Daur Mesntruasi

advertisement
Daur Mesntruasi
Author :
Chaidar Warianto
Abstract :
<p>Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan membentuk siklus
menstruasi. Menstruasi pertama (menarche) pada remaja putri sering terjadi pada usia 11
tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi
merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari
menarce sampai terjadinya menopause.</p>
<p>Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan pada hari ke-1 dan berakhir
tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Umumnya, siklus menstruasi yang terjadi berkisar
antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari. Jarak antara siklus yang
paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum menopause.</p>
<p>Siklus menstruasi Sebagian besar wanita terjadi pada pertengahan usia reproduktif,
perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari.
Wanita dengan siklus ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi –
fase folikular – bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang
mengalami ovulasi. Selang waktu antara awal perdarahan menstruasi – fase luteal
– relatif konstan dengan rata-rata 14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita.</p>
<p>Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari,
tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi
terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang
banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu
besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah
menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam
endometrium.</p>
<p>Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi
telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr
per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan
menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari
siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun.<strong></strong><strong></strong></p>
<p><strong>Siklus Menstruasi</strong></p>
<p><strong><a rel="attachment wp-att-372"
href="http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/08/daur-menstruasi/m2/"><img
class="aligncenter size-medium wp-image-372" title="m2"
src="http://kamriantiramli.files.wordpress.com/2011/05/m2.jpg?w=300&h=134" alt=""
width="300" height="134" /></a><br /></strong></p>
<p>Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35
hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki
siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Panjang
siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan
dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu
1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.</p>
<p>Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200.000
hingga 400.000 telur yang belum matang/folikel. Normalnya, hanya satu atau beberapa sel
telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi
berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari
ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba fallopi untuk kemudian dibuah, yang disebut
ovulasi.</p>
<p>Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut
Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur
tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih
cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominan hingga kemudian mulai memproduksi
hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah.</p>
<p>Hormon estrogen dan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh
dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur
tersebut. Hormon estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina
untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim. Ketika sel telur telah
matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone
(LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang
telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma masuk kedalam
tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi. Sel
telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi,
mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim.
Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic
Gonadotrophin (HCG). Hormon tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim. Jika
sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan
terjadilah proses menstruasi.</p>
<p>Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:</p>
<p>1). <strong>Masa menstruasi</strong>yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat
itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon
ovarium berada dalam kadar paling rendah. 2). <strong>Masa proliferasi</strong>dari
berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase
proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim
untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai
14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi). 3).<strong>Masa
sekresi</strong>. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron
dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap
untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)<strong></strong><strong></strong></p>
<p><strong>Gangguan Dalam Menstruasi</strong><strong></strong></p>
<p>Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang dapat
berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya
perdarahan.</p>
<p><a rel="attachment wp-att-371"
href="http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/08/daur-menstruasi/m1/"><img
class="aligncenter size-full wp-image-371" title="m1"
src="http://kamriantiramli.files.wordpress.com/2011/05/m1.png?w=424&h=293" alt=""
width="424" height="293" /></a><strong>Gambar  perbedaan ovarium pada wanita
muda dan wanita yang lanjut usia</strong><strong></strong></p>
<p>Macam – macam gangguan menstruasi</p>
<p>1. Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)</p>
<p>Ketegangan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai
beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadangkadang berlangsung terus sampai haid berhenti.</p>
<p><strong><span>Penyebabnya :</span></strong></p>
<p>Salah satu penyebab utama premenstrual tension adalah faktor kejiwaan, masalah dalam
keluarga dan masalah sosial.  Jika ditinjau dari aspek anatomi penyebab esensial dari
gangguan tersebut adalah adanya defesiensi luteal dan pengurangan produksi progesterone
serta ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan
natrium.</p>
<p>Patofisiologi</p>
<p>Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang
akan menyebabkan gejala deprese dan khususnya gangguan mental. Kadar esterogen akan
mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai
vitaminanti depresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali
bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup dapat
mengakibatkan depresi. Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi
adalah prolaktin, yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah
esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu
banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua
hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin
dapat tinggi atau normal. Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma
linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi, sistem
saraf, dan sebagai anti peradangan.</p>
<p> 2. Disminorea</p>
<p>Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita
tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit
kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah.</p>
<p><strong><span>Penyebabnya :</span></strong></p>
<p>Jika ditinjau dari aspek anatomi,yang menjadi salah satu penyebab gangguan disminorea
adanya sekresi hormonsecara berlebihan atau sekresi sejenis zat yang disebut prostaglandin.
Zat inilah yang menyebabkan peningkatan frekuensi  kontraksi otot rahim sehingga
menimbulkan nyeri haid.Dikenal adanya disminore primer dan sekunder.</p>
<p>Nyeri haid atau disminorea ada dua macam :</p>
<ul>
<li>Nyeri haid primer</li>
</ul>
<p>Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya
setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan.
Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan
seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan
kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan.</p>
<ul>
<li>Nyeri haid sekunder</li>
</ul>
<p>Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap
seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim
yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.</p>
<p>3. Pendarahan Uterus Abnormal</p>
<p>1) Hipermenore</p>
<p>Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu menstruasi
teratur. Bisa disebut juga dengan perdarahan haid yang jumlahnya banyak hingga 6-7 hari, ganti
pembalut 5-6 kali/hari tetapi masih memiliki siklus-siklus yang teratur. Pada hipermenore
perdarahan menstruasi berat berlangsung sekitar 8-10 hari dengan kehilangan darah lebih dari
80ml.</p>
<p> 2) Amenore</p>
<p>Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore adalah tidak adanya haid
selama 3 bulan atau lebih.</p>
<p><strong><span>Penyebabnya.</span></strong></p>
<p>Jika ditinjau dari aspek anatomi, penyebab utama terjadinya hipermenore adalah
terhambatnya fase proliferasi pada dinding endometrium, dikarenakan produksi hormone
estrogen kurang optimal. Selain itu, gangguan amenore disebabkan tidak normalnya produksi
FSH serta LH, dalam hal inimasing-masing bertujuan untuk merangsang pertumbuhan folikel
yang terdapat pada ovarium hingga folikel matang dan mempercepat terjadinya ovulasi</p>
<p><strong></strong><strong>Fase-fase dalam siklus menstruasi</strong></p>
<p>Fase-fase dalam sikus menstruasi merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi
antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus.</p>
<p>Fase-fase tersebut adalah :</p>
<p>a)  Fase menstruasi atau deskuamasi</p>
<p>Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya
endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5
hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 ml.</p>
<p>b) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi</p>
<p>Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak
fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.</p>
<p>c) Fase intermenstum atau fase proliferasi</p>
<p>Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu
hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH memacu
pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya
esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan
kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa.
Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung
kehidupan sperma.Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada sendometrium ±
3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.</p>
<p>Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :</p>
<ul>
<li>Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari
epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.</li>
<li>Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk
transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi.</li>
<li>Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat
dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.</li>
</ul>
<p>d) Fase pramenstruasi atau fase sekresi</p>
<p>Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap
tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan
getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan
kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.</p>
<p>Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :</p>
<ul>
<li>Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena
kehilangan cairan.</li>
<li>Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi
lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan
lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang
ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya
nidasi.Disamping itu dalam siklus menstruasi hormone sangat berpengaruh diantaranya adalah
yang dihasilkan gonadotropin hipofisis yaitu :</li>
</ul>
<ol>
<li>Luteinizing Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang hipofisis
mengeluarkan LH. LH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel asidofilik (afinitas
terhadap asam), bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur, serta
merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus
rubrum yang disusun oleh sel-sel lutein dan disebut korpus luteum.</li>
<li>Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang
hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel basofilik
(afinitas terhadap basa). Hormon ini mempengaruhi ovarium sehingga dapat berkembang dan
berfungsi pada saat pubertas. FSH mengembangkan folikel sprimer yang mengandung oosit
primer dan keadaan padat (solid) tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen.</li>
<li><strong></strong>Prolaktin Releasing Hormon (PRH) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin terdiri dari satu rantai peptida
dengan 198 asam amino, dan sama sekali tidak mengandung karbohidrat. Secara pilogenetis,
prolaktin adalah suatu hormon yang sangat tua serta memiliki susunan yang sama dengan
hormon pertumbuhan (<em>Growth hormone, Somatogotropic hormone</em>, TSH,
Somatotropin). Secara sinergis dengan estradia, prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi,
serta berperan pada pembentukan dan fungsi korpus luteum</li>
</ol>
Download