strategi inovasi - PKP2A III LAN Samarinda

advertisement
INOVASI
(STRATEGI INOVASI)
Diberikan pada:
Diklat Kepemimpinan Tk. IV Angk. XIII
Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III LAN RI
Muhamad “HARRY” Rahmadi
Apel Biru A/5 10 Loa Bakung
Samarinda
0852 4611 2308
[email protected]
MENU MATERI
1. Manajemen Inovasi
2. Visitasi Inovasi Radio Republik Indonesia Samarinda
3. Seminar Laporan Hasil Visitasi Inovasi
Manajemen
Inovasi
Flashback...
Bobot 40% dari Perencanaan Inovasi
(Seminar RPP)
1)
Kualitas jenis perubahan 10%
2) Kualitas manfaat perubahan 10%
3) Kualitas kejelasan tahapan perubahan 10%
4) Kualitas peta stakeholder 10%
Copy
Paste
• Mengulang
• Tidak Dilanjutkan
Melanjutkan
dg Perbaikan
Inovasi
Melanjutkan
Manajemen
Inovasi
 MENYIRAM
 MENYIANGI
 MEMUPUK
 MENYIAPKAN LAHAN
.
Manajemen Inovasi
Plan
Do
Check
Action
Plan
Do
Check
Action
Gagasan
Proper
Tujuan
Milestone
Kegiatan
1. Analisis Gap & Identifikasi kebutuhan inovasi.
2. Benchmarking, stock-taking
1. Pelaksanaan inovasi.
2. Monev/impact assessment &
lessons learned.
3. Promosi & institusionalisasi
Inovasi
1. Pemilihan area inovasi.
2. Penetapan kerangka kerja inovasi
(metode, rencana capaian, dll).
1. Pematangan inisiatif inovasi.
2. Pendampingan / pelatihan.
1. Penuangan praktek2 inovasi, publikasi dll.
2. Policy Brief.
3. Innovation Dialogue.
waktu/masa yg dibutuhkan untuk melaksanakan observasi atau aksi
dan intervensi tertentu, sampai muncul perubahan dari kondisi awal menjadi
kondisi baru.
biasanya dicirikan: pengalaman terbatas, keterampilan
manajerial minim, jejaring usaha sedikit, dukungan / kepercayaan publik
terbatas. Maka, perlu uji coba, market testing, atau piloting sebelum berjalan
sepenuhnya.
tanpa inkubasi, 66% bisnis pemula masih berada pada kondisi yang
sama setelah 2 th berjalan, dan 44% masih tetap sama dan tidak tumbuh
setelah 4 tahun (Amy E. Knaup, Survival and Longevity in the Business
Employment Dynamics Database).
 Inkubasi diibaratkan
menghubungkan dua bukit batu terjal.
(valley of death) yang






mengembangkan kapasitas pelaku usaha / inovator,
mematangkan rencana dan fokus usaha,
melengkapi sarana dan metode kerja,
mengembangkan teknologi (jika diperlukan),
menutupi defisiensi dana,
mengurangi defisit kompetensi (mal-keterampilan) pegawai melalui training, dsb.
Stephen Wunker (Incubating Innovation, Forbes, Des. 2007): dari 300 perusahaan yg
disurvei hanya 47% yg merasa puas dengan pencapaian tujuan strategis organisasi
setelah ikut program inkubasi, dan yg puas dengan pencapaian target finansial hanya
24%.
Jika dengan inkubasi saja masih ada kemungkinan kurang
berhasilnya sebuah usaha/inovasi, apalagi jika tanpa melalui
inkubasi.
(Presiden China 1993-2003): “Incubation is one of the single most
important global innovations of the 21st century”
 Foto copy,
 Cangkok tanaman,
 Franchise (KFC, Alfamart, Brownies Amanda, dll)
 Memperbanyak praktik inovasi secara cepat dengan kondisi & mutu yg
relatif sama dengan sumber aslinya.
 Dengan replikasi, tidak perlu memulai sesuatu dari nol, atau melakukan riset
dan eksperimen yg panjang, atau mengeluarkan biaya investasi yg amat
besar.
 Replikasi akan menghemat waktu, tenaga, biaya, dan menekan
kemungkinan gagal dari inisiatif inovasi.
 Benchmarking dan studi banding,
 Pelatihan teknis dan simulasi bagaimana sebuah inovasi itu dikelola,
dimonitor, dan dikembangkan,
 Kota kembar, sister institution, atau sejenisnya,
 Stelsel Aktif: 1) mempelajari & mengumpulkan data mengapa inovasi
tertentu berhasil diterapkan; 2) menyiapkan rencana & skenario yg
matang tentang bagaimana replikasi akan diterapkan, termasuk aspek
anggaran, tim pelaksana, tahapan dan kerangka waktunya; 3)
melakukan monitoring & menjamin tercapainya target-target yg
direncanakan.
Rhenald Kasali:
Adalah entrepreneur yang memicu
perubahan, pertumbuhan ekonomi,
tetapi juga sekaligus sebagai mesin
penghancur ekonomi dunia dengan
inovasi-inovasinya.
(“Turnaround”, Koran Sindo, 7-112013, hal. 1)
people must perceive there is
a problem in the first place.
after being aware they need to show an interest in the
specific problem;
in order to decide to go for
change and adopt an innovation, people need to be knowledgeable
about it;
attitude is another factor determining people's
orientation in accepting and adopting an innovation;
is the innovation in line with the norms and legal
system of the community? This aspect is related to the overall
legislation and policy currently in use. However it can also be related
to the cultural and social acceptance of the innovation, and the fact of
having to face strong peer pressure in order to adopt it;
before actually adopting and putting in action an
innovation people need to try it out in order to test its feasibility and
effectiveness. Further actions might be needed to ensure its
sustainability.
Visitasi Inovasi
Latar Belakang
Visitasi Inovasi
Melihat proses dan produk inovasi yang dilakukan oleh
organisasi/instansi yang dituju untuk menambah
wawasan dan informasi reformer dalam pembuatan
proyek perubahan
Lokus
Syarat Ketentuan Visitasi
• 1 Tim terdiri dari 10 orang (4 tim) yang di bagi dengan beberapa tugas (Ketua,
presenter, dokumentasi, konseptor dan lain-lain)
• Setiap Tim merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk di bawa ke lokus
visitasi
• Pasca visitasi, Setiap tim membuat laporan hasil visitasi dengan
menggunakan power point
• Susunan/format/outline bebas
• Seminar hasil visitasi dilakukan pukul.13.00 WITA (menyesuaikan)
DISKUSI...
1. Pembagian Tugas
2. Perumusan Pertanyaan
3. Perumusan Awal Hasil Visitasi
(Googling)
Download