Uploaded by User56885

TUGAS KELOMPOK 2 MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN AGRIBISNIS

advertisement
TUGAS MAKALAH KELOMPOK 2
MANAJEMEN KEUANGAN AGRIBISNIS
PT. DHARMA SAMUDERA FISHING INDUSTRY TBK
Disusun oleh:
Kelompok 2
AHMAD DUROWI (174210...)
AJIB PRAYOGA (174210...)
AMBROSIUS ADVENTARIA (174210...)
MUHAMMAD ALFIAN (174210253)
RIKI IRWANTO (174210...)
YOSE FRANS VALENTINO (174210...)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Kelompok Manajemen Keuangan Agribisnis ini dengan
baik.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing
Manajemen Keuangan Agribisnis Bapak Dr.Fahrial,SP,SE,ME. Yang telah
memberikan saran dan pengarahan selama perkuliahan manajemen keuangan
agribisnis dan penyusunan tugas makalah kelompok ini. Semoga semua kebaikan,
keikhlasan dan upaya yang telah diberikan kepada penyusun dibalas oleh Allah
SWT.
Penyusun menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah
kelompok ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun dari
segi cara penyusunannya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah kelompok ini menjadi lebih baik. Penyusun
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Pekanbaru,Mei 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................
2
2.1. Manajemen Keuangan ...........................................................
2.2. Investasi .................................................................................
2.3. Neraca Keuangan ...................................................................
2.3.1. Aktiva...........................................................................
2.3.2. Pasiva ...........................................................................
2.3.3. Penyusutan ...................................................................
2.3.4. Biaya Hutang ...............................................................
2.3.5. Modal ...........................................................................
2.4. Laporan Laba Rugi ...............................................................
2.4.1. Biaya Produksi .............................................................
2.4.2. Pendapatan ...................................................................
2.4.3. Pajak.............................................................................
2.4.4. Earning Before Interest and Tax ................................
2.4.5. Earning Before Tax ......................................................
2.4.6. Earning After Tax .......................................................
2.5. Operating Cash Flow.............................................................
2
2
3
3
4
4
4
5
5
6
6
7
7
7
8
8
BAB III METODOLOGI ............................................................................
9
3.1. Metode Pengumpulan Data ....................................................
3.2. Metode Analisis Data .............................................................
9
9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
12
4.1. Gambaran Umum Perusahaan................................................
4.2. Investasi .......... ......................................................................
4.3. Neraca Keuangan ...................................................................
4.4. Laporan Laba Rugi ................................................................
4.5. Operating Cash Flow.............................................................
12
14
17
18
19
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
21
5.1. Simpulan .............................................................................
5.2. Saran ......................................................................................
21
21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
22
LAMPIRAN ..............................................................................................
23
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Investasi ...............................................................................................
15
2.
Penyusutan ...........................................................................................
16
3.
Neraca Keuangan .................................................................................
17
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.
Halaman
Neraca Keuangan ............................................................................
25
2.
Laporan Laba Rugi ..........................................................................
26
3.
Operating Cash Flow ......................................................................
27
4.
Perhitungan Biaya Penyusutan........................................................
28
5.
Dokumentasi ...................................................................................
29
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen keuangan merupakan upaya yang dilakukan suatu perusahaan
berupa perencanaan, penganggaran, pemeriksaan pengelolaan, pengendalian, dan
penyimpanan untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen keuangan
mempermudah proses pengambilan keputusan seperti investasi, kebijakan modal
kerja dan upah. Manajemen keuangan yang baik akan memudahkan suatu
perusahaan dalam menjalankan perusahaannya karena semua kegiatan yang
berhubungan dengan dana akan tercatat sehingga dapat diketahui dengan jelas
berapa dana yang masuk dan keluar. Manajemen keuangan yang baik akan
memudahkan perusahaan untuk mengembangkan usahanya lebih luas lagi
PT. Dharma Samudera Industry Tbk mencakup bidang perikanan dan yang
terkait di dalamnya, seperti mengumpulkan, menangkap, mengolah, menjual dan
juga melakukan usaha-usaha yang terkait dengan perdagangan hasil perikanan.
Tujuan dari makalah Manajemen Keuangan ini yaitu untuk mengetahui
dan dapat menghitung neraca keuangan, laporan laba rugi, operating cash flow,
perhitungan biaya penyusutan, dan mengetahui manajemen keuangan yang
terdapat pada PT. Dharma Samudera Industry Tbk. Manfaat dari makalah ini
yaitu mahasiswa dapat mengetahui dan menghitung manajemen keuangan
agribisnis yang meliputi neraca keuangan, laporan laba rugi, operating cash flow
dan penyusutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang
dimiliki oleh organisasi atau perusahaan (Ahmad dan Halim, 2009). Tujuan
adanya manajemen keuangan yaitu untuk memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dalam suatu perusahaan sebagai
pertanggung jawaban atas penggunaan sumberdaya yang dipercayakan
suatu
perusahaan (Sugianto dan Nugraha, 2017)
2.2.
Investasi
Investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha atau
kegiatan usaha. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan mendapatkan keuntungan di
masa yang akan datang (Tandeilin, 2010). Investasi seperti lahan, bangunan,
peralatan dan bahan termasuk investasi riil. Investasi dapat berupa investasi riil
yang berbentuk fasilitas untuk kegiatan produksi perusahaan seperti tanah,
bangunan dan peralatan, sedangkan investasi finansial merupakan bukti
kepemilikan perusahaan yang tidak berkontribusi langsung terhadap produksi
perusahaan, seperti saham, obligasi dan lain sebagainya (Nasuha et al., 2013).
2.3.
Neraca Keuangan
Neraca keuangan merupakan riwayat dari segala aktiva, pasiva dan ekuitas
pemegang saham pada suatu periode tertentu. Neraca yaitu riwayat keuangan yang
menggambarkan kondisi dan posisi finansial suatu perusahaan pada suatu waktu
tertentu atau periode tertentu (Tandeilin, 2010). Neraca terdiri dari aktiva dan
pasiva, aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap sedangkan pasiva terdiri
dari hutang lancar, hutang jangka panjang dan modal. Tujuan dari analisis
keuangan adalah untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan pada periode
waktu tertentu, pada umumnya pada akhir tahun anggaran perusahaan, neraca
keuangan memuat semua informasi mengenai semua sumber dana dan equity
(Arifin, 2009).
2.3.1. Aktiva
Aktiva merupakan sumber daya atau kekayaan yang memiliki nilai
ekonomis baik harta bergerak ataupun tetap yang diharapkan mampu untuk
menunjang perusahaan (Hani dan Rahmi, 2014). Aktiva terdiri dari beberapa
jenis, yaitu aktiva lancar yang berupa kas atau aktiva lain yang dapat diubah
menjadi kas dan aktiva tetap yang merupakan kekayaan jangka pajang yang
dimiliki oleh perusahaan (Zimmerer et al., 2009). Aktiva merupakan sumber daya
perusahaan yang digunakan untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan.
Menuruk wujudnya aktiva terbagi menjadi aktiva barang berwujud seperti tanah,
gedung, peralatan, uang tunai, simpanan dibank dan aktiva tidak berwujud seperti
hak paten, royalty, dan lain-lain (Shatu, 2016).
2.3.2. Pasiva
Pasiva merupakan kewajiban atau utang yang dimiliki, baik yang jatuh
tempo kurang dari satu tahun maupun lebih dari satu tahun, pasiva lancar yaitu
hutang yang harus segera dikembalikan dalam kurun waktu satu tahun
sedangkan
pasiva
jangka
panjang
dapat
dikembalikan
dalam
kurun
waktu lebih dari satu tahun (Ramdhan, 2015). Pasiva disebut juga liabilities yaitu
kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga untuk melakukan pembayaran uang
atau penyerahan barang atau jasa pada kurun waktu tertentu (Priyatno, 2009).
2.3.3. Penyusutan
Penyusutan dapat diartikan sebagai metode perhitungan biaya yang
dikeluarkan dalam satu periode dari pembelian suatu investasi. Aset tetap menjadi
beban penyusutan dalam laporan rugi laba secara konstan atau tetap selama umur
manfaat aset tetap tersebut (Mairuhu dan Tinangon, 2014). Investasi memiliki
umur atau usia pemakaian yang semakin waktu akan semakin berkurang nilai jual
investasi tersebut, hal tersebut dikatakan bahwa investasi atau aset mengalami
penyusutan (Pontoh, 2013).
2.3.4. Biaya Hutang
Hutang merupakan salah satu cara memperoleh dana dari pihak eksternal
yaitu kreditor. Dana yang diberikan oleh kreditor dalam hal pendanaan terhadap
perusahaan tersebut menimbulkan biaya hutang bagi perusahaan, dimana biaya
hutang (cost of debt) merupakan tingkat bunga yang diterima oleh kreditor sebagai
tingkat pengembalian yang diisyaratkan (Yunita, 2012). Kondisi perusahaan
dengan keadaan biaya hutang yang tinggi maka perusahaan berusaha menutupi
keadaan perusahaan yang sebenarnya agar tidak terjadi peristiwa penurunan harga
saham (Juniarti dan Sentosa, 2009).
2.3.5
Modal
Modal adalah salah satu faktor penting produksi perusahaan yang dapat
berbentuk uang maupun barang, misalnya mesin, barang-barang dagangan dan
lain sebagainya yang mendukung jalannya usaha. Jenis modal dibagi menjadi 2
yaitu modal asing atau utang dan modal sendiri (Riyanto, 2010). Modal
merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan berupa selisih antara aktiva dan
dan utang (Bahri, 2016).
2.4.
Laporan Laba Rugi
Perusahaan dalam keberjalanannya membutuhkan pencatatan terhadap
keadaan keuangan. Laporan laba rugi adalah laporan yang memberikan informasi
tentang komposisi keuangan penjualan, harga pokok, dan biaya perusahaan
selama periode tertentu (Pongoh, 2013). Laporan laba rugi sengaja dibuat agar
dapat menampilkan evaluasi dari kinerja perusahaan. Laporan laba rugi berfungsi
sebagai pemberi informasi bagi perusahaan untuk melakukan pertimbangan dalam
mengambil keputusan di masa yang akan datang (Sembiring dan Azhar, 2015).
Laporan laba rugi dalam penyusunannya, terdapat beberapa komponen.
Laporan laba rugi terdiri dari penjualan bersih, harga pokok penjualan, laba (rugi)
kotor, beban usaha, penghasilan (beban) lain-lain, laba (rugi) sebelum pajak
penghasilan, beban (manfaat) pajak penghasilan, dan laba (rugi) setelah pajak
penghasilan (Sulistiyowati, 2010). Laporan laba rugi memiliki dua bentuk utama.
Bentuk single step yang menggabungkan seluruh penghasilan dan biaya yang
termasuk pokok dan di luar pokok, sedangkan bentuk multiple step yang
memisahkan antara komponen usaha pokok dan di luar pokok (Pongoh, 2013).
2.4.1
Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan faktor penting dalam produksi produk. Biaya
produksi adalah sebagian dari total faktor produksi yang dikorbankan dalam
menghasilkan suatu produk (Batubara, 2013). Biaya produksi dibagi menjadi
biaya tetap, biaya variabel, dan biaya total. Biaya tetap adalah biaya yang nilainya
tetap dan tidak terpengaruh produksi, biaya variabel adalah biaya yang berubah
nilainya dan terpengaruh produksi, dan biaya total adalah jumlah dari biaya tetap
dan biaya variabel (Ngamel, 2012).
2.4.2. Pendapatan
Pendapatan bagi perusahaan sangatlah penting karena menyangkut
pemasukan atau penerimaan bagi kas perusahaan. Pendapatan adalah segala
penghasilan yang didapatkan oleh perusahaan dari kegiatan penjualan barang dan
jasa pada periode tertentu (Mosal, 2013). Pendapatan dapat dihitung dengan
mencari penerimaan dari total penjualan produk atau jasa perusahaan terlebih
dahulu. Pendapatan mempunyai rumus yaitu selisih antara total penerimaan dan
total biaya yang dikeluarkan perusahaan (Fauzan, 2016).
2.4.3. Pajak Perusahaan
Perusahaan dalam mendapatkan laba mempunyai kewajiban kepada negara
berupa pajak. Pajak perusahaan adalah kewajiban yang harus dibayarkan oleh
perusahaan kepada negara atas nilai pendapatan yang disdapatkan perusahaan
tersebut dalam kegiatan penjualan (Kurniasih dan Sari, 2013). Pajak perusahaan
memiliki beberapa jenis dengan nilai yang berbeda-beda. Pajak perusahaan dibagi
menjadi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) (Gunadi, 2009).
2.4.4. Earning Before Interest and Tax (EBIT)
Pendapatan perusahaan tidak selalu langsung masuk ke kas perusahaan.
Pendapatan perusahaan berupa laba kotor yang masih belum dipotong bunga
hutang dan pajak pada negara disebut sebagai Earning Before Interest and Tax
(EBIT) (Likumahua, 2013). Pendapatan tersebut perlu dihitung nilainya. EBIT
didapatkan dari laba kotor perusahaan yang belum dikurangi oleh bunga hutang
dan pajak (Adiwiratama, 2012).
2.4.5. Earning Before Tax (EBT)
Pendapatan perusahaan tidak selalu langsung masuk ke kas perusahaan.
Pendapatan perusahaan berupa laba kotor yang masih belum dipotong pajak pada
negara disebut sebagai Earning Before Tax (EBT) (Rosyadi, 2017). Pendapatan
tersebut perlu dihitung nilainya. EBT didapatkan dari selisih antara laba kotor
perusahaan dikurangi dengan kewajiban lain selain pajak (Alim, 2009).
2.4.6. Earning After Tax (EAT)
Pendapatan perusahaan tidak selalu langsung masuk ke kas perusahaan
sebelum melunasi kewajiban yang ada. Pendapatan perusahaan berupa laba yang
sudah dikurangi oleh pajak disebut sebagai Earning After Tax (EAT) dan
merupakan pendapatan bersih perusahaan (Egam et al., 2017). Pendapatan
tersebut perlu dihitung nilainya. EAT didapatkan dari selisih antara laba sebelum
pajak dikurangi dengan pajak (Arifin, 2018).
2.5.
Operating Cash Flow
Operatimg cash flow adalah kas yang timbul dari sebuah kegiatan
operasional perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran, dan
biaya-biaya. Operating cash flow merupakan suatu proses yang didalamnya
terjadi aliran kas masuk dan aliran kas keluar akibat operasi perusahaan
(Pancawardani, 2009). Fungsi operating cash flow sangat penting bagi perusahaan
yaitu salah satunya untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Fungsi
operating cash flow adalah sebagi indikator perusahaan dalam menghasilkan arus
kas yang cukup dalam kegiatan operasional perusahaan tersebut (Jemmi, 2010).
BAB III
MATERI DAN METODE
Tugas makalah kelompok Manajemen Keuangan Agribisnis ini dibuat
dikirim pada hari Sabtu,02 mei 2020. Tugas kelompok manajemen keuangan
agribisnis ini dilaksankan melalui online/sistem daring dan dibuat oleh masingmasing anggota kelompok di rumahnya masing-masing.
3.1.
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam tugas makalah kelompok ini adalah data
sekunder. Data diperoleh melalui sumber data penelitian yang diperoleh melalui
media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang
telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan
secara umum, diantaranya adalah sejarah perusahaan, jumlah modal, jumlah
investasi, biaya produksi, dan penerimaan perusahaan.
3.2.
Metode analisis data
Metode analisis data yaitu rumus yang dibutuhkan antara lain rumus
penyusutan, biaya produksi, pendapatan, EBT dan EAT.
3.2.1. Penyusutan
Rumus penyusutan adalah sebagai berikut :
Penyusutan
=
Harga perolehan – Nilai Residu
Umur Ekonomi
(Mairuhu dan Tinangon, 2014)
................................................ (1)
3.2.2. Biaya Produksi
Rumus biaya produksi adalah sebagai berikut :
TC
= FC + VC ....................................................................................... (2)
Keterangan
:
TC
: total cost
FC
: fix cost / biaya tetap
VC
: variable cost / biaya variabel
(Supartama et al., 2013)
3.2.3. Pendapatan
Rumus pendapatan adalah sebagai berikut :
I
= TR – TC ......................................................................................... (3)
(Laila et al., 2012)
Keterangan
I
TR
TC
3.2.4
:
: income / pendapatan
: total revenue / penerimaan
: total cost
Earning Before Tax (EBT)
Eainign before tax (EBT) adalah pendapat kotor sebelum pajak yang
dihitung sebelum dikurangi pajak penghasilan dan sudah dikurangi bunga
pinjaman.
EBT
= Pendapatan – (Pendapatan x Bunga) .................................................... (4)
3.2.5
Earning After Tax (EAT)
EAT adalah pendapatan bersih atau pendapatan yang diperoleh setelah
pengurangan pajak dan bunga.
EAT
= EBIT – pajak .......................................................................... (5)
(Hermanto, 2009)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum
PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada
tanggal 2 Oktober 1973 berdasarkan akta Notaris Tan Thong Kie No. 3. Akta
pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No.Y.A.5/41/9 tanggal 6 Februari 1974, dan diumumkan dalam
Lembaran Berita Negara No. 18, Tambahan No. 93 tanggal 1 Maret 1974.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir
berdasarkan akta Notaris No. 120 tanggal 23 Mei 2008 oleh Dr. Irawan Soerodjo,
SH, Msi., untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas dan mengenai peningkatan modal dasar perseroan.
Perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-68270.AH.01.02
Tahun 2008, tanggal 23 September 2008.
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha
Perusahaan meliputi bidang perikanan termasuk mengambil, mengolah, menjual
serta menjalankan usahausaha di bidang perdagangan hasil perikanan. Perusahaan
dan pabriknya berkedudukan di jalan Laks. R.E. Martadinata 1, Tanjung Priok,
Jakarta, dan mempunyai cabang-cabang di Kendari dan Kupang, Perusahaan
memulai usaha komersial pada tahun 1983.
Pada tanggal 28 Februari 2000, DSFI memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DSFI (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham
dengan harga penawaran Rp900,- per saham dan disertai 25.000.000 Waran seri I
dan periode pelaksanaan mulai dari 26 September 2000 sampai dengan 24 Maret
2003 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp900,- per saham. Saham dan Waran
Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 24 Maret
2000.
Sejarah Pencatatan Saham nya Sebagai berikut :
Jenis Pencatatan
Saham Perdana @ Rp900,Pencatatan Saham Pendiri (Company
Listing)
Waran Seri I (2000 s/d 2002)
Saham
Tgl
Pencatatan
50.000.000
24-Mar-2000
125.000.000
24-Mar-2000
41.103.750
Pemecahan Saham (Stock Split)
712.464.000
22-Jan-2001
Penawaran Terbatas (Right Issue I)
928.567.750
24-Jul-2007
Secara umum, DSFI sebenarnya bergerak dalam bidang perikanan dan segala
yang terkait di dalamnya. Perusahaan ini sudah beroperasi selama 40 tahun.
Dalam menjalankan usahanya Dharma Samudera melakukan kerjasama dengan
ribuan nelayan. Hal tersebut dilakukan guna menjamin tersedianya pasokan ikan
yang berkelanjutan dan sistematis.
Adapun tipe saham DSFI adalah termasuk dalam kategori saham second bahkan
third liner. Pergerakan harganya di bursa juga terbilang volatile (naik-turunnya
drastis). Sekalipun begitu, banyak juga trader ulung yang sering bermain dan cuan
di saham ini karena walu terkadang ia tidur sangat lama, tapi begitu bergerak bisa
langsung masuk UMA karena kenaikan harganya yang tajam. Seperti pada tanggal
21 Maret 2018, saham DSFI bahkan naik hingga 34% dalam sehari.
Di bawah ini adalah profil saham DSFI berdasarkan nama, tempat usaha,bidang
usaha,Produk yang ditawarkan dan kontaknya yang bisa dihubungi.
Nama
PT : Dharma Samudera Fishing Ind. Tbk
Alamat Kantor : Jl. Laks. RE Martadinata I Tanjung Priok Jakarta
Bidang Usaha Utama : Perikanan dan pengolahan hasil Laut
Sektor : TRADE, SERVICES & INVESTMENT
Sub Sektor : OTHERS
Visi & Misi
Dalam menjalankan usahanya, Dharma Samudera menekankan prinsip-prinsip
yang terarah dan terpadu berikut ini:
Visi
Pengembangan lini produksi untuk reexport ke pasar di seluruh dunia, dan
mengembangkan jaringan penjualan dan ekspor baru.
Secara berkelanjutan menjaga sumber daya alam Indonesia, khususnya
keanekaragaman hayati lautnya.
Misi
Membangun hubungan baik dengan nelayan dan masyarakat pesisir di Nusantara
bersamaan dengan melakukan Kerjasama Operasional dengan para pemasok
untuk menghasilkan produk kualitas terbaik sesuai permintaan pasar serta
memotong biaya produksi.
Menjadi produsen dan pengolah produk makanan laut yang memiliki keunggulan
yang kompetitif, dan berkelanjutan, serta mampu memberi manfaat optimal bagi
perusahaan dan semua masyarakat terkait.
Bekerja sama dengan pemerintah dalam membangun kesejahteraan ekonomi dan
sosial di Negara Indonesia.
4.2. Modal
Berdasarkan hasil praktikum manajemen keuangan di perusahaan Peternakan
Watur Simbar didaptkan hasil total modal sebesar Rp. Rp 8.771.978.333. Modal
merupakan
sebuah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sugiyono (2008) yang berpendapat bahwa adalah jumlah dari
asset peusahaan untuk memprodusi suatu barang.Faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya suatu modal adalah keperluan perusahaan itu sendiri besar atau
kecilnya, siklus perusahaan, piutung perusahaan dan resiko penurunan modal.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Sutrisno (2006) yang menyatakan bahwa
jumlah besar kecilnya subuah modal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain sifat atau jenis perusahaan, waktu yang diperlukan, tingkat perputaran
persediaan, tingkat perputaran piutang, siklus usaha, dan resiko kemungkinan
penurunan harga aktiva lancar.
4.3 Biaya Produksi
4.
Investasi
Berdasarakan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 1. Investasi
Jenis Investasi
Lahan
Bangunan
Peralatan :
Autoclave
besar
Mesin
penyortir
Vacum besar
Etalase
pendingin
Pisau
Ember
wadah ikan
15
Nilai Awal
(Rp)
4.500.000.000
5.400.000.000
30.000.000
5
60.000.000
1
5.000.000
5
5.000.000
Buah
2
100.000.000
5
200.000.000
Set
1
35.000.000
8
35.000.000
Buah
Buah
Buah
120
45
25
20.000
25.000
90.000
1
1
3
2.400.000
1.125.000
2.250.000
Satuan
Jumlah
m2
m2
1.800
1.800
Buah
2
Buah
Harga Satuan
(Rp)
2.500.000
3.000.000
Umur
(tahun)
Etalase
Set
3
150.000.000
5
450.000.000
penjualan
Mixer
Buah
3
10.000.000
5
30.000.000
instalasi air
Set
1
50.000.000
10
50.000.000
Mobil box
Buah
10
110.000.000
5
1.100.000.000
Jumlah
495.635.000
11.835.775.000
Sumber: Data Primer Praktikum Manajemen Keuangan Agribisnis, 2019.
Berdasarkan tabel diketahui bahwa jumlah investasi adalah sebesar Rp
11.835.775.000,- yang digunakan untuk mendirikan perusahaan dan menunjang
proses produksi ikan bandeng. Hal ini sesuai dengan pendapat Tandeilin (2010)
yang menyatakan bahwa Investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai
suatu usaha. Investasi dapat berupa investasi riil yang berbentuk fasilitas untuk
kegiatan produksi perusahaan seperti tanah, bangunan dan peralatan, sedangkan
investasi finansial merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang tidak
berkontribusi langsung terhadap produksi perusahaan, seperti saham, obligasi dan
lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasuha et al (2013) yang
menyatakan bahwa investasi dapat berupa investasi riil dan investasi finansial.
Tabel 2. Penyusutan.
Jenis
Nilai Akhir
Investasi
(Rp)
Lahan
Bangunan
50.000.000
Peralatan :
Autoclave
5.000.000
besar
Mesin
800.000
penyortir
Vacum besar
8.000.000
Etalase
1.200.000
pendingin
Pisau
240.000
Ember
100.000
wadah ikan
150.000
Etalase
50.000.000
Penyusutan
(unit)
198.148
Penyusutan
(Rp)
356.666.667
2
5.500.000
11.000.000
buah
1
840.000
840.000
buah
2
19.200.000
38.400.000
Set
1
4.225.000
4.225.000
buah
buah
buah
Set
120
45
25
3
18.000
22.778
28.000
26.666.667
2.160.000
1.025.000
700.000
80.000.000
Satuan
Jumlah
m2
m2
1800
1800
buah
penjualan
Mixer
600.000
buah
3
1.960.000
5.880.000
instalasi air
1.000.000
Set
1
4.900.000
4.900.000
Mobil box
60.000.000
buah
10
20.800.000
208.000.000
Jumlah
177.090.000
84.358.593
713.796.667
Sumber: Data Primer Praktikum Manajamen Keuangan Agribisnis, 2019.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
total nilai penyusutan persediaan perusahaan sebesar Rp 593.796.667,- nilai
penyusutan didapat dari perhitungan selisih antara nilai awal dikurangi nilai akhir
dan dibagi dengan lama penyusutan suatu barang. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kusrianto (2010) yang menyatakan bahwa rumus dalam mencari penyusutan yaitu
nilai awal dikurangi nilai akhir suatu barang dan dibagi dengan lama
penyusutannya. Penyusutan sangat berpengaruh terhadap kondisi Break Even
Point suatu perusahaan karena termasuk dalam biaya tetap perusahaan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Malombeke (2013) yang menyatakan bahwa analisis
Break Even Point mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,
keuntungan, dan volume aktivitas.
4.3.
Neraca Keuangan Perusahaan
Berdasarakan praktikum yang dilakukan diperoleh hasil neraca keuangan
perusahaan sebagai berikut:
Tabel 3. Neraca Keuangan Perusahaan
Aktiva
Hutang
Aktiva Lancar
Kas
Rp 850.000.000 Hutang Bank
Total Aktiva
Lancar
Rp 850.000.000 Total Hutang
Pasiva
Rp 3.200.000.000
Rp 3.200.000.000
Aktiva Tetap
Modal
Lahan
Rp 4.500.000.000 Modal sendiri Rp 8.771.978.333
Bangunan
Rp 5.400.000.000 Total Modal Rp 8.771.978.333
Autoclave besar
Rp 60.000.000
Mesin penyortir
Rp 5.000.000
Vacum besar
Rp 200.000.000
Etalase Pendingin
Rp 35.000.000
Pisau
Rp 2.400.000
Ember
Rp 1.125.000
Wadah ikan
Rp 2.250.000
Etalase Penjualan
Rp 450.000.000
Mixer
Rp 30.000.000
Instalasi air
Rp 50.000.000
Mobil Box
Rp 1.100.000.000
Penyusutan
Rp 713.796.667
Total AktivaTetap Rp11.121.978.333
Total Aktiva
Rp11.971.978.333 Total Pasiva Rp11.971.978.333
Sumber: Data Primer Praktikum Manajemen Keuangan, 2019.
Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan bahwa neraca keuangan
Elrina aktiva dan pasiva sebesar Rp 11.971.978.333,- (lampiran 1). Neraca
perusahaan terdiri dari aktiva dan pasiva. Aktiva merupakan sumber ekonomi dari
suatu perusahaan dan pasiva yaitu kewajiban yang harus ditanggung suatu
perusahaan pada masa yang akan datang. Hal ini sesuai dengan pendapat Hani dan
Rahmi (2014) yang menyatakan bahwa aktiva merupakan sumber daya ekonomi
yang diharapkan memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak langsung
kepada arus kas perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini didukung oleh
pendapat Priyatno (2009) yang menyatakan bahwa pasiva disebut juga liabilities
yaitu kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga untuk melakukan pembayaran
uang atau penyerahan barang atau jasa pada kurun waktu tertentu
Total aktiva besarnya sama dengan total pasiva, total aktiva diperoleh dari
aktiva lancar dan aktiva tetap sedangkan total pasiva diperoleh dari hutang lancar
dan modal. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2009) yang menyatakan bahwa
neraca terdiri dari aktiva dan pasiva, aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva
tetap sedangkan pasiva terdiri dari hutang lancar, hutang jangka panjang, dan
modal. Hal ini didukung oleh pendapat Zimmerer et al. (2009) yang menyatakan
bahwa aktiva lancar terdiri dari kas dan aktiva lain yang dapat diubah menjadi kas
dalam waktu satu tahun atau dala siklus operasi normal perusahaan sedangkan
aktiva tetap yaitu aktiva yang diperoleh untuk pemakaian jangka panjang dalam
perusahaan.
4.4.
Laporan Laba Rugi
Berdasarkan Lampiran 2 didapatkan hasil bahwa nilai laba bersih dari
penjualan bandeng olahan pada periode tahun 2018 sebesar Rp 6.073.851.300,bahwa laba bersih diperoleh dari selisih antara laba sebelum kotor dikurangi
dengan pajak. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2018) yang menyatakan
bahwa pendapatan setelah pajak didapatkan dari selisih antara laba sebelum pajak
dikurangi dengan pajak. Pendapatan akhir suatu perusahaan yaitu kondisinya
sudah dikurangi dengan pajak, sangat mempengaruhi nilainya terhadap evaluasi
akhir bahwa perusahaan sedang rugi atau untung. Hal ini sesuai dengan pendapat
Fauzan (2016) yang menyatakan bahwa pendapatan mempunyai rumus yaitu
selisih antara total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan perusahaan.
4.5.
Operating Cash Flow
Berdasarkan praktikum manajemen keungan didapatkan total operating
cash flow selama 3 tahun terakhir adalah sebesar Rp 15.407.393.301,- Operating
cash flow adalah aliran kas dari sebuah kegiatan perusahaan. Hal ini sesusai
dengan pendapat Pancawardani (2009) yang menyatakan bahwa operating cash
flow merupakan aliran kas masuk dan kas keluar akibat dari operasi perusahaan
yang dilakukan. Operating cash flow yang ada dapat dijadikan indikator keungan
suatu perusahaan untuk melakukan kegiatan operasional. Hal ini sesuai dengan
pendapat Jemmi (2010) yang menyatakan bahwa hasil dari Operating cash flow
dapat berfungsi sebagai indikator perusahaan dalam menghasilkan kas guna untuk
kegiatan operasional perusahaan itu sendiri.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan
Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa PT. merupakan
perusahaan yang memproduki produk olahan bandeng yang berlokasi di Jalan
Pandanaran No. 57, Kota Semarang. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1991 yang
dipimpin oleh Bapak Daniel. Berdasarkan hasil praktikum yang diketahui bahwa
perusahan
PT.
Bandeng Juwan
Elrina
menghasilkan
total
aktiva
Rp
11.971.978.333,-. Laba bersih Rp 5.317.003.333,- total operating cash flow
selama periode tiga tahun berturut-turut adalah sebesar Rp 15.407.393.301,- dan
biaya penyusutan Rp 713.796.667,-. dapat dikatakan memiliki manajemen
keuangan yang baik karena nilai pendapatan bersih yang dihasilkan telah sesuai
atau diatas standar.
5.2.
Saran
Saran yang diberikan adalah sebaiknya praktikum dilakukan pada
perusahaan yang tidak terlalu besar agar trasnparan dalam memberi informasi
keungan perusahaan. Wawancara sebaiknya dilakukan dengan disiplin karena
merupakan berhubungan denga suatu lembaga resmi.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwiratama, J. 2012. Pengaruh informasi laba, arus kas dan size perusahaan
terhadap return saham (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di bei). J. Ilmiah Akuntansi dan Humanika. 2 (1): 1 – 25.
Ahmad, Y. dan J. Halim. 2009. Memahami manajemen keuangan dalam teknologi
informasi. J. SAINTIKOM 5 (2) : 197-210
Alim, S. 2009. Manajemen laba dengan motivasi pajak pada badan usaha
manufaktur di indonesia. J. Keuangan dan Perbankan. 13 (3): 444 – 461.
Arifin, J. 2009. Solusi Total Bisnis UKM Berbasis Komputer dengan Microsoft
Excel. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Arifin, J. 2018. Mengupas Kedahsyatan Fungsi TEXT Microsoft Excel. PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Bahri, S. 2016. Pengantar Akuntansi. Penerbit CV. Andi Offset, Yogyakarta.
Batubara, H. 2013. Penentuan harga pokok produksi berdasarkan metode full
costing pada pembuatan etalase kaca dan alumunium di ud. Istana
alumunium manado. J. EMBA. 1 (3): 217 – 224.
Egam, G. E. Y., V. Ilat dan S. Pangerapan. 2017. Pengaruh return on asset (roa),
return on equity (roe), net profit margin (npm), dan earning per share
(eps) terhadap harga saham perusahaan yang tergabung dalam indeks
lq45 di bursa efek indonesia periode tahun 2013-2015. J. EMBA. 5 (1):
105 – 114.
Fauzan, M. 2016. Pendapatan, risiko, dan efisiensi ekonomi usahatani bawang
merah di kabupaten bantul. J. Agraris. 2 (2): 107 – 117.
Gunadi. 2009. Akuntansi Pajak. Grasindo, Jakarta.
Hani, S dan D. A. Rahmi. 2014. Analisis pertumbuhan penjualan dan struktur
aktiva terhadap struktur pendanaan eksternal. J. Manajemen dan Bisnis. 1
(14): 89 – 97.
Jemmi, B. K. (2010). Pengaruh cash flow terhadap leverage dan investasi serta
dampaknya terhadap nilai perusahaan. J. Ekonomi dan Kewirausahaan 10
(2): 93 – 108.
Juniarti dan A. A. Sentosa. 2009. Pengaruh good corporate governance, voluntary
disclosure terhadap biaya utang (cost of debt). J. Akuntansi Keuangan. 11
(2): 88 – 100.
Kurniasih, T. dan M. M. R. Sari. 2013. Pengaruh return on assets, leverage,
corporate governance, ukuran perusahaan dan kompensasi rugi fiskal
pada tax avoidance. J. Buletin Studi Ekonomi. 18 (1): 58 – 66.
Laila, N., Z. Ana, dan J. Achmad. 2012. Analisis pendapatan usahatani padi
(Oryza sativa L.) benih varietas Ciherang yang bersertifikasi dan tidak
bersertifikasi di Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu
Sungai Tengah. J. Media Sains. 4 (1): 72 – 81.
Likumahua, D. 2013. Analisis kebangkrutan bank terhadap harga saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar dibursa efek indonesia. J. Keuangan
dan Bisnis. 11 (1): 120 – 144.
Mairuhu, S. dan J. J. Tinangon. 2014. Analisis penerapan metode penyusutan
aktiva tetap dan implikasinya terhadap laba perusahaan pada PERUM
BULOG Divre Sulut dan Gorontalo. J. Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi. 2 (4) : 404 – 412.
Mosal, M. M. 2013. Analisis efektivitas, kontribusi pajak parkir terhadap
pendapatan asli daerah (pad) dan penerapa akuntansi di kota manado. J.
Ekonomi Manajemen Bisnis Akuntasi. 1 (4): 374 – 382.
Nasuha, R., M. Dzulkirom, dan Z. A. Zahroh. 2013. Analisis metode capital asset
pricing model dalam upaya pengambilan keputusan terhadap investasi
saham. J. Administrasi Bisnis. 5 (1): 1-8.
Ngamel, A. K. 2012. Analisis finansial usaha budidaya rumput laut dan nilai
tambah tepung karaginan di kecamatan kei kecil, kabupaten maluku
tenggara. J. Sains Terapan. 2 (1): 68 – 83.
Pancawardani, N. L. (2009). Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan
metode analisa cash flow ratio. J. Ilmiah Ekonomi. 4 (2): 20 – 31.
Pongoh, M. 2013. Analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan pt.
bumi resources tbk. J. EMBA. 1 (3): 669 – 679.
Priyatno, D. 2009. Akuntansi Sederhana untuk UKM dengan MS Excel. Penerbit
Mediakom, Yogyakarta.
Pontoh, W. 2013. Akuntansi Konsep dan Aplikasi. Penerbit Moeka. Jakarta.
Ramdhan, H. 2015. Startupreneur. Penebar Plus, Jakarta.
Riyanto, B. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPPE, Yogyakarta
Rosyadi, I. 2017. Komparasi efisiensi perbankan syariah dan perbankan
konvensional di indonesia. J. Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia. 2
(1): 61 – 74.
Sembiring, M. A. dan Z. Azhar. 2015. Implementasi metode rough set untuk
menganalisa laba/rugi pada suatu perusahaan distributor (studi kasus :
usaha kita ps payakumbuh). J. Teknologi dan Sistem Informasi. 2 (1): 1 –
6.
Shatu, Y. P. 2016. Kuasai Detail Akutansi Laba dan Rugi. Pustaka Ilmu Semesta,
Yogyakarta.
Sugianto, I. dan Nugraha. 2017. Analisis komparatif metode rasio keuangan dan
economic value added untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. J.
Economica 2 (2) : 1-14.
Sulistiyowati, L. 2010. Panduan Praktis Memahami Laporan Keuangan. PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Supartama, M., M. Antara, dan A. R.Rustam. 2013. Analisis pendapatan dan
kelayakan usahatani padi sawah di Subak Baturiti Desa Balinggi
Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong. J. Agrotekbis. 1 (2):
166 – 172.
Tandeilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Yunita, N. 2012. Pengaruh corporate governance terhadap voluntary disclosure
dan biaya hutang. J. Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. 1 (1): 90 – 96 .
Zimmerer, T. W., N. M. Scarborough dan D. Wilson. 2009. Kewirausahaan dan
Manajemen Usaha Kecil. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Neraca Keuangan
Aktiva
Pasiva
Aktiva Lancar
Kas
Hutang
Rp 850.000.000 Hutang Bank
Rp 3.200.000.000
Total Aktiva
Lancar
Rp 850.000.000 Total Hutang
Rp 3.200.000.000
Aktiva Tetap
Lahan
Bangunan
Autoclave besar
Mesin penyortir
Vacum besar
Etalase Pendingin
Pisau
Ember
Wadah ikan
Etalase Penjualan
Mixer
Instalasi air
Mobil Box
Penyusutan
Total AktivaTetap
Total Aktiva
Modal
Rp 4.500.000.000 Modal sendiri Rp 8.771.978.333
Rp 5.400.000.000 Total Modal Rp 8.771.978.333
Rp 60.000.000
Rp 5.000.000
Rp 200.000.000
Rp 35.000.000
Rp 2.400.000
Rp 1.125.000
Rp 2.250.000
Rp 450.000.000
Rp 30.000.000
Rp 50.000.000
Rp 1.100.000.000
Rp 713.796.667
Rp11.121.978.333
Rp11.971.978.333 Total Pasiva Rp11.971.978.333
Lampiran 2. Laporan Laba Rugi
PT.
Laporan Laba Rugi
per Desember 2018
Penerimaan
Jumlah penjualan x Harga/unit(108.000 kg x
Rp 120.000)
Biaya
Biaya Tetap
a.
Gaji Karyawan
b.
Penyusutan
c.
PBB
Biaya Variabel
a. Ikan Bandeng
b. Bumbu dapur
c. Bahan bakar
d. Dus kemasan
e. Listrik
f. Plastik
g. Gas LPG
Total Biaya
Total Biaya Per Tahun
Laba bersih sebelum pajak (EBT)
Pajak (1 %)
Laba bersih (EAT)
12.960.000.000
3.227.000.000
713.796.667
16.200.000
180.000.000
34.500.000
11.250.000
33.000.000
4.200.000
750.000
19.200.000
4.239.896.667
5.317.003.333
53.170.033
5.263.833.300
5.317.003.333
Lampiran 3. Operating Cash Flow
Tahun
2016
2017
2018
Investasi
(Rp)
11.835.775.000
Penerimaan
Biaya
Penyusutan
(Rp)
(Rp)
(Rp)
8.425.000.000 5.642.000.000 713.796.667
11.250.000.000 5.950.000.000 713.796.667
12.960.000.000 7.351.796.667 713.796.667
Tahun
Pajak (1%)
2016
2017
2018
27.830.000
53.000.000
53.170.033
Operating Cash Flow
EAT (Rp)
2.755.170.000
5.247.000.000
5.263.833.300
EBT
(Rp)
2.783.000.000
5.300.000.000
5.317.003.333
EAT +
Penyusutan
3.468.966.667
5.960.796.667
5.977.629.967
15.407.393.301
Lampiran 4. Perhitungan Biaya Penyusutan
Jenis Investasi
Nilai Awal
Nilai Akhir
Umur
Penyusutan
---------------(Rp)-----------(Tahun) -------(Rp)------4.500.000.000
5.400.000.000 50.000.000
15
356.666.667
Lahan
Bangunan
Peralatan :
Autoclave besar
60.000.000
5.000.000
Mesin penyortir
5.000.000
800.000
Vacum besar
200.000.000
8.000.000
Etalase pendingin
35.000.000
1.200.000
Pisau
2.400.000
240.000
Ember
1.125.000
100.000
wadah ikan
2.250.000
150.000
Etalase penjualan
450.000.000 50.000.000
Mixer
30.000.000
600.000
instalasi air
50.000.000
1.000.000
Mobil box
1.100.000.000 60.000.000
Jumlah
11.835.775.000 177.090.000
5
5
5
8
1
1
3
5
5
10
5
Nilai awal-Nilai akhir
Rumus Penyusutan
=
Biaya Penyusutan Bangunan
5.400.000.000-50.000.000
=
15
lama masa penyusutan
= Rp 356.666.667
Biaya Penyusutan Autoclave besar
60.000.0000-5.000.000
=
5
= Rp 11.000.000
5.000.000-800.000
Biaya Penyusutan Mesin Pernyortir =
5
= Rp 840.000
\
Lampiran 4. (Lanjutan).
11.000.000
840.000
38.400.000
4.225.000
2.160.000
1.025.000
700.000
80.000.000
5.880.000
4.900.000
208.000.000
713.796.667
Biaya Penyusutan Vacum Besar
200.000.000-8.000.000
=
5
= Rp 38.400.000
35.000.000-1.200.000
Biaya Penyusutan Etalase Pendingin =
8
= Rp 4.225.000
Biaya Penyusutan Pisau
2.400.000-240.000
=
1
= Rp 2.160.000
Biaya Penyusutan Ember
1.125.000-100.000
=
1
= Rp 1.025.000
Biaya Penyusutan Wadah Ikan
2.250.000-150.000
=
3
= Rp 700.000
450.000.000-50.000.000
Biaya Penyusutan Etalase Penjualan =
5
= Rp 80.000.000
Biaya Penyusutan Mixer
30.000.000-600.000
=
5
= Rp 5.880.000
Biaya Penyusutan Instalasi Air
50.000.000-1.000.000
=
10
= Rp 4.900.000
Lampiran 4. (Lanjutan).
Biaya Penyusutan Mobil Box
1.100.000-60.000.000
=
5
= Rp 208.000.000
Download