Kemampuan monosakarida untuk mereduksi

advertisement
Kemampuan monosakarida untuk mereduksi pereaksi-pereaksi tersebut di atas didasarkan
pada adanya gugus aldehid atau gugus -hidroksi keton, dimana dengan adanya pereaksipereaksi tersebut gugus aldehid atau -hidroksi keton akan teroksidasi menjadi
karboksilat/keton.
Pada sukrosa & amilum tidak menunjukan adanya perubahan sehingga karbohidrat ini tidak
merupakan pereduksi. Hal ini dikarenakan sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer
bebas, karena atom karbon kedua anomernya yatiu yang terdapat pada glukosa & fruktosa
yang berkaitan satu sama lainnya. Sedangkan amilum tersusun dari D-glukosa yang banyak.
Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua
monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa
sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga
tidak bersifat pereduksi.
Kesimpulan
Larutan glukosa dan laktosa merupakan gula pereduksi, hal ini disebabakan adanya gugus
karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa diman ujung pereduksinya adalh yang
mengandung aldehida. Sedangkan larutan sukrosa dan pati tidak merupakan senyawa
pereduksi karena sukrosa tidak memilki atom karbon anomer bebas. Adanya gula reduksi
pada suatu larutan ditandai dengan adanya perubahan warna khususnya merah tua pada
larutan.
Benedict Reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam
suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya Reagen akan
menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku
secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna
endapan.
Uji Benedict
Berdasarkan atas hasil pengamatan, diketahui hanya pada glukosa dan laktosa yang setelah
di uji benedict melihatkan adanya perubahan warna yaitu merah bata dan coklat sedangkan
pada sukrosa dan larutan pati tidak menunjukan adanya perubahan.
Sehingga dapat diketahui bahwa larutan glukosa dan laktosa merupakan gula pereduksi. Hal
ini di karenakan glukosa mampu mereduksi senyawa pengoksidasi, di mana ujung pereduksinya
adalah ujung yang mengandung aldehida. Sedangkan pada laktasa yang menghasilkan Dglukosa dan D-galaktosa , dimana laktaso memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada
residu gula glukosa, sehingga laktasa adalah disakarida pereduksi.
Pada sukrosa dan larutan pati tidak menunjukan adanya perubahan sehingga kedua
karbohidrat ini tidak merupakan pereduksi. Hal ini dikarenakan sukrosa tidakj mengandung atam
karbon anomer bebas, Karena atom karbon kedua anomernya yaitu yang terdapat pada glukosa
dan fruktosa berikatan satu sama lainnya. Seeding pati tersusun dari D-glukosa yang banyak.
Benedict Reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam
suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya Reagen akan
menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku secara
kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan.
Dalam asam, polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian
kecil monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar untuk membedakan antara polisakarida,
disakarida, dan monosakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi dengan fosfomolibdat
membentuk senyawa berwarna biru. Dibanding dengan monosakarida, polisakarida yang
terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar monosakarida yang lebih kecil, sehingga intensitas
warna biru yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan larutan monosakarida.
PENUTUP

Kesimpulan
laktosa merupakan gula pereduksi, hal ini disebabakan adanya gugus karbonil yang
berpotensi bebas pada residu glukosa dimana ujung pereduksinya adalah yang mengandung
aldehida. Sedangkan larutan sukrosa dan pati tidak merupakan senyawa pereduksi karena
sukrosa tidak memilki atom karbon anomer bebas. Adanya gula reduksi pada suatu larutan
ditandai dengan adanya perubahan warna khususnya merah tua pada larutan.
Benedict Reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi
dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya Reagen akan
menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku secara
kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Erlangga.
2. Dawn. B, Mark, dkk. Biokimia Kedokteran Dasar. EGC.
3. Lubert Stryer. 2000. Biokimia. EGC.
4. DeMan, John M, PhD. 1997. Kimia Makanan. Penerbit ITB : Bandung
5. Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Download