Uploaded by User25050

Analisis Laba Rugi dan Proyektif

advertisement
ANALISIS BISNIS DALAM KONTEKS KEADILAN ETIS EKONOMI
1. Menghitung jumlah Indomaret/Mart Lainnya dan Toko Kelontong pada satu
Kelurahan.
Dalam tugas kali ini kami melakukan survei di Kelurahan Buring, Kecamatan
Kedungkandang Malang. Adapun jumlah Indomaret yang kami temui di lokasi tidak
banyak, yaitu hanya terdapat pada dua lokasi yang cukup jauh. Yang pertama di Jl
Mayjend Sungkono, dan yang kedua kami temui yaitu di Jalan perbatasan antara
kelurahan Buring dengan kelurahan Bumiayu.
Selanjutnya, toko kelontong yang kami temui di lapangan cukup banyak, apalagi
daerah tersebut terbilang cukup jauh dari perkotaan. Ada sebanyak ± 133 toko yang
tersebar di beberapa jalan yaitu Jl Mayjend Sungkono dan jalan lainnya yang menuju
permukiman warga, dan bahkan sebagian menyebar di jalan kecil berupa gang-gang
kampung.
2. Analisa Bisnis/Usaha
A. Analisa Pasar
1) Jumlah Pengunjung
Analisa pasar apabila ditinjau dari segi jumlah pengunjungnya ialah fluktuatif.
Yaitu kadang kala banyak pengunjung, namun ada kalanya juga sepi pengunjung.
Hal ini disebabkan karena tidak terlalu banyaknya jumlah penduduk setempat.
Sehingga mungkin hanya penduduk setempat yang sedikit itulah yang bertindak
sebagai konsumen.
2) Jumlah Produk
Jumlah produk yang dipasarkan di toko-toko kelontong di kelurahan buring tidak
jauh berbeda dari toko kelontong pada umumnya. Kebanyakan yang dijual adalah
bahan kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-hari atau hanya sekedar makanan
kecil-kecilan, seperti sabun, shampo, minyak goreng, kecap, makanan ringan dan
lain sebagainya
3) Rata-rata Pembelian
Intensitas rata-rata pembelian yang terjadi pada toko kelontong di kelurahan Buring
tidak banyak dan tentunya transaksi yang terjadi tidak dapat dibandingkan dengan
Indomaret karena ditinjau dari segi lokasi tempat usaha didirikan (strategis atau
tidaknya), variabilitas produk yang dijual dan kenyamanan konsumen untuk
berbelanja dengan toko kelontong sangatlah berbeda.
4) Promosi
Promosi yang biasa dilakukan ialah mouth to mouth, yaitu pengenalan usaha toko
kelontong melalui interaksi dari mulut ke mulut antar warga di daerah setempat.
B. Analisis Laba Rugi dan Proyektif/Prediktif
Dalam hasil pengamatan yang dilakukan tentang persaingan antara para pemilik
toko kelontong dan mini market jika dilihat dari perspektif sempit, mini market
mendapatkan predikat pemenang dalam persaingan ini. Alasan yang memenangkan mini
market disini cukup mudah ditebak yaitu, barang yang dijual di mini market tergolong
banyak jenisnya atau banyak pilihan barang mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti
sabun, shampo, minyak goreng, kecap serta barang-barang yang luput dari perhatian
kebanyakan orang seperti tusuk gigi dan serbet makan. Selain itu juga fasilitas yang
dimiliki mini market tergolong sangat lengkap seperti ada pendingin ruangan, kamar kecil
dan biasanya ada semacam meja dan kursi di depan mini market.
Dari semua kelebihan yang ditawarkan oleh mini market cukup sulit memang
untuk para pelanggan berpaling untuk lebih toko kelontong. Terlebih sekarang mini
market mempunyai banyak mitra bisnis, jadi selain mini market menjadi tempat membeli
barang-barang kebutuhan sehari-hari juga dapat menjadi tempat pembayaran berbagai
merchant. Segala kemudahan mini market tersebut masih ditambah lagi dengan berbagai
promo dan penawaran menarik yang diberikan jadi harga barang menjadi lebih murah
dan bersaing. Tetapi, ada kekurangan mini market yang cukup mencolok yaitu harganya
lebih mahal bila dibandingkan dengan toko kelontong.
Pada saat ini sulit memang bagi toko kelontong untuk dapat bersaing dengan mini
market. Tapi, jika diamati ada beberapa hal yang dimiliki oleh toko kelontong dan tidak
ada dimiliki oleh mini market yaitu kalau di toko kelontong pelanggannya bisa berhutang
tanpa ada perantara bank atau pihak ketiga. Meskipun terdengar sepele hal ini menjadi
sangat penting bagi para pelanggan yang mempunyai masalah atau keterbatasan dana
tertapi ingin cepat membeli barang yang inginkan di toko kelontong.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pendapatan antara toko kelontong
dan mini market sangat mengalami ketimpangan, dimana toko kelontong memiliki
pendapatan yang terbilang cukup kecil dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh
mini market yang pendapatannya cukup besar atau sangat besar. Dikarenakan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan toko kelontong, mini
market cukup dapat percaya diri dalam mengarungi dunia bisnis selama beberapa tahun
kedepan.
Jika dapat diprediksikan keberlangsungan toko kelontong dan mini market untuk
beberapa tahun kedepan tentulah mini market mendapat tempat utama dalam
memenangkan dunia bisnis ini dibandingkan dengan toko kelontong. Bagi toko kelontong
keberadaannya selama beberapa tahun kedepan sangat terancam dan diprediksi tidak
dapat bertahan lama. Toko kelontong juga kedepannya harus bersaing dengan
munculnya berbagai jenis bisnis lain yang diperkirakan akan berbasis teknologi yang
modern. Jadi dapat disimpulkan bahwa bisnis toko kelontong tidaklah dapan menjanjikan
selama beberapa tahun kedepan.
Setiap tahun jumlah mini market yang dibangun di Kota Malang terbilang cukup
banyak sehingga mengancam keberadaan toko kelontong. Jika dilihat dari etika bisnis
persaingan antara toko kelontong dengan mini market sangatlah tidak seimbang. Dimana
mini market memiliki modal usaha yang sangat banyak, berbeda jauh dengan toko
kelontong yang hanya memiliki dana seadanya. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya
lebih ketat lagi mengawasi keberadaan mini market ini, agar tidak terlampau banyak
jumlahnya dan tidak mengancam keberadaan dari toko kelontong. Implementasinya
dapat berupa membuat perundang-undangan tentang pendirian mini market tersebut
dan pajak mini market dapat dinaikkan.
Download