Kekuasaan Publik dan Etika

advertisement
ETIKA dan PROSES KEBIJAKAN PUBLIK
(Pertemuan ke II)
Mata Kuliah Etika Administrasi dan
Kebijakan Publik
MAP-UMA



Ethics is the rules or standards governing, the
moral conduct of the members of an organization
or management profession (Chandler & Plano,
The Public Administration Dictionary, 1982)
Aturan atau standar pengelolaan, pedoman moral
bagi anggota organisasi atau pekerjaan
manajemen
Aturan atau standar pengelolaan yang
merupakan pedoman moral bagi administrator
publik dalam melaksanakan tugasnya melayani
masyarakat



Teori administrasi publik klasik kurang
memberi perhatian pada pilihan-pilihan moral
(etika).
Kebutuhan moral administrator hanyalah
keharusan untuk menjalankan tugas seharihari secara efisien dan efektif.
Dengan diskresi yang dimiliki, administrator
publik tidak hanya harus efisien, tapi juga
harus dapat mendefinisikan kepentingan
publik, barang publik dan menentukan
pilihan-pilihan kebijakan atau tindakan secara
bertanggungjawab.





Kebohongan kepada publik
KKN = Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Melanggar nilai-nilai publik: responsibilitas,
akuntabilitas, transparansi, keadilan, dan
lain-lain
Mengorbankan, mengabaikan atau
merugikan kepentingan publik
Melanggar sumpah jabatan





Konsep baik-buruk, benar-salah yang
telah terinternalisasi dalam diri individu
Produk dari sosialisasi nilai masa lalu
Moralitas pribadi adalah superego atau
hati nurani yang hidup dalam jiwa dan
menuntun perilaku individu
Konsistensi pada nilai mencerminkan
kualitas kepribadian individu
Moralitas pribadi menjadi basis penting
dalam kehidupan sosial dan organisasi




Nilai benar-salah dan baik-buruk yang
terkait dengan pekerjaan profesional
Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsipprinsip profesionalisme (kapabilitas
teknis, kualitas kerja, komitmen pada
profesi)
Dapat dirumuskan ke dalam kode etik
profesional yang berlaku secara universal
Penegakan etika profesi melalui sanksi
profesi (pencabutan lisensi)





Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait
dengan kehidupan organisasi
Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip
pengelolaan organisasi modern (efisiensi,
efektiitas, keadilan, transparansi, akuntabilitas,
demokrasi)
Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi
yang berlaku secara universal
Dalam pelaksanaan penegakan kode etik
organisasi dipengaruhi oleh kepentingan sempit
organisasi, kepentingan birokrat, atau
kepentingan politik dari politisi yang membawahi
birokrat
Penegakan etika organisasi melalui sanksi
organisasi





Konsep benar-salah dan baik-buruk yang terkait
dengan hubungan-hubungan sosial
Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan
dinamika sosial
Pada umumnya etika sosial tidak tertulis, tetapi
hidup dalam memori publik, dan terinternalisasi
melalui sosialisasi nilai di masyarakat
Etika sosial menjadi basis tertib sosial
Masyarakat memiliki mekanisme penegakan etika
sosial, yaitu melalui penerapan sanksi-sanksi
sosial




Untuk mencegah kecenderungan
mengutamakan kepentingan pribadi.
Etika bersifat kompleks, sering kali bersifat
dilematis, karena itu diperlukan pedoman
yang dapat memberikan kepastian tentang
mana yang benar dan salah (mana yang baik
dan buruk)
Penerapan peraturan etika dapat membuat
perilaku etis menimbulkan efek reputasi.
Organisasi publik sekarang banyak dihujat
karena kinerjanya dinilai buruk, karena itu
perlu etika
Fungsi Politik= perumusan
kebijakan
Fungsi Administratif=
implementasi kebijakan
Administrasi Negara
Masalah
publik
Keputusan
Politik
Kebijakan
Publik
Keputusan
Administrasi
SOLUSI
MASALAH
PUBLIK
Ethical
Value
implications
KEBIJAKAN PUBLIK
Lingkungan








Pajak Warteg
Pajak ekspor CPO kepada petani
Konversi penggunaaan minyak ke gas
Pembatasan kelahiran/program KB
Kelangkaan Premium
Publikasi hasil riset susu bubuk
Kebijakan penghapusan bus kota biasa vs bus
way
Pajak film asing
Norma Umum
Norma khusus
Bersifat umum (universal)
Aturan yang berlaku dalam
1. Norma sopan santun (etiquette) kegitan atau kehidupan khusus
mengatur pola prilaku lahiriah
Misalnya:
2.
3.
manusia dalam pergaulan sehari-hari •Aturan olah raga
(seperti bertamu, makan, duduk,
•Aturan pendidikan
bicara, berlalulintas di jalan umum,)
•Aturan lalu lintas
Norma hukum positivasi
(formalisasi) norma moral yang
mengatur sikap dan prilaku manusia
manusia sebagai bagian dari
masyarakat dimana dia berada.
Sanksinya jelas
Norma moral mengatur sikap dan
prilaku manusia sebagai manusia
(human nature) –sebagai anggota
masyarakat ataupun sebagai
seorang dgn jabatan profesi tertentu.
Etika deontologi
Etika teleologi
*Deon (Yunani)= tugas/kewajiban
Kewajiban manusia bertindak secara
baik
Baik buruknya tindakan dinilai
berdasarkan akibat yang ditimbulkan
Tujuan baik  tindakan dianggap baik
Suatu tindakan baik  bukan dinilai
berdasarkan tujuan baik atau akibat
melainkan berdasarkan pada tindakan
itu sendiri
Contoh : seorang anak mencuri demi
untuk beli obat Ibunya yang sakit
dianggap sbg tindakan yang baik
Etika teleologi  situasional,
relativism, Konsekuensialistis=
melihat hasil perbuatan
Contoh: dalam situasi apapun mencuri,
berbohong, membunuh adalah tindakan
yang tidak baik
Etika deontologi motivasional
Immanuel Kant (1724-1804):
“kemauan baik harus dinilai baik pd
dirinya sendiri terlepas dari apapun juga”
Egoisme Etis
Tindakan moral
setiap orang 
mengejar
kepentingan pribadi
Utilitarianisme
•Manfaat
•Manfaat terbesar
•Manfaat utk siapa
The greatest
happiness of the
greatest number
(the minimum harm)
Ethical
philosophy
Individual
Factors
Utilitarianism
Personality
Justice
Right
Ego strength
Machiavellianism
Locus of Control
Socialization
Sex roles
Past
Reinforcement of
Ethical Decision
Ethical
Decision
Ideology
Ethical
Decision
History
Situationist
Organizational
Factors
Religion
Subjectivist
Age
Absolutist
Work experience
Exceptionist
Managerial
philosophy
External
Forces
Managerial
behavior
Economic
conditions
Reinforcement
system
Scarce
resources
Characteristics of
the job
Significant others
Ethical
behavior in
organizations
Multiple
stakeholders
Political
Drummond & Bain
1994, p64







Transparansi & korupsi (transparency and corruption)
Legitimasi (legitimating)
Diskresi administratif (administrative discretion)
Konflik kepentingan (conflict of interest)
Peniup peluit (Whistle blowing)
Membangun iklim etis (establishing ethical climate)
Non discriminasi (non discrimination)






Behave ethically yourself
Screen potential employees
Develop meaningful code of ethics
Provide ethics training
Reinforce ethical behavior
Create positions, units & other structural mechanism to
deal with ethics
Download