makalah daya hantar new - Blog UB

advertisement
MAKALAH DAYA HANTAR
Disusun oleh :
Nama
: Rindi Romadhoni
NIM
: 125100900111004
Fakultas/Jurusan : FTP / TEP
Kelompok
: O-1
LABORATORIUM KIMIA DAN BIOKIMIA PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pernahkah Anda melihat atau mendengar ada orang yang menangkap ikan
dengan menggunakan aliran listrik? Bagaimana prosesnya sehingga ikan-ikan
tersebut dapat mati, padahal tidak tersentuh oleh alat yang dialiri listrik?
Sebenarnya ikan-ikan tersebut dapat mati karena tersengat aliran listrik
ketika alat yang dialiri listrik dicelupkan ke dalam air sungai. Lalu mengapa air
sungai bisa mengalirkan listrik sehingga mengenai ikan-ikan? Hal ini dikarenakan
dalam air sungai terlarut zat-zat yang menyebabkan sungai mempunyai daya
hantar listrik.
Zat yang dapat menghantarkan arus listrik disebut zat elektrolit, sedangkan
zat yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut zat nonelektrolit. Larutan
yang mengandung zat elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, larutan ini
disebut larutan elektrolit. Sedangkan larutan yang mengandung zat nonelektrolit
tidak dapat menghantarkan arus listrik, larutan ini disebut larutan nonelektrolit.
Daya hantar larutan elektrolit ditentukan oleh banyak atau sedikit jumlah ion yang
terbentuk oleh proses ionisasi. Proses ionisasi berlangsung saat zat elektrolit
dilarutkan dalam air dan menghasilkan ion-ion, yaitu ion positif (kation) dan ion
negatif (anion). Ion-ion ini akan terus bergerak sambil membawa muatan listrik ke
elektroda. Pergerakan inilah yang menyebabkan larutan mempunyai daya hantar
listrik.
Semakin banyak ion yang terdapat di dalam larutan, semakin kuat daya hantar
listriknya. Larutan elektrolit yang berdaya hantar listrik kuat disebut larutan
elektrolit kuat, larutan yang berdaya hantar lemah disebut larutan elektrolit lemah,
sedangkan larutan yangtidak menghantarkan arus listrik disebut larutan
nonelektrolit.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa zat elektrolit harus mengalami
reaksi ionisasi, sedangkan zat nonelektrolit tidak dapat mengalami reaksi ionisasi.
Dengan kata lain, dalam larutannya zat elektrolit mengalami reaksi ionisasi
sedangkan zat nonelektrolit tetap berupa molekulnya. Salah satu senyawa yang
dapat mengalami ionisasi adalah senyawa ionik. Senyawa ionik adalah senyawa
yang ikatannya dibentuk dari unsur logamdan non logam. Salah satu contoh
senyawa ionik adalah NaOH. Pada keadaan padatan (kristal) senyawa ionik tidak
dapat menghantarkan listrik karena ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas, tetapi
jika pada keadaan lelehan dan larutannya senyawa ionik dapat menghantarkan
arus listrik karena ion-ionnya sudah dapat bergerak bebas.
Kekuatan elektrolit ini dapat dibedakan dengan alat uji elektrolit. Pada larutan
elektrolit kuat lampu akan menyala terang dan di sekitar elektroda timbul
gelembung-gelembung gas yang banyak, sedangkan pada elektrolit lemah lampu
menyala redup atau tidak menyala sama sekali tetapi ada gelembung-gelembung
gas di sekitar elektroda. Pada larutan nonelektrolit lampu tidak menyala dan tidak
ada gelembung-gelembung gas di sekitar elekroda.
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui perubahan daya hantar pada titrasi asam basah
2. Mengetahui beda hantar dari senyawa yang berbeda
BAB II
ISI
2.1 Pegertian Elektrolit
Elektrolit adalah zat terlarut terdisosiasi menjadi ion-ion dalam air, yang
membuat larutan berair berperilaku sebagai konduktor listrik (Petruci,2011)
Elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik ( Chang,
Raymond, 2005)
Elektrolit adalah senyawa lelehan atau larutannya itu menghantarkan arus
listrik (keenan,2002)
Elektrolit adalah proses dimana energi elektrik digunakan pada saat
terjadi reaksi kimia yang tidak spontan( Laird,B Briyan, 2011)
Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
ditandai lampu menyala pada alat uji elektrolit dan timbulnya gelembung gas
pada
salah
satu
atau
kedua
elektrodanya
(
Harwood,2011)
Elektrolit adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam pelarut
(misalnya air) akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik.
Elektrolit
diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dalam
menghantarkan arus listrik yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu
elektrolit dapat berupa asam, basa maupun garam. Menurut Michael Faraday,
elektrolit merupakan suatu zat yang dapat menghantarkan listrik jika berada
dalam bentuk larutan atau lelehannya. Dalam suatu larutan elektrolit bila
diberi dua batang elektroda inert dan diberi tegangan listrik diantaranya, maka
anion-anion akan bergerak ke elektroda negatif (katoda). Proses ini
merupakan fenomena transport seperti halnya yang terjadi dalam molekul gas
adalah adanya pengaruh medan listrik dan molekul pelarut. Analisis kimia
yang didasarkan pada daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan
suatu ion didalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar
listrik yang besar (Unggul Sudarmo. 2004)
Tabel larutan elektrolit.
Jenis
Padatan
Lelehan
Larutan
Senyawa
(dalam
Pelarut Air)
Senyawa
Tidak
dapat Dapat menghantarkan Dapat
ion
menghantarkan
arus arus
listrik,
karena arus
menghantarkan
listrik,
karena
listrik, karena dalam dalam bentuk lelehan, dalam bentuk larutan,
bentuk padatan, ion- ion-ionnya
ionnya
tidak
dapat bergerak
bergerak bebas.
bebas
ion-ion
dapat ion-ionnya
jauh
dapat
lebih bergerak bebas
dibandingkan
dalam
zat
padat
Senyawa
Tidak
kovalen
menghantarkan
polar
listrik,
dapat Tidak
dapat Dapat
arus menghantarkan
karena listrik,
arus arus
menghantarkan
listrik,
karena dalam larutan molekul-
padatannya terdiri dari lelehannya terdiri dari molekulnya
molekul-molekul netral molekul-molekul
meskipun bersifat polar
netral
karena
meski
terhidrolisis
Dapat ion-ion
bergerak lebih bebas
yang
bergerak bebas
2.2 Macam- macam Elektrolit
Elektrolit kuat dan lemah. Larutan air(dari) natrium klorida dan senyawa
ion lain, maupun larutan air beberapa senyawaan kovalen tertentu merupakan
penghantar kelistrikan yang sangan bagus. Zat- zat yang berapa dalam larutan
seluruhnya atau hampir seluruhnya dalam bentuk ion disebut elektrolit kuat (
Chang, Raymond, 2005)
Sebaliknya, larutan air {dari) banyak senyawa kovalen merupakan
penghantar kelistrikan yang jelek. Larutan amonia dan asam asetat dalam air
merupakan contoh zat- zat yang hanya sebagian kecil molekulnya yang larut
dapat
menjadi
Dapat
bereaksi dengan air untuk membentuk ion disebut elektrolit lemah.( Unggul
Sudarmo. 2004)
Dengan membandingkan cahaya bola lampu pijar dari zat-zat terlarut
dengan jumlah molar yang sama dapat membantu kita untuk membedakan
antara elektrolit kuat dan elektrolit lemah . ciri elektrolit kuat adalah apabila
zat terlarut dianggap telah 100 persen terdisosiasi mejadi ion- ionnya dalam
larutan. ( disosiasi adalah penguraian senyawa menjadi kation dan anion).
Dengan demikian kita dapat menyatakan proses pelarutan natrium klorida
dalam air sebagai
Na+ ( aq ) + Cl – ( aq )
NaCl(s)
Persamaan ini menyatakan bahwa semua natrium klorida yang masuk ke
dalam larutan akan mejadi akan menjadi ion-ion Na+ dan Cl : tidak ada satu
pun unit NaCl yang tidak terdisosiasi dalam larutan.
Elektrolit kuat
Elektrolit lemah
Nonelektronik
HCL
CH3COOH
(NH2)2CO ( urea )
HNO3
HF
CH3OH (metanol)
HCIO4
HNO2
C2H5OH (etanol)
H2SO4
NH3
C6H12O6 ( glukosa)
NaOH
H2O
C12H22O11 ( sukrosa)
Senyawa-senyawa ionik
 H2SO4 memiliki 2 ion H+ yang dapat terionisasi
 Air murni merupakan elektrolit yang sangat lemah
Tabel 4.1 mencantumkan contoh –contoh elektrolit kuat, elektrolit lemah ,
dan nonelektrolit. Senyawa- senyawa ionic, seperti natrium klorida , kalium
iodide (KI) dan kalsium nitrat , merupakan elektrolit kuat . hal menarik untuk
diperhatikan adalah bahwa cairan tubuh manusiana mengandung banyak
elektrolit kuat dan lemah.( Leonardo.2009)
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna
(derajat ionisasi ? = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak
mengandung ion-ion. Sebagai contoh larutan NaCl. Jika padatan NaCl dilarutkan
dalam air maka NaCl akan terurai empurna menjadi ion Na+ dan Cl- (Unggul
Sudarmo. 2004 )
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian
(derajat ionisasi ? << 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit
mengandung ion (Unggul Sudarmo. 2004 )
Elektrolit kuat adalah elektrolit yang dapat menghasilkan larutan dengan
daya hantar listrik yang baik. Senyawa NaCl, HCl, dan H2SO4 dapat terurai
sempurna dalam pelarut air membentuk banyak ion.( Stanistski,Conrad. 2010)
Elektrolit lemah adalah elektrolit yang dapat menghasilkan larutan dengan
daya hantar listrik yang buruk. Senyawa CH3COOH dan NH3 hanya terurai
sebagian kecil dalam pelarut air membentuk sedikit ion. Secara kuantitatif, kuat
atau lemahnya suatu larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi
(α)( Stanistski,Conrad. 2010)
Untuk larutan elektrolit kuat; α = 1 atau α mendekati 1.
Untuk larutan elektrolit lemah; 0
Untuk larutan nonelektrolit; α = 0.
Larutan elektrolit terbagi menjadi dua :a. Larutan elektrolit kuat. Yaitu
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Ion-ion yang bebas bergerak
sehingga electron dapat mudah berpindah dan mengakibatkan arus listrik yang
dihantarkan lebih lancar. Selain itu, larutan elektrolit kuat terionisasi secara
sempurnah dalam air. senyawa yang termasuk dalam elektrolit kuat adalah : Asam
kuat, : HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. Basa kuat, yaitu basabasa golongan alkali dan alkali tanah, : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2,
Ba(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, : NaCl,
KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.b. Larutan elektrolit lemah. Yaitu larutan yang
dapat menghantarkan listrik tetapi ion-ionnya tidka sepenuhnya bebas bergerak
sehingga electron tidak dapat dengan mudah berpindah dan mengakibatkan arus
listrik yang dihantarkan lebih kecil. Contoh senyawa yang termasuk dalam
elektrolit lemah : Asam lemah, : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain.
Basa lemah, : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang sukar larut, :
AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain (Keenan. 2002)
Sifat Fisik dan Kimia Elektrolit Kuat dan Lemah

HCL
Keadaan fisik dan penampilan : Solid ( bubuk kristal polar), bau : sedikit, taste :
saline, molekul berat : 58,44g/ mol, warna : putih, pH : 7( netral), titik didih :
1413oC ( 2575,4 oF)

MgCl2
Berat molekul : 36,46 g / mol, rumus molekul : CI-H, Titik didih : 85 oC ( 121oC), titik beku : -113,9 oC (-121OF)

HNO3
Keadaan fisik dan penampilan : serpih berwarna atau kristal , bau : tidak berbau,
kelarutan : 167g/ 100 ml air, kepadatan : 1,57, Ph :netral untuk lakmus.

NaOH
Titik Cair : -41oC, TITIK DIDIH 121oC, Kepadatan uap : 2,5, kelarutan dalam
air : larut
Tampilan dan bau : cairan bening dan sedikit beruap.

CH3COOH
Bau ; tidak berbau,berat molekul : 40 g/ mol, warna : putih, pH : 13,5, titik didih
: 1388oC , Rasa ; tidak tersedia

HF
Penampilan : colourless air seperti cairan, bau : sharp, asam bau, tajam dan
membakar rasa, pH ; 2,1-2,2. Titik lebur : -3oC, TITIK NYALA : tidak berlaku,
sifat peledak : tidak ada, sifat oksidator ; tidak ada

NH3
Keadaan fisik dan penampilan : cair, bau : tajam, rasa : tidak tersedia, berat
molekul ; tidak berlaku, warna : tak berwarna. Jelas, Ph ; asam (≤ 2)

H2O
Fisik Negara : gas, tekanan uap : 94, densitas uap : 0,62, penguapan titik : tidak
tersedia , titik didih ; 100 oC , titik beku-33,3 .
(Stanistski,Conrad. 2010)
2.3 Hukum
2.3.1 Hukum Ohm: hambatan
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum
Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas
beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu
berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan
dengan alasan sejarah (Petruci,Harwood,Hesting,Madura. 2011 )
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:[3][4]
Dimana :

adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan
Ampere.

adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar
dalam satuan volt.

adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan ohm..
2.3.3 Konduktansi
Untuk resistor linier, rasio antara arus dan tegangan juga merupakan
sebuah bilangan konstan yaitu,
I / v = I / R= G
Dimana G disebut Sebagai konduktansi. Satuan SI untuk konduktansi adalah
Siemens ( S), 1 A/V . satuan lainnya yang lebih tua dan tidak resmi adalah mho,
yang merupakan pengucapan dari huruf omega besar yang dibalik,. Anda akan
beberapa kali menemui symbol ini digunakan dalam sejumlah diagram rangkaian
serta catalog dan teks. Simbol rangkaian yang sama digunakan untuk
mempresentasikan baik resistansi maupun konduktansi (Tipler. 2004)
2.3.4 Konduktivitas
Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat suatu
larutan dapat menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran
larutan atau cairan elektrolit. Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan
maka akan semakin tinggi nilai konduktivitasnya. Jumlah muatan dalam
larutan sebanding dengan nilai hantar molar larutan dimana hantaran molar
juga sebading dengan konduktivitas larutan. Konsentrasi elektrolit sangat
menentukan besarnya konduktivitas molar (∆m). Konduktivitas molar adalah
konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar,
sehingga secara matematis dirumuskan :
∆m = k/C
Jika satuan volume yang digunakan adalah cm3 maka persamaan yang
menjadi
m = 1000k
C
Dimana: k : Konduktivitas spesifik (SCm-1)
C : Konsentrasi larutan (mol/L)
∆m: Hantaran molar (SCm2mol-1)
Dalam percobaan digunakan larutan standar dan larutan sampel dengan
konsentrasi sama, sehingga C dianggap constant. Jika nilai C konstan, maka
hantaran molar (∆M) hanya diperbaharui oleh konduktivitas larutan (K),
dimana ∆M sebanding dengan nilai K. Nilai K didapat dari hasil percobaan.
Jadi, semakain tinggi konduktivitas larutan maka hantaran molar (∆M)
larutan tsb akan meningkat. Jumlah muatan juga berpengaruh pada hantaran
molarnya. Pada kosentrasi yang sama, semakin besar jumlah muatan suatu
larutan, maka akan semakin besar
pula hantaran molarnya (∆M)
(Petruci,Harwood,Hesting,Madura. 2011 )
2.3.5 Konduktivitas Molar
Konduktivitas
konsentrasi
molar
pada
adalah
suatu
konduktivitas
larutan
suatu
sebesar
larutan
apabila
satu
molar.
Pada larutan encer, ion-ion dalam larutan tersebut mudah bergerak sehingga
daya hantarnya semakin besar. Pada larutan yang pekat, pergerakan ion lebih
sulit sehingga daya hantarnya menjadi lebih rendah. Hal lain yang
mempengaruhi daya hantar listrik selain konsentrasi adalah jenis larutan.
Pengukuran ketergantungan konduktivitas molar pada konsentrasi tertentu
menunjukkan adanya 2 golongan elektrolit, yaitu elektrolit lemah dan
elektrolit kuat. Sifat umum dari elektrolit kuat adalah konduktivitas akan
berkurang dengan bertambahnya konsentrasi, sedangkan elektrolit lemah
konduktivitas molarnya normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun
tajam sampai nilai yang rendah pada saat konsentrasi bertambah. Larutan
elektrolit kuat mempunyai konduktiviyaslebih tinggi daripada elektrolit lemah,
hal ini karena zat elektrolit terdisosiasi secara sempurna didalam larutan,
berarti larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik.
Penggolongan dengan cara ini juga bergantung pada zat terlarut dari pelarut
yang digunakan (Tipler. 2004)
2.4 Alat Pengukur Daya Hantar
(Leonardo.2009)
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Daya Hantar
Daya hantar listrik suatu larutan tergantung dari:
1. Jumlah ion yang ada
Jumlah ion yang ada tergantung dari elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi.
Pengenceran larutan baik untuk elektroda memperbesar daya hantar dan mencapai
harga maksimal pada pengancaran tak tarhingga. .( Tony Bird, 1997)
2. Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda
Pengukuran daya hantar listrik mempunyai arti penting dalam proses-proses
kimia. Pada pembuatan akuades, efisiensi dari penghilang zat terlarut yang berupa
garam-garam dapat diikuti dengan mudah dengan cara mengukur daya hantar
larutan selama titrasi dan dengan menggunakan grafik dapt digunakan untuk
menentukan titik akhir titrasi. Derajat ionisasi elektrolit lemah dapat ditentukan
dengan pengukuran daya hantarnya. Seperti diketahui, daya hamtar berbanding
lurus dengan jumlah ion yang ada dalam larutan.
2.6 Aplikasi Bidang Teknologi Pertanian
Peran larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari
sangat penting, contohnya :
1.Aki
Sel aki terdiri anoda Pb dan katoda PbO2 dengan larutan elektrolit H2SO4. adanya
larutan elektrolit memungkinkan terjadinya reaki kimia yang menghasilkan arus
listrik untuk menghidupkan kendaraan. Dan dalam bidang teknologi pertanian
adalah untuk menhidupkan mesin- mesin pertanian.
2.Air sungai dan air tanah
Air sungai dan air tanah mengandung ion-ion sehingga dapat menghantarkan
listrik. Sifat ini digunakan untuk menangkap ikan atau belut di sungai atau di
persawahan dengan cara setrum listrik.
3.Air suling
Merupakan larutan nonelektrolit, karena mengandung ion-ion dalam jumlah yang
sangat kecil. Air suling digunakan untuk membuat larutan dalam percobaan kimia
nonelektrolit. Serta dapat digunakan sebagai pelarut larutan dalam praktikum.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Elektrolit adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam pelarut (misalnya
air) akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Elektrolit
diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik
yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu elektrolit dapat berupa asam, basa
maupun garam.
Larutan elektrolit terbagi menjadi dua :a. Larutan elektrolit kuat. Yaitu
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Ion-ion yang bebas bergerak
sehingga electron dapat mudah berpindah dan mengakibatkan arus listrik yang
dihantarkan lebih lancar. Selain itu, larutan elektrolit kuat terionisasi secara
sempurnah dalam air. senyawa yang termasuk dalam elektrolit kuat adalah : Asam
kuat, : HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. Basa kuat, yaitu basabasa golongan alkali dan alkali tanah, : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2,
Ba(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, : NaCl,
KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.b. Larutan elektrolit lemah. Yaitu larutan yang
dapat menghantarkan listrik tetapi ion-ionnya tidka sepenuhnya bebas bergerak
sehingga electron tidak dapat dengan mudah berpindah dan mengakibatkan arus
listrik yang dihantarkan lebih kecil. Contoh senyawa yang termasuk dalam
elektrolit lemah : Asam lemah, : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain.
Basa lemah, : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang sukar larut, :
AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.
Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan
dapat menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau
cairan elektrolit. Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka akan semakin
tinggi nilai konduktivitasnya. Jumlah muatan dalam larutan sebanding dengan
nilai daya hantar molar larutan dimana hantaran molar juga sebading dengan
konduktivitas larutan.
Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas molar
(∆m). Konduktivitas molar adalah konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi
larutan sebesar satu molar. Pada larutan encer, ion-ion dalam larutan tersebut
mudah bergerak sehingga daya hantarnya semakin besar. Pada larutan yang pekat,
pergerakan ion lebih sulit sehingga daya hantarnya menjadi lebih rendah. Hal lain
yang mempengaruhi daya hantar listrik selain konsentrasi adalah jenis larutan.
3.2 KESAN DAN PESAN
Kesan :
-
Assitant praktikum sangat disiplin dalam hal ketepatan waktu.
-
Penjelasannya sangat jelas sehingga mengerti materi yang
disampaikan
-
Dengan adanya praktikum maka kita akan menambah ilmu yang
bermanfaat bagi kita sendiri maupun orang lain
Pesan :
-
Alat- alat yang digunakan dalam percobaan mohon dilengkapi serta
yang sudah rusak mohon diperbaiki agar praktikum berjalan lancar
-
Waktu mengerjakan pretest maupun protest ditambah.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep inti Edisi ke Tiga Jilid 1.
Jakarta. Erlangga
Keenan. 2002. Ilmu Kimia untuk Universita. Jakarta : Erlangga
Laird,B.Brian. 2011 University Chemistry. United States : Mc Graw-HILL Higher
Education
Leonardo.2009. konsep kimia pilihan larutan elektrolit dan non elektrolit.
http://trilestarisman1kbm.blogspot.com/diakses tanggal 07-12-12 jam 12.00
Peter.2008.perbedaan_larutan_berdasarkan_daya_hanter_listrik.html.http://kimi
a.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/budi%20utomo%20(0606377)/
diakses tanggal 07 -12-12 jam 12.30
Petruci,Harwood,Hesting,Madura. 2011. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan
Aplikasi Modern Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Stanistski,Conrad. 2010. Chemistry Contect: Applying Chemistryto Sciely Third
Edition. United State : Mc Graw-HILL Higher Education
Tipler. 2004. Fisika Untuk Sains Dan Teknik Edisi Ketiga. Jakarta ; Erlangga
Unggul Sudarmo. 2004. KIMIA untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga
Download