Uploaded by User10959

osler-dbd-fix2

advertisement
OSLER
DEMAM BERDARAH DENGUE
Disusun Oleh :
1.
Nur Azizah Hafaz
1713020001
2.
Fathin Nabila Kistie
1713020004
3.
Fachri Mubarok
1713020037
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga
Alamat lengkap
Bentuk Keluarga
No
1.
Nama
Tn. X
: Tn. X
: Desa Tunjung Lor RT 06/RW 02
Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas
: Nuclear family
Kedudukan
L/P
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Kepala keluarga
L
45
SMA
Pelaut
(Suami)
2.
Ny. M
Istri
P
40
SD
IRT
3
An.A
Anak Pertama
P
15 tahun
SD
Pelajar
4
An.B
Anak Kedua
L
8 tahun
TK
Pelajar
Genogram
STATUS PASIEN
Identitas pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Masuk
: Ny. M
: 40 tahun
: Perempuan
: Menikah
: Islam
: Ibu Rumah Tangga
: Tunjung, Rt 06 Rw 02
: 02 Januari 2019, pukul 09:00 WIB
Anamnesis
• IGD Puskesmas Jatilawang
AUTOANAMNESIS
• Tanggal 02 Januari 2019Pukul 10.00 WIB
KELUHAN
UTAMA
• Demam
RPS
Riwayat Penyakit Sekarang
:
Pasien masuk dengan keluhan utama demam yang dialami ± 4 hari sebelum masuk
puskesmas, demam naik turun, saat malam hari menggigil, batuk (-), sesak nafas (-).
Sakit kepala (+), lidah kotor (+). Nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan
berkurang, lemas (+), BAK lancar, BAB lancar.
RPD
• HT, DM (-)
• Jantung (-)
• Alergi (-)
• Epilepsi (+)
sejak 6
tahun yll
RPK
• HT, DM,
Jantung (-)
• Alergi (-)
R.kebiasaan
• Merokok,
alkohol,
obat-obatan
terlarang,
jamu (-)
Riwayat sosial ekonomi :
Peserta JKN. Pasien saat ini tinggal bersama anak
nya, suami merantau pulang tiap 6 bulan. Pasien
merupakan IRT, sedangkan suami sebagai pelaut.
Riwayat operasi : -
Riwayat Sosial dan Exposure
Hobby
Pasien mengisi waktu luangnya dengan
pergi ke sawah untuk bertani.
Occupational
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang setiap hari
mengurus anak anaknya, kadang ke sawah untuk bercocok
tanam
PersonalHabit
Pasien memiliki kebiasaan sering tidur di siang hari.
Community
Pasien dalam kesehariannya tinggal bersama dua orang anak.
Suaminya bekerja merantau di Kalimantan sebagai pelaut, yang
pulang tiap 6 bulan. Rumah pasien berada di pedesaan yang
jauh dari sarana transportasi.
Home
Diet
Pasien makan dua sampai tiga kali dalam sehari. Lauk pauk
yang biasa dikonsumsi adalah tempe, ikan, telur, dan sesekali
mengkonsumsi daging. Pasien biasa mengkonsumsi gorengan
,jarang mengkonsumsi sayuran karena pasien tidak begitu
menyukai sayuran dan jarang mengkonsumsi buah-buahan.
Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan tertentu.
Drug
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
Riwayat Psikologi
Pasien hanya tinggal bertiga dengan
anaknya. Dalam kehidupan sehari-har,
pasien selalu menceritakan masalah
atau hal yang sehari-hari ditemukan.
Pasien sering menghabiskan waktu
bersama kedua anaknya.
Setiap masalah yang dihadapi pasien
dan anggota keluarganya selalu
didiskusikan bersama-sama.
Riwayat Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas
menengah kebawah. Suami pasien bekerja
sebagai pelaut dengn penghasilan kurang
lebih Rp 3.000.000/ bulan.
Riwayat Demografi
Hubungan antara pasien dengan keluarga
nya dapat dikatakan harmonis.
Pasien selalu mendiskusikan dengan
suaminya ketika ada masalah, meskipun di
pisahkan oleh jarak. Kedua anaknya juga
sangat menyayangi ibu dan bapaknya.
Riwayat Sosial
Saat sakit ini, pasien sedikit sulit melakukan
aktivitas sehari-hari. Pasien biasanya melakukan
kegiatan sehari harinya sebagai ibu rumah tangga.
Hubungan pasien dengan tetangga sekitarnya
cukup baik.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesan sakit
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Frekuensi nafas : 18 x/menit
Suhu
: 36,8 º C
Status Antropometri
BB
: 78 kg
TB
: 158 cm
IMT
: 31 kg/m2
Status Generalisata
Kepala :
Normocephali, rambut berwarna hitam, di
stribusi merata
Mata
:
Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-,
edema palpebra -/Hidung :
Bentuk normal, deformitas (-), deviasi sep
tum (-), concha eutrofi, sekret -/Telinga :
Normotia, sekret -/-, serumen -/-,
nyeri tekan -/Leher :
Tidak didapatkan adanya pembesaran
KGB maupun kelenjar tiroid, JVP dbn
Thorax
Inspeksi:
Kulit sawo matang, bentuk normal, tipe
pernafasan torakoabdominal
Palpasi :
Gerak nafas simetris,
vocal fremitus simetris.
Perkusi :
sonor kedua lapang paru
Auskultasi
Jantung:
S1-S2 reguler, murmur(-), gallop (-)
Paru
Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi
Tampak supel, bekas luka operasi (-),
striae gravidarum (-)
Palpasi
Supel, massa (-), hepar lien tidak teraba,
nyeri tekan (+) di regio epigastric dan
umbilical.
Perkusi
timpani di seluruh lapang abdomen
Auskultasi
Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Akral hangat pada ke 4 ekstremitas,
edema (-/-) di kedua tungkai bawah,
Petekie (+) di ekstrimitas superior.
Petekie (+) di ekstrimitas superior.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Hemoglobin
12,4
Gr %
Prm : 12-16
Lk : 14 – 18
Trombosit
114.000
Ribu / mm
150-450
2
Leukosit
Eritrosit
3.500
4,93
Ribu/UL
Juta UL
5-10
Prm : 4,5 – 5,0
Lk : 4,45 – 5,5
Hematokrit
Tes Widal
Salmonela Tiphi O
Salmonela Tiphi H
Salmonela Para Tiphi A
Salmonela Para Tiphi B
36,5
%
35 – 50
Negatif
1/160
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
DIAGNOSTIK HOLISTIK
Aspek Personal
• Demam
KU
Idea
concern
expecta
tion
• Keluhan Tambahan, demam naik turun, menggigil,mual
• Pasien datang berobat karena demam
• Pasien khawatir keluhannya makin memburuk
• Pasienberharap agar segera sembuh dan dapat beraktifitas lagi
Aspek Klinis
Diagnosis
: DBD
Gejala klinis
Demam sejak 3 hari yang lalu, menggigil di malam hari,
mual, nyeri perut dan pusing.
Diagnosa banding
Demam Dengue, Demam Typhoid
Aspek Faktor Risiko Intrinsik Individu
Faktor Resiko yang dapat diubah
Perilaku
Pasien memilik kebiasaan tidur di siang hari
Faktor Resiko yang tidak dapat diubah (Unmodiffied)
KarakteristikPasien
Pasien merupakan seorang
perempuan dengan usia tua.
RPK
hipertensi, diabetes melitus alergi,
riwayat sakit jantung, ataupun
riwayat di SANGKAL
RPD
Pasien tidak mempunyai keluhan
atau penyakit yang sama
sebelumnya.
riwayat
kolesterol tinggi pada pasien saat
bertambah usia nanti.
Aspek Faktor Risiko Ekstrinsik Individu
 Lantai rumah yang masih menggunakan
tanah
 Terdapat kolam ikan yang sudah tidak
digunakan
 Banyaknya barang barang bekas yang
tidak terpakai
 Tidak terdapat klambu pada tempat tidur
pasien
 Kondisi ekonomi pasien termasuk ke
dalam golongan menengah ke bawah.
 Rendahnya pemahaman pasien dan kelua
rga mengenai faktor resiko terjadinya
DBD.
Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial
Skala penilaian fungsi sosial
pasien adalah 2, karena pasien
mulai terganggu dalam
melakukan aktivitas dan kegiatan
sehari-hari seperti membersihkan
rumah, memasak dan lainnya.
PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
Personal Care
Initial Plan
Usulan pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan darah rutin bertujuan untuk mengetahui adanya
trombositopenia, leukositosis, peningkatan/penurunan
hematokrit, hipoproteinemia.
Rujuk untuk mendapatkan penatalaksaanaan lebih lanjut.
Medikamentosa
IVFD RL 500 cc 10 tpm  RL selanjutnya 20 tpm
Inj Ranitidine 2x1 amp
Cloramex 500 mg 4x1 caps
Antasid 3x1 tab
Non Medikamentosa
Istirahat yang cukup
Diet nutrisi tetap diberikan seperti biasa (tinggi
protein, Karbohidrat, sayur, dan buah-buahan)
KIE (konseling, informasi dan edukasi)
• Tirah baring
• Memperbanyak minum air putih 6-8 gelas sehari. makan yang bergizi
dan meningkatkan konsumsi sayur, buah, daging.
• Edukasi penyebab, faktor risiko, tanda dan gejala DBD
• Prinsip konseling pada demam berdarah dengue adalah memberikan
pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit
dan tata laksananya, sehingga pasien dapat mengerti bahwa tidak ada
obat/medikamentosa untuk penanganan DBD, terapi hanya bersifat
suportif dan mencegah perburukan penyakit. Penyakit akan sembuh
sesuai dengan perjalanan alamiah penyakit.
• Modifikasi gaya hidup
• Melakukan kegiatan 3M menguras, mengubur, menutup.
• Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan
bergizi dan melakukan olahraga secara rutin.
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam
: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
DBD adalah penyakit dengan host alami
yaitu manusia dan agennya adalah virus
dengue yang ditularkan oleh gigitan
nyamuk terutama nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopticus yang terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia
Etiologi
Virus dengue
• Genus : flavivirus
• Famili : flaviviridae
AGENT
KESEHATAN
KELUARGA
PENJAMU
(MANUSIA)
KEADAAN
LINGKUNGAN
FAKTOR RESIKO
(PENYEBAB PENYAKIT)
BERSUMBER NYAMUK
FAKTOR RISIKO PENULARAN
Jenis kontainer yang berpotensi menjadi tempat
perkembang biakan nyamuk Ae.aegypti
Epidemiologi
Pada tahun 1953 DBD pertama kali ditemukan
di Manila Filipina dan selanjutnya menyebar
ke berbagai negara. Pada tahun 1968 penyakit ini
pertama kali dilaporkan di Indonesia tepatnya
di Surabaya dengan total penderita 58 orang dengan
jumlah kematian 24 orang. Konfirmasi virologis baru
didapat pada tahun 1972. Sejak saat itu DBD terus
menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia
kecuali Timor-Timur. Puncak incidence rate tejadi pa
da tahun 1980 yaitu 13,45% per 100.000 penduduk.
Patogenesis
Gejala Klinis dan Derajat DBD
DD/DBD
Derajat
DD
DBD
Gejala dan Tanda
Demam disertai 2 atau lebih gejala berikut:
I
-
Nyeri kepala
-
Nyeri retro-orbital
-
Mialgia
-
Arthralgia/nyeri tulang
-
Ruam kulit
-
Manifestasi perdarahan : petekie, uji bendung positif, perdarahan mukosa,
-
hematemesis/melena
-
Tidak ada tanda kebocoran plasma
Demam dan manifestasi perdarahan (uji bendung positif), dan terdapat kebocoran
plasma
DBD
II
DBD#
III
DBD#
IV
Tatalaksana
• Prinsip utama penatalaksaan demam
dengue adalah terapi suportif karena
tidak ada terapi yang spesifik
• Asupan cairan pasien tetap dijaga,
terutama cairan oral. Suplemen cairan
melalui intravena dibutuhkan untuk
mencegah dehidrasi & hemokonsentrasi
yang bermakna bila cairan oral pasien
tidak dapat dipertahankan.
Terdapat protokol penatalaksanaan DBD
pada pasien DBD dewasa dengan kriteria
yaitu:
• Penatalaksanaan yang tepat dengan
rancangan tindakan yang dibuat atas
indikasi
• Praktis dalam pelaksanaannya
• Mempertimbangkan cost effectiveness
PRIORITAS MASALAH
No.
Daftar Masalah
1.
Perilaku hidup sehat menge
nai pengendalian vektor yan
g masih kurang
2.
3.
4.
I
P
S
T
SB
Mn
R
Mo
Ma
Jumlah
IxTxR
5
5
5
4
4
4
3
66,7
5
4
4
3
4
3
3
43,3
Kurangnya jumlah kader kes
ehatan desa tunjung lor
4
4
4
3
5
3
3
44
Tidak dilakukannya kegiatan
PJB (pemeriksaan jentik berk
ala) dan gerakan PSN (Pembe
rantasan sarang nyamuk) di d
esa tunjung lor.
4
4
4
3
4
2
2
32
Kurangnya penyuluhan tentan
g DBD yang dilakukan oleh p
etugas puskesmas kebawah
Kerangka Konsep (Fishbone)
Alternatif Pemecahan Masalah
• Penyuluhan kepada pasien dan keluarga
mengenai perilaku hidup sehat mengeni
pengendalian vektor nyamuk DBD.
• Pembagian leaflet mengenai bahaya DBD
.
Penentuan Alternatif Terpilih
Daftar Alternatif Jalan K
No.
eluar
Efektivitas
M
I
Efisiensi
V
C
Urutan P
MxIxV
rioritas
C
Masalah
1.
Penyuluhan kepada pasie 4
3
3
1
36
1
2
2
4
3
2
n dan keluarga mengenai
pengertian, penyebab, fak
tor risiko, tanda dan gejal
a, serta penanganan dan
pencegahan demam berd
arah dengue
2.
Pembagian leaflet mengena 3
i pencegahan DBD
• Pembinaan keluarga dilakukan di rumah
pasien dengan cara memberikan penyuluhan
dan edukasi pada pasien dan keluarga.
• Materi utama penyuluhan : pengertian,
penyebab, faktor risiko, tanda dan gejala,
risiko penularan, serta penanganan dan
pencegahan DBD.
• Sasaran dari pembinaan yang dilakukan adala
h pasien beserta anggota keluarga pasien yg
tinggal di rumah tersebut sebanyak 2 orang.
Kesimpulan
• Demam Berdarah Dengue merupakan salah
satu penyakit menular dan memiliki angka
kejadian yang tinggi.
• Salah satu yang terkena penyakit DBD
adalah Ny. M dengan keluhan demam
menggigil dan nyeri perut serta pusing.
• Kunjungan rumah (home visit ) ke rumah
pasien: masalah yang didapatkan adalah
perilaku hidup bersih terkait pengendalian
vektor nyamuk yang masih rendah.
• Penyebab diantaranya : pengetahuan masyarkat tentang
DBD yang masih rendah, kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan sekitar masih rendah, kurangnya kader
kesehatan, kurangnya penyuluhan kesehatan lingkungan,
tingkat ekonomi yang rendah, kerja sama lintas sektor
masih rendah.
• Pengetahuan masyarakat tentang DBD yang masih rendah
dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rendah
dan kebiasaan masyarakat yang sulit dirubah.
• Dari berbagai penyebab tersebut, dilakukan alternatif
pemecahan masalah melalui penyeluhan tentang penyakit
DBD yang dilakukan kepada pasien dan keluarga pasien.
SARAN
• Meningkatkan penyuluhan tentang DBD dan
pentingnya partisipasi dari seluruh
masyarakat dalam melaksanakan progran
PSN dan PJB kepada masyarakat oleh
puskesmas dan kader.
3M
Larvasiding
Ikanisasi
Obat Nyamuk Semprot
Obat Nyamuk Gosok
plus
Pencahayaan
Ventilasi
Kasa
Lampiran
Daftar Pustaka
•
•
•
•
•
•
•
•
•
WHO. Dengue and Prevention and Control of Dengue Haemorrhagic Fever. Regional
Office for South-East Asia: World Health Organization, 2011.
Wibisono, E. Kapita Selekta Kedokteran (IV). Jakarta Pusat: Media Aesculapius, 2014.
Nisa, W. D., Notoatmojo, H., & Rohmani, A. 2013. Karakteristik Demam Berdarah Den
gue pada Anak di Rumah Sakit Roemani Semarang. 1(2): 93–98, 2010.
Namvongsa et al. Differences in clinical features between children and adults with d
engue hemorrhagic fever/dengue shock syndrome. Department of Medicine Universi
ty of health sciences Thailand. 44(5): 772-779. 2013.
Sukohar, A. Demam Berdarah Dengue (DBD). Medula Unila. 2(2):1-15. 2014.
Palgunadi, B. U. Aedes Aegypti Sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue. U
niversitas Wijaya Kusuma Surabaya. 1, 7. 2011.
Candra, A. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko P
enularan. Aspirator. 2(2): 110–119. 2010.
Soedarmo, S. S. P. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis (II). Jakarta: Badan Penerbit IDA
I, 2012.
Suhendro. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (A. W. Sudoyo, Ed.) (V). Jakarta Pusat: Inte
rna Publishing, 2009.
Download