Para ilmuwan mengungkap protein HIV kunci, membuka pintu pada

advertisement
Para ilmuwan mengungkap protein HIV kunci, membuka
pintu pada obat AIDS yang lebih manjur
Oleh: University of Michigan Health System, 26 September 2008
Para ilmuwan dari Universitas Michigan menyediakan gambar yang paling terperinci sampai saat ini
mengenai sebuah protein pelengkap HIV yang menggagalkan upaya tanggapan kekebalan tubuh yang
normal. Berdasarkan temuan yang diterbitkan dalam jurnal PLoS Pathogens versi internet, tim peneliti ini
mencari obat baru yang suatu hari nanti memungkinkan orang yang terinfeksi HIV untuk disembuhkan
dan tidak lagi membutuhkan obat AIDS seperti sekarang yang harus dipakai seumur hidup.
“Ada kekosongan besar pada
terapi saat ini, bahwa
semuanya mencegah infeksi
baru tetapi tidak ada yang
menyerang sel yang sudah
terinfeksi dan tersembunyi
dari tanggapan kekebalan,”
dikatakan oleh Kathleen L.
Collins, M.D., Ph.D., penulis
penelitian senior dan lektor
Universitas Michigan di
fakultas penyakit dalam dan
mikrobiologi serta imunologi.
Di bagian kiri, sel normal yang tidak terinfeksi dengan protein MHC-1 yang bernoda hijau
Pada orang yang terinfeksi
pada permukaan sel. Di bagian kanan, sel yang terinfeksi HIV, sebagian besar protein
MHC-1 menumpuk di dalamnya, menghambat sel memberi tahu sistem kekebalan bahwa
HIV, virus penyebab AIDS,
sel tersebut menyimpan virus. (Pengakuan: Kathleen Collins, Universitas Michigan)
ada masalah yang tidak
terselesaikan dengan obat
antiviral (ARV) yang ada saat ini. Walau menyelamatkan jiwa, ARV tidak dapat mengeluarkan virus
sampai ke akarnya dari dalam tubuh. Sel yang terinfeksi mampu bertahan hidup, tidak terdeteksi oleh
sistem kekebalan, dan menyediakan alat bagi virus untuk bereproduksi dan menyebar.
“Orang harus memakai obat yang ada saat ini dan apabila mereka tidak memakainya, virus menjadi aktif
kembali. Apabila kita dapat mengembangkan obat yang mencari dan membasmi pabrik virus yang tetap
bertahan maka barangkali kita dapat menghilangkan penyakit pada orang tersebut,” Collins mengatakan.
Rincian penelitian
Penelitian baru merincikan kegiatan rumit protein HIV-1 yang disebut nef, protein yang menghambat sel
sistem kekebalan dalam melakukan tugasnya yaitu mendeteksi dan membunuh sel yang terinfeksi.
Collins dan timnya menunjukkan cara nef melumpuhkan dua pemain kunci pada sistem kekebalan di
dalam sel yang terinfeksi. Ini adalah molekul yang disebut major histocompatability complex protein 1
(MHC-1) yang membawa antigen HIV pada sistem kekebalan, dan CD4, reseptor permukaan sel yang
biasanya mengait pada virus dan memungkinkannya memasuki sel.
Collins mengumpamakan MHC-1 dengan alat deteksi gerakan di rumah, yang mengirim sinyal pertama
ke stasiun pemantau apabila ada penyerang yang menyusup masuk.
“Sistem kekebalan, khususnya limfosit-T sitotoksik adalah serupa alat pemantau yang menerima sinyal
bahwa ada penyusup asing di dalam sel, dan mengirim armada polisi,” dia mengatakan.
“‘Polisi’ adalah zat racun yang dihasilkan oleh sel limfosit-T yang membunuh sel tempat perlindungan
penyusup.”
Dengan sebetulnya mendorong protein MHC-1 masuk ke dalam “tempat sampah” sel yang terinfeksi,
sehingga mereka tidak berhasil memberi peringatan pada limfosit-T, kegiatan nef memungkinkan virus
yang aktif untuk bersembunyi tanpa terdeteksi dan bereproduksi. Demikian juga, waktu sel telah
Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/
Para ilmuwan mengungkap protein HIV kunci, membuka pintu pada obat AIDS yang lebih manjur
terinfeksi, nef menghancurkan CD4. Hasilnya adalah bahwa kegiatan ini mendorong virus baru untuk
menyebar pada sel yang tidak terinfeksi.
Kegiatan nef beragam dan rumit. Namun temuan tim peneliti memberi kesan bahwa banyak jalur yang
terlibat akan berakhir pada langkah akhir yang umum. Hal ini memungkinkan penemuan obat baru yang
dapat mencegah beberapa fungsi nef.
Implikasi
Laboratorium Collins sedang menskrining bakal obat baru yang memberi harapan sebagai penghambat
nef. Obat tersebut yang paling sedikit sepuluh tahun lagi baru dapat dipakai pada manusia, akan
melengkapi bukan menggantikan ARV yang saat ini diberikan pada Odha. Obat baru tersebut akan
menyasar tempat persembunyian virus tersebut.
Di negara berkembang, obat baru tersebut akan membawa dampak yang sangat besar, Collins
mengatakan. Saat ini bayi yang lahir dengan infeksi HIV mulai memakai ARV waktu lahir. Sangat sulit
untuk melanjutkan biaya pengobatan yang sangat mahal seumur hidup. Namun apabila anak dapat
disembuhkan dalam beberapa tahun, upaya pengobatan HIV global dapat membagikan dana lebih banyak
dan jauh lebih berhasil, dia mengatakan.
Ringkasan: Scientists Unmask Key HIV Protein, Open Door For More Powerful AIDS Drugs
Sumber: PLoS Pathogens, doi:10.1371/journal.ppat.1000131
–2–
Download