UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAGING BUAH PARE

advertisement
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAGING BUAH PARE
(Momordica Charantia L.) TERHADAP BAKTERI SHIGELLA Sp
PENYEBAB DIARE AKUT SECARA IN VITRO¹
Siska Oktaviani² Nurhidayati Harun, S.Far.,Apt³ Panji Wahlanto, S.Farm.,Apt4
INTISARI
Diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi
lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam.
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang
dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang
terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri,
dan Parasit.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode difusi padat. Hasil Penelitian
menunjukkan
20%,40%,60%
bahwa
dan
ekstrak
80%
daging
memiliki
buah
pengaruh
pare
dengan
terhadap
konsentrasi
daya
hambat
pertumbuhan bakteri Shigella Sp. Hasil ekstraksi daging buah pare (Momordica
Charantia L.) disimpulkan bahwa Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) terdapat
pada konsentrasi 20%, karena memiliki daya hambat yang kuat.
Kata Kunci
Keterangan
: Daging buah Pare, Shigella sp, Metode Difusi Agar
: 1 judul, 2 nama mahasiswa, 3 nama pembimbing I, 4 nama
pembimbing II.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah
menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali
dalam 24 jam. Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba
dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare
yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare
infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit.
Diare
akut
sampai
saat
ini
masih
merupakan
masalah
kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara
maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar
Biasa)
dengan
penderita
yang
banyak
dalam
waktu
yang
singkat.penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01,diikuti dengan
Shigella sp, Salmonella sp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi,
Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi.
Di negara berkembang,diare adalah penyebab kematian paling
umum pada kematian balita. Sampai saat ini penyakit diare atau juga
sering disebut gastroenteritis,masih merupakan masalah kesehatan
utama
setiap
masyarakat
orang
di
di
negara-negara
Indonesia,karena
berkembang
kurangnya
termasuk
pemahaman
dan
penyuluhan tentang penyebab diare.
Melihat
kondisi
negara
Indonesia
yang
sebagian
besar
penduduknya masih hidup di bawah garis kemiskinan,penyakit diare
masih
menjadi
penyakit
yang
sering
menyerang
masyarakat
Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat kita yang masih belum
menyadari akan pentingnya sarana air bersih (Nursalam, 2005).
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (2012) setiap
tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis. Angka kesakitan
1
2
diare pada tahun 2011 yaitu 411 penderita per 1000 penduduk.
Diperkirakan 82% kematian akibat gastroenteritis rotavirus terjadi
pada negara berkembang, terutama di Asia dan Afrika, dimana akses
kesehatan dan status gizi masih menjadi masalah. Sedangkan data
profil kesehatan Indonesia menyebutkan tahun 2012 jumlah kasus
diare yang ditemukan sekitar 213.435 penderita dengan jumlah
kematian 1.289, dan sebagian besar (70-80%) terjadi pada anak-anak
di bawah 5 tahun. Seringkali 1-2% penderita diare akan jatuh 2
dehidrasi dan kalau tidak segera tertolong 50-60% meninggal
dunia.Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita
diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya (Depkes RI, 2012).
Cakupan
penemuan
penderita
diare
di
Jawa
Tengah
menunjukkan bahwa angka kesakitan diare pada tahun 2012
mencapai jumlah penderita 2.574 orang dengan 33,8% penderita
diantaranya adalah balita. Salah satu penyebab diare adalah adanya
infeksi oleh bakteri. Bakteri yang dapat menyebabkan diare salah
satunya adalah bakteri shigella sp. Penyakit diare merupakan penyakit
yang sering dikeluhkan atau diderita oleh masyarakat, kasus ini
terdapat di negara-negara berkembang dengan standar hidupnya
rendah,dimana dehidrasi akibat diare merupakan salah satu penyebab
kematian penting pada anak-anak.
Penyakit infeksi masih menempati urutan teratas penyebab
kesakitan dan kematian di negara berkembang termasuk Indonesia.
Salah satu penyebab infeksi adalah bakteri. Kasus infeksi disebabkan
oleh bakteri atau mikroorganisme patogen yang masuk ke dalam
jaringan tubuh dan berkembang biak di dalam jaringan. Salah satu
penyebab infeksi adalah shigella sp.
Penyakit infeksi termasuk oleh bakteri shigella dapat diobati
dengan menggunakan obat antibiotik. Namun, dalam beberapa tahun
terakhir,banyak dilaporkan adanya resistensi obat terhadap bakteri
patogen pada manusia. Saat ini telah banyak dikembangkan obat
3
tradisional dari tumbuhan, salah satunya adalah buah pare. Buah pare
yang lazimnya digunakan sebagai makanan, saat ini telah digunakan
dalam berbagai pengobatan seperti, diare, disentri, dismenore, eksim,
gout, hepatitis, nyeri perut, batu ginjal, lepra, keputihan, hemoroid,
pneumonia, psoriasis, rematik, demam, skabies, antimalaria, dan
antelmintik. Sebagaimana fenomena diatas tentang suatu penyakit
dan penawar nya, bahwa Allah SWT juga menurunkan hadist yang
menjelaskan tentang penyakit tentang,
‫ َﻋﻠِ َﻣ ُﮫ َﻣنْ َﻋﻠِ َﻣ ُﮫ َو َﺟ ِﮭ َﻠ ُﮫ َﻣنْ َﺟ ِﮭ َﻠ ُﮫ‬،ً‫إِنﱠ ﷲَ ﻟَ ْم َﯾ ْﻧ ِز ْل دَ ا ًء إِﻻﱠ أَ ْﻧ َز َل َﻟ ُﮫ ﺷِ َﻔﺎء‬
“Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan sebuah penyakit
melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang
yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak
bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).
Allah SWT pun berfirman pada Al Quran Surat AL an’aam ayat 99
yang berbunyi :
‫} َوھ َُو اﻟﱠذِي أَ ْﻧ َز َل ﻣِنَ اﻟ ﱠﺳﻣَﺎ ِء ﻣَﺎ ًء َﻓﺄ َ ْﺧرَ ﺟْ َﻧﺎ ﺑِ ِﮫ َﻧ َﺑﺎتَ ُﻛ ﱢل َﺷﻲْ ٍء َﻓﺄ َ ْﺧرَ ﺟْ َﻧﺎ ِﻣ ْﻧ ُﮫ َﺧﺿِ رً ا ُﻧ ْﺧ ِر ُج ِﻣ ْﻧ ُﮫ ﺣَ ًّﺑﺎ‬
‫ب َو ﱠ‬
‫ﱠﺎن ُﻣ ْﺷ َﺗﺑِﮭًﺎ َوﻏَ ﯾ َْر‬
ٍ ‫ت ﻣِنْ أَﻋْ َﻧﺎ‬
ٍ ‫ُﻣ َﺗ َرا ِﻛﺑًﺎ َوﻣ َِن اﻟ ﱠﻧ ْﺧ ِل ﻣِنْ َط ْﻠ ِﻌ َﮭﺎ ﻗِ ْﻧ َوانٌ دَ ا ِﻧ َﯾ ٌﺔ َو َﺟ ﱠﻧﺎ‬
َ ‫ون َواﻟرﱡ ﻣ‬
َ ‫اﻟز ْﯾ ُﺗ‬
ُ ‫ُﻣ َﺗ َﺷ ِﺎﺑ ٍﮫ ا ْﻧ‬
[99 :‫ون{ ]اﻷﻧﻌﺎم‬
ٍ ‫ظ ُروا إِﻟَﻰ َﺛ َﻣ ِر ِه إِ َذا أَ ْﺛ َﻣ َر َو َﯾ ْﻧ ِﻌ ِﮫ إِنﱠ ﻓِﻲ َذﻟِ ُﻛ ْم َﻵ َﯾﺎ‬
َ ‫ت ﻟِ َﻘ ْو ٍم ﯾ ُْؤ ِﻣ ُﻧ‬
“Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit , lalu kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka
kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau.
kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak;
dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima
yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya
berbuah
dan
(perhatikan
pulalah)
kematangannya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang beriman.” [Al-An'aam:99] ,
Dari penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih (2006) dan
Tjiptasurasa et al. (2006), didapatkan kandungan dalam pare berupa
flavonoid
4
dan alkaloid yang mempunyai sifat anti bakteri. Tingginya
manfaat buah pare, memungkinkan buah pare dapat menggantikan
peran obat-obatan modern termasuk dalam hal mengobati infeksi
khususnya infeksi bakteri shigella sp.
Sehubungan dengan fenomena diatas peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian terhadap ekstrak etanol pare (Momordica
charantia L.) untuk menghambat pertumbuhan shigella sp penyebab
diare secara in vitro.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini lingkup batasan masalah hanya meneliti
aktivitas dan konsentrasi hambat minimum dari ekstrak daging buah
pare terhadap bakteri shigella sp.
C. Rumusan Masalah
1. Berapakah diameter ekstrak daging buah pare (Momordica
Charantia L.) terhadap bakteri shigella sp secara in vitro?
2. Berapakah konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak daging
buah pare yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri shigella
sp?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Dapat mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak daging
buah pare terhadap bakteri shigella sp secara in vitro
2. Tujuan khusus
Dapat menentukan dan mengetahui berapakah konsentrasi
hambat minimum (KHM) ekstrak daging buah pare terhadap
pertumbuhan shigella sp.
5
E. Manfaat penelitian
1. Secara Praktis memberikan informasi ilmiah untuk bidang farmasi
dan dunia kesehatan mengenai aktivitas antibakteri dalam ekstrak
daging buah pare terhadap pertumbuhan bakteri shigella sp.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pilihan sebagai
alternatif untuk pengobatan infeksi bakteri shigella sp.
3. Hasil penelitian ini semoga dapat menjadi acuan untuk di
kembangkan dalam penelitian selanjutnya.
F. Keasliaan Penelitian
Gambar 1.1 Tabel Keaslian Penelitian
Judul
Nama
Tahun
Tempat
Peneliti
Persamaan
Perbedaan
Terdahulu
Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Pare
(Momordica Charantia L.)
terhadap Pertumbuhan
Escherichia Coli Secara In
Vitro
Faruq Akbar Al Rosyad
2012
Universitas Jember
Sama dalam
menggunakan simplisia
pare
Berbeda dalam
penggunaan media,
bakteri dan metode uji
Sekarang
Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Daging Buah
Pare (Momordica
Charantia L.) terhadap
Bakteri Shigella sp
Penyebab Diare Akut
Secara In Vitro
Siska Oktaviani
2016
STIKes Muhammadiyah
Ciamis
Sama dalam
menggunakan simplisia
pare
Berbeda dalam
penggunaan media,
bakteri, dan metode uji
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Tumbuhan pare (Momordica Charantia L.)
Sumber ; Wikipedia Pare (Momordica Charantia L.)
Tanaman Pare (Momordica Charantia L.) adalah sejenis
tanaman menjalar dengan buahnya panjang bergerigi dan runcing
ujungnya. Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di
dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah
terlantar,
tegalan,
serta
dibudidayakan
atau
ditanam
di
pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya.
Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga
dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung.
Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat
pembelit atau sulur dengan karakteristik umum berbentuk spiral,
banyak bercabang, dan berbau tidak enak. Tanaman pare
mempunyai biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih
memanjang, keras.1,4,5 Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare
gajih, pare kodok dan pare hutan.
6
7
Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau
keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya tidak begitu
pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare
hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan
rasanya pahit. Buah pare yang digunakan pada penelitian ini
adalah jenis pare gajih. Untuk memperoleh buah yang panjang
dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil
digantungkan batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan
daun tundung. Daun ini dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan
untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih muda dapat
dimakan sebagai lalapan mentah atau setelah dikukus terlebih
dahulu, lalu dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng,serta
gado-gado.
Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh
serangga. Perbanyakan atau pembudidayaan tanaman pare
dilakukan dengan biji. Beberapa Sinonim tanaman pare antara lain
M.balsamina, Blanco. M.balsamina, Descourt.M.cylindrica, Blanco.
M.jagorana C.Koch. M.operculata, Vell. Cucumis africanus,Lindl.
a. Klasifikasi tanaman pare (momordica charantia L.)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Cucurbitales
Famili
: Cucurbitaceae
Genus
: Momordica
Spesies
: Momordica charantia L.
b. Morfologi Tanaman Pare (momordicha charantia L.)
Batang tanaman berusuk lima, panjang 2-5 m, yang
muda berambut rapat. Bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3
cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang
3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal
8
berbentuk jantung, warnanya hijau tua, yang muda berambut
cukup rapat. 4 Daun Daun tunggal dengan panjang 3,5-8,5
cm, lebar 4 cm,berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk
jantung, garis tengah 4-17cm berbintik-bintik tembus cahaya,
taju bergigi kasar hingga berlekuk menyirip, warnanya hijau
tua.
Daun pare yang tumbuh liar disebut daun tundung yang
lebih berkhasiat sebagai obat. 4,11 Bunga Tangkai bunga 515cm dekat pangkalnya dengan daun pelindung berbentuk
jantung hingga ginjal,kelompok bentuk lonceng, dengan
banyak rusuk atau tulang membujur, yang berakhir pada 2-3
sisik yang melengkung ke bawah. Mahkota berbentuk roda,
taju berbentuk memanjang hingga bulat telur terbalik,
bertulang 1,5-2 kali 1,3cm bunga jantan benang sari 3, kepala
sari orange, semula bergandengan satu dengan lainnya,
kemudian lepas, bakal buah berparuh panjang, berduri temple
halus dan berambut panjang, putik 3, berlekuk 2 dalam atau 1
diantaranya utuh.Buah Buah bulat memanjang berbentuk
seperti
cylindris,
permukaan
buahnya
bintil-bintil
tidak
beraturan dengan panjang 8-30 cm. Warna buah hijau dan jika
sudah masak jika dipecah akan berwarna orange dengan 3
katup. Biji Biji banyak, berwarna coklat kekuningan pucat,
bentuknya pipih memanjang dan keras. Jika buah masih
mentah maka biji akan berwarna putih. Akar Akar tunjang, sisi
berserabut yang berkembang luas di kawasan sekeliling.
Tumbuh atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur
berbentuk spiral, banyak bercabang.
c. Kandungan kimia Buah Pare (momordica charantia L.)
Buah pare (momordica charantia L.) mempunyai
aktivitas sebagai antibakteri (jagessar et al.2008). hal ini di
sebabkan karena adanya kandungan flavonoid dan alkaloid
9
yang beperan sebagai antibakteri pada pare (Taylor,2002;
saeed et al.,2005). Dalam fungsinya sebagai antibakteri,
flavonoids memiliki kemampuan untuk terlarut dan berikatan
dengan protein ekstraseluler dan protein integral (Cowan,
1999). Akibat mekanisme tersebut, permeabilitas dinding sel
terganggu sehingga dinding sel pecah karena tidak mampu
menahan tekanan sitoplasma (Lasmayanty, 2007). Ada tiga
jenis flavonoids pada pare, antara lain kampherol, luteolin, dan
quercetin (Agarwal & Kamal, 2007)
Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah
dengan menghambat sintesis DNA, mengganggu fungsi dari
membran sitoplasma,dan menghambat transfer energi yang
diperlukan untuk metabolisme bakteri (Cushnie et al,2005)
sedangkan alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri
dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan
pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk
secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut
(Robinson, 1995) Pare juga dilaporkan mempunyai beberapa
aktivitas
seperti
antioksidan,
antihelmintik,
antiviral,
antibakteri,
antitumor
(Taylor,
antidiabetik,
2002)
serta
immunomodulator (Chan et al., 2005) Selain flavonoid yang
memiliki kemampuan sebagai
antibakteri, alkaloid juga
memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang
diduga
adalah
dengan
cara
mengganggu
komponen
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan
dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan
kematian sel tersebut (Robinson, 1991).
d. Khasiat Daging Buah Pare (momordica charantia L.)
Diare, disentri, dismenore, eksim, gout, hepatitis, nyeri
perut, batu ginjal, lepra, keputihan, hemoroid, pneumonia,
10
psoriasis,
rematik,
demam,
skabies,
antimalaria,
dan
antelmintik.
2. Ekstraksi
suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda,
biasanya air dan yang lainnya pelarutorganik. Proses ekstraksi
dapat berlangsung pada: Ekstraksi parfum untuk mendapatkan
komponen dari bahan yang wangi. Ekstraksi cair-cair atau dikenal
juga dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini merupakan
proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun
skala industri, dan ada beberapa macam ekstraksi yaitu:
a. Maserasi
Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin,
artinya merendam). Cara ini merupakan salah satu cara
ekstraksi, dimana sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan
pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air,
misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai
dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian (Anonim, 2014).
b. Perkolasi
Menurut Guenther dalam Irawan (2010) Perkolasi
adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui
bahan yang telah di basahi. Perkolasi adalah metoda ekstraksi
cara dingin yang menggunakan pelarut mengalir yang selalu
baru. Perkolasi banyak digunakan untuk ekstraksi metabolit
sekunder dari bahan alam, terutama untuk senyawa yang
tidak tahan panas (Agustina, 2013).
c. Refluks
Refluks
adalah
ekstraksi
dengan
pelarut
pada
temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah
11
pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin
balik. Refluks adalah teknik yang melibatkan kondensasi uap
dan kembali kondesat ini ke sistem dari mana ia berasal.
d. Soxhletasi
Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu
komponen yang terdapat dalam sampel padat dengan cara
penyarian
berulang-ulang
dengan
pelarut
yang
sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam
sampel terisolasi dengan sempurna.( Rene, 2011).
e. Dekokta
Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan
menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90ᵒ C selama 30
menit. Dekokta istilah aslinya adalah dekoktum (bahasa latin)
adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi
bahan nabati dengan pelarut air (pelarut berair/polar) pada
suhu 90ᵒC selama 30 menit, terhitung setelah panci bagian
bawah
mulai
1995).Penelitian ini
mendidih
bertujuan
(Farmakope
untuk
Indonesia,
mengetahui
efektif
tidaknya dekokta daging buah pare (momordica charantia L)
terhadap bakteri shigella sp.
3. Siprofloxacin
Siprofloxacin merupakan agen antibakteri golongan kuinolon
yang bekerja dengan cara menghambat DNA girase, suatu enzim
yang
menekan
DNA
bakteri
menjadi
superkoil.
Untuk
memasukkan DNA untai ganda yang panjang ke dalam sel
bakteri, DNA diatur dalam loop (DNA terelaksasi) yang kemudian
diperpendek oleh proses superkoil. Siprofloxacin merupakan agen
antibakteri spektrum luas. Selain itu, siprofloxacin merupakan
agen bakterisida karena menghambat lepasnya untai-untai DNA
yang terbuka pada proses superkoil. Salah satu sifat penting
12
siprofloxacin ini adalah penetrasinya yang baik ke dalam jaringan
dan sel dan toksisitasnya yang rendah (Neal, 2006). Cara kerja
siprofloxacin yang merusak DNA ini mirip dengan mekanisme
kerja flavonoid yang juga sama sama menghambat sintesis DNA.
(Cushnie, et al 2005)
4. Bakteri Shigella sp
Gambar 2.2 Bakteri Shigella sp
Shigella
adalah
genus
dari
Gram-negatif,
non-motil,
bakteriendospor berbentuk-tongkat yang berhubungan dekat
dengan Escherichia coli dan Salmonella. Shigella merupakan
penyebab dari penyakit shigellosis pada manusia, selain itu,
Shigella juga menyebabkan penyakit pada primata lainnya, tetapi
tidak pada mamalia lainnya. Shigella adalah penyakit yang
ditularkan
melalui
makanan
atau
air.Organisme
Shigella
menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi
pada kolon melalui enterotoksin dan invasi bakteri. Secara klasik,
Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen, demam,
BAB berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari
demam, nyeri abdomen, dan diare cair tanpa darah, kemudian
feses berdarah setelah 3 – 5 harikemudian. Lamanya gejala ratarata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus yang lebih
parah menetap selama 3 – 4 minggu Shigellosis kronis dapat
13
menyerupai kolitis ulseratif, dan status karier kronis dapat terjadi.
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi, termasuk
gejala pernapasan, gejala neurologis seperti meningismus, dan
Hemolytic Uremic Syndrome. Artritis oligoartikular asimetris dapat
terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri. Pulasan cairan
feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah. Kultur
feses dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan
sensitivitas antibiotik. Terapi dengan rehidrasi yang adekuat
secara oral atau intravena, tergantung dari keparahan penyakit.
Derivat opiat harus dihindari Terapi antimikroba diberikan untuk
mempersingkat berlangsungnya penyakit dan penyebaran bakteri.
Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari
selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan. Shigella
dysenteria ditemukan oleh Shiga (1889 & 1901), Kruse (1900),
dan Schmitzii (1927) merupakan salah satu dari 4 spesies Shigella
(S. dysenteriae, S. flexneri, S. boydii, S. sonnei).Shigella sp
merupakan bakteri penyebab disentri atau shigellosis pada
manusia dan beberapa primata yang telah dikenalisejak tahun
1890an. Shigella sp. endemik di daerah Afrika, Asia, dan Amerika
Latin. Shigellosis merupakan penyakit diare yang disebabkan
terjadinya inflamasi akut pada tractus intestinum.
a. Klasifikasi Bakteri Shigella sp
Kingdom
: Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gammaproteobacteria
Ordo
: Enterobactericeae
Family
: Enterobactericeae
Genus
: Shigella
Spesies
: Shigella Dysenteriace
b. Morfologi Bakteri Shigella sp
14
Batang ramping, tidak berkapsul, tidak bergerak tidak
membentuk spora, gram negatif bentuk cocobasil dapat terjadi
pada biakan muda. Shigella adalah fakultatif anaerob tetapi
paling baik tumbuh secara aerobic. Koloninya konveks, bulat,
transparan dengan pinggir-pinggir utuh mencapai diameter
kira-kira 2mmdalam 24 jam. Kuman ini sering ditemukan pada
perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya meragikan
laktosa.
5. Media Mac Conkey Agar
Media Mac Conkey agar termasuk ke dalam media selektif,
Media Mac Conkey agar adalah media untuk menumbuhkan
bermacam-macam kuman khususnya untuk kuman gram negatif
basil seperti salmonella, shigella , hidrocolera, dan escherichia
coli.
Kandungan media Mac Conkey :
a. Pepton sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan bakteri
b. Laktosa sebagai sumber energi dan bahan karbohidrat
c. Bile salt dan kristal violet sebagai penghambat tumbuhnya
bakteri gram positif (+)
d. NaCl sebagai pengatur keseimbangan tekanan osmosis
media
e. Neutral Red sebagai indikator untuk mengetahui terbentuk
tidaknya asam karena pemecahan karbohidrat.
Komposisi media Mac Conkey :
a. Pepton 17 g
b. Protease 3 g
c. Agar 13,5 g
d. Neutral red 0,03 g
e. Laktosa 10 g
f.
Crystal Violet 0,001 g
15
g. Bile salt 1,5 g
h. Sodium chloride 5 g
i.
Aquadest 1 lt
j.
Ph 7,4
6. Sterilisasi
Sterilisasiyaitu proses atau kegiatan menghancuran atau
memusnahkan semua mikro-organisme termasuk spora, dari
sebuah benda atau lingkungan. Hal ini biasanya dilakukan dengan
pemanasan atau penyaringan tetapi bahan kimia atau radiasi juga
dapat digunakan.
7. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
Hambat Minimum (KHM) adalah konsentrasi minimum dari
suatu zat yang mempunyai efek daya hambat pertumbuhan
mikroorganisme (wattimana : 1981) Metode cakram Kirby Bauer
merupakan cara yang mudah untuk menetapkan kerentanan
organisme terhadap antibiotik adalah dengan menginokulasi plat
agar dengan biakan dan membiakkan antibiotik berdifusi ke media
agar. Cakram kertas merupakan metode yang sering digunakan.
Merupakan kertas saring yang di bentuk menjadi bulat dengan
ukuran diameternya kurang lebih 1 cm yang diletakkan pada
cawan petri yang sudah terinokulasi pada medium tersebut.
Efektivitas antibiotik ditunjukkan oleh zona hambatan, zona
hambatan tampak
sebagai
area jernih
atau bersih
yang
mengelilingi cakram tempat zat dengan aktivitas antimikroba
terdifusi, Diameter zona dapat diukur dengan penggaris. (Sumber
: Buku Ajar Analisis Hayati Penerbit buku kedokteran Edisi 3:2008
)Pengujian antibakterinya menggunakan metode difusi agar teknik
cakram kertas. Dengan menggunakan metode ini jumlah larutan
yang diserap dapat diatur homogen sesuai dengan kapasitas dan
16
daya serap kertas. Respon yang diamati adalah berupa efek
hambatan terhadap pertumbuhan mikroba uji yang ditunjukan oleh
daerah bening (inhibitor zone) disekelilingi zat uji (Djaman: 2012).
Tabel 2.1 Klasifikasi respon hambatan Pertumbuhan
Bakteri menurut Greenwood oleh Pratama (2005)
Diameter
Zona Hambat
20 mm
10-20 mm
5-10 mm
≤ 5 mm
Respon Hambatan
Pertumbuhan
Sangat kuat
Kuat
Sedang
Lemah
17
B. Kerangka Konsep
Ekstrakdaging
buah pare
bakteri shigella sp
Uji Aktivitas antibakteri
Dengan metode DifusiKirby Bauer
Kontrol (+)
Siprofloxacin
Konsentrasi 20%, 40%,
60% dan 80
Kontrol (-)
Aquadestilata
Zona hambat
Minimum
Gambar 2.3 Kerangka Konsep
C. Hipotesis
Dari Penelitian ini akan membandingkan antara Kontrol Positif
Antibiotik Siprofloxacin, dan Konsentrasi ekstrak Daging Buah
Pare(momordica charantia L.) yang Mempunyai Aktivitas Antibakteri
Yang dapat Menghambat Bakteri Shigella sp.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Al Rosyad, Faruq. (2012). UjiAktivitasAntibakteriEkstrakEtanol Pare
(momordicacharantiz. L.) terhadapEscherichiz coli secara In Vitro.
Jember :UniversitasJember.
Anonim.(2005). TanamanObat Indonesia Pare.http://www.iptek.net.id.
Bresson, W., M.T. Borges.(2004). Delivery Methods for Introducing
Endophitic Bacteria Into Maize.Bio control.49 : 315.
Djaman,
Haryo.
(2012).
Journal
AntibacterialShigellaSpMikrobiologi
MethodsEdisi4Jakarta:CahayaMedika.
Fagesser, R.C., Mohamed. A., & Gomes, G. (2008).An Evaluztion of the
Antibakterial
and
Antifungal
Activity
of
Leaf
Exstract
of
MomordicaCharantia Against.Shigella Sp. ISSN 1545-0740.Vol 6 (1).
Fatikasari,
Larasati
(2014).
Journal
MikrobiologiUmumMedia
BerdasarkanKegunaanya Fakultas Tekhnologi Pertanian Universitas
Yogyakarta.
Jawetz,
Melnick,
Adelberg.
(2007).
MikrobiologiKedokteranEdisi
23.Jakarta :SalembaMedika.
July Manulung.(2008). Buku Ajar AnalisisHayatiEdisi 3.Jakarta : EGC.
Ningsih,
I.Y.
Nuri.
Puspitasari,
E.
Amrun.
(2009).BukuPetunjukPraktikumFitokimiaEdisiRevisi
IV.
M.
Jember
:BagianBiologiFarmasiFakultasFarmasiUniversitasJember.
Refdenita,
Mcksum,
Nurgan,
PolaKepekaanKumanterhadapAntibiotik
28
Endang.
(2004).
di
29
RuangRawatIntensifRumahSakitFatmawati
Jakarta
tahun
2001-
2002.MekaraKesehatan.
Robinson,
T.
(1995).KandunganOrganikTumbuhanTinggi.
Bandung
:Penerbit ITB.
Saeed,
S.
and
Tariq,
P.
(2005).Antibacterial
Activities
of
MenthaPiperitaPisumSativum and MomerdiceCherentia.Pck.J.Bot.
Scheld, W.M. (2003). MantainingFluoroquinolon Class Eficcacy : Review
of Influencing Factors. Emergencing Infectious Disease.10 : 1.
Suswari, E., &Mufida, D, C. (2007). PetunjukPraktikumMikrobiologi II.
Jember
:LaboratoriumMikrobiologiFakultasKEdokteranUniversitasJember.
Suswari,
E.,
&Mufida,
D,
PetunjukPraktikumMikrobiologiFakultasFarmasi.
C.
(2009).
Jember
:LaboratoriumMikrobiologiFakultasKEdokteranUniversitasJember.
Taylor, L. (2002). Bitter Melon Herbal Secrets of the Rainforest.Second
Edition.Austin : Saga Press.
Xie.Huang, Deng, WU, and Fi.(1998).Study on Chemical Components of
MomordicaCherantiz.Zhong You Cai.
Download