Uploaded by nurulanggraeni130809

Karya Ilmiah Penggunaan Bilangan Cacah d

advertisement
Penggunaan Bilangan Cacah dalam Menentukan Nama Jalan atau Alamat untuk
Proses Penyederhanaan Sistem Peralamatan di Daerah Malang
Oleh:Nurul Anggraeni Hidayati
1.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika adalah ilmu tentang bilangan,
hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian
masalah mengenai bilangan. Matematika memiliki banyak keunggulan. Keunggulan
matematika antara lain:bahasa dan aturannya terdefinisi dengan baik, penalarannya jelas
dan sistematik, dan strukturnya sangat kuat. Dengan matematika, suatu masalah nyata
dapat dilihat sebagai suatu model yang strukturnya jelas, tepat dan bentuknya kompak
(singkat dan jelas). Matematika muncul dalam penerapan bidang-bidang seperti
perdagangan, ekonomi, sosiologi, ekologi, demografi, genetika, elektronika, teknik, dan
fisika.
Matematika terdiri dari banyak unsur. Unsur dalam matematika yang paling dasar
adalah bilangan. Bilangan merupakan sebuah simbol yang melambangkan jumlah
banyaknya suatu obyek, susunan kelompok angka yang memenuhi aturan tertentu.
Bilangan dibedakan menjadi beberapa macam. Di antaranya bilangan real dan bilangan
imajiner. Bilangan real dibedakan lagi menjadi bilangan asli, bilangan prima, bilangan
komposit, bilangan bulat, bilangan genap, bilangan ganjil, bilangan pecahan, bilangan
rasional, dan bilangan irasional.
Bilangan asli:1,2,3,4,…, digunakan untuk menghitung banyaknya obyek suatu
himpunan. Bilangan prima:2,3,5,7,…, merupakan bilangan yang tepat hanya memiliki
dua faktor. Bilangan komposit:4,6,8,9,10,…, merupakan bilangan yang memiliki lebih
dari dua faktor. Bilangan cacah:0,1,2,3,…, merupakan bilangan asli beserta unsur nol.
Bilangan bulat:..,-3,-2,-1,0,1,2,3,…. Bilangan genap:..,-4,-2,0,2,4,..., merupakan bilangan
kelipatan dua. Bilangan ganjil:…,-3,-1,1,3,…, merupakan bilangan bulat selain kelipatan
dua. Bilangan pecahan merupakan bilangan berbentuk m/n dimana m bilangan bulat dan
n bilangan asli dengan m tidak habis dibagi n. Bilangan rasional merupakan bilangan
bertentuk m/n, m bilangan bulat dan n bilangan asli dan m habis dibagi n. Bilangan
1
irasional bukan hasil bagi dari bilangan bulat dan bilangan asli, dan tidak memiliki bentuk
desimal berulang.
Contoh dari manfaat nyata matematika, matematika dapat membantu seseorang dalam
proses pencarian letak tempat secara tepat agar tidak tersesat. Pada proses pencarian
rumah seseorang atau suatu tempat, yang dijadikan sebagai petunjuk adalah alamat.
Dalam penentuan alamat inilah bilangan berperan penting sebagai wakil dari matematika.
Apabila tidak ada bilangan, setiap rumah akan dibuat alamat dengan nama yang berbeda.
Hal ini akan membuat sistem peralamatan menjadi tidak efektif.
Dewasa ini sistem peralamatan di Indonesia, terutama di Kota Malang semakin tidak
teratur. Hal tersebut dikarenakan banyaknya bangunan baru yang baru dibangun. Rumahrumah yang baru dibangun tersebut sebagian besar belum memiliki alamat yang resmi.
Misalnya sebuah perumahan telah dibangun di daerah jalan Gajayana Malang. Perumahan
tersebut bernama Perumahan Jupiter. Rumah-rumah yang ada dalam perumahan tersebut
diberi nama sesuai dengan nama perumahannya. Hal tersebut membuat sistem
peralamatan menjadi kacau. Berdasarkan kasus tersebut, pemberian alamat yang resmi
seharusnya sesuai dengan nama jalan tempat perumahan itu dibangun. Sehingga tidak
mengacaukan sistem peralamatan yang sudah ada sebelumnya.
Kacaunya sistem peralamatan akan menimbulkan banyak masalah. Seperti kekeliruan
pada pengiriman paket atau surat. Meskipun di jaman yang modern ini memang sudah
ada sarana untuk berkomunikasi jarak jauh tanpa repot mengirim surat, tapi tidak
menutup kemungkinan surat masih dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
lembaga pendidikan universitas akan mengadakan seminar untuk meningkatkan
kemampuan menulis artikel mahasiswa dan mahasiswinya. Untuk itu, pihak universitas
mengundang seorang narasumber yang bertempat tinggal tidak jauh dari universitas
tersebut. Meskipun jarak tempat tinggal narasumber
tersebut dekat, mengundang
narasumber dengan mengirim pesan singkat melalui ponsel atau menelepon dinilai tidak
sopan. Maka universitas perlu mengirimkan surat untuk mengundang narasumber
tersebut. Agar proses pengiriman surat ini lancar, maka alamat yang tertera harus sesuai
dengan alamat tempat tinggal narasumber. Jika alamat tidak resmi, akan mempersulit
proses pengiriman surat tersebut.
2
Saat ini juga sedang menjamur jual beli online. Interaksi jual beli ini dengan sistem
pembayaran online atau antar bank. Sedang barangnya akan dikirim melalui jasa
pengiriman barang. Agar barang tersebut sampai pada pembelinya dengan baik,
diperlukan alamat yang benar. Jika sistem peralamatan tidak teratur, maka penjual,
pembeli, dan pengirimnya akan kesulitan.
Oleh karena itu, sistem peralamatan di Indonesia terutama di Kota Malang perlu
dibenahi lagi menjadi lebih efektif untuk mempermudah orang yang bertempat tinggal di
Malang dan sekitarnya itu sendiri. Apabila sistem peralamatan efektif, masyarakat akan
mendapat banyak keuntungan. Keuntungannya antara lain mempermudah masyarakat
ketika mencari keberadaan suatu tempat, proses pengiriman surat dan paket lancar,
pengguna jalan juga dapat memilih jalur yang cepat dan hemat untuk mencapai suatu
tujuan karena sistem peralamatan yang sederhana. Dari keuntungan terakhir, dapat
menghemat waktu dan bahan bakar kendaraan bermotor.
Alamat yang efektif memberikan keuntungan yang besar bagi masyarakat. Alamat
yang efektif dapat diwujudkan dengan proses pengefektifan sistem peralamatan ataupun
penentuan alamat baru dengan memanfaatkan bilangan cacah. Karena pentingnya
bilangan cacah dalam penentuan alamat dan nama jalan ini, maka judul ini diangkat untuk
memudahkan dalam proses pengefektifan sistem peralamatan. Karena di daerah Malang
masih ditemukan sistem peralamatan yang membingungkan masyarakat. Selain itu,
diharapkan dapat membantu dalam menghadapi masalah masalah yang timbul karena
adanya sistem peralamatan yang kurang efektif.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah Umum
Rumusan masalah umum dalam makalah ini yaitu apakah bilangan cacah dapat
dimanfaatkan untuk menentukan nama jalan atau alamat suatu tempat ?
1.2.2
Rumusan Masalah Khusus
Rumusan masalah khusus makalah ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.2.2.1
Bagaimana proses dan hasil dari penggunaan bilangan cacah dalam
penyederhanaan sistem peralamatan di Kota Malang ?
1.2.2.2
Bagaimana efektivitas penggunaan bilangan cacah pada penentuan nama
jalan atau alamat ?
3
2.
Pembahasan
2.1 Proses dan hasil dari penggunaan bilangan cacah dalam penyederhanaaan sistem
peralamatan di Kota Malang
Sistem tata kota adalah untuk mewujudkan wilayah yang aman, nyaman, produktif,
dan ketahanan nasional yang kuat. Sistem tata kota mencakup sistem penataan bangunan
dan sistem peralamatan. Sistem perlamatan tergantung pada sistem penataan bangunan.
Yunus (1999:4) menyatakan sistem penataan bangunan berdasarkan pada beberapa teori,
antara lain teori konsentris yaitu berdasarkan bentuk bangunan dari segi horizontal, teori
ketinggian bangunan, teori sektor yaitu berdasarkan sektor bangunan, teori konsektoral
(Konsentris-Sektoral), teori poros dimana yang berada di tengah kota adalah central
business district, teori pusat kegiatan banyak, teori ukuran kota, dan lain-lain.
Di Indonesia, sudah tidak memungkinkan untuk mengubah sistem penataan
bangunan. Karena untuk mengubah sistem penataan bangunan, maka seluruh bangunan
harus dirubuhkan dan dibangun ulang sesuai dengan teori yang dipilih. Untuk itu,
diperlukan biaya yang besar. Sistem ini lebih diperuntukkan untuk kota yang baru
dibangun. Sistem penataan bangunan ini hanya berkaitan dengan nilai estetika kota,
sehingga tidak perlu diutamakan. Yang perlu diutamakan adalah sistem perlamatan,
karena sistem inilah yang membantu mengefektifkan sistem tata kota sehingga
masyarakat atau penduduk kota mudah dalam setiap kegiatannya. Proses pengefektifan
sistem kota ini dapat dilakukan di Kota Malang, sehingga dapat bermanfaat dalam
membantu penduduk Kota Malang dalam melaksanakan kegiatannya.
Malang merupakan sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Berdasarkan
sensus penduduk pada tahun 2014, penduduk Kota Malang berjumlah 857.891 jiwa. Luas
wilayah Kota Malang adalah 110,06 km2. Kota Malang termasuk kota yang padat
penduduk dengan sektor perekonomian yang beragam dan lembaga pendidikan yang
cukup banyak. Oleh karena itu, bangunan di Malang lebih dominan jika dibandingkan
dengan lahan kosong. Setiap bangunan dan tempat tersebut memiliki alamat.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, alamat adalah tanda, sasaran, tujuan, nama
dan tempat tinggal seseorang, atau nama orang atau tempat yang menjadi tujuan surat
(telegram dan sebagainya). Berdasarkan pendapat dari masyarakat Malang, sistem
peralamatan di Kota Malang masih kurang efektif. Karena banyak bangunan baru yang
dibangun di tengah lahan kosong bekas hutan. Berdasarkan UU Nomor 12 tahun 1950
4
tentang pembentukan daerah baru di Provinsi Jawa Timur, penggunaan lahan baru ini
harus disertai permberian identitas alamat melalui konsultasi dengan pihak pusat daerah.
Namun mayoritas dari pemilik bangunan baru tersebut tidak melaksanakan instruksi
tersebut. Akibatnya, sistem peralamatan di Kota Malang menjadi tidak teratur.
Masalah tersebut harus diatasi dengan penyederhanaan sistem peralamatan. Bilangan
cacah merupakan sebuah solusi untuk membantu proses penyederhanaan alamat ini.
Proses penyederhanaan dengan bilangan cacah ini cukup mudah. Proses ini dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Penggambaran denah atau peta wilayah Malang secara spesifik. Proses ini memiliki
tingkat kesulitan paling tinggi, sebab terdapat beberapa tahap yang cukup rumit.
Antara lain pengamatan dari arah horizontal dan menggambarkannya dalam bentuk
ruang atau tiga dimensi. Proses penggambaran dalam bentuk ruang atau tiga dimensi
itu sendiri terdapat banyak tahapan yang dapat dipelajari dalam ilmu arsitektur. Selain
itu, diperlukan ketelitian yang tinggi agar tingkat kesalahan dapat diminimalisir;
2. Mengidentifikasikan tipe atau teori dari pola struktur bangunan Kota Malang yang
terbentuk. Tipe atau teori bangunan yang dimaksud adalah sistem penataan bangunan.
Misalnya teori konsentris, teori sektor, dan sebagainya. Berkaitan dengan hal ini,
Koestoer (2001:33) menyatakan bahwa meski struktur kota tampak tidak beraturan,
namun kalau dilihat secara seksama memiliki keteraturan pola tertentu. Teori-teori
struktur kota yang digunakan mengkaji bentuk-bentuk penggunaan lahan yang
biasanya terdiri dari penggunaan tanah untuk perumahan, bisnis, industri, pertanian,
dan jasa. Teori struktur kota yang dibahas antara lain teori konsentris, teori sektoral,
dan teori inti ganda;
3. Setelah itu, daerah tersebut digolongkan atau dibagi menjadi beberapa kawasan.
Setiap kawasan diberi nama yang akan menjadi nama depan alamat. Proses penentuan
alamat dapat dilakukan setelahnya, dengan memberikan nomor berdasarkan urutan
bilangan cacah mulai dari satu, sesuai letak setiap bangunan atau tempat secara
berurutan dalam setiap kawasan yang telah dibagi. Sehingga setiap bangunan akan
mendapat sebuah bilangan cacah;
4. Proses penentuan alamat ini diambil dari nama kawasan dan dipadukan dengan
bilangan cacah yang didapat setiap bangunan atau tempat.
5
Dengan proses ini, sistem peralamatan di Indonesia menjadi lebih efektif karena
bangunan atau tempat yang berada dalam satu kawasan memiliki alamat dengan nama
depan yang sama dan nomor yang berurutan berdasarkan bilangan cacah. Penyederhanaan
sistem peralamatan ini harus disertai dengan publikasi kepada masyarakat secara luas dan
pembaruan identitas atau petunjuk jalan. Selain itu, perlu diedarkan daftar alamat-alamat
tempat pelayanan publik disertai dengan peta. Setelah publikasi dilakukan dan
masyarakat dapat mengidentifikasi sistem alamat baru tersebut, masyarakat akan
beradaptasi dengan sistem peralamatan baru tersebut, yang diharapkan dapat
mempermudah masyarakat dalam mengerjakan aktivitas sehari-hari.
Dari pembahasan mengenai proses penentuan alamat menggunakan bilangan
cacah, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada empat tahapan, yakni penggambaran denah
secara spesifik, pengidentifikasian tipe atau teori bangunan yang terbentuk, penggolongan
bangunan tersebut menjadi beberapa kawasan, pemberian nama yang akan menjadi nama
depan alamat, dan pemberian nomor berdasarkan urutan bilangan cacah mulai dari satu,
sesuai letak setiap bangunan atau tempat secara berurutan dalam setiap kawasan yang
telah dibagi. Penentuan alamat ditentukan melalui paduan nama depan dan bilangan cacah
yang didapat setiap bangunan atau tempat. Dengan proses ini, sistem peralamatan di
daerah Malang menjadi lebih efektif karena sistemnya tertata dan berurutan sesuai
bilangan cacah. Selain itu, dengan proses pengefektifan sistem peralamatan, dapat
membantu masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Dari proses penentuan alamat yang meliputi beberapa proses didapatkan sebuah
alamat yang terdiri dari sebuah nama depan dan sebuah bilangan cacah. Dari alamat yang
dimiliki oleh sebuah bangunan atau tempat dengan tempat di sisi kanan atau kirinya
memiliki bilangan yang urut berdasarkan keurutan bilangan cacah, sehingga terdapat
keteraturan dari alamat-alamat gedung atau tempat yang berada dalam satu kawasan.
Keteraturan ini dapat mempermudah proses identifikasi alamat bagi semua masyarakat,
terutama bagi golongan orang awam. Karena sebagian besar orang awam sudah bisa
berhitung berdasarkan urutan bilangan cacah. Inilah tujuan dari proses pengefektifan
alamat dengan menggunakan bilangan cacah.
Sistem tata kota yang baik adalah sistem tata kota yang mempermudah masyarakat
dalam menjalankan aktivitasnya, bukan dari nilai estetikanya. Hal ini menunjukkan
bahwa setelah proses pengefektifan sistem peralamatan Kota Malang, akan terwujudkan
6
Kota Malang yang memiliki sistem tata kota yang baik. Adanya sistem peralamatan
tersebut akan mempermudah masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya.
Melalui pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil dari penggunaan
bilangan cacah pada penentuan nama jalan atau alamat adalah sistem tata kota yang
teratur dengan pembagian daerah menjadi beberapa kawasan dengan nama yang berbeda.
Dimana setiap kawasan memiliki sistem perhitungan sesuai bilangan cacah yang urut
mulai dari suatu sudut tertentu, sehingga mudah diidentifikasi. Kemudahan identifikasi ini
membuat masyarakat menjadi lebih mudah menjalankan aktivitasnya.
2.2 Efektivitas penggunaan bilangan cacah pada penentuan nama jalan atau alamat
Penggunaan bilangan cacah pada penentuan nama jalan atau alamat ini sangat
membantu dalam proses pengefektifan dan penyederhanaan sistem peralamatan, sebab
bilangan cacah berurutan. Selain itu, mayoritas masyarakat termasuk masyarakat awam
sudah familiar dengan bilangan cacah dan dapat mengingat urutannya. Oleh sebab itu,
penggunaan bilangan cacah dianjurkan dalam proses penyederhanaan alamat. Selain
memiliki sistem berurutan yang pasti, bilangan cacah juga memiliki simbol yang mudah
diingat.
Bilangan cacah satu memiliki simbol 1, bilangan cacah dua memiliki simbol 2,
bilangan cacah tiga memiliki simbol 3, dan begitu seterusnya. Simbol ini sudah sangat
terkenal dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat sudah menggunakan simbol-simbol
ini dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam pencetakan mata uang. Dapat dipastikan
bahwa masyarakat luas sudah mengenal simbol bilangan cacah. Sehingga apabila
bilangan cacah digunakan untuk mengefektifkan sistem peralamatan, masyarakat luas
dapat menerimanya dengan baik.
Apabila penentuan nama jalan atau alamat menggunakan bilangan cacah, sistem
peralamat yang didapat juga lebih sederhana. Sebagai contoh kasus, terdapat beberapa
bangunan yang bersebelahan. Apabila menggunakan sistem peralamatan yang
menggunakan bilangan cacah, bangunan tersebut dapat diberi alamat Jalan Gajayana 50
Malang, Jalan Gajayana 51 Malang, dan seterusnya. Sedangkan apabila tidak
menggunakan bilangan cacah, alamat tersebut harus memiliki nama depan yang berbeda
untuk membedakannya. Seperti Jalan Gajayana Malang, Jalan Brawijaya Malang, dan
seterusnya. Alamat dengan nama depan yang berbeda meskipun letaknya bersebelahan,
7
membuat sistem peralamatan kurang efektif. Karena nama alamat setiap berbeda dan sulit
untuk diidentifikasi oleh masyarakat sekitar.
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bilangan cacah
dalam menentukan nama alamat sangat efektif dalam membantu proses penyederhanaan
sistem peralamatan. Bilangan cacah sudah dikenal oleh masyarakat secara luas, dan
mayoritas masyarakat sudah terbiasa menggunakan simbol-simbol bilangan cacah. Selain
itu, bilangan cacah yang memiliki sistem urutan yang jelas juga menunjukkan efektivitas
penggunaan bilangan cacah dalam proses penentuan dan penyederhanaan alamat.
3.
Simpulan
Beberapa pembahasan dari rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini
menunjukkan bahwa bilangan cacah dapat digunakan untuk menentukan nama jalan atau
alamat suatu tempat, sehingga dapat membantu proses pengefektifan sistem peralamat di
kota-kota besar seperti Kota Malang. Bilangan cacah dapat dimanfaatkan untuk
menentukan nama jalan atau alamat suatu tempat dengan beberapa langkah, yaitu
penggambaran denah secara spesifik, pengidentifikasian tipe atau teori bangunan yang
terbentuk, penggolongan bangunan tersebut menjadi beberapa kawasan, pemberian nama
yang akan menjadi nama depan alamat dan pemberian nomor berdasarkan urutan bilangan
cacah mulai dari satu, sesuai letak setiap bangunan atau tempat secara berurutan dalam
setiap kawasan yang telah dibagi. Penentuan alamat ditentukan melalui paduan nama
depan dan bilangan cacah yang didapat setiap bangunan atau tempat. Hasil dari proses ini
adalah sistem peralamatan yang lebih efektif karena sistemnya tertata dan berurutan sesuai
bilangan cacah. Jika proses ini dapat diberlakukan di Kota Malang, akan membuat sistem
peralamatan di Kota Malang menjadi efektif dan membantu masyarakat dalam
melaksanakan aktivitas sehari-harinya.
Bilangan cacah digunakan dalam proses dan penyederhanaan sistem peralamatan
karena bilangan cacah dinilai sangat efektif dalam membantu proses penyederhanaan
sistem peralamatan. Bilangan cacah sudah dikenal oleh masyarakat secara luas. Selain itu,
mayoritas masyarakat sudah terbiasa menggunakan simbol-simbol bilangan cacah. Selain
itu, bilangan cacah yang memiliki sistem urutan yang jelas juga menunjukkan efektivitas
penggunaan bilangan cacah dalam proses penentuan dan penyederhanaan alamat.
8
4.
Daftar Pustaka
Koestoer, Raldi. 2001. Dimensi Keruangan Kota. Jakarta:UI-Press
Yunus, Hadi. 1999. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
9
Download