Pembentukan Kesadaran Karyawan Aakn penerapan Keselamatan

advertisement
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Rendahnya kesadaran karyawan akan kondisi keselamatan kerja sering menyebabkan
kecelakaan kerja (King & Hudson, 1985). Hasil penelitian menyatakan salah satu
penyebab kecelakaan kerja adalah kelalaian manusia (human error). Kelalaian manusia
itu tidak selalu terkait langsung dengan faktor kesadaran. Misalnya hasil penelitian
menunjukkan sebab-sebab kecelakaan kerja seperti kemampuan fisik dari pekerja,
rendahnya kemampuan psikologi dari pekerja, kurangnya pengetahuan dari pekerja,
kurangnya keterampilan dari pekerja, dan motivasi pekerja yang menurun (Bannet, 1995;
Lim & Murphy,1996). Lebih jauh lagi, pekerja yang cenderung berperilaku buruk seperti
beroperasi atau bekerja dengan kecepatan yang tidak aman, membuang peralatan
keamanan atau memindahkannya, serta melepaskan peralatan kerja, dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja dalam perusahaan (Dessler, 1998). Sebab-sebab tersebut
dapat dinilai terkait dengan kesadaran karyawan dalam memahami dinamika dari kondisi
K3. Akibat yang muncul dari kecelakaan tersebut berupa kerugian bagi karyawan itu
sendiri, pengusaha, bahkan masyarakat (Takala, 2000; Irwanto, 2002).
Kecelakaan kerja yang tingkat terjadinya tinggi di setiap tahunnya memiliki dampak
yang besar, secara keuangan maupun non-keuangan (Laberge & Ledoux, 2011). Di
indonesia data pemerintah pada tahun 2010, tercatat terjadi 98.000 kasus kecelakaan
kerja
(Grahanintyas,
Wignjosoebroto,
1
Latiffianti,
2012).
International
Labor
Organitation (ILO) pada 2010 juga mencatat
bahwa secara internasional, setiap
tahunnya terdapat 2 juta orang meninggal akibat kecelakaan dan penyakit kerja
diperusahaan (Howse, Jeebhay, Neis, 2012). Secara ekonomis akan berdampak pada
kerusakan peralatan kerja, hari kerja yang hilang, produksi yang menurun, serta biaya
pengobatan yang harus ditanggung oleh perusahaan ( Jerie, 2012).
Walaupun dinilai sentral dalam penelitian ini, khususnya di Indonesia. Penelitian K3
selama ini tidak begitu banyak memberikan perhatian terhadap kesadaran individu dalam
bekerja. Penelitian-penelitian lebih terfokus pada kondisi K3 pada umumnya. Misalnya,
penelitian terhadap jasa outsourcing K3 di perusahaan, ketentuan khusus keselamatan
dan kesehatan kerja yang terkandung dalam peraturan pemerintah, evaluasi dan
pelaksanaan K3 (Nunez, 2009; Olsen, 2012; Zanko & Dawson, 2012). Di Indonesia
sendiri, penelitian K3 membahas tentang perlindungan hukum terhadap tenaga kerja
berdasarkan prinsip dan asas-asas hukum, upaya mengurangi kecelakaan di unit-unit
kerja, evaluasi penerapan sistem manajemen K3 dan upaya peningkatan fasilitas K3
perusahaan, serta analisa K3 dalam meningkatkan produktivitas kerja (Saraswati, 2007;
Ahmad, 2000; Mentang, 2013; Grahanintyas, et al.,2012). Lebih jauh lagi, penelitian K3
yang berkaitan dengan kesadaranpun terkait dengan dimensi-dimensi dari K3 di atas.
Penelitian dari Asnawi & Bachroni (1999) misalnya memfokuskan kepada kesadaran
karyawan ditinjau dari peraturan tentang K3. Silaban et al (2009) meneliti tentang
kesadaran karyawan akan K3 berdasarkan tingkat pendidikan. Lebih lanjut Mallapiang &
Nurfadhillah (2013) yang meneliti tentang kesadaran karyawan terhadap penggunaan
alat pelindung diri sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja, serta Musfiroh (2013)
yang meneliti kesadaran karyawan terhadap K3 berdasarkan ketentuan hukum
2
pemerintah. Kondisi di atas menunjukkan penelitian tentang kesadaran karyawan
terhadap K3, terutama proses terbentuknya kesadaran itu sendiri, belum banyak
dilakukan.
Oleh sebab itu, penelitian tentang salah satu faktor krusial yang menyebabkan
kecelakaan atau gangguan keselamatan kerja ini perlu dilakukan. Penelitian ini akan
memfokuskan pada proses pembentukan kesadaran karyawan tentang K3. Alasan
mengambil topik penelitian ini karena sebagai kekuatan dasar dalam perusahaan
seharusnya setiap karyawan yang bekerja memiliki kesadaran akan keselamatan dalam
bekerja sehingga hal ini dapat mengurangi setiap resiko kecelakaan kerja dan karena itu
pembentukan kesadaran K3 dari setiap karyawan menjadi penting.
1.2 Persoalan Penelitian
1. Bagaimana kondisi K3 di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia dalam kaitan
dengan kesadaran K3 pekerja?
2. Bagaimana kesadaran K3 karyawan di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia
terbentuk?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui terbentuknya kesadaran karyawan terhadap penerapan (K3) di
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia.
3
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan memaknai tingkat kesadaran dan bagaimana kesadaran itu terbentuk, penelitian
ini dapat membantu perusahaan dalam praktik melaksanakan K3.
4
Download