7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya 2.1.1

advertisement
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Biaya
2.1.1. Pengertian Biaya
Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi
manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi
biaya digunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan
pembuatan keputusan.
Menurut lkatan Akuntan lndonesia (1994), pengertian biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang
telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu,
sehingga biaya dalam arti luas diartikan sebagai pengorbanan sumber
ekonomiuntuk memperoleh aktiva.
Menurut Supriyono (2000) biaya adalah harga perolehan yang
dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh
penghasilan atau revenue dan akan dipakai sebagai pengurang
penghasilan. Menurut Mulyadi (2005) dalam arti luas biaya adalah :
pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber
ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan istilah harga
pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga
pokok yang dikorbankan didalam suatu usaha untuk memperoleh
penghasilan. Menurut Simamora (2002) biaya adalah kas atau nilai
setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan
memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi
organisasi, dalam hal ini, perusahaan .
Jadi menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
seperti menurut Hansen dan Mowen (2001) bahwa biaya merupakan
kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk
memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba.
8
2.1.2. Jenis – Jenis Biaya
Menurut Mulyadi (2005) biaya digolongkan sebagai berikut :
1.
Menurut fungsi pokok dalam perusahaan, biaya dapat digolongkan
menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Biaya Produksi, semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang
jadi. Biaya produksi dapat digolongkan kedalam biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.
b. Biaya Pemasaran, adalah biaya – biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya
iklan, biaya promosi, biaya sampel, dan lain – lain.
c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya – biaya untuk
mengkoordinasikan
kegiatan
–
kegiatan
produksi
dan
pemasaran produk.
2.
Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai ada dua
golongan, yaitu :
a. Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi
dimana penyebab satu – satunya adalah karena ada sesuatu
yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya
langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak
hanya
disebabkan
oleh
sesuatu
yang
dibiayai,
dalam
hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal
dengan biaya overhead pabrik.
3.
Menurut perilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume
kegiatan, biaya dibagi menjadi empat, yaitu :
a. Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan
tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas
sampai tingkat kegiatan tertentu.
9
b. Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya
berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan
atau aktivitas.
c. Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan biaya semi
variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.
d. Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan
pada volume produksi tertentu.
Menurut
Kuswadi
(2005),
untuk
tujuan perencanaan
dan
pengendalian biaya digolongkan juga menjadi dua jenis, biaya ini
digolongkan pada saat penetapannya, yaitu :
1. Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost)
Biaya yang ditetapkan (predetermined cost) adalah biaya yang
besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan analisis
masa lalu atau prediksi masa datang. Biaya yang ditetapkan
dilakukan untuk penyusunan standar atau anggaran.
2. Biaya Historis (Historical Cost)
Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada
realisasi.
2.2. Konsep Biaya Produksi
2.2.1. Pengertian Biaya Produksi
Biaya atau Cost adalah pengorbanan yang dilakukan untuk
memperoleh suatu barang ataupun jasa yang diukur dengan nilai uang,
baik itu pengeluaran berupa uang, melalui tukar menukar ataupun
melalui pemberian jasa. ( Prinsip Akuntansi Indonesia dalam Rony,
1990).
Pada pengertian lain tentang biaya atau cost ini dinyatakan
pengeluaran untuk memperoleh barang/jasa yang mempunyai manfaat
bagi perusahaan lebih dari satu periode operasi dan sebaliknya. (Rony,
1990).
10
Menurut Mulyadi (2005), biaya produksi merupakan biaya – biaya
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap
untuk dijual. Menurut Hansen dan Mowen (2001), biaya produksi
adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan
jasa.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya
produksi adalah biaya – biaya yang dikorbankan untuk mengolah bahan
baku yang diukur dengan nilai uang untuk memperoleh produk jadi
berupa barang dan jasa yang siap untuk dijual dan menghasilkan
manfaat dimasa mendatang.
2.2.2. Klasifikasi Biaya Produksi
Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga
jenis biaya, yaitu (Rony, 1990) :
a.
Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost)
Suatu biaya produksi disebut biaya bahan baku langsung apabila
bagian tersebut merupakan bagian yang integral, dapat dilihat dan
diukur secara jelas dan mudah serta ditelusuri baik fisik maupun
nilainya dalam wujud produk yang dihasilkan.
b.
Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost)
Suatu biaya produksi disebut biaya tenaga kerja langsung bila biaya
itu dikeluarkan atau dibebankan karena adanya pembayaran upah
kepada tenaga kerja yang langsung ikut serta bekerja dalam
membentuk produksi akhir. Biaya ini dapat ditelusuri karena secara
jelas dapat diukur dengan waktu yang dipergunakannya dalam
keikutsertaannya secara langsung membentuk produksi akhir.
c.
Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost)
Biaya ini adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung yang timbul dan dibebankan
terhadap pabrik karena sifatnya baik sebagai bagian yang memiliki
eksistensi dalam produksi akhir maupun hanya memberikan
pelayanan guna menunjang, memperlancar, mempermudah atau
11
sebagai penggerak kegiatan itu sendiri. Umumnya biaya ini sukar
ditelusuri secara konkrit dalam produk akhir.
2.3. Konsep Biaya Standar
2.3.1. Pengertian Biaya Standar
Secara umum standar diartikan sebagai suatu ukuran kuantitas yang
harus dicapai sehubungan dengan adanya operasi atau kegiatan tertentu.
Jumlah yang harus dicapai ini ditetapkan berdasarkan penelitian dan
penilaian data yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Biaya
standar dapat diartikan juga sebagai biaya yang diperhitungkan secara
wajar harus terjadi dalam memperoduksi suatu barang, jadi biaya
standar adalah standar kuantitas input yang diperlukan untuk
menghasilkan satu unit produksi tertentu (Rony, 1990). Suatu biaya
standar memiliki dua komponen : Standar Fisik, yang merupakan
kuantitas standar dari input per unit output, dan Standar Harga yang
merupakan biaya standar atau tarif standar per unit input. Biaya standar
ditetapkan melalui penyelidikan khusus dan analisis catatan masa lalu.
2.3.2. Tujuan Penetapan Biaya Standar
Penetapan biaya standar sangat bermanfaat bagi manajemen dalam
perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan, karena biaya
standar bermanfaat bagi :
1.
Pembuatan Anggaran
2.
Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi
3.
Mendorong upaya kemungkinan pengurangan biaya
4.
Memudahkan dalam pencatatan dan penyiapan laporan biaya
5.
Merencanakan biaya bahan baku, pekerjaan dalam proses
maupun persediaan barang jadi
6.
Sebagai pedoman penetapan harga penawaran dalam tender
suatu proyek atau kontrak tertentu.
2.3.3. Penetapan Standar
Menghitung biaya standar memerlukan standar fisik. Dua jenis
standar fisik adalah standar dasar dan standar sekarang. Standar dasar
adalah tolok ukur yang digunakan untuk membandingkan kinerja yang
12
diperkirakan dengan kinerja aktual. Standar sekarang terdiri atas tiga
jenis :
1.
Standar Aktual yang diperkirakan mencerminkan tingkat aktivitas
dan efisiensi yang diperkirakan. Standar ini merupakan estimasi
yang paling dekat dengan hasil aktual.
2.
Standar Normal mencerminkan tingkat dan efisiensi normal.
Standar ini mencerminkan hasil yang menantang namun dapat
dicapai.
3.
Standar Teoritis mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi
maksimum. Standar ini merupakan target yang ingin dituju dan
bukannya kinerja yang dapat dicapai sekarang.
Untuk menentukan standar yang diperbolehkan untuk setiap
komponen biaya, maka kuantitas standar yang diperbolehkan per unit
produk dikalikan dengan jumlah unit ekuivalen dari unit produk yang
diproduksi selama periode tersebut.
2.4. Konsep Laba
2.4.1 Pengertian dan Karakteristik Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian
laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan
biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba
menurut Harahap dan Kumala (2008) “kelebihan penghasilan di atas
biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang
dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran
pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan
sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.
Menurut Wild, Subramanyam, dan Hasley (2005) laba merupakan
angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan
antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman
dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan,
dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan
13
lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan
penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar
dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Chariri dan Ghozali (2003) menyebutkan bahwa laba memiliki
beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:
a. laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,
b. laba
didasarkan
pada
postulat
periodisasi,
artinya
merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,
c. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan
pengakuan pendapatan,
d. laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk
biaya
historis
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mendapatkan pendapatan tertentu, dan
e. laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara
pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan
pendapatan tersebut.
Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar
dalam laporan laba rugi. Penyajian laba melalui laporan tersebut
merupakan
fokus
kinerja
perusahaan
yang
penting.
Kinerja
perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan
mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter
penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba.
Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba
periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi
dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka, 2000).
2.5. Pengertian dan Ciri Usaha Mikro
Usaha mikro menurut KepMenKeu No.40/KMK.06/2003 tanggal 29
Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan yang
memiliki pendapatan per tahun paling banyak Rp 100.000.000,- dan dapat
mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp 50.000.000,Ciri – ciri usaha mikro pada umumnya adalah :
14

Jenis barang/ komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu – waktu dapat
berganti.

Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu – waktu dapat berpindah
tempat.

Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan
tidak memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

Tingkat pendidikan rata – rata sangat rendah.

Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian sudah akses ke
lembaga non bank.

Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP.
Peran dan Fungsi Usaha Mikro
Pada prinsipnya usaha mikro adalah sektor yang cukup berperan dalam
perkembangan perekonomian bangsa. Sektor usaha mikro merupakan „katup
pengaman‟ bagi perekonomian bangsa ketika dilanda krisis. Ketika krisis
melanda, sektor usaha mikro adalah sektor yang mampu bertahan karena
sektor ini tidak terpengaruh akibat krisis yaitu kurangnya permodalan dari
perbankan dan menurunnya permintaan, dimana permodalan sektor ini
sebagian besar tidak bergantung pada perbankan dan produk yang dihasilkan
adalah produk yang memiliki elastisitas rendah terhadap pendapatan sehingga
permintaan akan produk mereka cenderung tidak berubah.
Peran usaha mikro tidak berhenti sampai di situ saja, usaha ini pun sangat
berperan dalam mengurangi angka pengangguran. Berdasarkan data Kamar
Dagang Industri (Kadin) Indonesia 99% dari total unit usaha di seluruh
Indonesia merupakan unit UMKM. ( http://jurnalukm.wordpress.com).
2.6. Analisis Regresi Linier Berganda
Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap
hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the
explained variable) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the
explanatory variable). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel terikat
dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas
15
lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut
berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada
variabel tergantung.. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas/ independen terhadap variabel terikat.
2.7. Analisis Korelasi
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik
pengukuran asosiasi atau hubungan. Pengukuran asosiasi merupakan istilah
umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistika bivariat yang
digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel, yaitu
variabel terikat atau variabel yang sedang diprediksi dan variabel bebas,
variabel yang menjadi dasar dari perkiraan atau estimasi. Pengkuran asosiasi
menggunakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan kekuatan hubungan
antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang
satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak maka variabel – variabel
tersebut dikatakan bebas. (Lind, Marchal dan Wathen, 2008).
2.8. Analisis Varians
Analisis varians mengukur selisih yang terjadi antara biaya standar dan
biaya aktual yang sebenarnya terjadi. Varians dianggap baik apabila biaya
aktualnya lebih kecil daripada biaya standarnya
dan menganalisis
kemungkinan penyebab terjadinya perbedaan tersebut sehingga dapat
dilakukan tindakan koreksi (Kuswadi, 2005).
1.
Variansi Biaya Bahan Baku Langsung
Varians biaya bahan baku langsung terdiri atas standar kuantitas
penggunaan dan standar harga.
2.
Variansi Biaya Tenaga Kerja Langsung
Varians biaya tenaga kerja langsung terdiri atas tarif tenaga
kerja dan jumlah tenaga kerja yang digunakan per unit.
3.
Variansi Biaya Overhead
16
2.9. Hasil Penelitian Terdahulu
Harahap dan Kumala (2008) meneliti tentang Pengaruh Efisiensi Biaya
Produksi Terhadap Laba Bersih pada PT Perkebunan Nusantara III Medan.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda,
analisis korelasi, uji F dan uji T. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
variabel biaya produksi yang terdiri atas efisiensi biaya bahan baku, efisiensi
biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik secara
bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih.
Secara parsial hasil penelitian menunjukkan bawa variabel efisiensi biaya
tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik memiliki hubungan
yang positif dan signifikan terhadap laba bersih, sedangkan variabel lain yaitu
efisiensi biaya bahan baku berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
laba bersih. Adapun variabel yang berpengaruh paling dominan adalah
variabel overhead pabrik.
Ksheshariani (2011) meneliti tentang Biaya Standar Sebagai Alat
Pengendalian Biaya Produksi pada UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang
Semarang. Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis varians.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan standar yang seharusnya
terjadi dengan realisasi berdasarkan analisis varians bahwa sebagian besar
komponen bahan baku masih dalam batas pengendalian. Untuk varians tenaga
kerja langsung, tarif masih dalam batas pengendalian manajemen sedangkan
efisiensi diluar batas pengendalian manajemen.
Download