Uploaded by fidelsampul

MAKALAH KELOMPOK IV

advertisement
MAKALAH
MATA KULIAH: ETIKA PROFESI
DOSEN: NONCE NOVA LEGI, SST, MSi
“ PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN DINAMIKA KEPRIBADIAN ”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
1.
2.
3.
4.
5.
6.
FIDEL AXEL SAMPUL
STELA ANGRAINI SARAYA
DALLE RIKA SULUNG
PRISKA TANSMEI NANANGKONG
ANDI N. BATARA
OKTAVIANI SARANTE
PROGRAM STUDI S1 GIZI & DIETETIKA JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah tentang “ Perkembangan Kepribadian dan Dinamika
Kepribadian ” ini dapat penyusun selesaikan. Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas dalam Mata Kuliah Etika Profesi.
Makalah ini berisi tentang perkembangan dan dinamika kepribadian, ulasan
yang penyusun sediakan ini semoga dapat menambah wawasan sehingga memperjelas
pembahasan materi.
Dengan tersusunnya makalah ini penyusun harap, makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih kepada Ibu
Nonce Nova Legi, SST, MSi selaku Dosen Mata Kuliah Etika Profesi atas
bimbingannya selama ini dan teman-teman yang telah memberikan dukungan serta saran
demi terselesaikannya makalah ini. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Saran dan
kritik yang membangun akan sangat membantu penyusun dalam memperbaiki makalah
selanjutnya.
Manado, 08 Agustus 2020
KELOMPOK IV
2
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1.
Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2.
Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.3.
Tujuan........................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6
2.1
Perkembangan Kepribadian Manusia........................................................ 6
2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kepribadian Manusia6
2.3
Konsep Yang Berhubungan Dengan Kepribadian .................................... 8
2.4
Perkembangan Kepribadian .................................................................... 12
2.5
Dinamika Kepribadian ............................................................................ 13
2.6
Tahap-Tahap Perkembangan ................................................................... 15
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17
3.1
Kesimpulan ............................................................................................. 17
3.2
Saran ........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kepribadian merupakan sesuatu hal yang tersurat dan tersirat pada diri seorang manusia.
Kepribadian seorang manusia dipengaruhi oleh banyak aspek. Kepribadian seorang manusia
juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan dan kebahagiaan seseorang.
Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda meskipun, terkadang memiliki
kemiripan ataupun kesamaan. Ada beberapa manusia yang memiliki kepribadian baik
adapula yang kurang baik. Seperti yang saya sampaikan tadi, bahwasanya kepribadian
manusia beragam disebabkan oleh banyak aspek.
Kepribadian yang cenderung baik ataupun kurang baik tersebut sebenarnya memiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing. Melihat banyaknya potensi yang dimiliki oleh
manusia terutama akal, seharusnya manusia mampu mengurangi kekurangan dan memupuk
kelebihan yang ada pada dirinya.
Pendidikan merupakan bagian yang memiliki porsi cukup banyak terhadap terbentuknya
kepribadian manusia. Pendidikan meliputi pendidikan dalam kandungan, pendidikan orang
tua dan pendidikan formal dan non-formal. Pendidikan yang tepat akan mewujudkan
manusia yang memiliki kepribadian yang baik.
Pada masa sekarang sering kali ditemukan manusia yang memiliki kepribadian yang
kurang baik sehingga menimbulkan permasalahan pada dirinya sendiri ataupun makhluk
disekitarnya. Padahal sudah dijelaskan didalam al-Qur’an bahwasanya manusia memiliki
tugas sebagai khalifah dibumi. Bagaimana jika makhluk yang dijadikan khalifah tersebut
ternyata memiliki kepribadian yang kurang baik?.
Memang pengetahuan mengenai kepribadian manusia yang paling valid hanya Tuhan
dan dirinyalah yang mengetahui, namun setidaknya kita memanfaatkan akal yang telah
dianugerahkan Tuhan kepada kita untuk menyelidiki, mengarahkan dan mewujudkan
kepribadian manusia yang seutuhnya. Terlebih posisi kita sebagai seorang praktisi
pendidikan, seharusnya kita mengetahui apa itu kepribadian dan segala macam pengetahuan
mengenai hal tersebut agar kita mampu memberikan upaya yang tepat untuk menciptakan
generasi bangsa yang memiliki kepribadian yang baik untuk kemajuan bangsa.
4
Atas dasar itulah, penulis berargumen bahwa kita sebagai praktisi pendidikan perlu untuk
mengetahui segala informasi mengenai proses perkembangan kepribadian manusia.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah maksud dari Perkembangan Kepribadian Manusia?
2. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kepribadian Manusia?
3. Apa saja Konsep-Konsep yg berhubungan dalam Kepribadian?
4. Apa saja yang termasuk dalam Perkembangan Kepribadian?
5. Apa saja yang termasuk dalam Dinamika Kepribadian?
1.3. Tujuan
1. Memahami maksud dari Perkembangan Kepribadian Manusia.
2. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian Manusia.
3. Mengetahui Konsep-konsep yang berhubungan dengan Kepribadian.
4. Mengetahui apa saja yang termasuk dalam Perkembangan Kepribadian.
5. Mengetahui apa saja yang termasuk dalam Dinamika Kepribadian.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perkembangan Kepribadian Manusia
Kepribadian didalam bahasa inggris disebut dengan “personality” berasal dari bahasa
Yunani Kuno yaitu prosopon atau persona yang berarti ‘topeng’ yang biasa digunakan dalam
pertunjukan teater. Para pemain drama dalam pementasan teater biasanya menggunakan
topeng dan berekspresi sesuai dengan topeng yang dipakainya.[1]
Menurut Gordon Allport, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai
sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. (Personality is the dynamic organization within the individual of those
psychophysical systems that determine his unique adjustment to his environment).[2]
Didalam buku Daniel dan Lawrence dikemukakan bahwa kepribadian merupakan kualitas
psikologis yang memberikan kontribusi terhadap ketahanan (enduring) individu dan pola
khusus dari perasaan, pola pikir, dan perilaku. Enduring disini diartikan bahwa karakteristik
kepribadian merupakan kualitas yang setidaknya konsisten sepanjang waktu dan dalam
berbagai situasi dalam kehidupan seseorang.[3]
2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kepribadian Manusia
Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Perbedaan itu disebabkan
karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian manusia antara lain:
1. Faktor Genetik atau Hereditas
Beberapa
hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
kepribadian
seseorang
dipengaruhi oleh bawaan.
2. Faktor Lingkungan
Alfred Adler dalam bukunya Dede Rahmat Hidayat menjelaskan bahwa
kepribadian dipengaruhi oleh posisi kelahiran dalam keluarga, situasi sosial, dan
pengasuhan. Tokoh lain berpendapat bahwa kebudayaan dan perkembangan
zaman juga berpengaruh terhadap kepribadian. Sebagian besar tokoh sependapat
6
bahwa faktor lingkungan memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan
kepribadian bahkan, tokoh hereditaspun juga mengakui hal tersebut.
3. Faktor Belajar
Beberapa tokoh psikologi berpendapat bahwa kepribadian manusia dipengaruhi
oleh bagaimana seseorang belajar.
4. Faktor Pengasuhan
Sebagian tokoh psikologi berpendapat bahwa pengasuhan memiliki peranan yang
besar terhadap kepribadian anak. Pengasuhan yang ditekankan disini yaitu
pengasuhan orang tua. Orang tua yang mengasuh dengan penuh kehangatan,
selalu memberikan rasa aman dan senantiasa memberikan penghargaan kepada
anaknya sejak kecil berpengaruh terhadap kepribadian anak tersebut pada
dewasanya nanti.
Penelitian lainnya menunjukkan anak yang tidak dibesarkan dengan pengasuhan
yang saya sampaikan tadi, menyebabkan seseorang ketika dewasa menjadi cemas
dan cenderung memiliki
skor tinggi
dalam
penentangan, kemarahan,
ketidakpatuhan, dan perilaku bermasalah lainnya.
5. Faktor Perkembangan
Freud menyatakan bahwa kepribadian dibentuk dan menetap pada usia 5 tahun
dan akan sulit berubah setelah masa tersebut. Banyak pihak yang menyetujui
pernyataan Freud tersebut, akan tetapi diantara orang yang menyetujui tersebut
juga berpendapat bahwa kepribadian akan tetap berkembang melalui masa
kanak-kanak tersebut hingga sepanjang hayat.
Costa & McCrae kepribadian akan terus berkembang hingga seseorang mencapai
usia 30 tahun. Pada usia tersebut kepribadian seseorang akan stabil dan relatif
tidak berubah.
Mc Adam berpendapat bahwa perkembangan kepribadian pada masa dewasa
dapat dijelaskan dalam tiga tingkat, antara lain: kecenderungan sifat yang
diturunkan, perhatian personal merujuk kepada perasaan sadar, rencana-rencana,
tujuan-tujuan dan narasi hidup yang berdampak pada pembentukan diri,
pencapaian identitas, dan menemukan penyatuan tujuan dalam hidup.
6. Faktor Kesadaran
7
Hampir semua teori kepribadian secara implisit dan eksplisit, menjelaskan proses
kesadaran. Kesadaran tersebut digunakan secara rasional untuk membuat
perencanaan dan mengarahkan jalan hidup.
7. Faktor Ketidaksadaran
Para ahli psikologi menemukan bahwa pemikiran dan memori ditekan ke dalam
ketidaksadaran. Ketidaksadaran adalah kekuatan besar yang mungkin lebih besar
dari apa yang dipikirkan.[4]
2.3
Konsep Yang Berhubungan Dengan Kepribadian
Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di
dalamnya mencakup :

Karakter : Konsenkuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku atau konsisten atau
tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

Temperamen
: Disposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya mereaksi
Terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

Sikap
: Sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau
ambivalen.

Stabilitas Emosi: Kadar kestabilan
reaksi emosional terhadap rangsangan dari
Lingkungan.

Responsibilitas: Kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang
dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar atau melarikan diri dari
resiko yang dihadapi (tanggung jawab).

Sosiabilitas
: Disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.
Seperti sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
1. Unsur Dalam Kepribadian
Unsur-unsur dalam kepribadian ada tiga, meliputi
:
8
1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa
orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya
melalui panca indranya, yang masuk keberbagai sel di bagian-bagian tertentu dari
otaknya. Dan di dalam otak tersebutlah, semuanya diperoses menjadi susunan yang
dipancarkan oleh individu ke alam sekitar. Didalam psikologi, hal tersebut dikenal
sebagai “ persepsi ” yaitu : “ Seluruh peroses akal manusia yang sadar ”.
Adakalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi
suatu
pengambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian
penggambaran yang terfokus yang terjadi karena pemusatan secara lebih intensif,
didalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan “ Pengamatan”.
2) Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai
macam perasaan, sebaliknya dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat
suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsipersepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif.
Perasaan, disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam
kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. Perasaan adalah suatu keadaan dalam
kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif
atau negatif.
3) Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagai perasaan lain yang tidak
ditimbulkan karena dipengaruhi oleh pengetahuannya, tetapi karena memang sudah
terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri. Dan
kemauan yang sudah merupakan naluri disebut“dorongan”.
Ada 7 macam dorongan naluri:
i.
Dorongan untuk mempertahankan hidup
9
ii.
Dorongan seks
iii.
Dorongan untuk berupaya mencari makanan
iv.
Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia
v.
Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya
vi.
Dorongan untuk berbakti
vii.
Dorongan akan keindahan
2. Pembagian Kepribadian
Pada dasarnya setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda satu sama lainnya,
penelitian mengenai kepribadian manusia sudah dilakukan oleh para ahli sejak dulu kala.
Seperti halnya Paul Gunadi membagi tipe kepribadian seseorang menjadi empat jenis, yaitu :
1)
Tipe Sanguin
Tipe ini mempunyai banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup,
bisa membuat lingkungannya gembira, senang. Tapi kelemahannya adalah cenderung
impulsif, bertindak sesuai emosinya atau keinginannya. Jadi orang dengan kepribadian
sanguin mudah sekali dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan-rangsangan dari
luar dirinya. Dia kurang bisa menguasai diri atau penguasaan dirinya lemah. Dalam
buku milik Tim LaHaye, orang-orang sanguin cenderung mudah jatuh ke dalam
pencobaan, karena godaan dari luar bisa begitu memikatnya, dan dia bisa masuk
terperosok ke dalamnya.
2)
Tipe Flegmatik
Tipe ini adalah orang yang cenderung tenang dan dari luar cenderung tidak
beremosi. Dia tidak menampakkan emosi misalnya, sedih atau senang. Jadi naik turun
emosinya tidak nampak dengan jelas. Orang ini cenderung bisa menguasai dirinya
dengan cukup baik dan introspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap
dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Jadi dia adalah seorang
pengamat yang kuat, penonton yang tajam dan juga seorang pengkritik yang berbobot.
Kelemahannya
adalah
cenderung mau
ambil
mudahnya,
tidak
mau
susah.
Kelemahannya ini membuat dia jadi orang yang kurang mau berkorban bagi yang lain.
10
Maka salah satu hal yang perlu ditingkatkan dalam dirinya adalah kemurahan hati.
Karena dia cenderung menjadi orang yang egois.
3)
Tipe Melankolik
Orang yang melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling
bagus, yang paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup ini dan perasaannya
sangat kuat, sangat sensitif. Kelemahan orang melankolik adalah orang-orang yang
mudah sekali dikuasai oleh perasaan. Perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari
adalah perasaan yang murung. Tidak mudah bagi orang melankolik itu untuk terangkat,
untuk senang, atau tertawa terbahak-bahak.
4)
Tipe Kolerik
Seorang kolerik berorientasi pada pekerjaan, dan pada tugas. Dia adalah
seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia
bisa melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab dengan tugas yang
diembannya. Kelemahan orang kolerik adalah kurangnya kemampuan untuk bisa
merasakan perasaan orang lain, belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga
minim, karena perasaannya kurang bermain.
Lain halnya dengan Paul Gunadi, Eduard Spranger ahli ilmu jiwa dari Jerman,
mencoba mengadakan penyelidikan kepribadian manusia dengan cara lain. Ia
mengadakan penggolongan tipe manusia berdasarkan sikap manusia itu terhadap nilai
kebudayaan yang hidup di dalam masyarakat. Nilai kebudayaan itu di baginya menjadi
enam golongan, yaitu : politik, ekonomi, social, seni, agama, dan teori. Berdasarkan hal
tersebut, ia membagi kepribadian manusia menjadi enam golongan, yaitu :
i.
Manusia politik
: Orang bertipe politik ini memiliki sifat suka menguasai
orang lain.
ii.
Manusia ekonomi
: Yakni, suka bekerja dan mencari untung merupakan sifat-
sifat yang paling dominan pada tipe oang ini.
iii.
Manusia social
: Orang bertipe social memiliki sifat-sifat suka mengabdi
dan berkorban untuk orang lain.
11
iv.
Manusia seni
: Jiwa orang yang bertipe ini, selalui dipengaruhi oleh nilai-
nilai keindahan.
v.
Manusia agama
: Bagi mereka yang lebih penting dalam hidup ialah
mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
vi.
Manusia teori
: Sifat-sifat manusia ini antara lain suka berfikir, berfilsafat,
dan mengabdi pada ilmu.
2.4
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian meliputi:
1.
Identifikasi
Identifikasi
dapat
didefinisikan
untuk mengambil alih ciri-ciri
orang
sebagai metode yang digunakan orang
lain
dan
menjadikannya
tak terpisahkan dari kepribadiannya sendiri. Identifikasi
juga
sebagai bagian
merupakan
cara
memperolah kembali suatu objek yang telah hilang, dengan mengidentifikasikan diri
dengan orang terkasih yang telah meninggal atau
yang telah hilang itu dijelmakan
meresap
atau
melekat
mengidentifikasikan diri
pada
dengan
kembali
dalam
kepribadian
seseorang
berpisah.
bentuk
seseorang.
Maka
orang
ciri tertentu yang
Orang
juga
dapat
karena takut. Identifikasi semacam
ini merupakan dasar pembentukan superego.
2.
Mekanisme pertahanan
Untuk
menghadapi
tekanan
terpaksa mengambil tindakan
ekstrim
kecemasan yang berlebihan, sistem ego
untuk
menghilangkan
Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme
tekanan
itu.
pertahanan, sebab tujuannya
adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam teori Freud,
bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting adalah:
a. Represi, dorongan-dorongan yang mengancam dimasukan ke alam bawah
sadar, atau sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang
menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran.
Represi dikatakan mendasar
12
b. Reaction formation, menciptakan perilaku tersamar yang bentuknya berlawanan
dengan dorongan aslinya. Individu mungkin menyembunyikan kebencian dengan
kepura-puraan cinta, atau menutupi kekejaman dengan keramahan yang
berlebihan.
c. Displacement,
salah
satu
cara
menghadapi
anxietas
adalah
dengan
memindahkannya dari objek yang mengancam kepada objek “yang lebih aman”,
misalnya orang penakut yang tidak kuasa melawan atasannya melampiaskan
hostilitasnya di rumah kepada anak-anaknya.
d. Fixation, kelekatan libido secara permanen pada tahap perkembangan yang lebih
awal/primitive.
e. Regression, beberapa orang kembali kepada bentuk tingkah laku yang sudah
ditinggalkan. Menghadapi stres atau tantangan besar, individu mungkin sudah
berusaha untuk menanggulangi kecemasan dengan bertingkah laku tidak dewasa
atau tak pantas.
f. Projection, melihat perasaan-perasaan atau kecenderungan-kecenderungan yang
tidak diterima pada orang lain (yang sebetulnya ada dalam diri), atau
memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia
luar.
g. Introjection, mekanisme introjeksi terdiri dari mengambil alih dan “menelan”
nilai-nilai standar orang lain. Misalnya seorang anak yang mengalami
penganiayaan, mengambil alih cara orang tuanya menanggulangi stress, dan
dengan demikian mengabadikan siklus penganiayaan anak intropoyeksi dapat
pula positif, apabila yang diambil alih adalah nilai-nilai positif dari orang-orang
lain.
h. Sublimation, mencari bentuk-bentuk tujuan pengganti yang bersifat kultural/sosial
atau suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara
sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi.
2.5
Dinamika Kepribadian
a. Insting
Insting adalah suatu representasi mental dari kebutuhan fisik atau tubuh.
13
Dengan demikian, insting dapat didefinisikan sebagai perwujudan psikologis
dari sumber rangsangan somatic dalam yang dibawa sejak lahir. Ada empat
ciri khas insting, yaitu :
1)
Impetus (pressure),yaitu daya atau kekuatan yang ditentukan oleh
intensitas kebutuhan yang mendasarinya.
2)
Sumber, yakni asal dari insting yang harus dicari pada proses-proses
kimia dan fisika pada tubuh.
3)
Tujuan. Dorongan-dorongan insting tertuju pada satu tujuan :
kepuasan atau reduksi tegangan.
4)
Objek,adalah seluruh kegiatan yang menjembatani antara munculnya
suatu hasrat dan pemenuhannya.
b. Kecemasan (Anxiety)
Anxiety menurut Freud adalah perasaan tidak menyenangkan yang disertai
sensasi tubuh yang memberikan tanda pada seseorang akan adanya bahaya. Hanya ego
yang merasakan anxiety, namun id, superego dan dunia nyata masing-masing
menciptakan anxiety yang berbeda:
1)
Neurotic anxiety bersumber dari id, rasa cemas terhadap sesuatu yang tidak
jelas atau rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan
sesorang berbuat sesuatu yang dapat membuatnya terhukum.
2)
Moral anxiety bersumber dari superego, rasa cemas akibat tidak mampu
memenuhi standar moral/kesempurnaan tertentu atau rasa takut terhadap hati
nuraninya sendiri.
3)
Realistic anxiety bersumber dari dunia luar yang nyata, mendekati rasa takut
akibat penghayatan akan kejadian nyata atau rasa takut akan bahaya yang
datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung
kepada ancaman nyata.
Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena
kecemasan member sinyal kepada kita ahwa ada bahaya dan kalau tidak
dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego
dikalahkan.
14
2.6
Tahap-Tahap Perkembangan
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang
sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir
sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia haras melewati serangkaian tahap
perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi
pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Tahap-tahap ini antara lain:
a. Fase Oral
Daerah mulut dan sekitarnya merupakan zona erogen bagi
bayi untuk kepuasan seksualnya. Fiksasi pada fase ini akan
menyebabkan kerakusan dan agresi verbal saat dewasa.
Mouth rule (menghisap, menggigit, mengunyah), Lima mode
pada tahap oral yang masing-masing membentuk suatu prototipe
karakteristik kepribadian tertentu di kemudian hari, yaitu model:
mengambil, memeluk, menggigit, meludah dan membungkam.
b. Fase Anal 1-3 tahun
Libido dipusatkan di daerah anal, dimana anal berfungsi sebagai alat
pemuas kenikmatan (baik dalam melepaskan ataupun mempertahankan feses).
Di fase ini terjadi
sifat
ambivalensi
pada
anak
dimana
anak
berusaha mempertahankan feses sedangkan ibunya memerintahkan untuk
dibuang. Fiksasi pada fase ini menyebabkan sikap ambivalensi, biseksualitas,
terlalu pembersih, terlalu hemat (perilaku obsesif-kompulsif).
c. Fase Falik 3-6 tahun
Obyek cinta pada fase ini adalah genital (pada anak laki-laki
adalah penis). Anak laki-laki sering merasa ketakutan kehilangan
penis
(castration
anxiety) sedangkan anak perempuan ingin
mempunyai penis sehingga cemburu kepada anak laki-laki (penis
envy). Kedua hal tersebut termasuk ke dalam
castration
complex.
15
Dalam fase ini
dengan Oedipus
juga
complex.
terdapat
fenomena
penting yang disebut
Freud menggambarkan ini sebagai hubungan
segitiga antara anak-ibu-ayah. Pada awalnya cinta anak laki-laki adalah kepada
ibunya
dan
ayahnya
memperebutkan
ibunya
dianggap
sebagai
saingannya
dalam
tetapi akhirnya anak kalah bersaing dengan
ayahnya bahkan justru ingin meniru ayahnya dengan identifikasi. Bila
dalam membesarkan anak dilakukan ibu sendiri dan anak menjadi dekat
dengan ibunya sehingga kelak anak akan mencari pacar atau isteri yang mirip
dengan ibunya/sama dengan figur ibunya.
d. Fase laten 6-12 tahun
Di fase ini libido seksual relatif tenang dan anak beridentifikasi secara
lebih luas lagi di luar objek orangtuanya seperti teman, orangtua teman dan
guru.Periode lambat , dimana desakan
digunakan
untuk
seksual
mengendur. Sebaiknya
mencari keterampilan kognitif/ pengetahuan dan
mengasimilasi nilai- nilai budaya. Pada periode
ini
ego
&
superego
terus dikembangkan.
e. Fase Genital 11-18 tahun
Fase
ini
dibagi
menjadi
fase
pubertas
(11-13 tahun), fase
adolesens/remaja (14-18 tahun) dan fase dewasa (18 tahun ke atas).
f. Tahap Dewasa
Tahap Dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia
senja. Konsep psikolanalisis menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil)
terhadap peijalanan manusia. Tahap ini menekankan
pada
tujuan
dari
dorongan sex yaitu kepuasan, namun kepuasannya tidak terbatas hanya pada
kepuasan genital.
Freud
percaya bahwa libido ada di seluruh tubuh.
Disamping genital, mulut dan anus dapat menghasilkan kepuasan seksual
dan disebut sebagai zona erogen.
16
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa, perkembangan dan kepribadian adalah
sesuatu hal yang saling berhubungan didalam diri pribadi masing-masing insan manusia.
Dimana “ Perkembangan menunjuk pada suatu peroses manusia kearah yang lebih baik atau
sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang lagi. Perkembangan menunjuk ada perubahan yang
bersifat stagnan dan tidak dapat diputar kembali. Sedangkan “ Kepribadian adalah organisasiorganisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan caracaranya yang unik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya “.
Sedangkan perkembangan sosial merupakan, pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Kemampuan sosial anak merupakan diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul
atau bersosial dengan orang dilingkungannya.
3.2.Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran serta kritik dari rekan-rekan mahasiswa dan kepada dosen
mata kuliah khususnya, yang bersifat membangunan untuk kesempurnaan makalah ini
kedepannya. Dan atas kebijaksanaan para pembaca, penulis mengucapkan terimakasih.
17
DAFTAR PUSTAKA
Dede Rahmat Hidayat, 2002 Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling, Bogor:
Ghalia Indonesia
Dede Rahmat Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2002), hal. 6.
Inge Hutagalung,2007. Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif,
Jakarta: Indeks,
Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif, (Jakarta:
Indeks, 2007), hal. 1-2.
Daniel Cervone, Lawrence A. Pervin, 2007. Kepribadian Teori dan Penelitian, terj. Aliya
Tusyani dkk, Jakarta: Salemba Humanika,
Daniel Cervone, Lawrence A. Pervin, Kepribadian Teori dan Penelitian, terj. Aliya Tusyani dkk,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2007), hal. 10.
Dede Rahmat Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2002), hal. 6-16.
https://simba-corp.blogspot.com/2018/12/makalah-perkembangan-kepribadian-manusia.html
digilib.uinsby.ac.id/6252/3/Isi.pdf
18
Download