Peningkatan Kadar Homocysteine dan Gangguan Kognitif

advertisement
BERITA TERKINI
Peningkatan Kadar Homocysteine
dan Gangguan Kognitif
pada pasien lanjut usia sehat.
Pada studi ini, peneliti dari University of
Western Australia and Royal Perth Hospital
meneliti orang-orang berusia di atas 50 tahun
(n= 358) untuk menentukan apakah kadar
homocysteine berkaitan dengan gangguan
kognitif pada orang lanjut usia dengan gejala
depresi. Sekitar 70% partisipan memenuhi
kriteria depresi mayor. Peneliti mengumpulkan
sampel darah untuk menentukan kadar
homocysteine, vitamin B12, dan folate, dan
melakukan pemeriksaan kognitif untuk
menilai recall verbal, visual dan memori.
Ringkasan hasilnya:
• Performa pemeriksaan kognitif lebih
buruk pada partisipan dengan depresi mayor
dan memiliki kadar homocysteine tinggi.
• Partisipan dengan kadar homocysteine
tinggi tanpa depresi mayor memiliki skor
yang lebih rendah dibandingkan partisipan
dengan kadar homocysteine normal.
• Partisipan dengan kadar homocysteine
tinggi menunjukkan kemunduran kognitif
hampir 2 kali lipat dalam beberapa
pemeriksaan.
H
omocysteine merupakan asam amino
mengandung sulfur dalam darah
yang memerlukan enzim, vitamin B12,
folic acid, dan vitamin lain untuk dikonversi
menjadi asam amino esensial methionine.
Defisiensi folic acid (folate), vitamin B6,
vitamin B12, atau betaine menyebabkan
terjadinya hiperhomosisteinemia. Hiperhomosisteinemia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan tingginya
kadar homocysteine dalam darah. Kadar
homocysteine mungkin menurun setelah
suplementasi vitamin yang tepat.
Feng, dkk. pernah meneliti partisipan usia ≥ 55
tahun (n= 228) dan partisipan dengan eksklusi
kondisi medik atau penyakit neurologi, selain
diabetes melitus dan hipertensi terkontrol.
Mereka melaporkan kaitan peningkatan
kadar homocysteine dengan skor kognitif
yang lebih rendah dan berkurangnya volume
cerebral white matter. Ravaglia, dkk. pernah
pula melaporkan kaitan peningkatan kadar
homocysteine dengan gangguan kognitif
Peneliti tidak menyebutkan dosis vitamin
B yang diberikan sebagai suplemen dan
tidak disebutkan pula hasilnya setelah
suplementasi. tetapi mereka menyimpulkan
bahwa kadar homocysteine yang tinggi
mungkin berkaitan dengan performa yang
lebih rendah pada pemeriksaan kognitif
dibandingkan pada kadar normal, terlepas
dari ada tidaknya atau tingkat keparahan
gejala depresif. Peneliti menyarankan bahwa
suplementasi vitamin B mungkin merupakan
suatu cara untuk menurunkan kadar
homocysteine dan mengurangi pengaruhnya
terhadap gangguan kognitif pada pasien
lanjut usia. (HLI)
REFERENSI:
1.
Ford AH, Flicker L, Singh U, Hirani V, Almeida OP. Homocysteine, depression and cognitive function in older adults. J Affect Disord. 2013. doi: 10.1016/j.jad.2013.07.012.
2.
High homocysteine levels linked to reduced cognitive function. Natural Standard [Internet]. 2013 Aug [cited 2013 Aug 22]. Available from: http://www.naturalstandard.com/news/
3.
Feng L, Isaac V, Sim S, Ng TP, Krishnan KRR, Chee MWL. Associations between elevated homocysteine, cognitive impairment, and reduced white matter volume in healthy old adults. AM
4.
Ravaglia G, Forti P, Maioli F, Muscari A, Sacchetti L, Arnone G, et al. Homocysteine and cognitive function in healthy elderly community dwellers in Italy. Am J Clin Nutr. 2003;77:668-73.
news201308011.aspx
J Geriatr Psychiatry 2011;00:1-9.
CDK-223/ vol. 41 no. 12, th. 2014
933
Download