perusahaan ini dikelola secara mantap
sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang sehat, efisien
dan hemat sehingga dapat membantu meningkatkan keuangan negara
serta meningkatkan mutu pelayanannya kepada masyarakat. Selanjutnya perusahaan negara/daerah sebagai unsur aparatur negara, perlu
secara aktif ikut mengamankan program kebijaksanaan Pemerintah
di bidang stabilitas ekonomi dan di bidang pengembangan dunia usaha
golongan ekonomi lemah serta di bidang-bidang kebijaksanaan ekonomi lainnya.
6.
Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintah
Untuk dapat lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber
tenaga manusia yang diperlukan untuk melaksanakan program perumahan rakyat, air bersih dan penyehatan lingkungan, dalam Repelita
III akan diberikan perhatian pula pada usaha penyempurnaan prasarana fisik Pemerintah, termasuk prasarana fisik di daerah-daerah.
7.
Program Pendidikan Aparatur Pemerintah
Program pendidikan dan latihan untuk pembinaan tenaga yang
trampil di bidang perumahan rakyat, air bersih dan penyehatan lingkungan akan ditingkatkan dengan memperhatikan kebutuhan akan
tenaga yang diperlukan untuk mengembangkan aparat yang mampu
di pusat dan di daerah-daerah.
357
TABEL 15 -- 1
PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KETIGA,
1979/80 — 1983/84
(dalam jutaan rupiah)
PERUMAHAN RAKYAT
No. Kode
SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM
11
SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT
DAN PEMUKIMAN
11.1
11.1.01
Sub Sektor Perumahan Rakyat dan
---------------------- - ------ ---------------Pemukiman
Program Perumahan Rakyat
11.1.02
Program Penyediaan Air Bersih
11.1.03
Program Penyehatan Lingkungan
Pemukiman
1979/80
(Anggaran
Pembangunan)
77.905,6
1979/80—1983/84
(Anggaran
Pembangunan)
531.980,0
77.905,6
23.012,0
531.980,0
114.599,0
52.463,6
384.432,0
2.430,0
32.949,0
Download