Uploaded by Fitri Zuhruhur

Word vertigo fix

advertisement
BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
LAPORAN KASUS
MEI 2019
VERTIGO
OLEH :
Aulia Fatimah Annisa, S.ked
PEMBIMBING:
dr. Wery Sompa, Sp.S
DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:
Nama
: Aulia Fatima Annisa, S.Ked.
NIM
:
Judul Laporan Kasus
: Vertigo
Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepaniteraan
klinik
pada
bagian
Neurologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Makassar,
Mei 2019
Pembimbing
(dr. Wery Sompa, Sp.S)
1
A. PENDAHULUAN
Gangguang Keseimbangan
dinyatakan sebagai pusing, rasa berputar-
putar, seponyongan, pening, rasa seperti melayang atau merasakan badan atau
dunia sekelilingnya berputar-putar dan berjungkir balik.1
Istilah kedokteran yang mecakup semua perasaan gangguan keseimbangan
ialah vertigo. Tiap jenis vertigo mempunyai segi-seginya yang khas. Vertigo dapat
dianggap sebagai suatu perasaan hilang keseimbangan, yang disebabkan karena
alat keseimbangan kedua belah sisi tidak dapat memelihara kesimbangan tubuh.1
Vertigo merupakan suatu sensasi berputar, pasien merasa bahwa dia
ataupun lingkungannya berputar. Seringkali vertigo terjadi dengan seketika,
kadang-kadang, dan ketika berat umumnya dubarengi dengan mual, muntah dan
jalan yeng terhuyung-huyung.2
Adapun penyebab dari vertigo diantaranya :
1. Vertigo vestibular
Vertigo merupakan suatu gejala,sederet penyebabnya antara lain akibat
kecelakaan,stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit
atau banyak aliran darah ke otak dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan
mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di
telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area
tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam
saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.
Secara spesifik, penyebab vertigo, adalah
2
a. Vertigo perifer disebabkan oleh Benign Paroxismal Positional Vertigo
(BPPV), Meniere’s Disease, neuritis vestibularis, oklusi arteri labirin,
labirhinitis,
obat
ototoksik,
autoimun,
tumor
nervus
VIII,
microvaskular compression, fistel perilimfe.
b. Vertigo sentral disebabkan oleh migren, CVD, tumor, epilepsi,
demielinisasi, degenerasi.
2. Vertigo non vestibular
Disebabkan oleh polineuropati, mielopati, artrosis servikalis, trauma leher, presinkop,
hipotensi ortostatik, hiperventilasi, tension headache, penyakit sistemik.6
Berikut ini Perbedaan dari Vertigo Perifer maupun sentral doantaranya :
Tampilan
Nistagmus
Vertigo Perifer
Vertigo sentral
Kombinasi horizontal dan
Murni vertical, horizontal
torsional; dihambat oleh fiksasi
atau torsiobak; tidak
dari mata ke suatu obyek;
dihambat oleh fiksasi mata
menghilang selama beberapa
ke suatu obyek; bias
hari; arahnya tidak berubah
berlangsung mingguan
dengan tatapan ketiap sisi
sampai bulanan; arahnya bias
berubah dengan tatapan kea
rah fase cepat dari nistagmus
Ketidakseimbangan
Mual,Muntah
Ringan sampai sedang; dapat
Berat; tidak dapat berdiri
berjalan
tegak atau berjalan
Bias berat
Bervariasi
3
Hilang pendengaran,
Sering
Jarang
Jarang
Sering
Lebih lama (sampai 20 detik)
Lebih singkat (sampai 5
Tinnitus
Simptom neurology
non auditori
Latency setelah
maneuver diagnostic
detik)2
provokatid
Adapun untuk mendiagnosisi pasien tersebut dilakukan langkah ;
Riwayat Penyakit :
1. Awitan, dan perjalanan dari symptom
2. Symptom dari dizziness dijelaskan oleh pasien sendiri.
3. Sub tipe dari dizziness
4. Terapi obat-obatan oleh pasien
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan awal mencakup pemeriksaan ortostatik, kardiovaskuler,
neurootologik, tajam penglihatan, hiperventilasi selama 2 menit, tes Romberg, tes
langkah tandem (tandem gait test) pemijatan sinus kortis, maneuver hallpike,
status kognitif, symptom depresi, dan ansietas.2
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan etiologi.
1.
Pemeriksaan laboratorium yang terdiri atas darah rutin dan urin, dan
pemeriksaan lain sesuai indikasi.
2.
Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).
4
3.
Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG),
Brainstem Auditory Evoked Potential (BAEP).
4.
Pencitraan CT-scan, arteriografi, magnetic resonance imaging (MRI).
Tatalaksana
Penatalaksanaan vertigo perifer maupun sentral tergantung dari penyebabnya.
Pada vertigo perifer :
Pengobatan yang paripurna dizziness tergantung penyakit dan atau
penyakit yang mendasarinya, sebaiknya secara multidisiplin dan
intedisiplin. Langkah penghentian obat atau penetusnya, dan atau segera
merujuk lebih lanjut ke ahli yang lain yang kompeten dibidangnya,
pengobatan simptomatik dapat menggunakan sedative (efek sementara).
Setiap pemberian medikasi pada usia lanjut harus dipertimbangkan untung
ruginya (memperhatikan efek samping, misalnya falls, bingung).
Apabila sebabnya vertigo perifer (BPPV) dapat diberikan
desensitasi dengan latihan gerakan khusus yang disebut senam vertigo.2
Beberapa teknik manuver telah dikembangkan untuk menangani BPPV
kanalis horizontal.
1. Barbeceau Manuver.
5
2. Log Roll maneuver
3.
Gufoni
4.
Forced Prolonged Position
Barbecue maneuver adalah manuver terapi yang paling banyak
digunakan para klinisi untuk BPPV kanalis horizontal tipe kanalolithiasis
maupun kupulolithiasis, namun sampai saat ini belum ditemukan laporan yang
membandingkan efektifitas masing-masing teknik.6,7 Penatalaksanaan BPPV
kanalis horizontal tipe kupulolithiasis sampai saat ini masih merupakan
tantangan tersendiri bagi para klinisi. Prinsip penatalaksanaan tipe
kupulolithiasis adalah melepaskan otokonia dari kupula, dan memasukkannya
6
kembali ke utrikulus. Hal ini dapat diketahui dengan berubahnya nistagmus
apogeotropik menjadi geotropik. Keberhasilan terapi di konfirmasi dengan
melakukan manuver provokasi ulang, jika masih terdapat gejala vertigo dan
nistagmus, maka manuver terapi diulang kembali. Umumnya pada manuver
provokasi yang ketiga, gejala vertigo dan nistagmus tidak muncul lagi.4
Adapun penatalaksanaan untuk vertigo sentral :
Medikamentosa
1. Antiedema serebri
2. Antagonis reseptor H-1
3. Benzodiazepin
Operatif
Tindakan operatif untuk kasus-kasus
1. Spondilosis servikalis bila ada penekanan pada arteria vertebralis
2. Tumor / perdarahan serebellum
3. Tumor serebello pontin
4. Tumor ventrikel IV
Rehabilitasi
7
B. LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. NS
Umur
: 57 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Jl. Gunung Lantimojong III No 59
Tanggal Pemeriksaan
: 26-April-2019
Tanggal MRS
: 26-April-2019
Rumah Sakit
: RS. PELAMONIA
No. CM
: 65.02.94
2. ANAMNESIS
a). Keluhan Utama
: Pusing berputar
1). Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang pasien perempuan berumur 57 tahun dibawa keluarganya ke RS
dengan keluhan pusing Seperti melayang-layang yang dirasakan sejak 4 hari yang
lalu hingga tadi subuh. Pasien merasa benda dihadapannya berputar. Kadangkala
Pasien merasa berputar seperti ingin jatuh. Pusing dirasakan terus menerus. Pasien
mengeluh merasa mual disertai muntah dengan frekuensi 4 kali dan berkeringat
dingin. Keluhan pusing melihat benda berputar dirasakan terus menerus sehingga
pasien memutuskan untuk datang kerumah sakit. . Pasien mengeluhkan timbul
suara berdengung. Nyeri kepala (+) sejak 2 minggu lalu dan tegang pada leher,
8
Riwayat hipertensi (+) DM (+) pingsang (-) As. Urat (+) Kolesterol (+) serta
riwayat trauma (-). BAB dan BAK dalam batas normal. Riwayat Pengobatan
Amlodipine 5 mg.
2). Riwayat Penyakit Dahulu
: Hipertensi (+) DM (+) Kolesterol (+) Asam
Urat (+)
3) Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal
4). Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan : Pasien adalah
seorang Ibu Rumah Tangga
5). Riwayat pengobatan: Pasien mengkonsumsi obat amlodipin
3. PEMERIKSAAN FISIK
a). Status Generalis :
Kesadaran
: GCS E4M6V5 (Compos mentis)
Tekanan darah : 140 / 80 mmHg
Nadi
: 90x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,0oC
Anemia
: Tidak ada
Sianosis
: Tidak ada
Ikterus
: Tidak ada
b). Status Internus :
Toraks
: Paru dan Jantung dalam batas normal
Abdomen
: Peristaltik (+). Normal, Nyeri tekan (-)
c). Status Psikiatri :
9
-
Perasaan hati
: Dalam batas normal
-
Perasaan berfikir : Dalam batas normal
-
Kecerdasan
: Dalam batas normal
-
Memori
: Baik
-
Psikomotor
: Tenang
d). Status Neurologis :
1). GCS
: E4M6V5
2). Kepala
:
-
Bentuk
: Normocephal
-
Penonjolan
: (-)
-
Posisi
: (-)
-
Pulsasi
: (-)
3). Leher :
-
Sikap
: Dalam batas normal
-
Pergerakan
: Dalam batas normal
-
Kaku kuduk
: (-)
4). Urat saraf cranial (Nervus Kranialis)
1) Nervus I (Nervus Olfaktorius) : Dalam batas normal
2) Nervus II (Nervus Optikus) :
-
Ketajaman Penglihatan : dbn / dbn
-
Lapangan Penglihatan : dbn / dbn
-
Melihat Warna
: dbn / dbn
10
-
Funduskopi
: dbn / dbn
3) Nervus III, IV, VI (Nervus Okulomotorius, Trokhlearis,
Abdusens) :



Celah kelopak mata
:
Kanan
Kiri
Ptosis
:
(-)
(-)
Exoftalmus
:
(-)
(-)
Nistagmus
:
(+)
(+)
Bentuk/ukuran
:
Bulat
Bulat
Isokor/anisokor
:
Isokor
Isokor
RL/RCL
:
(+)
(+)
Refleks konsensuil
:
(+)
(+)
Refleks akomodasi
:
(+)
(+)
:
(–)
(–)
Pupil :
Gerakan Bola mata
Paresis
4) Nervus V (Nervus Trigeminus) :

Sensibilitas wajah
: Dalam batas normal

Menggigit
: Dalam batas normal

Mengunyah
: Dalam batas normal

Refleks masseter
: Dalam batas normal

Refleks kornea
: Dalam batas normal
5) Nervus VII (Nervus Fasialis) :

Mengerutkan dahi
: Dalam batas normal
11

Menutup mata
: Dalam batas normal

Gerakan mimik
: Dalam batas normal

Bersiul
: Dalam batas normal

Pengecap 2/3 lidah depan
: Dalam batas normal
6) Nervus VIII (Nervus Vertibulokokhlearis) :

Suara berbisik
: Dalam batas normal

Tes Rinne
: Dalam batas normal

Tes Weber
: Dalam batas normal
7) Nervus XII (Nervus Glossofaringeus) :

Pengecap 1/3 lidah belakang : Dalam batas normal

Sensibilitas faring
: Dalam batas normal
8) Nervus X (Nervus Vagus) :

Arkus faring
: Dalam batas normal

Berbicara
: Dalam batas normal

Menelan
: Dalam batas normal

Nadi
: Reguler
9) Nervus XI (Nervus Aksesorius) :

Memalingkan kepala
: Dalam batas normal

Mengangkat dagu
: Dalam batas normal
10) Nervus XII (Nervus Hipoglossus) :

Pergerakan lidah
: Dalam batas normal

Tremor lidah
: (-)

Atrofi lidah
: (-)
12

Fasikulasi
: (-)

Artikulasi
: Dalam batas normal
5). Badan dan Anggota Gerak
1) Badan

Bentuk kol umna vertebralis

Pergerakan kolumna vertebralis : Tidak dievaluasi

Refleks kulit perut atas
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal/dalam batas
normal

Refleks kulit perut tengah
: Dalam batas normal/dalam batas
normal

Refleks kulit perut bawah

Refleks kremaster

Sensibilitas
-
Taktil : Dalam batas normal
-
Nyeri : Dalam batas normal
-
Suhu : Dalam batas normal
: Dalam batas normal
: Tidak dievaluasi
2) Anggota Gerak

P:

Motorik :
K:
T:
Refleks Fisiologik :
13
Biseps
: (+) / (+)
Triseps
: (+) / (+)
Radius
: tidak dievaluasi
Ulna
: tidak dievaluasi
KPR
: (+) / (+)
APR
: (+) / (+)

Refleks Patologik :
Hoffman – Tromner
: (-) / (-)
Babinski
: (-) / (-)
Chaddock
: (-) / (-)
Gordon
: (-) / (-)
Schaefer
: (-) / (-)
Oppenheim
: (-) / (-)

Klonus
: (-) / (-)

Tes Laseque
: (-) / (-)

Tes Patrick
: (-) / (-)

Tes Kontra-Patrick
: (-) / (-)

Tes Kernig
: (-) / (-)

Sensorik :
Sup(D)
Sup(S) Inf(D)
Inf(S)
Nyeri
: (N)
(N)
(N)
(N)
Suhu
: (N)
(N)
(N)
(N)
Raba
: (N)
(N)
(N)
(N)
14
Rasa sikap

: (N)
(N)
(N)
(N)
Diskriminasi : (N)
(N)
(N)
(N)
Koordinasi, Gait dan Keseimbangan :
Cara berjalan
Tes Romberg
: Tidak dievaluasi
: cenderung goyang ke arah kiri saat mata
terbuka.
Ataksia
: Positif (+) sulit untuk berjalan
Rebound phenomenon : Tidak dievaluasi
Dismetri


: Tidak ditemukan
Gerakan – gerakan abnormal :
Tremor
: (-)
Athetosis
: (-)
Mioklonus
: (-)
Khorea
: (-)
Otonom :
Miksi
: Lancar
Defekasi
: Baik
Ereksi
: Tidak dievaluasi
6). Fungsi Luhur
15

Memori
: Dalam batas normal

Fungsi Bahasa
: Dalam batas normal

Visuospasial
: Dalam batas normal

Praksia
: Dalam batas normal

Kalkulasi
: Dalam batas normal
a. Pemeriksaan Khusus (Dix-Hallpike)

Tidak dalam evaluasi.
4. ASSESSMENT (DIAGNOSIS KERJA)
Diagnosis Klinis
: Vertigo Central
Diagnosis Topis
: Vertigo Vestibular
Diagnosis Etiologis
: Infark Serebellum sinistra
5. PLANNING (RENCANA AWAL)
a). Terapi :
Non Farmakologis
 Tirah baring
Farmakologi
 IVFD RL 20 tetes / menit
 Vastigo 2x1 tab
 Inj Ranitidin Ap/12 jam/iv
 Inj Ketorolac Ap/12 jam/iv
b). Pemeriksaan Penunjang :
16
a) Pemeriksaan Laboratorium :
GDP
= 337 mg/dl
Kol.Total
= 236 mg/dl
Kol. HDL
= 54 mg/dl
Kol LDL
= 188 mg/dl
Trigleserida
= 142
Elektrolit
= Na 138,6 mmol/L
K 3,03 mmol/L
CL 101,2 mmol/L
Darah Rutin
= WBC 10,52
RBC 5,41
HB 13,7
PLT 379.000
b) Pemeriksaan Radiologi dan lain-lain :
CT Scan Kepala : Infark Cerebellum Sinistra dan Brain Atrofi
7. PROGNOSIS
1. Qua ad vitam
: Dubia ad bonam
2. Qua ad sanationem
: Dubia ad bonam
FOLLOW UP PASIEN
17
Tanggal
Anamnesis
Terapi
P/
26 April 2019 S/
Seorang pasien perempuan berumur 57 tahun
dibawa keluarganya ke RS dengan keluhan
pusing
Seperti
melayang-layang
yang
dirasakan sejak 4 hari yang lalu hingga tadi
subuh. Pasien merasa benda dihadapannya
berputar. Kadang Pasien merasa berputar
seperti ingin jatuh. Pusing dirasakan terus
menerus. Pasien mengeluh merasa mual
disertai muntah dengan frekuensi 4 kali dan
 IVFD RL 20 tetes /
menit
 Vastigo 2x1 tab
 Inj Ranitidin Ap/12
jam/iv
 Inj Ketorolac Ap/12
jam/iv
 Flunarizin 2x1
berkeringat dingin. Keluhan pusing melihat
benda berputar dirasakan terus menerus
EKG
sehingga pasien memutuskan untuk datang
GDS
kerumah sakit. . Pasien mengeluhkan timbul
suara berdengung. Nyeri kepala (+) sejak 2
minggu lalu dan tegang pada leher, Riwayat
hipertensi (+) DM (+) pingsang (-) As. Urat
(+) Kolesterol (+) serta riwayat trauma (-).
BAB dan BAK dalam batas normal. Riwayat
Pengobatan Amlodipine 5 mg.
O/ GCS E4M6V5
TD 140/90 mmHg
N 90x/m
P 20x/m
S 36 C
18

Motorik :
P:

K:
T:
Refleks Fisiologik :
Biseps
: (+) / (+)
Triseps
: (+) / (+)
Radius
: tidak dievaluasi
Ulna
: tidak dievaluasi
KPR
: (+) / (+)
APR
: (+) / (+)

Refleks Patologik (-)
A/ Vertigo berat
P/
27 April 2019 S/
Pusing berputar (+) pagi ini, Nyeri kepala (+)
Mual (+) Muntah (+)
 IVFD RL 20 tetes /
menit
 Vastigo 2x1 tab
O/ GCS E4M6V5
 Inj Ranitidin Ap/12
TD 160/100 mmHg
jam/iv
 Inj Ketorolac Ap/12
N 90x/m
jam/iv
P 22x/m
 Metformin 3x1
S 36 C
 Flunarizin 2x1

P:
Motorik :
K:
 Dimendhidrinat 2x1
T:
EKG
GDS 211 mg/dl
19

Refleks Fisiologik :
Biseps
: (+) / (+)
Triseps
: (+) / (+)
Radius
: tidak dievaluasi
Ulna
: tidak dievaluasi
KPR
: (+) / (+)
APR
: (+) / (+)

Refleks Patologik (-)
A/ Vertigo berat
28April 2019
P/
S/
Pusing berputar (+) pagi ini, Nyeri kepala (+)
Mual (+) Muntah (-)
 IVFD RL 20 tetes /
menit
 Vastigo
O/ GCS E4M6V5
2x1
tab
STOP
TD 160/100 mmHg
 Ganti dengan natrium
N 90x/m
diklofenat 3x1
 Inj Ranitidin Ap/12
P 22x/m
jam/iv
S 36 C
 Caps PDF 2x1

Motorik :
P:
K:
 Metformin 3x1
T:
 Flunarizin 2x1
 Dimendhidrinat 2x1

Refleks Fisiologik :
Biseps
: (+) / (+)
Triseps
: (+) / (+)
Radius
: tidak dievaluasi
20
Ulna
: tidak dievaluasi
KPR
: (+) / (+)
APR
: (+) / (+)

Refleks Patologik (-)
A/ Vertigo Vestibuler perifer
DM tipe II
P/
29 April 2019 S/
Pusing berputar (+) pagi ini, Nyeri kepala (+)
Mual (+) Muntah (+) 1x telinga kiri
berdengung (+), bibir mencong ke kiri (+)
 IVFD RL 20 tetes /
menit
 Vastigo
2x1
tab
STOP
Autonom : BAK : lancer BAB terakhir 2x
kemarin encer, ampas ada
 Ganti dengan natrium
diklofenat 3x1
 Inj Ranitidin Ap/12
O/ GCS E4M6V5
jam/iv
TD 200/100 mmHg
 Caps PDF 2x1
N 84x/m
 Metformin 3x1
S 36, C
 Flunarizin 2x1

 Dimendhidrinat 2x1
Motorik :
P:
K:
 Inj
4
T:
citicoline
500
mg/12 jam/iv
4
Rencana

Refleks Fisiologik :
Biseps
: (+) / (+)
Triseps
: (+) / (+)
Radius
: tidak dievaluasi
Ulna
: tidak dievaluasi
ct
scan
kepala hari ini
21
KPR
: (+) / (+)
APR
: (+) / (+)

Refleks Patologik (-)
A/ Vertigo vestibuler sentral
DM tipe II
Hemiparese sinistra tipika ec susp NHS
P/
30 April 2019 S/
Pusing berputar (+) pagi ini, Nyeri kepala (+)
Mual (+) Muntah (+) 1x telinga kiri
berdengung (+), bibir mencong ke kiri (+)
 IVFD RL 20 tetes /
menit
 Ganti dengan natrium
diklofenat 3x1
Autonom : BAK : lancer BAB terakhir 2x
kemarin encer, ampas ada
 Inj Ranitidin Ap/12
jam/iv
 Caps PDF 2x1
O/ GCS E4M6V5
 Metformin 3x1
TD 200/100 mmHg
 Flunarizin 2x1
N 84x/m
 Dimendhidrinat 2x1
S 36, C
 Inj

K:
500
mg/12 jam/iv
Motorik :
P:
citicoline
 Amlodipine 10 mg
4
T:
4
1x1
 Clopidogrel 1x1
 Inj lasix Ap iv extra

Refleks Fisiologik :
Biseps
: (+) / (+)
Triseps
: (+) / (+)
Radius
: tidak dievaluasi
 Vastigo 3x1
22
Ulna
: tidak dievaluasi
KPR
: (+) / (+)
APR
: (+) / (+)

Refleks Patologik (-)
A/ Vertigo Vestibuler sentral
DM tipe II
Hemiparese Sinistra Tipika ec Susp NHS
01 Mei 2019
S/
P/
Pusing berputar (+) pagi ini, Nyeri kepala (+)
O/ GCS E4M6V5
 IVFD RL 20 tetes /
menit
 Ganti dengan natrium
TD 180/90 mmHg
diklofenat 3x1
N 84x/m
 Inj Ranitidin Ap/12
S 36, C
jam/iv
Nn.Cr lain : parese N VII dan XII sinistra

 Metformin 3x1
Motorik :
P:
K:
 Caps PDF 2x1
 Flunarizin 2x1
4
T:
4
 Dimendhidrinat 2x1
 Inj
citicoline
500
mg/12 jam/iv

Refleks Fisiologik :
 Amlodipine 10 mg
Biseps
: (+) / (+)
Triseps
: (+) / (+)
 Clopidogrel 1x1
Radius
: tidak dievaluasi
 Inj lasix Ap iv extra
Ulna
: tidak dievaluasi
 Vastigo 3x1
KPR
: (+) / (+)
APR
: (+) / (+)

1x1
Refleks Patologik (-)
23
A/ Vertigo Vestibuler dan sentral
DM tipe II
Hemiparese Sinistra Tipika ec Susp NHS
02 Mei 2019
 P/ IVFD RL 20 tetes
S/
Pusing berputar (+) pagi ini, Nyeri kepala (+)
/ menit
 Ganti dengan natrium
Mual (+) Muntah (+) 1x
diklofenat 3x1
O/ GCS E4M6V5
 Inj Ranitidin Ap/12
TD 180/90 mmHg
jam/iv
 Caps PDF 2x1
N 84x/m
 Metformin 3x1
S 36, C
 Flunarizin 2x1
Nn.Cr lain : parese N VII dan XII sinistra

 Dimendhidrinat 2x1
 Inj
Motorik :
citicoline
500
mg/12 jam/iv
P:
K:
4
T:
4

Refleks Fisiologik :
Biseps
: (+) / (+)
Triseps
: (+) / (+)
Radius
: tidak dievaluasi
Ulna
: tidak dievaluasi
KPR
: (+) / (+)
APR
: (+) / (+)

 Amlodipine 10 mg
1x1
 Clopidogrel 1x1
 Inj lasix Ap iv extra
 Vastigo 3x1
Cek elektrolit dan DR dan
Profil lipid
Refleks Patologik (-)
A/ Vertigo Vestibuler dan sentral
DM tipe II
Hemiparese Sinistra Tipika ec Susp NHS
24
03 Mei 2019
P/
S/
Pusing berputar (+) pagi ini, Nyeri kepala (+)
Mual (+) Muntah (+) 1x
 IVFD RL 20 tetes /
menit
 Ganti dengan natrium
O/ GCS E4M6V5
diklofenat 3x1
TD 160/90 mmHg
 Inj Ranitidin Ap/12
N 84x/m
jam/iv
 Caps PDF 2x1
S 36, C
Nn.Cr lain : parese N VII dan XII sinistra

Motorik :
P:
K:
 Metformin 3x1
 Flunarizin 2x1
 Dimendhidrinat 2x1
4
T:
4
 Inj
citicoline
500
mg/12 jam/iv
 Amlodipine 10 mg

Refleks Fisiologik :
1x1
Biseps
: (+) / (+)
 Clopidogrel 1x1
Triseps
: (+) / (+)
 Inj lasix Ap iv extra
Radius
: tidak dievaluasi
 Vastigo 3x1
Ulna
: tidak dievaluasi
 KSR 600 mg 2x1
KPR
: (+) / (+)
APR
: (+) / (+)

Refleks Patologik (-)
A/ Vertigo Vestibuler dan sentral
DM tipe II
Hemiparese Sinistra Tipika ec Susp NHS
04 Mei 2019
S/
Pusing berputar (+) pagi ini, Nyeri kepala (+)
badan terasa bergetar
 IVFD RL 20 tetes /
menit
25
 Ganti dengan natrium
O/ GCS E4M6V5
diklofenat 3x1
TD 180/90 mmHg
 Inj Ranitidin Ap/12
N 84x/m
jam/iv
 Caps PDF 2x1
S 36, C
Nn.Cr lain : parese N VII dan XII sinistra

 Flunarizin 2x1
Motorik :
P:
K:
 Metformin 3x1
 Dimendhidrinat 2x1
4
T:
4
 Inj
citicoline
500
mg/12 jam/iv
 Amlodipine 10 mg

Refleks Fisiologik :
1x1
Biseps
: (+) / (+)
 Clopidogrel 1x1
Triseps
: (+) / (+)
 Inj lasix Ap iv extra
Radius
: tidak dievaluasi
 Vastigo 3x1
Ulna
: tidak dievaluasi
 KSR 600 mg 2x1
KPR
: (+) / (+)
APR
: (+) / (+)

Refleks Patologik (-)
A/ Vertigo Vestibuler dan sentral
DM tipe II
Hemiparese Sinistra Tipika ec Susp NHS
05 Mei 2019
S/
Pusing berputar (+) pagi ini, Nyeri kepala (+)
badan terasa bergetar, bibir mencong ke kiri,
badan lemah sebelah kiri
 IVFD RL 20 tetes /
menit
 Ganti dengan natrium
diklofenat 3x1
O/ GCS E4M6V5
TD 180/90 mmHg
 Inj Ranitidin Ap/12
jam/iv
26
N 84x/m
 Caps PDF 2x1
S 36, C
 Metformin 3x1
 Flunarizin 2x1
Nn.Cr lain : parese N VII dan XII sinistra

 Inj
Motorik :
P:
K:
 Dimendhidrinat 2x1
4
T:
4
citicoline
500
mg/12 jam/iv
 Amlodipine 10 mg
1x1

Refleks Fisiologik :
 Clopidogrel 1x1
Biseps
: (+) / (+)
 Inj lasix Ap iv extra
Triseps
: (+) / (+)
 Vastigo 3x1
Radius
: tidak dievaluasi
 KSR 600 mg 2x1
Ulna
: tidak dievaluasi
KPR
: (+) / (+)
APR
: (+) / (+)

Refleks Patologik (-)
A/ Vertigo Vestibuler dan sentral
DM tipe II
Hemiparese Sinistra Tipika ec Susp NHS
27
Laboratorium
GULA DARAH SEWAKTU
FOTO CT SCAN KEPALA
28
29
DARAH RUTIN
PROFIL LIPID DAN ELEKTROLIT
30
C. DISKUSI
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis
yang dilakukan terhadap pasien, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
vertigo vestibuler tipe Sentral.
Pasien dibawa ke RS dengan keluhan utama, yaitu pusing berputar melihat
objek berputar. Terkadang pasien juga merasa berputar seperti ingin jatuh.
Berdasarkan keluhan utama, kita dapat menyimpulkan bahwa pasien mengalami
vertigo. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa vertigo adalah
adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya
dimana pasien merasa ruangan sekitarnya atau dirinya berputar.
Vertigo dapat dianggap sebagai salah suatu perasaan hilang keseimbangan,
yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang disebut juga
Vertigo Vestibuler, atau disebabkan bukan oleh gangguan alat keseimbangan
yang disebut Vertigo Non vestibuler. Rasa berputar hebat yang dialami pasien,
lama timbulnya vertigo, hilang timbul, serta gejala penyerta lainnya, yaitu adanya
keringat dingin, dan muntah, Berdasarkan letak lesi, vertigo dapat dibedakan
menjadi vertigo sentral dan vertigo perifer.
Gejala
Vertigo vestibuler
Sifat vertigo
Rasa
berputar
Vertigo non vestibuler
(true
Melayang,
vertigo)
keseimbangan
Serangan
Episodik
Kontinu, konstan
Mual dan muntah
+
-
hilang
31
Gangguan
+/_
-
Gerakan kepala
Gerakan objek visual
pendengaran
Gerakan pencetus
Gambar 1. Perbedaan Vertigo vestibuler dan non vestibuler
Seorang pasien perempuan berumur 57 tahun dibawa keluarganya ke RS
dengan keluhan pusing Seperti melayang-layang yang dirasakan sejak 4 hari yang
lalu hingga tadi subuh. Pasien merasa benda dihadapannya berputar. Kadang
Pasien merasa berputar seperti ingin jatuh. Pusing dirasakan terus menerus. Pasien
mengeluh merasa mual disertai muntah dengan frekuensi 4 kali dan berkeringat
dingin. Keluhan pusing melihat benda berputar dirasakan terus menerus sehingga
pasien memutuskan untuk datang kerumah sakit. Nyeri kepala (+) sejak 2 minggu
lalu dan tegang pada leher, Riwayat hipertensi (+) DM (+) pingsang (-) As. Urat
(+) Kolesterol (+) serta riwayat trauma (-). BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat Pengobatan Amlodipine 5 mg. Semua data anamnesis ini mengarahkan
kita bahwa vertigo yang dialami pasien adalah vertigo tipe sentral. didapatkan
gejala dan tanda dari lesi sentral yang mungkin terjadi, seperti pada follow up
adanya kelemahan anggota gerak, rasa hilangnya sensasi anggota gerak, mulut
mencong, bicara pelo, kesadaran menurun tidak ditemukan pada pasien ini,
adanya hipertonus, reflex patologis tidak ditemukan pada pasien ini, dan tanda lesi
UMN lainnya.
Untuk memastikan penyebab vertigo, kita dapat melakukan pemeriksaan
neurologis sederhana, yaitu pemeriksaan nistagmus. Pada pasien ini, setelah
32
melakukan pemeriksaan nistagmus, didapatkan nistagmus horizontal pada kedua
mata (berubah/circuler). Hal tersebut menandakan kausa sentral.
GEJALA
TIPE SENTRAL
Keluhan
Pusing (tapi masih bisa Rasa mau gulingberaktifitas)
TIPE PERIFER
guling
(pusing
hebat)
Keringat dingin
+
+
Gejala lain
Minimal/tidak ada
Ada gejala lain
Nistagmus
Circuler/vertikal/berubah
Horizontal/rotator
Etiologi
Infark, tumor otak, radang Pada
otak, epilspsi
BPPV
labirin
:
(70%),
meniere, ototoxik,
labirintis pada saraf
vestibuler, neuritis
Gambar 2. Perbedaan Vertigo Sentral dan Perifer6
Dari anamnesis, Pasien mengeluhkan timbul suara berdengung. Tidak ada riwayat
demam sebelumnya, dan pada saat sakit pasien tidak mengalami demam, sehingga
kausa infeksi seperti Labirintitis akut dan Neuritis Vestibuler dapat disingkirkan.
Tidak ada riwayat trauma sebelum serangan vertigo, sehingga gangguan
keseimbangan akibat trauma dapat disingkirkan. Tidak didapatkan penggunaan
obat – obat ototoksik pada pasien, sehingga kausa obat – obatan dapat
disingkirkan.
33
Penyebab – penyebab tersering dari vertigo sentral , yaitu
iskemik
serebrovaskuler yang paling sering terjadi.2 dimana pada pasien ini didapatkan
hasil Pemeriksaan Ct scan yaitu Infark serebellum sinistra dan Brain Atrofi. Jadi
bias disimpulkan pasien ini memiliki syarat yang cukup untuk dikatakan vertigo
sentral.
Adapun pengobatan vertigo itu sendiri dengan menggunakan betahistine
(vastigo) pemberian obat dengan fungsi peningkatan aliran darah pada vertigo
lebih sering diberikan. Survey internasional menemukan bahwa betahistin lebih
banyak digunakan dalam pengobatan berbagai jenis vertigo. mekanisme efek
vertigolitik atau betahistin yang menaikkan aliran vena kranial.8 Pemberian
betahistin pada vertigo perifer dibandingkan dengan plasebo menunjukkan adanya
perbaikan yang signifikan terhadap frekuensi, intensitas, dan durasi serangan
vertigo perifer. Beberapa obat ditemukan memiliki aktivitas antivertigo.
Betahistin menyerupai histamin untuk terapi gangguan vaskuler dan vasomotor,
dipakai untuk pengobatan vertigo, motionsickness, dan gangguan vestibuler
sentral atau perifer.
Kesimpulan
Vertigo merupakan gejala dari berbagai kelainan, baik pada organ
pendengaran maupun otak (medulla, pons, dan serebelum), sehingga secara umum
dikelompokkan atas vertigo sentral dan perifer. Vertigo merupakan keluhan yang
dapat dijumpai dalam praktek, umumnya disebabkan oleh kelainan/gangguan
34
fungsi alat-alat keseimbangan, bisa alat dan saraf vestibuler, koordinasi gerak bola
mata (di batang otak) atau serebelar.
Penatalaksanaan berupa anamnesis yang teliti untuk mengungkapkan jenis
vertigo dan kemungkinan penyebabnya, terapi dapat menggunakan obat dan atau
manuver-manuver tertentu untuk melatih alat vestibuler dan atau menyingkirkan
otoconia ketempat yang stabil; selain pengobatan kaudal jika penyebabnya dapat
ditemukandan diobati. Sehingga dapat disimpulakan diagnosis pada penderita
meliputi:
Diagnosis Klinis
: Vertigo Central
Diagnosis Topis
: Vertigo Vestibular
Diagnosis Etiologis
: Infark Serebellum sinistra
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof DR.Mardojono Mahar ,Prof DR Priguna Sidharta. Neurologi Klinis
Dasar.2012.jakarta
2. Setiati S, Simadibrata KM,Idrus A,Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu Penyekit
Dalam.Interna Publishing.Jilid 1 Edisi V.2009.Jakarta
3. Sutarni Sri, Kusumastuti R. Sindroma Vertigo Sentral Sebagai Manefestasi
Klinis Stroke Vertebrobasiler Pada Pasien Pemfigus Vulgaris.Fakultas
Kedokteran Gadja Mada.Volume 03.Nomoe01.2018.Yogyakarta
36
4. Roza Y,Edward Y. Diagnosis dan Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional
Vertigo (BPPV) Horizontal berdasarkan Head Roll Test.Jurnal FK
Unand.Sumatera Barat.
5. Nafsiah Mboi. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. Jakarta:menkes RI; 2014. P.234-7.diakses pada tanggal 20-5-2017. Diakses
dari:https://www.labcito.co.id/wpcontent/uploads/2015/ref/ref/PMK_No_5_ttg_Pand
uan_Praktik_Klinis_Dokter_di_FASYANKES_Primer.pdf
6. Badrul M, 2015, Neurologi Dasar Jilid 2, Jakarta :Sagung Seto.
7.
Wahyudi, Kupiya Timbul.2012. Vertigo. Medical Departemen, PT Kalbe
Farma. Jakarta
8. Rizaldy Taslim Pinzon, Kristina Reny Indriawati. Dampak Penggunaan
Betahistin Mesilate terhadap perbaikan gejala vertigo perifer dirumah sakit
Bethesda Yogyakarta. Volume 02 Nomor 03.2017.
37
Download