Uploaded by rifqahumar

HUKUM ISLAM, HUKUM BARAT DAN ADAT

advertisement
MAKALAH HUKUM ISLAM
Disusun Oleh :
NAMA : RAFIQAH UMAR
KELAS : B10
NIM : 04020160719
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena
atas Izin, Taufiq dan Hidayah NYA jualah penyusunan makalah yang berjudul “Hukum Islam,
Hukum Adat, dan Hukum Barat” ini dapat penulis selesaikan.
Selanjutnya Salawat beriring Salam tak lupa pula penulis tujukan kepada Nabi dan Rasul
Muhammad SAW, beserta keluarga dan pengikutnya sekalian. Yang mana Beliau telah
mewariskan dua pusaka yang tak ternilai untuk kebaikan manusia di dunia wal akhirat.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hukum Adat di Universitas Muslim Indonesia jurusan Hukum.
Makassar, Mei 2017
RAFIQAH UMAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………. ……………………
2
DAFTAR ISI…………………………………………………………..
3
BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang……………………………………………………….. 4
B.Rumusan Masalah…………………………………………………..
4
C.Tujuan Makalah……………………………………………………..
4
BAB III. PEMBAHASAN
A. Hukum Adat……………………………………………………...….16
B. Hukum Islam…………………………………………………….…..16
C. Hukum Barat…………………………………………………..….…17
D. Perbandingan Hukum Adat, Hukum Islam dan Hukum Barat ………
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan………………………………………………………………18
B.Saran……………………………………………………………………...18
Daftar Pustaka………………………………………………………………19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara hukum. Hukum-hukum yang berlaku di Indonesia setidaknya berasal
dari beberapa sumber seperti dari adat kebudayaan Indonesia sendiri, adapun juga dari agama (paling
banyak diantaranya diambil dari hukum Islam sebagaimana mayoritas agama di negara kita adalah Islam),
dan juga hukum barat (penggunaan hukum perdata dan pidana adalah salah satu bagiannya).
Maka dari itu, penulis disini akan membahas tentang ketiga hukum tersebut yakni :
A. Hukum Adat
B. Hukum Islam
C. Hukum Barat
B. Rumusan Masalah
Dari sedikit ulasan diatas dapat ditarik point pertanyaan yakni ; Apakah hukum islam, hukum
adat, dan hukum barat itu serta apa yang menjadi perbedaan dari ketiganya.
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian hukum adat, pengertian hukum Islam, dan hukum barat.
2. Mengetahui perbedaan ketiganya
BAB II
PEMBAHASAN
A. HUKUM ADAT
1.
Pengertian dan Istilah Adat
Istilah adat berasal dari bahasa Arab, yang apabila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti
“kebiasaan”. Adat atau kebiasaan telah meresap kedalam Bahasa Indonesia, sehingga hampir semua
bahasa daerah di Indonesia telah menganal dan menggunakan istilah tersebut.
Adat atau kebiasaan dapat diartikan sebagai berikut :
“Tingkah laku seseoarang yang terus-menerus dilakukan dengan cara tertentu dan diikuti oleh masyarakat
luar dalam waktu yang lama”.
Dengan demikian unsur-unsur terciptanya adat adalah :
1. Adanya tingkah laku seseorang
2. Dilakukan terus-menerus
3. Adanya dimensi waktu.
4. Diikuti oleh orang lain/ masyarakat.
Pengertian adat-istiadat menyangkut sikap dan kelakuan seseorang yang diikuti oleh orang lain
dalam suatu proses waktu yang cukup lama, ini menunjukkan begitu luasnya pengertian adat-iatiadat
tersebut. Tiap-tiap masyarakat atau Bangsa dan Negara memiliki adat-istiadat sendiri-sendiri, yang satu
satu dengan yang lainnya pasti tidak sama.
Adat-istiadat dapat mencerminkan jiwa suatu masyarakat atau bangsa dan merupakan suatu
kepribadian dari suatu masyarakat atau bangsa. Tingkat peradaban, cara hidup yang modern sesorang
tidak dapat menghilangkan tingkah laku atau adat-istiadat yang hidup dan berakar dalam masyarakat.
Adat selalu menyesuaikan diri dengan keadaan dan kemajuan zaman, sehingga adat itu tetap
kekal, karena adat selalu menyesuaikan diri dengan kemajuan masyarakat dan kehendak zaman. Adatistiadat yang hidup didalam masyarakat erat sekali kaitannya dengan tradisi-tradisi rakyat dan ini
merupakan sumber pokok dari pada hukum adat.
Menurut Prof. Kusumadi Pudjosewojo, mengatakan bahwa adat adalah tingkah laku yang oleh
masyarakat diadatkan. Adat ini ada yang tebal dan ada yang tipis dan senantiasa menebal dan menipis.
Aturan-aturan tingkah laku didalam masyarakat ini adalah aturan adat dan bukan merupakan aturan
hukum.
2. Istilah Hukum Adat
Istilah “Hukum Adat” dikemukakan pertama kalinya oleh Prof. Dr. Cristian Snouck Hurgronye
dalam bukunya yang berjudul “De Acheers” (orang-orang Aceh), yang kemudian diikuti oleh
Prof.Mr.Cornelis van Vollen Hoven dalam bukunya yang berjudul “Het Adat Recht van Nederland Indie”.
Dengan adanya istilah ini, maka Pemerintah Kolonial Belanda pada akhir tahun 1929 mulai
menggunakan secara resmi dalam peraturan perundangundangan Belanda.
Istilah hukum adat sebenarnya tidak dikenal didalam masyarakat, dan masyarakat hanya
mengenal kata “adat” atau kebiasaan. Adat Recht yang diterjemahkan menjadi Hukum Adat dapatkah
dialihkan menjadi Hukum Kebiasaan. Van Dijk tidak menyetujui istilah hukum kebiasaan sebagai
terjemahan dari adat recht untuk menggantikan hukum adata dengan alasan :
“ Tidaklah tepat menerjemahkan adat recht menjadi hukum kebiasaan untuk menggantikan hukum adat,
karena yang dimaksud dengan hukum kebiasaan adalah kompleks peraturan hukum yang timbul karena
kebiasaan, artinya karena telah demikian lamanya orang biasa bertingkah laku menurut suatu cara tertentu
sehingga timbulah suatu peraturan kelakuan yang diterima dan juga diinginkan oleh masyarakat,
sedangkan apabila orang mencari sumber yang nyata dari mana peraturan itu berasal, maka hampir
senantiasa akan dikemukakan suatu alat perlengkapan masyarakat tertentu dalam lingkungan besar atau
kecil sebagai pangkalnya. Hukum adat pada dasarnya merupakan sebagian dari adat istiadat masyarakat.
Adat-istiadat mencakup konsep yang luas.
Sehubungan dengan itu dalam penelaahan hukum adat harus dibedakan antara adat-istiadat (nonhukum) dengan hukum adat, walaupun keduanya sulit sekali untuk dibedakan karena keduanya erat sekali
kaitannya.
3. Pengertian Hukum Adat
Apa hukum adat itu ?
Untuk mendapatkan gambaran apa yang dimaksud dengan hukum adat, maka perlu kita telaah
beberapa pendapat sebagai berikut :
1.
Prof. Mr. B. Terhaar Bzn
Hukum adat adalah keseluruhan peraturan yang menjelma dalam keputusan-keputusan dari
kepala-kepala adat dan berlaku secara spontan dalam masyarakat. Terhaar terkenal dengan teori
“Keputusan” artinya bahwa untuk melihat apakah sesuatu adat-istiadat itu sudah merupakan hukum adat,
maka perlu melihat dari sikap penguasa masyarakat hukum terhadap sipelanggar peraturan adat-istiadat.
Apabila penguasa menjatuhkan putusan hukuman terhadap sipelanggar maka adat-istiadat itu sudah
merupakan hukum adat.
2.
Prof. Mr. Cornelis van Vollen Hoven
Hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku masyarakat yang berlaku dan mempunyai
sanksi dan belum dikodifikasikan.
3.
Dr. Sukanto, S.H.
Hukum adat adalah kompleks adat-adat yang pada umumnya tidak dikitabkan, tidak
dikodifikasikan dan bersifat paksaan, mempunyai sanksi jadi mempunyai akibat hukum.
4.
Mr. J.H.P. Bellefroit
Hukum adat sebagai peraturan-peraturan hidup yang meskipun tidak diundangkan oleh penguasa,
tetapi tetap dihormati dan ditaati oleh rakyat dengan keyakinan bahwa peraturan-peraturan tersebut
berlaku sebagai hukum.
5.
Prof. M.M. Djojodigoeno, S.H.
Hukum adat adalah hukum yang tidak bersumber kepada peraturan peraturan.
6.
Prof. Dr. Hazairin
Hukum adat adalah endapan kesusilaan dalam masyarakat yaitu kaidah kaidah kesusialaan yang
kebenarannya telah mendapat pengakuan umum dalam masyarakat itu.
7.
Soeroyo Wignyodipuro, S.H.
Hukum adat adalah suatu ompleks norma-norma yang bersumber pada perasaan keadilan rakyat
yang selalu berkembang serta meliputi peraturan peraturan tingkah laku manusia dalam kehidupan seharihari dalam masyarakat, sebagaian besar tidak tertulis, senantiasa ditaati dan dihormati oleh rakyat karena
mempunyai akibat hukum ( sanksi ).
8.
Prof. Dr. Soepomo, S.H.
Hukum adat adalah hukum tidak tertulis didalam peraturan tidak tertulis, meliputi peraturanperaturan hidup yang meskipun tidak ditetapkan oleh yang berwajib tetapi ditaati dan didukung oleh
rakyat berdasarkan atas keyakinan bahwasanya peraturan-peraturan tersebut mempunyai kekuatan hukum.
Dari batasan-batasan yang dikemukakan di atas, maka terlihat unsur-unsur dari pada hukum adat
sebagai berikut :
1.
Adanya tingkah laku yang terus menerus dilakukan oleh masyaraka.
2.
Tingkah laku tersebut teratur dan sistematis
3.
Tingkah laku tersebut mempunyai nilai sacral
4.
Adanya keputusan kepala adat
5.
Adanya sanksi/ akibat hukum
6.
Tidak tertulis
7.
Ditaati dalam masyarakat
B. Hukum Islam
1. Pengertian Hukum Islam
Hukum bisa dibuat melalui berbagai kesepakatan baik itu kesepakatan adat, perundingan maupun
ketetapan agama. Salah satu hukum yang berdasarkan pada ketetapan agama adalah hukum Islam.
Adapun pengertian hukum Islam adalah hukum yang bersumber pada nilai-nilai keislaman yang berasal
dari dalil-dalil agama Islam. Bentuk hukumnya dapat berupa kesepakatan, larangan, anjuran, ketetapan
dan sebagainya.
Di dalam ajaran agama islam terdapat hukum atau aturan perundang-undangan yang harus
dipatuhi oleh setiap umat karena berasal dari Al-Qur'an dan Hadist. Hukum islam yang disebut juga
sebagai hukum syara' terdiri atas lima komponen yaitu antara lain wajib, sunah, haram, makruh dan
mubah :
2. Penjelasan dan Pengertian/Arti Definisi Hukum-Hukum Islam :
1. Wajib (Fardlu)
Wajib adalah suatu perkara yang harus dilakukan oleh pemeluk agama islam yang telah dewasa dan waras
(mukallaf), di mana jika dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa.
Contoh : Sholat lima waktu, pergi haji (jika telah mampu), membayar zakat, dan lain-lain.
Wajib terdiri atas dua jenis/macam :
- Wajib 'ain adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh semua orang muslim mukalaf seperti sholah
fardu, puasa ramadan, zakat, haji bila telah mampu dan lain-lain.
- Wajib Kifayah adalah perkara yang harus dilakukan oleh muslim mukallaff namun jika sudah ada yang
malakukannya maka menjadi tidak wajib lagi bagi yang lain seperti mengurus jenazah.
2. Sunnah/Sunnat
Sunnat adalah suatu perkara yang bila dilakukan umat islam akan mendapat pahala dan jika tidak
dilaksanakan tidak berdosa. Contoh : sholat sunnat, puasa senin kamis, solat tahajud, memelihara jenggot,
dan lain sebagainya.
Sunah terbagi atas dua jenis/macam:
- Sunah Mu'akkad adalah sunnat yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad SAW seperti shalat ied dan
shalat tarawih.
- Sunat Ghairu Mu'akad yaitu adalah sunnah yang jarang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW seperti
puasa senin kamis, dan lain-lain.
3. Haram
Haram adalah suatu perkara yang mana tidak boleh sama sekali dilakukan oleh umat muslim di mana pun
mereka berada karena jika dilakukan akan mendapat dosa dan siksa di neraka kelak. Contohnya : main
judi, minum minuman keras, zina, durhaka pada orang tua, riba, membunuh, fitnah, dan lain-lain.
4. Makruh
Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan akan tetapi jika dilakukan tidak
berdosa dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala dari Allah SWT. Contoh : posisi makan minum
berdiri, merokok (mungkin haram).
5. Mubah
Mubah adalah suatu perkara yang jika dikerjakan seorang muslim mukallaf tidak akan mendapat dosa dan
tidak mendapat pahala. Contoh : makan dan minum, belanja, bercanda, melamun, dan lain sebagainya.
C. Hukum Barat
1. Hukum Barat mengenal "zakelijke rechten" dan "persoonlijke rechten".
"Zakelijke rechten" adalah hak atas benda yang bersifat "zakelijk" artinya berlaku terhadap tiap orang.
Jadi merupakan hak mutlak atau absolut. "Persoonlijke rechten" adalah hak atas sesuatu obyek (benda)
yang hanya berlaku terhadap sesuatu orang lain tertentu, jadi merupakan hak relatif.
2. Hukum Barat mengenal perbedaan antara hukum publik dengan hukum privat. Hukum adat tidak
mengenal perbedaan ini. Kalau toh mau mengadakan pemisahan antara hukum adat yang bersifat public.
3. Hukum Barat membedakan pelanggaran-pelanggaran hukum dalam dua golongan. Yaitu pelanggaran
yang bersifat pidana dan harus diperiksa oleh hakim pidana, dan pelanggaran-pelanggaran yang hanya
mempunyai akibat dalam lapangan perdata saja serta yang diadili oleh hakim Perdata. Perbedaanperbedaan fundamental dalam sistem ini, pada hakikatnya disebabkan karena :
1. Corak serta sifat yang berlainan antara hukum adat dan hukum Barat.
2. Pandangan hidup yang mendukung ("Volksgeist menurut Von Savigny) kedua macam hukum itu juga
jauh berlainan.
a. Sistem Hukum Barat
- Menjunjung tinggi nilai kondifikasi
- Memuat peraturan yang kasuistis artinya merinci
- Hakim terikat penetapan dari kodifikasi.
- Mengenal benda kebendaan, yaitu hak-hak yang berlaku terhadap setiap orang dan hak-hak perorangan
yaitu hak-hak atas suatu objek yang hanya berlaku terhadap seseorang tertentu saja.
- Terdapat pembagian hukum dalam hukum privat dan hukum publik.
- Dikenal perbedaan benda dalam benda tetap dan benda bergerak
- Perlu adanya sanski sebagai jaminan terlaksananya penertipan
D. Perbandingan Hukum Islam, Hukum Adat, dan Hukum Barat.
Hukum Islam
Hukum Barat
a. Hubungan horisontal dan fertikal
a.
b. Kewajiban lebih diutamakan.
b. Hak lebih diutamakan
c. Kolektif.
c.
d. Sanksi dunia & akherat
d. Sanksi dunia.
e. Ada 5 katagori hukum
e. Katagori hukum: Imperare ,
Prohibere dan Permitere
Hubungan horisontal
Bersifat induvidualis.
A. Pendahuluan
Di dunia dikenal ada 5 sistem hukum yang berlaku, yaitu:





B.
Sistem Hukum Common Law
Sistem Hukum Civil Law
Sistem Hukum Adat
Sistem Hukum Islam
Sistem Hukum Komunis
Perbedaan
1. Keadaannya



Hukum adat merupakan hukum yang tertua yang ada di Indonesia.
Hukum islam baru dikenal di Indonesia setelah agama Islam disebarkan di tanah air kita (kira-kira
abad 1 Hijrah atau abad 7 Masehi).
Hukum barat diperkenalkan di Indonesia bersamaan dengan kedatangan orang-orang belanda
yang berdagang di Nusantara ini. Semula hukum badar hanya berlaku bagi orang-orang eropa
saja, tetapi kemudian dengan berbagai jalan melalui upaya peraturan perundang-undangan
(pernyataan berlaku, penundukan diri dengan sukarela, pemilihan hukum dlsb), hukum barat
berlaku juga bagi pribumi dan orang-orang yang dipersamakan dengan mereka.
2. Bentuknya.
 Hukum adat ialah hukum yang tidak tertulis, dimana ia tumbuh, berkembang dan hilangnya
sejalan dengan tumbuh dan berkembangnya masyarakat.
 Hukum islam seperti halnya hukum adat juga merupakan hukum yang tidak tertulis, dalam arti
tidak tertulis dalam peraturan perundang-undangan. Walaupun hukum islam tidak diberi sanksi
oleh penguasa, namun ia dipatuhi oleh masyarakat karena kesadaran dan keyakinan mereka
terutama keyakinan terhadap para pemimpin atau ulama Islam bahwa Islam adalah hukum yang
benar.
 Hukum barat merupakan hukum yang tertulis.
3. Tujuannya
 Hukum adat bertujuan untuk menyelenggarakan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram dan
sejahtera.


Hukum islam bertujuan untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan. Ada yang
berpendapat bahwa tujuan Hukum Islam ialah untuk memelihara Agama, jiwa, akal, keturunan
dan harta benda.
Hukum barat bertujuan untuk mencapai kepastian dan keadilan hukum.
4. Sumber
a.
Sumber pengenal



b.
Sumber isi



c.
Sumber pengenal hukum adat ialah keputusan penguasa adat. Menurut Prof. M. Koesnoe yang
menjadi sumber pengenal hukum adat ialah apa yang benar-benar terlaksana dalam pergaulan
hukum di dalam masyarakat yang bersangkutan.
Sumber pengenal hukum islam dalam pengertian hukum syariat ialah Al- Qur’an dan kitab-kitab
Hadist .
Sumber pengenal hukum barat ialah segala peraturan perundang-undangan sejak zaman kolonial
beserta perubahannya yang dinyatakan dalam Stb atau lembaran negara.
Hukum adat bersumber pada kesadaran hukum yang hidup dalam masyarakat adat.
Hukum islam bersumber kemauan Allah yang berupa wahyu yang kini terdapat dalam Qur’an dan
Sunnah.
Hukum barat besumber pada kemauan pembentuk UU.
Sumber pengikat
Yang dimaksud dengan sumber pengikat ialah sumber yang menjadi kekuatan mengikat orang
untuk melaksanakan atau tidak melanggar hukum tersebut.



Sumber pengikat hukum adat ialah rasa malu yang ditimbulkan oleh karena berfungsinya sistem
nilai dalam masyarakat yang bersangkutan.
Sumber pengikat hukum islam ialah iman atau tingkat ketaqwaan seorang muslim.
Sumber pengikat hukum barat ialah kekuasaan negara yang membentuk UU Dasar yang kini
dilanjutkan oleh alat kekuasaan Negara RI.
5. Strukturnya
 Struktur hukum adat ditentukan menurut teori-teori struktur menurut pandangan ahli-ahli adat
setempat.
 Struktur hukum islam terdiri dari Qur’an, As-Sunnah dan hasil ijtihad manusia yang memenuhi
syarat serta pelaksanaannya dalam konkreto masyarakat Islam baik yang berupa keputusankeputusan maupun berupa amalan-amalan.
 Struktur hukum barat ialah: kitab UU yang dibuat oleh lembaga legislatif, keputusan hakim,
kemudian baru amalan-amalan keputusan tersebut.
6. Lingkup masalah
Hukum Adat dan Hukum Barat pada dasarnya terdapat kesamaan ruang lingkupnya dimana
keduanya hanya mengatur hubungan antara manusia dengan manusia serta penguasa dalam masyarakat.
Tetapi Hukum Islam tidak hanya mengatur hubungan antar manusia saja melainkan hubungan antara
manusia dengan Tuhan.
7. Pembidangan
 Hukum adat yang mengenal asas-asas kerukunan, kepatutan, keselarasan dalam pergaulan hidup
yang bersifat religio magis tidak mengenal pembidangan hukum perdata dan hukum publik.
 Hukum Islam mengenal pembidangan yang terdiri dari Hukum Ibadah dan Hukum Muammalah.
 Hukum barat mengenal pembidangan hukum privat dengan hukum publik dimana pembidangan
ini ditentukan pada pengaturan kepentingan perdata atau publik. Hukum barat bersifat
induvidualis dan liberalistis serta terlepas dari ketentuan-ketentuan agama.
8. Norma atau Kaidah Hukum
 Dalam Hukum Barat dikenal 3 kaidah hukum yaitu: imperere (perintah); prohibere (larangan)
serta permittere (yang diperbolehkan).
 Sedangkan dalam Hukum Islam dikenal 5 kaidah hukum atau al akham al khomsa.
Disamping itu ada bebarapa kemungkinan hubungan antara Hukum Islam dengan Hukum Umum
(Commom Law), yaitu:
1. Sistem Hukum Islam merupakan salah satu tiga besar sistem hukum di dunia yang mempunyai
spesifikasi tersendiri yang saling mengisi sekaligus berkompetisi dalam sebuah sistem hukum yang
berkembang.
2. Hukum Islam dapat menjadi sumber hukum bagi hukum positif.
3. Hukum Islam dapat dijadikan sumber hukum tidak tertulis sebagai pegangan hakim dalam proses
putusan hukum.
4. Hukum Islam ada yang mempunyai karakteristik sama dengan hukum umum yaitu mempunyai sanksi
dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Secara umum hukum Islam berorientasi pada perlindungan terhadap agama, jiwa, akal,
keturunan dan harta. Artinya hukum Islam bertujuan pada pemeliharaan agama, menjamin,
menjaga dan memelihara kehidupan dan jiwa, memelihara kemurnian akal sehat dan menjaga
ketertiban keturunan manusia serta menjaga hak milik harta kekayaan untuk kemaslahatan hidup
umat manusia. Sedangkan untuk hukum adat dan hukum lebih berorientasi pada keadilan di
dunia.
B. Saran
Untuk memberikan kritik atas kekurangan yang ada pada makalah ini sehingga dapat membangun penulis
agar lebih baik nantinya.
Download
Study collections