Uploaded by User34470

Askep Demensia dan Alzheimer

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA LANSIA DEMENSIA DAN
ALZHEIMER
Ns.Wahyi Sholehah E.S., S.Kep
Data Demografi
Berdasarkan hasil proyeksi Sensus Penduduk 2010, persentase lansia Indonesia pada
tahun 2035 akan mencapai 15 persen, hampir dua kali lipat jika dibandingkan
kondisi tahun 2017
Dalam waktu hampir lima dekade, persentase lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat
(1971-2017), yakni menjadi 8,97 persen (23,4 juta) di mana lansia perempuan sekitar satu persen
lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki (9,47 persen banding 8,48 persen). Selain itu, lansia
Indonesia didominasi oleh kelompok umur 60-69 tahun (lansia muda) yang persentasenya
mencapai 5,65 persen dari penduduk Indonesia, sisanya diisi oleh kelompok umur 70-79 tahun
(lansia madya) dan 80+ (lansia tua).
Pada tahun ini sudah ada lima provinsi yang memiliki struktur penduduk tua di mana penduduk
lansianya sudah mencapai 10 persen, yaitu : DI Yogyakarta (13,90 persen), Jawa Tengah (12,46
persen), Jawa Timur (12,16 persen), Bali (10,79 persen) dan Sulawesi Barat (10,37 persen).
• Persentase lansia yang kian meningkat setiap tahunnya
berimplikasi tidak hanya pada kehidupan lansia semata, akan
tetapi memberikan dampak terhadap kehidupan generasi
lainnya.
• Mereka yang berada pada kelompok usia produktif (15-59
tahun) ikut menanggung kehidupan para lansia yang sudah
tidak berkontribusi aktif secara ekonomi.
• Hal ini tergambar melalui rasio ketergantungan lansia yang
persentasenya cenderung merangkak naik setiap tahunnya
seiring dengan meningkatnya persentase lansia.
• Pada tahun 2017, rasio ketergantungan lansia cenderung
mengalami peningkatan selama satu windu terakhir menjadi
14,02 yang artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia
produktif harus menanggung sekitar 14 orang penduduk
lansia
• Meningkatnya penduduk lansia membawa konsekuensi
tersendiri terhadap pembangunan nasional.
• Di satu sisi, hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah
dalam menjalankan program-program terkait layanan
kesehatan beserta segala turunannya.
• Bahkan, jika kondisi lansia sehat, tangguh dan produktif dan
mampu bertahan dalam jangka waktu yang cukup panjang,
Indonesia bersiap untuk menikmati bonus demografi kedua.
• Akan tetapi, di sisi lain menciptakan tantangan tersendiri
yang menyentuh berbagai aspek kehidupan, baik kesehatan,
sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
• Dibutuhkan perhatian yang cukup tinggi dari seluruh elemen
masyarakat terkait hal ini, karena lansia yang tinggal sendiri
membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar mereka
mengingat hidup mereka lebih berisiko
Demensia dan Alzheimer
Prevalensi
• Pada umumnya 40% penderita demensia berada di atas usia 65
tahun dengan angka insidens 187/100.000/tahunnya.
• Secara umum, untuk demensia tidak ada perbedaan antara pria
dan wanita
• Sedangkan untuk demensia Alzheimer lebih banyak wanita
dengan rasio 1,6
• Insiden demensia Alzheimer sangat berkaitan dengan umur, 5%
dari populasi berusia di atas 65 tahun di Amerika dan Eropa
merupakan penderita Alzheimer, dan ini sesuai dengan makin
banyak populasi orang tua di Amerika Serikat dan Eropa, maka
makin tua populasinya makin banyak kasus AD, dimana pada
populasi berusia 80 tahun didapati 50% penderita AD
• Di Indonesia, diperkirakan terdapat sedikitnya 5 juta penderita
Alzheimer pada tahun 2015
Definisi
• Demensia  Suatu kondisi klinis yang ditandai oleh
penurunan memori/daya ingat, intelektualitas dan emosional
sehingga mengakibatkan ketidakmampuan melakukan
kegiatan sehari-hari secara normal
• Alzheimer  penyakit otak yang mengakibatkan penurunan
daya ingat, kemampuan berpikir dan bicara, serta perubahan
perilaku secara bertahap.
• Kondisi keduanya banyak ditemukan pada orang-orang yang
berusia di atas 65 tahun
• Alzheimer diambil dari nama seorang ilmuwan Jerman, Alois
Alzheimer (1864–1915), seorang ahli saraf
• Penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui. Akan
tetapi diduga Alzheimer terjadi karena pengendapan protein
di dalam otak, sehingga menghalangi asupan nutrisi ke sel-sel
otak.
Proses Mengingat
Brain
•
•
•
•
Otak manusia canggih
Masing-masing bagian mempunyai fungsi khusus
Bekerja secara terpadu
‘Maha’ komputer
3 Tahap Proses Mengingat
1. Menyerap Informasi Baru
2. Menyimpan Informasi
3. Mengingat Kembali Informasi
RANGKAIAN MUDAH LUPA WAJAR SAMPAI DEMENSIA
• LUPA WAJAR (FORGETFULLNES)
• GANGGUAN FUNGSI KOGNISI RINGAN (MCI)
• DEMENSIA (PIKUN)
Kemunduran Memori
Fisiologis
Mudah lupa (forgetfulness) bisa terjadi pada :
 Proses otak menua (fisiologis)
 Proses penyakit otak a.l. alzheimer (patologis)
Mudah lupa:
 Banyak pada lansia
 Gangguan mengingat informasi, kembali (recall)
 Gangguan mengeluarkan apa yang tersimpan dalam memori
(retrieval)
 Dapat dibantu dengan memberikan isyarat (clue)
Mudah Lupa Ringan
Benign senescent forgetfullness (BSF)
• Terkait usia tua
• Gangguan mengingat kembali (recall) masih
fisiologis, misal. lupa nama teman, nama presiden
pertama RI
• Mudah lupa  wajar dijumpai pada usia lanjut, terutama
usia di atas 50 tahun
• Didapati 30 % dari usia lanjut, keluhannya dapat berupa:
o Lupa menaruh benda
o Lupa janji
o Lupa nama orang, wajah
o Lupa nama benda
o Lupa nama peristiwa, dll
• Aktivitas sehari-hari normal, fungsi kognisi lainnya normal
Gangguan Kognitif Ringan (MCI)
 Gangguan memori lebih berat, mudah lupa yang lebih parah
dan agak lama
 Fungsi kognitif lainnya secara umum masih baik
 Dapat melakukan aktivitas dasar sehari- hari
 Aktivitas yang kompleks mulai terganggu
 Risiko tinggi untuk menjadi alzheimer
 10 – 12 %/tahun penderita ini berkembang  penyakit
Alzheimer. Setelah ± 4 tahun, 50% menjadi demensia.
 Test fungsi kognisi dan memori (MMSE) di bawah rata-rata
Lanjut...
• Patologis : sudah ada gangguan di hipokampus otak
yang mengurus memori
• Di korteks ada bercak-bercak amiloid difus
KRITERIA DIAGNOSIS MCI
1. Pasien melapor sendiri atau orang lain yg menyaksikan
kemunduran memori/kognitif, dibanding keadaan sebelumnya
2. a. Aktvitas hidup sehari-hari (Activity Daily Living =
ADL)
masih baik
b. ADL yg kompleks (Instrumental Activity Daily Living = IADL)
mulai terbatas
3. Mini Mental Status Examination (MMSE) tidak terganggu, sesuai
pendidikan dan umur
4. Adanya gangguan memori atau kognitif lainnya harus dibuktikan
dengan skor yang sudah baku
5. Belum ada gangguan untuk didiagnosis sebagai demensia
ADL mencakup :
• Aktivitas Dasar (basic ADL) :
berpakaian, perawatan diri, makan minum,
toilet, berpakaian, jalan, mandi, mobilitas, dll
• Aktivitas Instrumental (IADL) :
mengurus keuangan pribadi, memasak,
menelepon, berbelanja ke pasar, bepergian,
berobat, dll
Kriterianya : minimal ada 2 dari gejala sebagai
berikut :
1. Tersesat bepergian
2. Kemunduran pekerjaan yg disaksikan teman
sekerja
3. Kesulitan menyebut nama atau kata, sedangkan
temannya tidak kesulitan
4. Sedikit materi yg diingat setelah membaca satu
bab buku
5. Sulit mengingat nama orang yg baru
diperkenalkan
6. Kehilangan atau salah menaruh barang berharga
7. Gangguan konsentrasi yang nyata pada tes klinis
Diagnosis MCI dipastikan setelah :
a. Mewawancarai teman/ anggota keluarga
berkenaan fungsi intelek
b. Memeriksa pasien mencari gangguan
kognitif secara objektif
c. Menyingkirkan gangguan psikiatrik,
kerusakan otak seperti stroke, tumor atau
efek obat-obatan
Demensia
Definisi
• Demensia  Suatu kondisi klinis yang ditandai oleh
penurunan memori/daya ingat, intelektualitas dan emosional
sehingga mengakibatkan ketidakmampuan melakukan
kegiatan sehari-hari secara normal
Klasifikasi Demensia
1.
2.
3.
4.
Berdasarkan umur : senilis, presenilis
Berdasarkan gejala klinis : global, afasik, visuo perseptif
Berdasarkan anatomi ; kortikal, subkortikal
Berdasarkan perjalanan penyakit :
demensia “reversibel” + 10-12% disebabkan alkohol, obatobat, kelainan psikiatri, penyakit meningitis, trauma kepala,
hidrosefalus
demensia “non reversibel”: proses degeneratif
tergolong ke dalamnya demensia yang paling banyak ditemui
: demensia alzheimer dan vaskuler
Demensia Alzheimer
Demensia Alzheimer
• Merupakan penyebab demensia yang paling sering ditemukan
pada sekitar 50 % kasus demensia
• Penyebab pasti belum jelas. Tapi, gambaran histologi penyakit
ini menunjukkan adanya deposit protein abnormal yang
menyebabkan kerusakan sel otak dan penurunan jumlah
neuron hippokampus yang mengatur fungsi daya ingat dan
mental. Kadar neurotransmiter juga ditemukan lebih rendah
dari normal.
• Biasanya ada faktor resiko : riwayat keluarga, alzheimer umur
> 50 thn, penyakit down`s syndrome, parkinson
• Sifatnya progresif dan sangat kronis
Kriteria diagnosa Demensia Alzheimer:
1. Ditemukan demensia secara klinis (test MMSE)
2. Defisit 2 atau lebih bidang kognitif (memori, bahasa,
atensi, orientasi, fungsi eksekutif, visuospasial)
3. Perburukan memori/kognitif progresif
4. Tak ada gangguan kesadaran
5. Tak ada penyakit otak dan gangguan sistemik
(khas: perburukan intelektual dan tingkah laku,
mengganggu pekerjaan dan lingkungan)
Gejala Klinis
• Gejala klinis yang khas adalah 4A (amnesia, afasia, agnosia, apraksia)
• Gejala klinis yang muncul dibagi menjadi 3 stadium
• Stadium 1: Amnesia
o Kriteria yang menonjol : amnesia, spontanitas , gangguan memori
jangka pendek, pertanyaan berulang-ulang, tak mampu hafal nomor
telepon, bingung terhadap masalah, (memori jangka panjang : baik).
Stadium ini berlangsung 2-4 tahun
• Stadium 2: Bingung
o Kriteria yang menonjol: kognisi  progresif, afasia, agnosia, apraksia,
disorientasi waktu dan tempat, mengembara, salah mengenal anak,
suami, isteri, kadang-kadang bicara porno. Stadium ini berlangsung 210 tahun
• Stadium 3: Akhir
o Kriteria: terjadi setelah 6-12 tahun sakit, akinetik, membisu
hampir vegetatif, inkontinesia, lemah, langkahnya kecil-kecil, mudah
terinfeksi (saluran kemih, nafas).
Tujuan Pengobatan
•
•
•
•
Mempertahankan kualitas hidup
Memperlambat progresivitas
Mengobati penyakit penyerta
Membantu keluarga, memberi informasi cara-cara
penanganan yang manfaat
Terapi Farmakologi
• Golongan acetylcholin estrase inhibitor:
o Donepizil hcl 1 x 5-10 mg
o Rivastigmin 1 x 1,5-6 mg
• Golongan esterogen meningkatkan aktivitas cholinergik
• Antioksidan
• Nootropik agent
• Golongan NSAID
Terapi Non Farmakologik
Tujuan:
• Menentukan program aktivitas harian
• Modifikasi perilaku
• Informasi pelatihan kepada keluarga
Demensia Vaskuler
Demensia Vaskuler
• Disebabkan penyakit pembuluh darah serebral (misal :
stroke)
• Ditemukan infark multipel di otak
• 15-25% dari semua demensia
• Onset pada usia yang lebih muda dan lebih mendadak
dibanding Alzheimer
Gejala klinis
 Biasanya menyusul penyakit stroke, muncul
demensia, perjalanan penyakit bisa mendatar atau
membaik, kemudian memburuk lagi dst …
berfluktuasi  “step wise”
 Konfusi mengembara
 Kepribadian masih terpelihara sampai stadium
lanjut
 Terdapat gejala lesi di otak: hemiparese gangguan
esktrapiramidal, disathria, dll
 Defisit memori kurang menonjol tapi kognisi lamban
 Disfungsi visuospasial
Perbedaan perjalanan klinis demensia Alzheimer dengan
demensia Vaskuler
Dikutip dari Brown MM (1993) vascular dementia Alzheimer`s Review 3(2)5762
http://www.alzcot.org/info/vasculardementia.html
Diagnosis
1. Tentukan dulu apa ada demensia
2. Tentukan gangguan fungsi kognitif, memori,
emosional
3. Perjalanan penyakit “gradual” atau “stepwise”
4. Periksa gejala stroke : kelainan neurogi fokal
5. Cari faktor risiko stroke, hipertensi, DM,
cholesterol , merokok, dll
Pengobatan
• Demensia vaskuler adalah akibat stroke sehingga penting di
pikirkan pencegahan : “secondary stroke attack”.
• Obat-obat
o Galatamin 2 x 4 mg  2 x 8 mg
o Rivastigmin 2 x 3 mg  2 x 6 mg
o Donepezil 1 x 5 mg  1 x 10 mg
o Pentoxifilin 3 x 400 mg
o Piracetam 3 x 800 mg – 1200 mg
o Ginkogiloba 2 x 40 mg – 60 mg
o Vit V 2 x 100 unit
Pencegahan
Sesuai dengan pencegahan serangan stroke ulang
• Obati hipertensi, DM
• Kendalikan hiperlipidemia
• Hentikan rokok, alkohol
• Diet yang sesuai
• Gaya hidup sehat dengan olah raga, rendah garam,
kurangi stress
• Penderita dengan resiko tinggi, berikan obat anti
agregasi trombosit.
Diagosa Keperawatan
•
•
•
•
•
Chronic confusion
Risk for injury
Self care deficit
Impaired social interaction
Caregiver role strain
No.
1.
Dx Kep
Chronic
confusion
NOC
Utama:
Orientasi kognitif

Mengidentifikasi diri sendiri

Mengidentifikasi orang yang signifikan

Mengidentifikasi tempat saat ini

Mengidentifikasi hari dengan benar

Mengeidentifikasi bulan dengan benar

Mengidentifikasi tahun dengan benar

Mengidentifikasi musim dengan benar

Mengidentifikasi peristiwa saat ini
Skor level 1-5 (sangat terganggu-banyak-cukupsedikit-tidak terganggu)
Tingkat demensia
 Berat
 Cukup
 Sedang
 Ringan
 Tidak ada
Tambahan:

Kognisi

Konsentrasi

Identitas

Memproses informasi

Memori
Menengah:

Pengetahuan: Manajemen demensia

Pengetahuan: Manajemen stroke

Pengetahuan: Pencegahan Stroke
NIC
Manajemen demensia

Tentukan jenis dan tingkat defisit kognitif dengan menggunakan
pengkajian terstandar

Tentukan riwayat fisik, sosial, psikologis, kebiasaan dan rutinitas
pasien

Monitor fungsi kognitif

Kenakan gelang identitas pasien

Identifikasi lingungan yang membahayakan klien

Sediakan lingkungan yang aman dan tenang bagi klien untuk
perilaku mondar mandir dan keluyuran

Janngan membuat pasien frustasi dengan menanyakan
pertanyaan orientasi yang tidak bisa dijawab

Bantu orientasi pada klien dengan memberikan isyarat/petunjuk

Pilih aktivitas yang membantu meningkatkan fungsi kognitif
(membaca koran, menonton TV, mendengarkan radio) sesuai
minat klien

Beri label pada foto-foto yang tidak asing bagi klien

Sertakan keluarga dalam perencanaan perawatan pasien

Minta anggota keluarga atau teman untuk sesekali mengunjungi
pasien

Diskusikan bersama keluarga cara berinteraksi dengan pasien
Terapi validasi
Aktivitas:

Hindari menggunakan strategi validasi ketika kebingungan
terjadi

Dengarkan pasien dengan penuh empati

Tahan diri dari mengoreksi/menentang persepsi dan
pengalaman klien

Pertahankan kontak mata

Ajukan pertanyaan faktual dan tidak mengancam (apa, siapa,
dimana, kapan, bagaimana?)

Hindari pertanyaan “mengapa?”

Gunakan sentuhan terapeutik

Bicara dengan bahasa yang mudah dimngerti klien

Nostalgia bersama klien tentnag masa lalu

Bantu klien menemukan koping yang familiar
Tugas
• Lengkapi rencana intervensinya!
“Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,
kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi
kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah
kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya
dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” QS 30 (Ar
Rum) : 54
“ Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu
ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia
tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” QS. 16 (An Nahl) : 70
• https://www.bps.go.id
Download