ETIKA PROFESI DAN BISNIS KONSEP ETIKA DASAR Kehidupan

advertisement
ETIKA PROFESI DAN BISNIS
KONSEP ETIKA DASAR
Kehidupan manusia tidak terlepas dari pola hidup dan tingkahlaku, baik dalam
kehidupan bersosial, beragama, politik maupun dalam kehidupan pribadi masing-masing
manusia. Tingkah laku dan pola hidup manusia biasanya terkait dengan norma dan adat
istiadat yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Dengan kehidupan masyarakat yang
saling berinteraksi atau berkomunikasi satu dengan yang lainnya, maka manusia harus saling
menjaga baik sikap maupun perilaku, sehingga muncul sikap saling menghargai satu dengan
yang lainnya. Untuk menjaga hal tersebut, maka manusia harus menanamkan nilai etika
dalam kehidupannya, baik etika bermasyarakat maupun dalam kehidupan individu.
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat
internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.
Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan
sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak
lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agara mereka senang, tenang,
tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang
tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan
hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat
kita. (Sumber: dion.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/35636/Konsep+Etika+Bisnis.docx.
didownload 13 februari 2017).
Etika pada dasarnya merupakan moralitas seseorang (akhlak), yaitu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk, tentang benar dan salah, dan tentang apa yang menjadi hak dan apa
yang menjadi kewajiban seorang individu maupun kelompok masyarakat. Lorens Bagus
(217: 1996) dalam Kamus Filsafat mengungkapkan bahwa Etika berasal dari bahasa Yunani,
yaitu ethikos, ethos (adat, kebiasaan, praktek). Sebagaimana digunakan Aristoteles istilah ini
mencakup ide “karakter” dan “disposisi” (kecondongan), sedangkan kata moralis
diperkenalkan oleh Cicero, yang istilah tersebut menyiratkan hubungan dengan kegiatan
praktis. Dalam kegiatan praktis tersebut dimaksudkan menyangkut dengan kegiatan-kegiatan
manusia yang dipandang sebagai baik/buruk, benar/salah, tepat/tidak tepat, adil dan pantas.
Secara individu manusia, konsep etika/ moral memiliki; a) kemampuan untuk
diarahkan (dipengaruhi) oleh kesadaran akan benar dan salah, dan b) kemampuan untuk
mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan kaidah-kaidah perilaku yang dinilai
benar atau salah. Konsep etika secara individu juga menyangkut tentang cara seseorang
bertingkah laku dalam hubungan dengan orang lain. Dari aspek sosial konsep etika/moral
diwujudkan melalui adat-istiadat, yaitu konsep yang mencerminkan perilaku aktual dari
anggota-anggota kelompok sosial yang besar atau kecil (mayoritas dan minoritas). Adat
istiadat juga merupakan konsep yang mencerminkan apa yang diizinkan atau dilarang berbuat
oleh anggota masyarakat itu sendiri. Konsep ini merupakan model-model dan patokan
kelakuan yang dianut orang. Adat-istiadat secara keseluruhan mengandung moralitas dari
suatu komunitas sosial. Adat-isitiadat berbeda karena terdapat perbedaan antara kelas-kelas
dan lapisan sosial, perbedaan tempat manusia dalam sisitem sosial dan kebudayaannya.
Perbedaan adat-istiadat juga terjadi dari aspek daerahnya yaitu berkaitan alam dan kondisi
sosialnya. (sumber: Lorens Bagus, Kamus Filsafat. 672: 1996).
Di dalam konsep etika sendiri tidak dipisahkan dengan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya, karena melaui nilai-nilai inilah konsep etika/moral dapat dilihat dan dirasakan
tindakannya, baik secara individu maupun secara sosial. Nilai sebagaimana pengertiannya
merupakan sesuatu yang dapat ditaksir, diukur, dapat diketahui konten, kulitas dan kuantitas
dari sesuatu. Menurut Marno (http://marno. Lecture.ub.ac.id/file/2014. Didownload 13
Februari 2017): “Nilai" dimaksudkan kondisi atau kualitas suatu benda atau suatu kegiatan
yang membuat eksistensinya, pemilikannya, atau upaya mengejarnya menjadi sesuatu yang
diinginkan oleh individu-individu masyarakat. Nilai tidak selalu bersifat subjektif, karena ia
tetap mengacu pada konteks sosial yang membentuk individu dan yang pada gilirannya
dipengaruhi olehnya. Aspek nilai inilah yang menjadikan etika sebagai suatu teori mengenai
hubungan antar pribadi dan membedakannya dari nilai-nilai intelektual atau estetis sematamata. Nilai etis secara logis dapat diwujudkan dalam hubungannya antara manusia dengan
sesama manusia.
FUNGSI ETIKA
Adapun fungsi etika adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjaga hubungan baik antara satu individu dangan individu yang lainnya,
masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya.
2. Saling menghargai antara satu dengan yang lainnya, dan antara minoritas dan
mayoritas.
3. Dapat menjaga kerukunan hidup bermasyarakat, baik agama, suku, politik maupun
kelompok organisasi.
4. Terbentuknya hubungan saling menghargai satu dengan yang lainnya
Download