Uploaded by User21178

Tugas Manajemen Strategik

advertisement
Livia Valentina
EY/ 125160098
Managemen Strategik
1. Gambar, jelaskan dan beri contoh Five Forces Industry Model by Porter
(Kekuatan Bersaing dalam Bisnis)
1) Threat of New Entrants ( Hambatan bagi Pendatang Baru)
Kekuatan ini menentukan seberapa mudah (atau sulit) untuk masuk
ke industri tertentu. Jika Industri tersebut bisa mendapatkan profit yang
tinggi dengan sedikit hambatan maka pesaing akan segera bermunculan.
Semakin banyak perusahaan saingan (kompetitor) yang bersaing pada
market yang sama maka profit atau laba akan semakin menurun.
Sebaliknya, semakin tinggi hambatan masuk bagi pendatang baru maka
posisi perusahaan kita yang bergerak di industri tersebut akan semakin
diuntungkan.
Contoh:
Go-jek merupakan perusahaan start-up yang pertama kali
beroperasi di Indonesia. Dengan kata lain, Gojek merupakan market leader
di bagian layanan jasa angkut penumpang online dengan kendaraan
bermotor di Indonesia. "Sehingga bagi pendatang baru yang ingin merintis
bisnis di pangsa pasar ini akan mengalami kesulitan untuk bersaing dengan
Go-jek.
2) Bargaining power of suppliers (Daya Tawar Pemasok)
Daya tawar pemasok yang kuat memungkinkan pemasok untuk
menjual bahan baku pada harga yang tinggi ataupun menjual bahan baku
yang berkualitas rendah kepada pembelinya. Dengan demikian,
keuntungan perusahaan akan menjadi rendah karena memerlukan biaya
yang tinggi untuk membeli bahan baku yang berkualitas tinggi. Sebaliknya,
semakin rendah daya tawar pemasok, semakin tinggi pula keuntungan
perusahaan kita.
Daya tawar pemasok menjadi tinggi apabila hanya sedikit pemasok
yang menyediakan bahan baku yang diinginkan sedangkan banyak
pembeli yang ingin membelinya, hanya terdapat sedikit bahan baku
pengganti ataupun pemasok memonopoli bahan baku yang ada.
Contoh:
Go-jek memiliki pesaing yang cukup berat meskipun Go-jek
merupakan market leader yakni Grab Bike. Grab bike mampu menawarkan
pelayanan dan harga yang cukup bersaing dengan gojek. Sehingga
kekuatan tawar menawar pemasok cukup tinggi.
3) Bargaining power of buyers (Daya Tawar Pembeli)
Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan penawaran dari
pembeli/konsumen, semakin tinggi daya tawar pembeli dalam menuntut
harga yang lebih rendah ataupun kualitas produk yang lebih tinggi, semakin
rendah profit atau laba yang akan didapatkan oleh perusahaan produsen.
Harga produk yang lebih rendah berarti pendapatan bagi perusahaan juga
semakin rendah.
Di satu sisi, Perusahaan memerlukan biaya yang tinggi dalam
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, semakin rendah
daya tawar pembeli maka semakin menguntungkan bagi perusahaan kita.
Daya tawar pembeli tinggi apabila jumlah produk pengganti yang banyak,
banyak stok yang tersedia namun hanya sedikit pembelinya.
Contoh:
Go-jek merupakan layanan jasa angkut penumpang dengan
kendaraan bermotor yang berbasis aplikasi pada smartphone. Pada
aplikasi yang tersedia terdapat tarif yang tertera berdasarkan jarak yang
akan ditempuh. Dan persaingan yang terjadi diantara perusahaan sejenis
adalah persaingan harga. Go-jek juga hanya memiliki satu rival yakni Grab
bike. Sehingga kekuatan tawar-menawar pembeli cukup rendah
4) Threat of substitutes (Hambatan bagi Produk Pengganti)
Hambatan atau ancaman ini terjadi apabila pembeli/konsumen
mendapatkan produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti
yang memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah.
Semakin sedikit produk pengganti yang tersedia di pasaran akan semakin
menguntungkan perusahaan kita.
Contoh:
Banyak start-up lain yang beroperasi di bagian jasa angkut
penumpang online dengan kendaraan bermotor, namun hanya sedikit yang
dapat bersaing dengan Go-jek. Salah satu nya adalah Grab-bike. Yang
dimana driver dan pelayanan yang diberikan hampir menyaingi Go-jek.
Sehingga dapat dikatakan bahwa ancaman dari barang pengganti cukup
tinggi.
5) Rivalry among existing competitors (Tingkat Persaingan dengan
Kompetitor)
Perusahaan harus bersaing secara agresif untuk mendapatkan
pangsa pasar yang besar. Perusahaan kita akan semakin diuntungkan
apabila posisi perusahaan kita kuat dan tingkat persaingan pada pasar
(Market) yang sama tersebut yang rendah. Persaingan semakin ketat akan
terjadi apabila banyak pesaing yang merebut pangsa pasar yang sama,
loyalitas pelanggan yang rendah, produk dapat dengan cepat digantikan
dan banyak kompetitor yang memiliki kemampuan yang sama dalam
menghadapi persaingan.
Contoh:
Go-jek tidak hanya satu-satu nya perusahaan yang menjalani bisnis
startup jasa angkut penumpang kendaraan bermotor di Indonesia. Selain
Go-jek, terdapat juga Grab bike, smartjek, dan blujek. Sehingga tingkat
persaingan cukup cukup tinggi. amun dikarenakan Go-jek merupakan
market leader di Indonesia sehingga gojek berada dalam posisi yang cukup
aman dalam persaingan.
2. Gambar, jelaskan dan beri contoh Corporate Value Chain dan Industri Value
Chain
a. Corporate Value Chain
Rantai nilai internal bisnis terdiri dari semua aktivitas yang berbeda
secara fisik dan teknologi dalam perusahaan yang menambah nilai bagi
pengalaman pelanggan. Kunci untuk ini adalah memahami kegiatan yang
menciptakan keunggulan kompetitif, dan kemudian mengelola kegiatan
tersebut lebih baik daripada perusahaan lain di industri.
Porter’s Value Chain berfokus pada sistem, dan bagaimana input
diubah menjadi output yang dibeli oleh konsumen. Menggunakan sudut
pandang ini, Porter menggambarkan rantai kegiatan umum untuk semua
bisnis, dan ia membagi mereka ke dalam kegiatan primer dan dukungan.
-
Primary Activities
Kegiatan utama berhubungan langsung dengan penciptaan fisik, penjualan,
pemeliharaan dan dukungan dari suatu produk atau jasa. Mereka terdiri dari:
● Inbound Logistic – semua proses yang terkait dengan menerima,
menyimpan, dan mendistribusikan input internal.
● Operations – kegiatan transformasi yang mengubah input menjadi output
yang akan dijual kepada pelanggan.
● Outbond Logistic – kegiatan ini memberikan produk atau layanan kepada
pelanggan.
● Marketing & Sales – proses yang digunakan untuk membujuk pelanggan
untuk membeli produk yang dijual.
● Service – kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai dari
produk atau layanan kepada pelanggan setelah membeli produk.
-
Support Activities
Kegiatan ini mendukung fungsi utama di atas. Dalam diagram kita, garis putusputus menunjukkan bahwa setiap dukungan, atau sekunder, aktivitas dapat
berperan dalam setiap kegiatan utama. Misalnya, pengadaan mendukung
operasi dengan kegiatan tertentu, tetapi juga mendukung pemasaran dan
penjualan dengan kegiatan lain.
● Procurement (Purchasing) – kegiatan organisasi untuk mendapatkan
sumber daya yang dibutuhkan untuk beroperasi.
● Human Resource Management – seberapa baik sebuah perusahaan
merekrut,
melatih,
memotivasi,
memberi
penghargaan,
dan
mempertahankan para pekerjanya.
● Technological Development – kegiatan ini berhubungan dengan
pengelolaan dan pengolahan informasi, serta melindungi basis
pengetahuan perusahaan.
● Infrastructure – sistem dukungan perusahaan, dan fungsi-fungsi yang
memungkinkan untuk mempertahankan operasi sehari-hari seperti
akuntansi, hukum, administrasi, dan manajemen.
Contoh:
Pada sebuah perusahaan fotokopi (copier manufacturer) tabel contoh di
bawah ini menunjukan apa yang akan dilakukan oleh pihak perusahaan secara
spesifik yaitu dengan mengadakan diferensiasi dalam rantai nilai untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif dari para pesaing. Versi dasar dapat terlihat
kontras bila dibandingkan dengan value chain kompetitor, yang dapat dibuat
analisis secara terpisah. Template value chain secara bertahap menambahkan
analisis waktu, biaya total yang dapat diidentifikasi untuk tiap kegiatan. Dan
tergantung kepada biaya-biaya yang dapat diidentifikasi biaya yang didasarkan
per-unit yang mana merupakan tujuan akhir dari analisis.
b. Industry Value Chain
Industry Value Chain terdiri dari semua kegiatan yang menciptakan
nilai dalam industri, dimulai dengan bahan baku, dan diakhiri dengan
produk yang telah selesai dikirim ke pelanggan. Jadi contoh rantai nilai
industri kimia mungkin terlihat seperti:
- Raw minerals (mis. Minyak, gas, udara, air)
- Produksi bahan kimia dasar (mis. Anorganik dan organik seperti mis.
Amonia, garam, benzena)
- Pengolahan kimia
- Produksi bahan kimia canggih (pupuk, bahan kimia industri, plastik)
- Pemrosesan dan teknologi canggih (bahan kimia khusus, produk
perawatan konsumen, ilmu kehidupan)
- Konsumen
Tujuan dari analisis industry value chain adalah untuk mengetahui
bagaimana bagian dalam industry value chain cocok dengan rantai nilai
pemasok dan pelanggan Anda.
3. Jelaskan tentang visi, misi dan komponen misi
 Visi (Vision) merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau
impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa
depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be
dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat
krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan
jangka panjang.
 Misi (Mision) merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau
alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh
perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.
 Karena misi perusahaan merupakan bagian dari proses strategic
management yang akan dipublikasikan kepada masyarakat, maka misi
perusahaan sebaiknya mencakup 9 komponen pokok, yang terdiri dari :
a. Customer : secara explisit misi harus menyebutkan siapa yang
menjadi pelanggan bagi produk perusahaan
b. Product or Services : dalam hal ini secara spesifik perusahaan harus
menyebutkan produk atau jasa apa saja yang dihasilkan oleh
perusahaan.
c. Markets : pernyataan ini menjelaskan di pasar mana produk
perusahaan akan bersaing dengan produk yang dihasilkan oleh
pesaing.
d. Technology : pernyataan misi menyebutkan arah pengembangan
teknologi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
e. Concern for survival, growth, and profitablility : dalam hal ini
pernyataan misi menunjukkan secara jelas komitmen perusahaan
terhadap kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan dan
kemampuan untuk menghasilkan laba (Profitabilitas).
f. Philosophy : misi akan menjelaskan kepercayaan (beliefs), nilai
(values), aspirasi, dan prioritas etis dari perusahaan.
g. Self Concept : misi akan menjelaskan apa yang menjadi kompetensi
unggulan (distinctive competences) dari perusahaan dibandingkan
pesaingnya.
h. Concern for public image : misi akan menunjukan apakah
perusahaan memiliki respons terhadap masalah-masalah sosial,
kemasyarakatan maupun terhadap masalah lingkungan.
i. Concern for employees : dalam hal ini pernyataan misi akan
menunjukkan apakah karyawan merupakan aset yang berharga bagi
perusahaan.
4. Jelaskan tentang Strategi Bersaing (Competitive Strategy by Porter)!
A. Strategi Biaya Rendah (Cost Leadership)
Menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama
dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini
(barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif
mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau
menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan.
B. Strategi Pembedaan Produk (Differentiation)
Mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan
tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang
atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk
menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Berbagai
kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan
dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh
dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen
potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan
keputusannya (price insensitive).
C. Strategi Fokus (Focus)
Digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu
segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani
kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan
keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Strategi
ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan
tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya
perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada
suatu kelompok pasar tertentu (niche market), wilayah geografis tertentu,
atau produk barang atau jasa tertentu dengan kemampuan memenuhi
kebutuhan konsumen secara baik. Strategi ini terbagi dalam dua jenis yaitu:
- Strategi Focused low-cost
Strategi yang biasa diterapkan oleh perusahaan perseorangan yang
memproduksi produk dengan merek pribadi atau produk yang hanya
dikenal oleh kalangan tertentu. Perusahaan tipe ini tidak perlu
mengeluarkan banyak biaya untuk pengembangan produk, biaya iklan,
biaya tenaga penjual atau biaya merek
-
Strategi focused differentiation.
Strategi yang biasa diterapkan oleh perusahaan yang memiliki produk
masal. Biasanya perusahaan memproduksi barang untuk pasar-pasar
besar tetapi juga memproduksi barang untuk pasar kecil atau ceruk
pasar dengan perbedaan atau spesifikasi yang ditawarkan dalam
produknya.
5. Jelaskan perbedaan antara Resource View dan Market View (I/O view)

Resource-Based View (RBV)
Pandangan Berbasis Sumber Daya (RBV) populer di tahun
1990.
Menurut pendekatan ini, kinerja organisasional akan sangat
ditentukan oleh beragam sumber daya internal yang dapat dikelompokkan
ke dalam tiga kategori yakni : sumber daya fisik, sumber daya manusia,
dan sumber daya organisasional. Teori RBV berpendapat bahwa sumber
dayalah yang sesungguhnya membantu perusahaan menangkap peluang
dan menetralkan ancaman.
Para teoretikus RBV berpendapat bahwa akan menguntungkan bagi
sebuah perusahaan untuk menjalankan strategi yang saat ini tidak
diterapkan oleh perusahaan pesaing mana pun. Agar bernilai, suatu
sumber daya hendaknya memiliki indikator-indikator empiris sebagai
berikut : (1) langka, (2) sulit untuk ditiru, atau (3) tidak dapat dengan
mudah dicarikan penggantinya. Tiga karakteristik sumber daya tersebut
memampukan perusahaan untuk menerapkan strategi yang meningkatkan
efisiensi dan keefektifan dan membawanya pada keunggulan kompetitif
yang berkesinambungan.

Market-Based View (I/O View)
Konsep MBV berlandaskan konsep competitive force model yang
dikembangkan oleh Porter. Model ini menjelaskan lima faktor pendorong
eksternal yang harus diperhatikan oleh sebuah organisasi agar mampu
memperoleh keunggulan kompetitif dalam lingkungan bisnis, yaitu
ancaman pemain baru dalam bisnis, persaingan diantara perusahaanperusahaan yang berada dalam industri, ancaman adanya produk atau
layanan pengganti, kekuatan pemasok, dan kekuatan pembeli. Kekuatan
kolektif dari kelima faktor pendorong ini akan menentukan potensi
keuntungan secara keseluruhan dalam sebuah industri. Setiap industri
memiliki seperangkat karakteristik ekonomi dan teknis yang menentukan
kekuatan masing-masing faktor pendorong ini.
Organisasi yang memberikan perhatian dengan cermat dan penuh
kehati-hatian secara terus-menerus terhadap lingkungan internal maupun
eksternal di sekelilingnya, berpotensi menciptakan kombinasi aset,
keterampilan, dan kapabilitas yang mampu mempengaruhi faktor-faktor
pendorong ini. Tentu saja melalui penyusunan dan pengimplementasian
strategi yang tepat. Bukan RBV atau MBV, tapi keduanya kiat manfaatkan
sebgai pernagkat analisi untuk menyusun startegi.
6. Terdapat beberapa jenis strategi bisnis dan beri contohnya masing-masing
(12)!
Strategi
Definisi
Contoh
Integrasi kedepan
Mencari kepemilikan
atau meningkatkan
kontrol atas distributor
atau pengecer
Pembuat boneka dan
penjual barang melalui
pos, Pleasant Co., baru
saja membuat gerai ritel
di Manhattan
Integrasi ke belakang
Mencari kepemilikan
atau meningkatkan
kontrol atas pemasok
Mcdonald’s mengakuisisi
produsen gelas kertas
perusahaan
Integrasi horizontal
Mencari kepemilikan
atau meningkatkan
kontrol atas pesaing
Callaway golf
mengakuisisi
top-flite Golf Company
Penetrasi Pasar
Meningkatkan pangsa
pasar untuk produk/jasa
saat ini di pasar melalui
upaya pemasaran yang
lebih besar
SABMiller Plc
menghabiskan $500 juta
tahun 2003 untuk
memasarkan bir merek
Miller
Pengembangan Pasar
Memperkenalkan
produk/
jasa saat ini ke area
geografis yang baru
Maskapai penerbangan
JetBlue menambahkan
puluhan rute baru
Pengembangan Produk
Meningkatkan penjualan
melalui perbaikan
produk/jasa saat ini atau
mengembangkan
produk/jasa baru
GM mengembangkan
mobil bertenaga
Hidrogen atau Pfizer
mengembangkan pil anti
merokok baru
Diversifikasi
Konsentrik
Menambahkan
produk/jasa baru yang
masih berkaitan dengan
produk/jasa lama
Microsoft meluncurkan
PC
pertamanya yang juga
berfungsi sebagai
sarana
hiburan
Diversifikasi
Konglomerat
Menambahkan
produk/jasa baru yang
tidak berkaitan dengan
produk/jasa lama
Penyewaan video
Blockbuster mungkin
akan mengakuisisi
perusahaan pemasar
langsung DVD dan
musik, Columbia House
Diversifikasi
Horizontal
Menambahkan
produk/jasa baru, yang
tidak berkaitan, kepada
pelanggan saat ini
Viacom mengakuisisi
Comedy Central, saluran
TV Cabel komedi yang
dikenal dengan the man
show dan the daily show
dari AOL
Retrenchment
Mengelompokkan ulang
melalui pengurangan
biaya dan aset terhadap
penurunan penjualan
dan laba
America West airlanes
menutup hu-nya di
Columbus, Ohio, dan
memecat 390 orang
karyawannya
Divestasi
Menjual satu divisi atau ConocoPhilips menjual
bagian perusahaan
jaringan gerai circle Knya kepad perusahaan
kanada,
alimentation
Couche-Tard
Likuidasi
Menjual seluruh aset Sprint melikuidasi divisi
perusahaan,
Web-hosting-nya
sepotong-sepotong
untuk nilai
riilnya
7. Jelaskan secara ringkas tentang SPACE Matrix ( Strategy Position & Action
Evaluation), IE Matrix, Grand Matrix
 Matriks Evaluasi Posisi dan Tindakan Strategis (Strategic Position and
Action Evaluation—SPACE Matrix), mengindikasikan apakah strategi
yang agresif, konservatif, defensif, atau kompetitif yang paling cocok
dengan organisasi tertentu. Sumbu untuk Matriks SPACE mewakili dua
dimensi internal, yaitu kekuatan keuangan (financial strength—FS) dan
keunggulan kompetitif (competitive advantage—CA) dan dua dimensi
eksternal, yaitu stabilitas lingkungan (environmental stability— ES) dan
kekuatan industri (industrial strength—IS). Keempat faktor ini adalah
penentu yang paling penting dari keseluruhan posisi Strategis organisasi.

Matrik Internal Eksternal merupakan sebuah model yang dikembangkan
dari model General Electric, parameter yang digunakan meliputi parameter
kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi
perusahaan. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh
strategi bisnis di tingkat korporasi yang lebih detail.

Matrik Grand Strategy merupakan tahapan pencocokan (matching stage)
pada proses formulasi strategi. Matrik ini didasarkan pada dua dimensi
evaluasi yaitu posisi kompetitif (Competitive position) dan pertumbuhan
pasar (market growth). Strategi yang sesuai untukdipertimbangkan suatu
organisasi terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing
kuadran dalam matriks. Matriks Grand strategy digunakan untuk
mengetahui strategi bisnis yang tepat bagi perusahaan.
8. Analisis Budaya Organisasi Internasional
1) Sejarah Perusahaan Coca-Cola
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh
John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika
Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian
dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan
John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C
akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama
dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal
di dunia yang sering kita lihat sekarang.
Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan
cara membuat berbagai macam benda-benda cenderamata berlogo CocaCola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan
penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain
warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian
cenderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk
memasyarakatkan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak
mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk
membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai
namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian
produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan
akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun
itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama
dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang
terdaftar.
2) Visi dan Misi Coca Cola
 Misi
Misi ini menegaskan tujuan sebagai sebuah perusahaan dan berfungsi sebagai
standar yang menjadi tolok ukur seluruh tindakan dan keputusan.
- Untuk menginspirasi momen penuh optimisme dan kebahagiaan...
- Untuk menciptakan nilai dan membuat perbedaan.
 Visi
Visi kami membentuk kerangka kerja dan memandu setiap aspek dari bisnis
dengan menjelaskan target yang perlu dicapai untuk terus meraih
pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkualitas.
- SDM: Menjadi tempat kerja yang baik dimana orang dapat
terinspirasi untuk memenuhi potensi mereka.
- Portofolio: Menghadirkan portofolio merek minuman berkualitas
yang mampu mengantisipasi dan memuaskan keinginan dan
kebutuhan orang ke seluruh dunia.
- Mitra: Menjaga jaringan pelanggan dan pemasok yang unggul,
bersama menciptakan nilai bersama yang mampu bertahan lama.
- Planet: Menjadi warga negara yang bertanggung jawab yang
membuat perbedaan dengan membantu membangun dan
mendukung masyarakat yang berkelanjutan.
- Keuntungan: Memaksimalkan pengembalian jangka panjang
kepada pemilik saham dengan memperhatikan tanggung jawab
secara keseluruhan.
- Produktivitas: Menjadi organisasi yang sangat efektif, terstruktur,
dan bergerak cepat.
3) Strategi SDM
Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu focus
utama manajemen coca cola dalam menyiapkan tenaga kerja yang handal,
dinamis dan penuh dedikasi. Yang sasaran coca cola tak lain ialah memberi
layanan yang prima dan memuaskan kepada lebih dari 200 juta konsumen
melalui sekitar 400,000 pelanggan yang tersebar. Coca cola sendiri menyadari
bahwa untuk meraih semua peluang yang ada, memberikan layanan yang
terbaik kepada para pelanggannya, dan untuk dapat mengahadapi tantangan
lingkungan bisnis yang kompetitif, tim-tim kami perlu dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta sikap yang tepat.
Coca-Cola
menyelenggarakan
berbagai
pelatihan
serta
mengembangkan SDMnya untuk menjamin bahwa kemampuan bisnis
perusahaan senantiasa memenuhi tuntutan pasar, dan para karyawan mampu
menghasilkan apa yang diharapkan dari mereka. Sementara itu, coca cola juga
secara berkesinambungan merekrut tenaga-tenaga muda berpotensi untuk
menduduki posisi-posisi penting di masa mendatang. Coca cola memiliki satu
tim khusus yang bertugas meningkatkan keterampilan-keterampilan fungsi
teknis, bidang manajemen dan kepemimpinan karyawan. Tim tersebut
didukung dan disertifikasi oleh sejumlah lembaga pelatihan dan
pengembangan SDM internasional. Diantaranya terdapat The Coca-Cola
Company, Coca-Cola Amatil dan beberapa lembaga internasional lainnya.
Kami menghadirkan kelompok fasilitator baik dari dalam organisasi sendiri,
maupun dari lingkungan luar yang memiliki kepiawaian bisnis yang tajam,
pengalaman kerja langsung dalam bidang-bidang terkait, serta yang jauh lebih
penting, "menjiwai pendidikan".
4) Strategi Pemasaran
Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian
yang banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurangkurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk
mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya.
Manajemen Pemasaran Coca Cola :
Coca-Cola memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan
pemasaran produk-produknya. Program tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:
- Program Promosi
Mereka mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak
hanya untuk meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga
meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk.
- Layanan Konsumen
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan
pelanggan, didesain untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas
konsumen secara terus-menerus terhadap produk-produk Coca-
Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh
pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing.
-
-
-
Area Marketing Contractor
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan
pengembangan daerah tertentu, sekaligus komitmen untuk
menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal, mendorong
Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan
mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect
Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di
Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha
kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area
Marketing Contractor (AMC) dan Street Vending.
Layanan Produk Pendingin
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen Coca-Cola ebih
menyukai membeli produk dalam keadaan dingin. Hal ini
menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment (peralatan
pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan
penjualan dan mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.
HoReCa
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café
ternama, Coca-Cola memberikan beragam penawaran menarik
melalui program HoReCa ini
5) Analisis SWOT
- Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang dimiliki oleh Coca-Cola Company meliputi Brand
Image dan Brand Loyality yang sudah melekat kuat di masyarakat
dan terbukti hingga saat ini masih menjadi pemimpin di pasar atau
market leader. Formula rahasia produknya juga tidak mudah ditiru
oleh para pesaing yang menjadikan produk ini tetap memiliki
keunikan tersendiri. Selain itu sistem distribusinya yang telah
merambah hampir keseluruh dunia tidak akan mudah untuk dikejar
oleh competitor. Produk-produk baru yang terus menerus
diluncurkan serta promosi yang gencar semakin memperkokoh
posisi The Coca Cola
- Kelemahan (Weakness)
Kelemahan untuk setiap bisnis harus baik diminimalkan dan
dipantau agar dapat secara efektif mencapai produktivitas dan
efisiensi dalam kegiatan usaha mereka. Isu kesehatan mungkin
-
-
salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh produk CocaCola. Masalah kandungan kalori berlebih yang diantisipasi dengan
cara meluncurkan produk sugar free ternyata juga masih mendapat
hambatan dari adanya isu kesehatan mengenai pemanis buatan
yang digunakan sebagai pengganti. Selain itu produk ini juga belum
mulai beralih ke produk ramah lingkungan, sementara mulai banyak
minuman ringan yang memakai isu keseahatan dan lingkungan
dalam kampanye produk mereka.
Peluang (Opportunity)
Pertumbuhan sebesar 7,5% yang terjadi pada pasar minuman
ringan non soda dan 8,5% pada air mineral kemasan merupakan
peluang yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh Coca-Cola.
Hal ini sudah dilakukan dengan produknya yaitu Air mineral Ades
dan produk minuman Isotonik. Selain itu menurut data masih banyak
pasar di wilayah Asia Tengah dan Afrika yang tingkat konsumsi
minuman ringan bersodanya masih rendah. Ini merupakan Blue
Ocean bagi pemasaran Coca Cola dimasa depan.
Ancaman (Threat)
Kompetitor baik tingkat domestic maupun level International seperti
Pepsi dan Cadbury merupakan ancaman yang patut diwaspadai.
Selain itu perubahan paradigma konsumen yang lebih health
conscious serta meningkatnya harga gula, packaging dan material
lainnya merupakan ancaman yang perlu ditanggulangi sedini
mungkin.
Download