Bab 4 - UIGM | Login Student

advertisement
Bab 4
Pengambilan keputusan yang etis
A.Pengertian Pengambilan Keputusan yang
Etis

Setiap organisaasi, baik dalam skala besar maupun kecil,profit dan nonprofit,rentan terjadi
perubahan iklim yang dipengaruhi oleh lingkungan (eksternal) dan internal organisasi.Dalam
menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan penngambilan
keputusan yang cepat dan tepat.

Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar rroda organisasi
beseerta administrasi dapat berjalan lancar.

Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau
administrator.Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian
masalah,pencarian alternatif penyelesaian masalah,evaluasi dari pada alternatif-alternatif
tersebut,dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik.
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku(kelakuan) tertentu dari dua atau
lebih alternatif yang ada(Terry&Leslie,2009).Adanya pengambian keputusan didasari karena
adanya beberapa variasi pilihan dari suatu tindakan yang akan di ambil.Dengan kata
lain,keputusan ada karena ada pilihan.
Pengambilan keputusan juga didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurutperhitungan merupakan
tindakan yang paling cepat(Siagian,1993).
Sementara definisi lain menyatakan bahwa pengambilan keputusan adalah proses yang
digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah(James
A.F.Stoner,1993). Pemecahan masalah memerlukan beberapa tahapan proses,mulai dari proses
perencanaan,identifikasi masalah,sampai pada model penyelesaian masalah itu sendiri.Inti dari
pengembilan keputusan adalah suatu proses berjalan.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat ditarik benang merah bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan penyelesaiaan masalah yang sedang dihadapi seseorang atau organisasi.
Menurut Rest(1986) pemetaan tentang bagaimana seorang atau pengambil
keputusan telah bertindak secara etis atau bermoral,bisa dilihat apabila orang
tersebut telah melakukan empat proses psikologi dasar,yaitu:

Recognize Moral Issue(Penganalan isu moral);

Make Moral Judgment(melakukan pertimbangan moral);

Establish Moral Intent(membentuk maksud/niat moral);dan

Engage Moral Behavior(menggunakan perilaku moral)
Apabila semua tahapan telah dilakukan,berarti seseorang telah bertindak secara
etis,dan akan mengambil keputusan yang etis pula.
Sementara apabila setiap tahapan tidak ada yang dilaksanakan ,bahkan tidak
dilaksanakan sama sekali,maka sudah barang tentu seseorang tersebut telah
bertindak secara tidak etis.
B.Pengambilan Keputusan dalam Bidang Produksi
Proses produksi (manufacture) adalah kegiatan perusahaan sejenis yang mengolah
bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan melibatkan
bahan-bahan pembantu ,tenaga kerja dan mesin-mesin serta alat-alat perlengkapan
sehingga memiliki nilai tambah yang lebih besar(added value).
Dalam sistem produksi, fungsi dan peran yang harus dijalankan oleh manajer adalah
pengambilan keputusan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan alternatif-alternatif
tindakan yang harus dilaksanakan oleh proses produksi.
Beberapa faktor yang ada dalam kondsi riilnya cenderung untuk menambahkan derajat
kesulitan dan kompleksitas dari keputusan yang harus diambil ,(Wahyudi,2008)seperti:

Faktor ketidak pastian mengenai kondisi yang akan datang;

Kebutuhan untuk memerhatikan berbagai jenis kriteria yang harus dipenuhi seperti
kuantitas,kualitas,dan biaya;

Tekanan-tekanan yang berkaitan dengan kecepatan waktu pengambilan keputusan;

Adanya konflik-konflik yang terjadi dan yang timbul akibat keanekaragaman
pendapat atau pandangan/opini dari berbagai pihak yang dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan tersebut.
Dalam mengambil keputusan ,seorang manajer mempunyai beberapa tahapan.
Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1.Peramalan(Forecasting)
2.Perencanaan (planning)terdapat 3 jenis perencanaan ,yaitu;
a. Perencanaan proses produksi(Manufacture planning)
b. Perencanaan kapasitas, Kapasitas suatu ukuran kemampuan produktif suatu fasilitas
c. Perencanaan Prodkusi
3.Pengawasan(Controlling),Adapun tahapan pengawasan dalam hal ini adalah:
a.Pengendalian Produksi
b.Pengendalian persediaan
c.Pengedalian kualitas
C.Keputusan Etis dalam Bidang Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah analisis,perencanaan,pelaksanaan,dan pengendalian atas
program yang dirancang untuk menciptkan ,membangun dan mempertahankan pertukaran
yang menguntungkan dengan target konsumen dengan maksud untuk mencapai sasaran
organisasi(Kotler,2002).
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk mengambil keputusan secara efektif
tentang produk.
1.
Analisa pasar
2.
Memonitor lingkungan
3.
Menentukan tujuan produk
4.
Menentukan marketting mix dan penerapan keputusan-keputusan marketting mix
5.
Mengadakan prosedur pengawasan
Ada beberapa norma & etika umum dalam bidang pemasaran,yaitu;
1.Etika pemasaran dalam konsep produk

Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat

Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit

Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi

Prduk yang dapat memuaskan masyarakat
2.Etika pemasaran dalam konteks harga

Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat

Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit

Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi

Prduk yang dapat memuaskan masyarakat.harga diukur dari kemampuan daya beli masyarakat

Harga dibebani biaya produksi yang layak
3.Etika pemasaran dalam konteks tempat

Barang dijamin kemanan dan keutuhannya

Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat
4.Etika pemasaran dalam konteks promosi

Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan objektif

Sebagai sarana untuk membangun image positif

Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen

Selalu berpedoman pada prinsip-prinsi kejujuran

Tidak mengecewakan konsumen
D.Keputusan Etis dalam Bidang keuangan perusahaan
Agar tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham dapat tercapai,maka perlu
diambil berbagai keputusan keuangan yang relevan dan mempunyai pengaruh bagi peningkatan nilai
perusahaan.
Menurut Moeljadi(2006),keputusan-keputusan keuangan itu,yakni:
1.Keputusan investasi
2.Keputusan pendanaan
2.Keputusan dividen
Bab 5
Budaya Perusahaan dan Tanggung Jawab Sosial
A.Budaya Perusahaan
Budaya organisasi atau perusahaan bukan hal yang terbentuk secara instan,melainkan
terbentuk dari proses dan pengalaman dalam upaya organisasi mengatasi berbagai masalah
yang dihadapinya, baik masalah internal maupun eksternal.
Budaya organisasi muncul sebagai cerminan dari visi,misi,strategi,filosofi dan pengalaman
yang dimiliki organisasi atau perusahaan dalam pengimplementasiannya.
B.Tanggung Jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu konsep dimana perusahaan memutuskan secara
sukarela untuk berkontribusi pada suatu masyarakat agar menjadi lebih baik.
Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi pelaksanaan yang menjiwai atau
menjadi informasi dalam pembuatan keputusan dan kegiatan tanggung jawab sosial menurut ISO 26000
meliputi(ISO,2010):

Kepatuhan pada hukum

Menghormati instrumen/badan-badan internasional

Menghormatik stakeholders dan kepentingannya

Akuntabilitas

Transparasi

Perilaku beretika

Melakukan tindakan pencegahan

Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia
Bab 6
Dampak dan Implikasi Bisnis yang Bertika
A.Bisnis yang beretika
Kriteria yang baik untuk menilai apakah suatu bisnis itu beretika dapat dilihat berdasarkan tiga
hal,yaitu hati nurani,empati dan audit sosial(Bertens,2000).
Apindo(Asosiasi Pengusaha Indonesia)memberikan beberapa indikator prinsip etika bisnis yang
beretika,antara lain:

Persaingan usaha yang sehat

Transparansi

Partisipasi

Akuntabilitas

Independensi

Responsibilitas
Agar setiap perusahaan bisa berjalan mulus perlu adanya pembatasan agar tidak terjadi monopoli
dan praktik persaingan usaha yang tidak sehat.
Di dalam UU No. 5 Tahun 1999 disebutkan beberapa perjanjian yang dilarang, diantaranya adalah:
1.
Oligopoli
2.
Penetapan harga
3.
Pembagian wilayah
4.
Pemboikotan
5.
Kartel
6.
Trust
7.
Oligopsoni
8.
Integrasi vertikal
9.
Perjanjian tertutup
10.
Perjanjian dengan pihak luar
Disamping itu , ada pula beberapa kegiatan yang dilarang dalam UU No. 5 1999 tersebut adalah:
1.
Monolpoli
2.
Monopsoni
3.
Penguasaan pasar
4.
Persengkongkolan
5.
Posisi dominan
6.
Jabatan rangkap
B.Dampak dan Implikasi Bisnis beretika
Perbuatan baik akan berdampak baik terhadap perusahaan,begitu juga sebaliknya perbuatan buruk
pemangku kepentingan perusahaan akan membawa dampak buruk bagi perusahaan.
Perusahaan yang ingin mencatat sukses dalam bisnis membutuhkan 3 hal pokok yaitu:
Produk yang baik dan bermutu,manajemen yang mulus dan etika.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktik etika bisnis akan selalu menguntungkan bukan hanya
perusahaan itu sendiri baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang tetapi juga lingkungan
sekitar, negara dan perusahaan lain di antaranya:
1.
Menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat
2.
Mempunyai hubungan yang baik dengan para pemangku kepentingan sehingga perusahaan berkembang
untuk maju dengan baik tanpa hambatan
3.
Mencegah kemungkinan terjadinya perpecahan ,baik internal perusahaan maupun dengan eksternal
4.
Meningkatkan etos kerja internal perusahaan
5.
Melindungi perinsip kebebasan berniaga
6.
Mampu meningkatkan keunggulan bersaing
7.
Menjaga kelestarian lingkungan,sosial,budaya dan sumber daya alam
8.
Menjaga stabilitas perekonomian negara
9.
Dengan adanya tranparansi akan membatasi ruang gerak praktik korupsi,kolusi dan nepotisme
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai
yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen perusahaan,yakni
dengan cara:
1.
Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik kedalam perusahaan
2.
Memperkuat sistem pengawasan
3.
Menyelenggrakan pelatihan untuk karyawan secara terus menerus
4.
Membuka forum diskusi untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang menyangkut
internal perusahaan maupun sosial lingkungan
Download