kepemimpinan berkaitan dengan proses bukan

advertisement
KEPEMIMPINAN BERKAITAN DENGAN PROSES
BUKAN DENGAN PERAN DALAM
JABATAN (POSISI)
I. LATAR BELAKANG
Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Dalam praktek keseharian sering kali penggunaan istilah kepemimpinan dan
pemimpin selalu dicampur adukkan, bahkan tidak jarang pula ditambahkan
dengan kata manajemen, oleh karena itu perlu kita ungkapkan kembali konsep
pemikirannya
untuk
memahami
kembali
yang
terkait
dengan
konsep
kepemimpinan.
Kepimpinan adalah suatu proses yang berkaitan yang disebut dengan langkah
maupun tindakan.untuk mempengaruhi orang lain. Dalam proses tersebut
terdapat beberapa faktor yang terkait :
1) Pemimpin
2) Pengikut
3) Situasi
Dengan memperhatikan ketiga faktor – faktor
tersebut diatas, maka dapat
dimasukan kedalam suatu konsep bahwa kepemimpinan adalah sebagai suatu
proses, dimana sikap dan perilaku dalam langkah maupun tindakan akan
tergambarkan oleh peran bawahan atau pengikut disatu sisi dan disisi lain oleh
peran pemimpin dengan memperhatikan situasi yang dihadapi.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses
perubahan
karakter
atau
transformasi
internal
dalam
diri
seseorang.
Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari
proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan
visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan
membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan
tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika
keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah
seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar
atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
(leadership from the inside out).
Ketika pada suatu hari filsuf besar Cina, Lao Tsu, ditanya oleh muridnya tentang
siapakah pemimpin yang sejati, maka dia menjawab :
As for the best leaders, the people do not notice their existence. The next best,
the people honour and praise. The next, the people fear, And the next the people
hate.When the best leader’s work is done, The people say, ‘we did it ourselves’.
Justru seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh
mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka
seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya
sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager),
motivator, inspirator, dan maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa
diterima
oleh
para
pemimpin
konvensional
yang
justru
mengharapkan
penghormatan dan pujian (honor and praise) dari mereka yang dipimpinnya.
Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang
pemimpin.
Justru
kepemimpinan
sejati
didasarkanpada kerendahan hati (humble).
adalah
kepemimpinan
yang
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh
dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang
membawa bangsanya dari negara yang rasialis, menjadi negara yang
demokratis dan merdeka. Saya menyaksikan sendiri dalam sebuah acara talk
show TV yang dipandu oleh presenter terkenal Oprah Winfrey, bagaimana
Nelson Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam
penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia
mengalami perubahan karakter dan memperoleh kedamaian dalam dirinya.
Sehingga dia menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka
yang telah membuatnya menderita selama bertahun-tahun. Seperti yang
dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan
dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa
perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa
adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan,
dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin
sejati.
Karakter Seorang Pemimpin Sejati
Setiap kita memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Dalam tulisan ini saya
memperkenalkan sebuah jenis kepemimpinan yang saya sebut dengan Q
Leader. Kepemimpinan Q dalam hal ini memiliki empat makna.
Pertama, Q berarti kecerdasan atau intelligence (seperti dalam IQ – Kecerdasan
Intelektual, EQ – Kecerdasan Emosional, dan SQ – Kecerdasan Spiritual). Q
Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ—EQ—SQ yang
cukup tinggi.
Kedua, Q Leader berarti kepemimpinan yang memiliki quality, baik dari aspek
visioner maupun aspek manajerial.
Ketiga, Q Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi (dibaca ‘chi’ –
bahasa Mandarin yang berarti energi kehidupan). Makna Q keempat adalah
seperti yang dipopulerkan oleh KH Abdullah Gymnastiar sebagai qolbu atau
inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh-sungguh
mengenali dirinya (qolbu-nya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self
management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu
belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q
(intelligence – quality – qi — qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian
misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi
seorang pemimpin. Tiga aspek penting dari seorang pemimpin, yaitu :
1. Perubahan karakter dari dalam diri (character change)
2. Visi yang jelas (clear vision)
3. Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence)
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk
senantiasa
bertumbuh,
belajar
dan
berkembang
baik
secara
internal
(pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis, pengetahuan,
dll)
maupun
dalam
hubungannya
dengan
orang
lain
(pengembangan
kemampuan interpersonal dan metoda kepemimpinan).
Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell: ”The only way that I can keep leading
is to keep growing. The day I stop growing, somebody else takes the leadership
baton. That is the way it always it.” Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi
pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti
bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tersebut
II. PEMBAHASAN
Mendalami Proses Dalam Kepemimpinan
Bertitik tolak dari rumusan kepemimpinan dari pemahaman atas huruf bahwa
KEPEMIMPINAN adalah (K)apabilitas dari seseorang (E)ntrepreneur untuk
melaksanakan (P)emberdayaan (E)mosional sebagai daya dorong orang berpikir
untuk
(M)empengaruhi
hubungan
(I)nterpersonal
dalam
usaha
untuk
(M)emotivasi gaya (P)erilaku pada tingkat (I)ntensitas pada kemampuan (N)alar
yang sejalan dengan (A)kal dan (N)aluri.
Sejalan dengan pemahaman diatas, maka untuk menyingkap konsepsi
kepemimpinan sebagai proses dan bukan posisi, lebih lanjut akan diungkapkan
latar belakang pemikiran mengenai hal-hal yang diutarakan dibawah ini :
Pertama, Kepemimpinan adalah setiap orang berbisnis. Banyak cara untuk
mengungkapkan proses dalam pemahaman kepemimpinan dari beberapa
pendekatan, ada yang melihat dengan memfokuskan dari personalitas,
tantangan psikologis, perilaku pemimpin, hubungan antara pemimpin dan
pengikut dan ada juga melihat dari situasi yang berdampak kepada tindakan
para pemimpin.
Sejalan dengan pendekatan yang diungkapkan diatas, maka lahir pemikiran
untuk memahami proses kedalam kepemimpinan menjadi apa yang disebut
1) kepemimpinan adalah baik dari sisi pengetahuan dan atau seni.
2) kepemimpinan baik dari sisi rasional maupun emosional .
3) kepemimpinan dan manajemen.
4) kepemimpinan dan pengikut.
5) kepemimpinan pada tingkat yang besar dan kecil.
Yang menjadi persoalan dalam mendalami kepemimpinan sebagai suatu proses,
sangat dipengaruhi pandangan tradisonal yang mengungkapkan bahwa terdapat
rintangan-rintangan yang berkaitan dengan pengembangan kepemimpinan dari
sudut apa yang diungkapkan dalam pikiran mengenai Kepemimpinan yang baik
adalah pikiran pada umumnya “Kepemimpinan adalah dilahirkan bukan dibentuk“
Walaupun begitu banyak difinisi kepemimpinan yang ada, kita merumuskan
kepemimpinan sebagai suatu proses dalam mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan kelompok. Jadi kepemimpinan setiap orang berbisnis dan
berarti setiap orang bertanggung jawab, maka pembelajaran sebagai kerangka
kerja konsepsional untuk pemikiran tentang kepemimpinan dapat membantu
dalam membentuk kepribadian atas pengalaman anda dari pekerjaan terutama
yang menyangkut pengembangan nilai-nilai kepemimpinan.
Kedua, Kepemimpinan adalah dikembangkan melalui Pendidikan dan Pelatihan
bertitik tolak dari pemikiran perspektif yang dipergunakan untuk menganalisa
beragam situasi kepemimpinan yang diuraikan diatas, maka disadari bahwa
relatif sulit untuk para pemimpin mengembangkan metoda ini dari analisis atas
dirinya sendiri, oleh karena itu pendidikan formal sebagai cara yang terbaik
dalam pengembangan dari sudut perspektif kepemimpinan yang diberikan
melalui pendidikan dan pelatihan formal.
Sejalan dengan pikiran diatas maka disusunlah suatu model yang mengkaitkan
dengan pengalaman terhadap :
1) Tindakan, apa yang dikerjakan anda.
2) Refleksi, bagaimana anda memandang saat ini dan bagaimana anda
merasakannya mengenai hal tersebut.
3) Observasi, apa yang terjadi hasil dan dampak lainnya.
Jadi kunci peranan dari persepsi dalam lingkaran pengalaman tersebut dapat
mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan refleksi dan pengembangan
kepemimpinan ; pengembangan kepemimpinan melalui pengalaman, pendidikan
dan pelatihan yang kesemuanya akan terkait dalam rangka membangun citra
kepemimpinan anda sendiri.
Ketiga, Kepemimpinan melibatkan suatu interaksi diantara pemimpin, para
pengikut dan situasi : Berdasarkan makna kepemimpinan yang telah
diungkapkan sebagai suatu proses mempengaruhi, maka pendalamannya dapat
melihat dari beberapa lensa.
Untuk itu dapat dipelajari melui model suatu kerangka yang tertuang dalam “An
international framework for analyzing leadership, adapted from Hollander
e.p.leadership dynamics, new york free press 1978”, dituangkan dari hasil studi
kasus.
Dari model tersebut diungkap :
-
Lensa pemimpin (personalitas, posisi, keahlian dsb)
-
Lensa pengikut ( nilai, norma keyakinan dsb)
-
Lensa situasi ( tugas, stress lingkungan dsb).
Melalui
model
tersebut
dicoba
mengungkapkan
yang
terkait
dengan
kepemimpinan dan manajemen kedalam
1) Interaksi pemimpin, pengikut, situasi
2) Interaksi manajer pengikut, situsi
3) Interaksi kepemimpinan, manajemen, kedekatan saudara sebagai pikiran
akhir.
Dengan memperhatikan pikiran diatas, maka tidak sederhana menerima yang
terkait dengan kepemimpinan efektif, sebagai gambaran dituliskan pandangan
pernyataan seseorang kedalam visi, mental yang terpikirkan, motivasi, perilaku
yang berhasil.
Jadi kepemimpinan adalah suatu proses dalam mana pemimpin dan pengikutnya
berinteraksi secara dinamis terutama dalam suatu situasi atau lingkungan,
sehingga pemahamannya lebih luas dari konsep pemimpin itu sendiri, sehingga
pemahaman yang terkait dengan keefektifan kepemimpin tidak dapat diungkap
secara sederhana karena bagaimanapun juga kemimpinan dapat membentuk
perbedaan sehingga dari setiap orang terlibat apa yang disebut kepercayaan dan
keyakinan
sebagai
faktor
kunci
yang
mempengaruhi
proses
dalam
kepemimpinan.
Keempat, menilai kepemimpinan dan mengukur atas dampaknya : Dalam
praktek terjadi kesenjangan dalam penelitian yang terkait dengan bagaimana
meningkatkan keterampilan kepemimpinan sehingga sangat sedikit hasil yang
diperoleh dari hasil penelitian.
Oleh karena itu, penilaian kepemimpinan akan terkait dengan pemahaman kita
mengenai :
1) Pentingnya pemahaman rumusan atas kepemimpinan
2) Metoda-metoda yang dipergunakan terhadap penilaian kepemimpinan
3) Aplikasi-aplikasi praktis dari penilaian kepemimpinan.
Dampaknya pengukuran dari kepemimpinan yang terkait pada :
1) Ukuran-ukuran secara umum mengenai keberhasilan dan tidak keberhasilan
kepemimpinan
2) Implikasi praktis yang berkaitan ukuran kesuksesan kepemimpinan.
Metodologi yang dipakai terhadap studi kepemimpinan yang terkait dengan studi
kasus, korelasi terhadap studi, pengalaman-pengalaman.
Aksioma-aksioma dan teori-teori kepemimpinan yang dipakai dalam pendekatan
memiliki tujuan legitimasi yang terkait dengan hubungan diantara variabel variabel dan pedoman dalam penelitian dalam rangka untuk memahami gejala
yang ada, sebagai ilustrasi 20 karakteristik kepemimpinan yaitu
-
Kepercayaan adalah penting
-
Seorang pemimpin seharusnya menjadi guru dan komonikator terbaik
-
Menjadi pemecah masalah
-
Memiliki stamina
-
Mengelola waktu dan mmanfaatkan efektif
-
Memiliki teknikal kompetensi
-
Menjaga orang mereka
-
Memiliki visi
Jadi fokus penelitian atas kepemimpinan terkait :
1) Organisasi dapat dan mampu memakai sejumlah teknik untuk menilai nilai,
personalitas, intelengensi dan perilaku untuk setiap aplikasi
2) Praktisi membutuhkan pemahaman bahwa ada beberapa cara untuk
mengukur keberhasilan
3) Praktisi juga seharusnya mengetahui bahwa ada tiga metode umumnya
dipakai untuk bisa memahami keterkaitan diantara pengikut, pemimpin dan
situasi yang dapat mempengaruhi atas pengukuran
4) Akhirnya para praktisi seharusnya memahami perbedaan diantara aksioma
dan teori kepemimpinan.
III. PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Untuk memahami konsep sebagai suatu model dalam usaha secara mendalam
mengenai kepemimpinan, dimaksudkan untuk mendudukkan situasi dan
masalah dimana banyak dalam praktek penggunaan istilah disalah tafsirkan
sehingga pemakaian istilah tersebut dalam bersikap dan berperilaku dapat
mempengaruhi dalam bertindak seperti kata kepemimpinan, pemimpin, eksekutif,
manajer, supervisi dan sebagainya.
Dengan pikiran diatas dan bertitik tolak dari pemikiran rumusan yang dituangkan
dari unsur kata sebagai pendekatan, maka kepemimpinan sebagai suatu
konsepsi sangat menekankan pembahasannya dari sisi proses bukan posisi
yang kebanyakan orang berpikir untuk menunjukkan peran dalam jabatan.
Oleh karena itu penelitian dan studi kasus tidak berhenti untuk mendalami
pemahaman mengenai kepemimpinan, sehingga sebagai konsepsi dapat
diterapkan dan dikembangkan terus untuk mendalaminya melalui pendidikan dan
pelatihan, mengungkapkan interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi untuk
mempertegas kepemimpinan berkaitan dengan proses mempengaruhi orang
lain.
Sejalan dengan pikiran diatas maka pemahaman, penelitian dan studi kasus
mendorong untuk menemukan standard yang berkaitan penilaian dan mengukur
dampaknya dalam wujud sikap dan perilaku.bagi setiap orang dalam berbisnis
mampu merealisasikan keseimbangan kepenting individu, kelompok dan
organisasi.
Download